MAS DUDA (SELESAIβœ”)

By RaniSit

4.6M 339K 16.5K

JANGAN LUPA FOLLOW AKUN SAYA. DAN CERITA INI SEDIKIT MENGANDUNG ADEGAN DEWASAπŸ”ž UPDATE SESUAI MOOD. Judul... More

PROLOG.
PART 01 πŸ’
PART 02 πŸ’
PART 03 πŸ’
PART 04πŸ’
PART 05 πŸ’
PART 06 πŸ’
PART 07πŸ’
PART 08 πŸ’
PART 09 πŸ’
PART 10πŸ’
PART 11 πŸ’
PART 12πŸ’
PART 13 πŸ’
PART 14 πŸ’
PART 15 πŸ’
PART 16πŸ’
PART 17 πŸ’
PART 19 πŸ’
PART 20πŸ’
PART 21πŸ’
PART 22 πŸ’
PART 23πŸ’
PART 24πŸ’
PART 25πŸ’
PART 26πŸ’
PART 27 πŸ’
PART 28πŸ’
PART 29πŸ’
PART 30πŸ’
PART 31πŸ’
PART 32πŸ’
PART 33πŸ’
PART 34πŸ’
PART 35πŸ’
ENDING πŸ’
SEQUEL ?

PART 18 πŸ’

102K 8.2K 378
By RaniSit

Arkan dan Melda saling pandang dengan senyum tipis-nya.

"Mah," Panggil Melvin karena tidak mendapat respon dari kedua orang tuannya.

"Aduhh Ana, kenapa kamu mau dengan duda anak satu ini?" Tiba-tiba saja Melda berujar demikian dengan menatap Melvin menggoda sedangkan Melvin hanya mendengus kesal.

Diana hanya tersenyum canggung. "Aku mencintai-nya tan- eh mah,"  Diana langsung memalingkan wajah-nya karena malu, sedangkan Melvin wajahnya sudah memerah karena salting.

Melda dan Arkan saling pandang lalu terkekeh geli. " Kalian seperti ABG saja," Ujar Melda dengan menatap keduanya dengan senyum menggoda.

"Apaansi Mah," Kesal Melvin.

"Alah kamu ini udah tua masih aja malu-malu," Ledek Arkan yang dapat decakan kesal dari Melvin.

"Udah-udah... Jadi, kalian akan langsung menikah?" Tanya Melda dengan menatap Melvin dan Diana serius.

Melvin mengangguk. "Iya, kami akan menikah bulan depan,"

"Kak!" Diana menatap Melvin meminta penjelasan. Bulan depan terlalu cepat menurut-nya, ia kira tahun depan paling cepat dan tepat.

"Inget kata Daddy, sayang. Lebih cepat lebih baik," Jawab Melvin dengan tersenyum miring kearah Diana, dan lagi-lagi Diana hanya pasrah.

"Daniel setuju?" Tanya Arkan.

"Iya, bahkan dia meminta agar pernikahan ini lebih cepat." Balas Melvin.

"Baguslah, mamah juga pengen cepet-cepet gendong cucu lagi." Ujar Melda dengan antusias.

Wajah Diana langsung memerah mendengar ucapan Melda sedangkan Melvin ia malah senyum-senyum tidak jelas, seketika pikiran-nya mengingat kejadian dimana ia melakukan hal luar biasa yang ia dan Diana lakukan.

"Kenapa kamu senyum-senyum?" Tanya Arkan saat tidak sengaja melihat anak-nya yang tersenyum tidak jelas.

Diana beralih menatap Melvin begitupun dengan Melda.

"Gak," Melvin langsung merubah wajahnya kembali datar.

"Mikir apa?!" Bisik Diana ditelinga Melvin.

"Mikirin kamu," Balas Melvin tanpa menatap Diana.

Blus

Sial! Lagi-lagi pipi Diana memerah.

"Undaa, pen puyang!" Ucap Alvan setelah sekian lama berdiam karena tengah pokus bermain game di handphone Diana.

"Kok pulang?" Melda berucap dengan menatap sang Cucu.

"Aaa unda pen puyang!" Alvan merangkak mendekati Diana lalu ia duduk dipangkuan wanita tercintanya.

"Iya-iya kita pulang," Balas Diana dengan mengelus rambut Alvan.

"Kalian gak nginep?" Tanya Melda, ia sangat berharap jika mereka menginap disini.

"Nggak Mah, lain kali." Balas Melvin.

"Percepat pernikahan kalian, apalagi Ana sering menginap dirumah mu Vin. Papah hanya tidak ingin orang-orang berpikir buruk tentang kalian." Ujar Arkan dengan menatap keduanya serius.

"Pasti," Balas Melvin dengan menggenggam tangan Diana.

"Kak, malam ini aku gak nginep aja deh," Ucap Diana, ia tidak ingin citra keluarga-nya dan Melvin jadi buruk akibat ia sering berada dirumah Melvin.

"No! Kamu harus bermalam," Balas Melvin tidak ingin terbantahkan.

"Baiklah,"

"Jangan tidur bareng!" Peringat Arkan.

"Pah!" Melvin tidak terima dengan keputusan Papah-nya.

"Apa?"

"Udah Kak, bener kata Papah kita tidak boleh satu kamar dulu karena belum Sah." Sahut Diana.

Melvin mendengus. "Hm."

__

Brak!

Srak!

"Anjing," Seorang pemuda dengan perawakan tampan melempar semua barang yang berada didekatnya dengan penuh emosi.

"Gak! Ana cuma milikku!" Gumam pria itu dengan menatap kearah depan.

"Aku yakin Ana masih mencintaiku!"

"Arghhh Anjing!"

Prang!

Pria itu kembali mengamuk dan melempari barang-barang yang tidak bersalah.

Pria itu emosi ketika mendengar gadis yang sangat dicintai-nya tengah dekat dengan lelaki lain.

Pria itu merogoh saku-nya untuk mengambil handphone.

"Atur keberangkatan saya besok ke Indonesia!"

"Maaf tuan bukannya anda ke Indonesia setelah wisuda?" Balas-nya.

"Lakukan apa yang saya suruh!" Ucap pria itu dengan nada dingin.

"B-baik tuan," Jawab pria yang berada di sebrang telepon dengan gugup.

Tut!

Pria itu langsung memutuskan sabungan-nya.

"Tunggu aku, sayang."

__

"Huh," Diana menghela napasnya lelah, ia baru saja menidurkan Alvan dan sekarang ia akan keruangan Melvin atas perintah-nya. Tapi sebelum itu Diana membuatkan kopi untuk pria yang sebentar lagi akan menjadi suami-nya.

"Ck kok Akhir-akhir ini Revan tidak mengirimku pesan?" Gumam Diana.

"Dasar, pasti dia sedang bersenang-senang dengan gadis pujaan-nya." Kesal Diana, bukan cemburu hanya saja ia tidak suka jika Revan melupakan-nya.

"Lihat saja aku akan mengirim undangan pernikahanku kepadanya. Dia pasti terkejut dan tidak terima karena aku mendahului-nya. Hahaha," Diana tertawa kecil ia jadi tidak sabar dengan reaksi Revan saat dia tau jika dirinya akan menikah.

Ting tong...

"Siapa yang bertamu malam-malam begini?" Tanya Diana, lalu ia memutuskan untuk membuka pintu Mansion karena ia yakin jika para maid tengah istirahat karena waktu sudah menunjukkan tengah malam.

Ceklek.

Diana memantung melihat orang yang berada didepannya. "Mona?"

"Hai, nyonya Diana." Sapa Mona dengan tersenyum ramah.

"Ngapain?" Tanya Diana.

"Saya tidak menyangka jika yang membuka pintu Nyonya, tidak sesuai rencana." Jawab Mona.

"Semua orang sudah tidur, dan kebetulan saya berada didapur," Diana berucap dengan mempersilahkan Mona masuk, ia pikir mungkin ada barang wanita itu yang tertinggal.

"Makasih, anda sangat baik." Mona masuk kedalam.

"Nyon--"

"Kamu tidak perlu memanggilku Nyonya, panggil saja Ana." Potong Diana.

"Baiklah. Ana, aku hanya ingin meminta maaf," Mona menundukkan kepalanya.

"Untuk?"

"Semua kesalahanku," Mona langsung menatap Diana.

Diana tersenyum tipis. "Aku sudah memaafkanmu," Balasnya.

"Termasuk hari ini," Ujar Mona dengan tersenyum miring kearah Diana.

"M-mon?!" Kaget Diana saat Mona mengeluarkan pisau dari tas-nya.

"Mona, jangan gila!" Bentak Diana.

"Saya memang gila karena cinta saya terhadap tuan Melvin. Jika saya tidak bisa mendapatkan beliau anda juga tidak!" Mona berjalan mendekat kearah Diana.

Diana mundur ia bingung harus berbuat apa. Jika ia lari ia takut Mona akan melempar pisau-nya.

"Mon,"

Mona mengangkat pisau-nya tinggi-tinggi. Dan... Bles!

"Akhhhh S-sakittt..."
___

Kukira Mona tobat;v

raniiii_999
Saling follow yuk;v

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 27.9K 62
Punya sugar Daddy karena mau duit❎ Punya sugar Daddy karena gabutβœ… Ya zella zelika Adromeda, seorang gadis berusia 19 tahun itu menjadi sugar baby do...
1.4M 116K 143
"You do not speak English?" (Kamu tidak bisa bahasa Inggris?) Tanya pria bule itu. "Ini dia bilang apa lagi??" Batin Ruby. "I...i...i...love you" uca...
22.2K 1.8K 25
|Note: sebagian chapter di private, silahkan follow sebelum berselancar di cerita ini| ________ Alano Prasetya cowok tampan idaman seluruh siswi SMA...
3.3M 38.7K 9
Tersedia di Karyakarsa, judul tetap sama. Nikmati langganan satu bulan hanya dengan 20k ------- Eiden Maxwell, seorang CEO sebuah perusahaan yang sed...