⊹𝘽𝙖𝙘𝙠 𝙩𝙤 𝙁𝙞𝙜𝙝𝙩𝙞𝙣...

By kkyrayyn

10.5K 1.4K 70

╰┈➤ ❝「 𝘿𝙚𝙢𝙤𝙣 𝙎𝙡𝙖𝙮𝙚𝙧 𝘼𝙐 」❞ Semuanya telah berakhir, sekarang kami telah berhasil menaklukkan 'san... More

❝Prolog❞
Bab 1 : GF House
Bab 2 : Awal dari yang kedua
Bab 3 : Kecurigaan
Bab 4 : Kecurigaan #2
Bab 5 : Carol dan Krone
Bab 6 : Latihan m̶e̶l̶a̶r̶i̶k̶a̶n̶ ̶d̶i̶r̶i̶
Bab 7 : Kecurigaan #3
Bab 8 : Kebenaran yang terungkap
Bab 9 : "Bersekutu"
❝Perkenalan❞
Bab 10 : Jebakan yang kentara
Bab 11 : Hancurkan!
Bab 12 : Peninjauan
Bab 13 : Takkan membiarkanmu mati
Bab 14 : Ingatan masa lalu
Bab 15 : Sayōnara Norman
Bab 17 : Pembalasan Ray
Bab 18 : Eksekusi Rencana
Bab 19 : Kabur [S1 END]
Bab 20 : Hutan Sumpah
Bab 21 : Hal tak terduga
Bab 22 : Area B06-32
Bab 23 : Serangan mendadak
Bab 24 : Gadis dan Lelaki bertudung
Bab 25 : Lawan atau Kawan?
Bab 26 : Pemburu Iblis
【 Bab 27 】: Dua Dunia

Bab 16 : Kekosongan

229 44 0
By kkyrayyn

04/11/45

'Tidak ada.'

'Tidak ada.'

'Tidak ada.'

'Tidak ada.'

'Aku tahu, dia sudah pergi.'

'Tapi, mata dan telingaku masih terus mencarinya.'

'Norman tidak ada.'

'Kematiannya begitu berat bagiku...'

.
.
.
.
.

"Emma terlihat sangat sedih, ya." Kata Phil. "Aku belum pernah melihat Emma seperti itu."

"Benar," Ujar Don.

"Tidak hanya Emma, Lho." Ucap Lannion tiba-tiba.

"Ray juga. Dia terlihat sangat murung." Lanjut Thoma.

"Mereka berdua pasti sangat kesepian, ya..." -Phil.

"Yah, soalnya mereka bertiga akrab banget, sih.." -Thoma.

"Kasihan, ya.." -Lannion.

"..."

"..."

Skip..

"Apa yang ingin kau bicarakan denganku?" Tanya Ray dengan suara serak.

"Kita harus memutuskan apa yang akan kita lakukan mulai saat ini, 'kan?" Tanya Don balik. "Setelah ini, kita.."

"Aku nggak peduli."

"Eh..?"

"Sudah cukup, Aku enggak peduli.., Kita mati saja di sini."

"A-apa maksudmu?" Pekik Shinobu.

"Percuma saja. Di sekeliling ada jurang. Jembatannya hanya ada satu dan terhubung ke markas mereka.
Lagipula.. aku lelah.. Aku sudah lelah.."

"?!"

"Kalau begitu, ini bagaimana?" Tanya Emma menyodorkan alat yang dibuat Ray beberapa waktu yang lalu.

"Aku tidak butuh, buat kamu saja." Jawab Ray masih dengan kepala menunduk.
"Kalau ingin kabur, kabur saja! Aku takkan ikut. Maaf, ya, Emma."

"..ugh..." Emma berjalan meninggalkan ruang makan tempat mereka berkumpul. //Yah, dia ngambek. Hayoloh Ray, mampus kau.g

"Emma.." Panggil Gilda.

"E-emma, tunggu!" Panggil Mitsuri lagi.

"Emma.." Kyojurou bergumam memanggil nama Emma.

"..O-oi Ray, kau–"

"Maaf." Ray memotong perkataan Don. " Maafkan aku, Don, Gilda, Kyojurou, Shinobu, Mitsuri, Obanai, Muichirou, Genya, Gyomei.."

˚ ༘ ໊ 💌✨ ⋆·˚ ༘ *

Flashback On..

"Kalau begitu, apa yang bisa kau lakukan? Kamu tidak bisa apa-apa. Kamu tak bisa menyelamatkan siapapun. Kamu hanya bisa terus mengutuk kematian. Kamu akan selalu menderita, lho! Hidup dan jadilah Mama, Emma.

Kalau kau menerima keputus-asaanmu, kamu akan terbebas dari penderitaan. Perasaanmu akan menjadi lega."

"... Tidak mau, hanya itu yang tidak bisa kulakukan.."

"..."

"..baiklah. Kalau begitu, teruslah menderita sambil menunggu kematianmu. Aku dan peternakan ini takkan meloloskan kalian, kalian takkan bisa kabur. Sekali lagi, pikirkanlah baik-baik selagi ada waktu!"

Flashback Off.

Obanai menceritakan semua yang ia dengar saat kebetulan lewat depan pintu ruang kesehatan tadi malam.

"Kejam banget.. aku juga nggak sudi jika disuruh menjadi Mama!" Komentar Mitsuri.

"Aku juga," Ucap Gilda dan Shinobu mengangguk.

Muichirou melihat Emma terduduk dibawah pohon dengan wajah murung nan memerah. Dia tahu akhir-akhir ini Emma sering menangis semalaman.

'Kasihan, Emma..' Batinnya seolah bisa merasakan suasana hati Emma sekarang.

"Emma." Phil memeluk Emma. Dia sedih Emma tak seceria biasanya.

Ray juga sama, dia hanya menghabiskan waktu di perpustakaan.

"Kacau sudah.. selanjutnya gimana, dong?" Genya mengacak rambutnya frustasi."Emma jadi seperti itu, Ray juga putus asa.., Kita? Bagaimana dengan kita?!"

"Hey! Emma tak mungkin menyerah begitu saja!" Pekik Mitsuri.

"... ngomong-ngomong, situasi ini seperti.. saat kau telah tiada, Kyojurou." Bisik Shinobu. "Semua Hashira menjadi sangat sedih mendengar kabarnya."

"Hm, kalau dipikir-pikir, mereka juga bernasib sama seperti kita." Jawab Kyojurou.

"Apa? Apa maksudmu?" Tanya Don kebingungan. Seketika anak-anak Kisatsutai tersentak.

"Ah.. tidak! Tidak ada kok!" Ucap Kyojurou gugup.

"Emma dan Ray.. mereka jadi kayak orang lain. Apa dengan begini, kita masih bisa kabur?" Ucap Mitsuri mencoba kembali ke topik awal.

"Setiap hari begini terus, sepertinya mereka kena mental." Kata Muichirou.

"Takut pun nggak heran, ayo, kita tetap berjuang meski tidak ada yang memimpin." Kata Don.

"Iya." Jawab Semua anak.

"Heii! Teman-teman!!"

"?"

"Lho? Gyomei?" Panggil Don.

"Ara ara~ aku baru sadar kau tidak ada, Gyo– Hmp!" Kata-kata Shinobu terpotong karena Mitsuri membekap mulutnya.

"Hei! Shinobu! Gimana kalau kita malah dicurigai? Jangan ucapkan “Ara~ara” khas mu!" Bisik Mitsuri dengan nada panik.

"Ah! M-maaf, keceplosan." Jawabnya. 'Eh, tapi sepertinya enggak masalah, deh. Mungkin mereka sudah tahu aku suka berbicara seperti itu?'

"Shinobu! Aku baru sadar, dimana "Ara~ara" mu? Kupikir kau tak suka lagi dengan kata-kata khas-mu itu." Ujar Gilda.

'Nah, 'kan, benar dugaanku.' Batin Shinobu. "Eh! Enggak kok! Aku cuma lupa."

'Kok, tumben, lupa?' Pikir Don bertanya-tanya.

"Oh, ya, ada apa? Kok terburu-buru begitu?" Tanya Gilda pada Gyomei.

"Ini!" Dia menunjukkan sesuatu. Sebuah buku berwarna cokelat yang sudah usang dan agak berdebu.

"Buku apa itu?" Tanya Genya.
"Kau temukan dimana?" Tanya Obanai.

"Jangan di sini, lebih baik kita ke sana saja." Jawab Gyomei menunjuk jarinya ke hutan.

.
.
.
.
.

"Tadi, aku menemukan ini di ruang bermain anak-anak. Laci kabinetnya terbuka dan aku melihat ini." Jelas Gyomei. "Aku sudah melihatnya sekilas, dan..."

"“Dan” apa?" Beo Don.

"Ada yang menarik. Kalian lihatlah sendiri."

Gilda mengambil buku itu dan meletakkannya di atas rumput agar dia dan teman-temannya bisa melihatnya.

"Lho? Ini 'kan..."

"Album foto?" Kata Shinobu menebak.

"Ah, anak-anak di gambar ini bukan yang pernah kita lihat." Ucap Muichirou.

"Apa maksudmu, kau tidak kenal? Mereka adalah kakak-kakak kita terdahulu. Yang sekarang sudah.." Raut wajah Gilda menjadi agak sedih.

"Ooh," balas Muichirou dengan wajah datar.

'Astaga anak ini, sedari dulu tetap saja sikapnya tak berubah,' Batin Gilda dengan perempatan kecil di dahinya.

"Gambar-gambarnya kelihatan sudah usang dan berdebu, sepertinya ini sudah lama, ya?" -Genya.

"Mungkin saja." -Don.

"Hei! Coba liat ini!" Mitsuri menunjuk ke suatu foto. "Ini Anna dan Nat, 'kan? Lucu sekali!!"

"Wah, iya! Imutnya!" Gilda menjadi ceria melihatnya.

"Ini sewaktu mereka masih bayi, eh, sebentar, masa' Mama menyembunyikan album ini? Ini 'kan sangat berharga." Obanai bertanya-tanya.

"Iya 'kan? Sebagai kenang-kenangan." Mitsuri menimpali.

"Apa ini diambil dengan kamera milik Ray waktu itu?" Tanya Muichirou.

"Kurasa enggak. Kameranya mungkin punya Mama dan dia sendiri yang memotretnya." Sahut Kyojurou.

"Lihat! Ini kak Michelle dan kak Olivia!" Pekik Don.

"Michelle? Olivia?" Beo Shinobu.

"Jadi ingat, dulu Emma dan Norman dekat banget dengan kak Michelle dan kak Olivia." Jelas Gilda.

"EEEAAAHHH!! KAWAIIII!!!" Pekik Mitsuri sambil merona karena melihat foto Emma dan Norman sewaktu masih kecil. Semua anak Sweatdrop dengan tingkah Mitsuri, Gilda langsung membekap mulutnya agar tidak teriak lagi.

Saat semua asyik melihat foto-foto lama, tiba-tiba Shinobu terdiam melihat salah satu foto.
"Ada apa, Shinobu?" Tanya Mitsuri.

"I-ini.. foto ini.." Ucapnya sambil menunjuk ke salah satu foto.

"Eh..? Anak ini.." Genya juga ikut terdiam melihatnya.
Siapa anak yang dimaksud?

Seorang anak laki-laki yang sedang duduk di dahan pohon, dia memiliki rambut berwarna nila gradasi biru dan mata berwarna hijau zamrud..

"Ini.. Inosuke, benar?" Tutur Shinobu yang membuat semua anak tersentak kecuali Don dan Gilda.

"Benar, kok, ini kak Inosuke, dia sangat ceria dan bersemangat seperti kamu 'kan Don?" Ucap Gilda sambil menyenggol lengan Don.

"Yah, enggak salah sih, dia juga dekat dengan kak Zenitsu, 'kan?"

Anak-anak Kisatsutai terkejut kembali dengan wajah sangat bingung.

"Kak Nezuko, kak Kanao juga, ya. Aku ingat Mitsuri dan Shinobu juga akrab dengan mereka berdua." Ujar Gilda.

Shinobu langsung bangkit dan membalik-balik halaman buku dan mengamati setiap foto yang ia lihat. Sampai dia melihat foto sewaktu dirinya masih kecil dan seorang gadis yang duduk disampingnya, berambut hitam dikucir samping dengan pita berbentuk kupu-kupu yang sama, tapi warnanya berbeda.

"A-apa.. itu Kanao..?" Lirih Shinobu.

"Oh, iya. Pita kupu-kupu yang kamu pakai ini hadiah ulangtahun mu darinya. Bahkan tepat diberikan beberapa Minggu sebelum ia dikirim.." Jelas Gilda dengan senyum sedih. Itu membuat Shinobu membelalakkan mata dan perlahan netra ungunya mengeluarkan cairan bening dengan perasaan yang sangat sedih.

Anak-anak Kisatsutai juga kembali melihat foto-foto secara cepat. Dan mereka menemukan foto Mitsuri kecil yang digendong oleh seorang anak perempuan berambut cokelat kemerahan dengan pita kecil berwarna pink, juga Obanai kecil yang digendong anak lelaki berambut pirang di atas bahu.

"Kak Nezuko sangat cantik, ya, aku ingat dia pernah dijuluki “Princess of Grace Field House” oleh anak-anak GF." Ucap Gilda diangguki oleh Don.

"Kak Zenitsu juga disebut “Dandelion karena rambutnya yang unik, dan terkadang dia sering bertengkar dengan kak Inosuke." Ucap Don.

Anak-anak Kisatsutai kembali mencari-cari foto yang berhubungan dengan mereka dan menemukan foto.., seorang anak laki-laki dengan mata dan rambut berwarna merah maroon. Senyumnya begitu cerah. Dia juga punya luka bakar di dahi sebelah kanannya.

"Ta..n..ji..rou..?" Lirih Kyojurou.

"Ah! Aku ingat! Kyojurou, Muichirou, Mitsuri, Gyomei, kalian dulu yang menangis paling keras begitu kak Tanjirou akan pergi, 'kan?" Ucap Don yang membuat mereka perlahan-lahan meneteskan air matanya.

'Tidak! Tidak mungkin.., Nak Kamado!' Pekik Kyojurou dalam hati.

"Kalau enggak salah.." Gilda membolak-balikkan halaman buku, "Ini dia! Trio 11 dulu! Sebelum Emma, Norman, dan Ray!"

"Trio sebelas?" Beo anak-anak Kisatsutai.

Lagi-lagi mereka membelalakkan mata ketika melihat salah satu foto, seorang anak laki-laki berambut putih krim, anak laki-laki berambut hitam kebiruan, dan yang satunya lagi anak laki-laki berambut biru pastel. Mereka saling merangkul satu sama lain sambil tersenyum dan tertawa.

Para Kisatsutai itu terdiam dengan tubuh gemetar dan mata berkaca-kaca sembari terus melihat foto tersebut.

"Trio 11 sebelum Emma, Norman, dan Ray.., kak Sanemi, kak Giyuu, dan kak Tengen!" Seru Gilda.

Tepat setelah Gilda menyelesaikan kalimatnya, anak-anak Kisatsutai tiba-tiba menangis dan menjerit pelan. Gilda dan Don agak terkejut.
Akhirnya Gilda mengisyaratkan Don dan dirinya untuk pergi membiarkan mereka menangis.

"B-baru pertama kali.. aku melihat Tomioka-san, tersenyum seperti itu.." Shinobu tak berhenti menangis.

"A-aniki.." gumam Genya gemetaran.

"Tanjirou, Nezuko, Zenitsu, Inosuke, Kanao, Giyuu, Sanemi, Tengen.. mereka.. mereka ada di sini.. tapi..," Kata Kyojurou terbata-bata.

"Sekarang.. mereka sudah tidak ada lagi.. dimana pun di dunia ini.." sambung Mitsuri.

"B-bagaimana bisa?!" Ucap Genya setengah berteriak dan air matanya berlinang.

"Ini 'kan ketika kita masih kecil.. mereka juga menjadi anak tertua.. dan buktinya sekarang mereka tidak ada di GF House ini.." Sahut Obanai.

"Yang berarti.. mereka sudah.."

"..."

"..."

"..."

"... Ini seperti kebalikannya, ya, dulu kita yang meninggalkan mereka, sekarang mereka yang meninggalkan, kita.." Ucap Gyomei sambil menyatukan kedua telapak tangan mungilnya.

"Tapi kenapa.. kita baru menyadarinya?!" Pekik Muichirou.

"Kita saja yang tak terlalu peduli.." -Obanai.

"Kita peduli, lho! Kita mencari-cari keberadaan mereka, 'kan?!" -Mitsuri.

"Itu juga karena mereka terlahir kembali mungkin di umur 3 tahun lebih tua dari kita.." -Shinobu.

"Menyedihkan sekali.., aku gak sudi jika begini jadinya!" -Genya.

"Apa mereka dulu juga termasuk kualitas tinggi, jadinya mereka dikirim..?" -Muichirou.

"Bisa jadi.. atau pun Nezuko dan Kanao malah memilih menjadi Mama, tapi entah mereka berhasil atau gagal.." Shinobu memperhatikan tangannya. Ia membatin, 'Padahal waktu itu, akhirnya aku menggenggam tangan kak Kanae. Tapi dimana ia sekarang..?'

'Kak Yui..' Batin Muichirou yang rindu dengan saudara kembarnya.

"..."

"..."

"..."

"..."

"..."

"..."

"..."

"Tidak bisa begini.. meski begitu kita tak boleh menyerah! Kita akan membalas iblis-iblis yang membunuh mereka!" Pekik Kyojurou meski dia juga sama syok dengan teman-temannya.

"Iya.. kita juga harus bisa kabur secepatnya dari sini. Norman, Conny, dan anak-anak yang lain mengandalkan kita." Gyomei membenarkan.

"Hiks.. benar kata Gilda.. mereka sudah bahagia, bahagia di surga.." gumam Mitsuri yang bisa didengar teman-temannya. Mereka teringat perkataan Gilda saat terakhir kalinya bermain bersama Conny.

"Yah, kita tinggal bersiap dan menunggu sekitar 2 bulan lagi.."

.
.
.
.
.
.

TBC.




Yah sy tak pandai bikin
scene sedih🤩💔

25/11/2021

Continue Reading

You'll Also Like

85.7K 5.9K 26
"MOMMY?!!" "HEH! COWOK TULEN GINI DIPANGGIL MOMMY! ENAK AJA!" "MOMMY!" "OM!! INI ANAKNYA TOLONG DIBAWA BALIK 1YAA! MERESAHKAN BANGET!" Lapak BxB ⚠️ M...
492K 49.4K 38
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
83.3K 7.8K 21
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG
54K 7K 44
Cerita tentang perjodohan konyol antara christian dan chika. mereka saling mengenal tapi tidak akrab, bahkan mereka tidak saling sapa, jangankan sali...