Apa ekspresi kalian pas baca?
Makasihh yaa 800+ pembaca dan 200+ vote !!
Diharapkan membudidayakan vote dan komentar yaa biar ga lupa ☺
Ayo share cerita ini ke temen-temen kalian semua.. Kalau di sosmed tag aku ya @coretan.vira & @viraa.as 🙏🙏
Selamat membaca ❤
•••
"Mungkin dulu aku takut pada kematian, namun sekarang aku ingin kematian itu datang menjemputku"
-Dazeus Dirgenta-
"Hera?"
Cengkraman Zeus pada kerah Marco terlepas begitu saja, dan dengan cepat Marco tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut.
Cowok itu melayangkan tinjunya tepat pada rahang Zeus. Hera yang melihat kejadian itu tentu saja terkejut, tanpa berpikir panjang gadis itu berlari kearahnya.
"Lo pikir lo keren begitu?!" bentak Hera pada Marco membuat cowok itu sedikit terkejut dengan keberanian Hera.
"Berani juga lo,"
"Ya ngapain juga gue takut? Sama-sama makan nasi juga." jawab Hera sedikit sewot sementara Zeus menatap Marco was-was takut lelaki itu melalukan sesuatu pada Hera.
Marco berdecih kemudian tersenyum miring. "Lo menarik, gue suka."
"Bangsat!!" Zeus langsung menendang perut Marco membuat lekaki itu terhuyung jatuh, Hera tersentak.
"Pergi sebelum gue abisin lo semua," ancam Zeus tak main-main.
"Lo pikir gue takut?"
"Jadi sekarang ketua Keivazro punya kelemahan?" seru Tio dengan tatapan mengejek. Tangan Zeus terkepal kuat menahan amarahnya.
Bejo terkekeh, "Lo iri ya gak laku? Tolong ya, muka lo itu kayak upil Panji bahkan lebih jelek pantes gak laku," ucap Bejo yang di susul tawa oleh anak Keivazro lainnya.
"Sial." desis Marco yang siap untuk melayangkan tinjunya lagi namun sayangnya terdengar suara mobil polisi.
Mereka semua langsung ketar-ketir untuk berlarian kearah motor mereka.
"KABUR-KABUR!! CABUT BURU!!" komando Marco pada anggota Wilder yang lain. Mereka semua langsung dengan cepat menaiki motor mereka dan melenggang pergi begitu saja.
"AYO LO PADA NGAPAIN DIEM?! LARI BEGO!!" teriak Chico karena melihat anak-anak Keivazro yang hanya terdiam bodoh menatapi kepergian geng Wilder.
Mendengar teriakan Chico sontak mereka semua langsung berlari kearah motor masing-masing sebelum polisi datang mendekat, tetapi aktivitas mereka terhenti ketika mendengar suara gelak tawa yang datang dari seseorang.
"Nice Zel. Liat tuh semua pada kabur!" celutuk Bintang sambil tertawa bersama Hazel.
Ternyata suara mobil polisi itu datang dari suara ponsel milik Hazel yang sengaja gadis itu setel.
Chico, Panji dan anak Keivazro lain menatapnya tidak percaya, karena terkena prank.
"Jadi ulah kalian?! Wahh gila. Gue udah jantungan," ucap Panji seraya memegang dadanya dramatis.
"Lo pada ngapain disini?!" cetus Ezra tajam dengan tatapan tak suka, bukan karena Ia kesal merasa di permainkan tetapi Ia khawatir dengan Bintang yang datang ke markas mereka tanpa pengawasan.
"Kok lo jadi marah ke gue sih? Lagian kita mau temenin Hera buat kasih baju ke Zeus." jawab Bintang tak kalah sewot.
Hal ini sudah biasa bagi mereka berdua sedari kecil. Ezra yang benci bantahan dan Bintang yang keras kepala, membuat mereka selalu beradu pikirian yang tak sejalan.
"Udah tau lagi berantem ya lo pada pikir pake otak. Kalau mereka incer kalian gimana?!" bentak Ezra tersulut emosi. Panji menarik tangan laki-laki itu agar mengalah namun Ezra tetaplah Ezra yang tak mau kalah.
"Ezra! Kok jadi marahin Bintang sih?" sahut Hazel tak terima.
"Masih bagus kita tolongin kalian," jawab Bintang.
"Kita gak pernah minta bantuan lo pada." balas Ezra. Zeus menarik pundak Ezra agar cowok itu menjauh dari cewek-cewek karena nanti takut Ezra kelepasan dengan mereka.
Zeus mengerti saat ini kemarahan Ezra belum mereda akibat pertengkaran tadi. Bintang mendengus kesal.
"Kalian ngapain kesini?" tanya Zeus dengan wajah tenangnya.
"Sebelumnya maaf. Gue cuma mau balikin kemeja lo kemarin itu takut lupa," jawab Hera yang menunduk takut.
Zeus mengulurkan tangannya. "Mana?"
Hera segera memberikan kemeja itu pada Zeus, "Udahkan?"
"Udah,"
"Lo ngerti bahayakan? Kenapa gak besok aja? Harus banget sekarang," ucap Zeus dengan wajah seriusnya.
Hera menunduk takut. Meskipun suara cowok itu terdengar tenang tetapi tak bisa dipungkiri bahwa tatapan Zeus seakan ingin memakannya hidup-hidup.
"Lo tau gak sih?"
Hera dengan perlahan mengangkat kepalanya kemudian menatap Zeus yang sedang menatapnya lekat
"Lo tuh suka cari gara-gara buat ikut terlibat kedalam hidup gue?" kata Zeus yang tidak Hera mengerti maksudnya.
"Maksud lo?"
"Dengan lo begini, mereka semakin yakin kalau lo itu cewek gue,"
Hazel dan Bintang saling menatap satu sama lain. Ini mereka yang tertinggal berita atau memang mereka yang kurang up to date.
Hera menelan salivanya sulit. Seketika Ia baru menyesal dan meruntuki dirinya sendiri karena berani-beraninya ikut campur urusan geng motor.
"Maaf. Terus gue harus apa?" cicit Hera pelan sementara Zeus berdengus kasar.
"Gampang banget lo tanya begitu? Lo yang berulah tapi lo yang tanya gue penyelesaiannya,"
"Hazel! Sini lo." panggil Ardes. Hazel terkejut mendengar Ardes menyebut namanya untuk pertama kalinya. Ia tersenyum senang.
Tanpa menunggu lama lagi Ia segera berlari kecil kearah Ardes, membuat rambut kuncir duanya itu bergoyang kesana-kemari dengan lucunya.
"Ada apa Ardesayang?" tanya Hazel dengan antusias.
Ardes tidak menyahutinya dan memilih diam, lelaki es batu itu memanggilnya agar Hazel tidak ikut campur urusan Zeus dan Hera. Karena Ardes tahu jika Hazel mempunyai tingkat rasa penasaran yang tinggi.
"Terus gue harus apa dong? Tadi gue refleks samperin lo. S-soalnya..." Hera sengaja menggantung ucapannya karena tak yakin. Matanya menerjap beberapa kali, sementara Zeus menunggu kelanjutan ucapan gadis itu.
"S-soalnya gue gak suka liat orang di pukulin!!" lanjut Hera akhirnya, sebenarnya bukan seperti itu. Hera hanya khawatir jika nanti wajah Zeus terluka atau lebih parahnya lagi patah tulang.
Mendengar ucapan Bintang tentang Gerald yang hidungnya patah membuat Hera menjadi takut sendiri.
Zeus mengangkat sebelah alisnya, "Gitu doang?"
Hera mengangguk singkat.
"Pulang sekarang."
"Pulang? Sama siapa?" tanya Hera bingung.
"Sama siapa aja. Disini ada banyak orang yang pake motor tinggal pilih aja" jawab Zeus acuh.
"Maksud lo?"
"Ck, lo pinter tapi lemot." ejek Zeus membuat Hera melotot kemudian memukul lengan cowok itu tanpa sadar.
Zeus menatap Hera dengan tatapan dinginnya sementara Hera yang tersadar menjadi gelagapan sendiri.
"Sorry-sorry, kelepasan tadi."
Zeus mengangkat bahunya asal kemudian menaiki motor sambil memakai helmnya.
"Katanya mau pulang!!" teriak Hera membuat langkah Zeus terhenti.
"Lo yang pulang. Bukan gue,"
"Kata lo suruh pilih," sahut Hera mengingatkan ucapan Zeus yang tadi.
"Terus?"
"Gue.. Pilih lo."
Mendengar jawaban Hera membuat bibir Zeus terangkat di balik helm full facenya. Zeus menyalakan motornya. "Mau naik gak? Kalau gak gue tinggal."
Hera memutar bola matanya malas, lelaki itu memang sangat menyebalkan. Dengan langkah malas Hera berjalan kearah motor ducati hitam milik Zeus itu.
Dengan bantuan pijakan dan bahu Zeus akhirnya Hera pun bisa duduk di atas motor itu.
"WES!! UDAH LAKU AJA BOS!" teriak Panji menggoda Zeus dan Hera.
"GIMANA PERASAAN LO HER BISA DI BONCENG PAKETU KAIVAZRO?! JARANG-JARANG DIA BAWA CEWEK LOH!" sahut Bejo tak kalah nyaring.
Ezra cekikikan melihat teman-temannya menggodai ketua mereka itu. Zeus terlihat biasa saja justru Hera lah yang kini wajahnya merah padam.
"HERA HATI-HATI YA!! JANGAN LUPA PELUK EH PEGANGAN MAKSUDNYA!!" seru Hazel dengan suara toa nya yang menyakiti telinga Ardes. Lelaki itu pas berdiri di sampingnya.
"Bacot banget sih!" ketus Ardes.
"Ardesayang anterin Hazel pulang ya?"
"Lo pikir gue tukang ojek?!"
"Kalau ojeknya kayak kamu, Hazel siap di bawa kemana-mana kok," balas Hazel dengan cengirannya yang selalu manis.
"Alergi gue deket lo." Ardes meninggalkan Hazel yang masih berdiri dengan wajah di tekuknya.
"Ardes jahat!! Tapi Hazel sayang,"
"Gue duluan," pamit Zeus pada anak Keivazro lainnya.
"SIAP BOS. HATI-HATI, HER PELUKAN TUH MODUS DIKIT!!" teriak Chico yang semakin menjadi. Hera sedari tadi hanya menunduk menahan malu.
°°°
Hera sedang mengeringkan rambutnya yang masih basah. Ia baru saja selesai mandi setelah menyelesaikan tugas-tugasnya untuk besok.
Hera tersenyum mengingat setiap perlakuan Zeus padanya. Entah mengapa lelaki itu terkesan tak peduli padahal perhatian.
Hera belum terlalu mengenalnya karena jujur Ia merasa bahwa ada tembok besar yang mengalanginya dengan Zeus. Cowok itu dengan segala misteriusnya yang membuat Hera semakin dilanda rasa penasaran.
Terdengar suara notifikasi dari ponselnya pertanda ada pesan yang masuk. Hera langsung mengecek siapa yang mengirim pesan tersebut.
Seketika bagaikan bumi yang bergoncang, hati Hera seakan gempa melihat nama yang tertera di sana.
Dazeus Dirgenta : Hera.
Dazeus Dirgenta : lo lagi apa?
Hera membulatkan matanya. Untuk apa lelaki itu mengirim pesan di tengah malam begini? Jari Hera menari di atas keyboard untuk menjawab pesan dari Zeus.
Hera Asterla : Ya? Kenapa?
Dazeus Dirgenta : Gapapa, tadi lo khawatir ya?
Hera menahan napasnya kali ini, mengapa tiba-tiba Zeus bertingkah seperti ini? Apa ketika pulang dari rumah Hera, lelaki itu terpentok tiang listrik sehingga jadi gesrek?
Hera Asterla : Apaan sih, ya nggak lah.
Dazeus Dirgenta : Tadi lo lucu.
Hera Asterla : Maksud lo?
Dazeus Dirgenta : manis.
Tunggu !! Ini Zeus lagi kenapa sih? Apa dia kerasukan setan? Gak mungkin juga. Masalahnya yang jadi korban hati Hera sekarang.
Hera Asterla : lo gak knp-knp kan?
Dazeus Dirgenta : Nggak papa, Hera.
Hera Asterla : terus kok lo aneh sih?
Dazeus Dirgenta : emang gak boleh?
Tuhan. Tolong selamatkan jantung Hera.
Hera Asterla : lo mabok ya? Blm tidur?
Dazeus Dirgenta : lagi gak?
Hera Asterla : lagi apa?
Dazeus Dirgenta : lagi mikirin lo.
Dazeus Dirgenta : boleh vidcall?
Mata Hera semakin terbelak besar, ada apa dengan cowok itu? Sepertinya jantung Hera sedang tidak aman sekarang.
Hera Asterla : hm.. Terserah.
Dazeus Dirgenta : sorry
Hera Asterla : sorry kenapa?
Dazeus Dirgenta : Di bajak sama Panci, gue tadi abis mandi.
Saat itu juga. Detik itu juga. Rasanya.. Banyak ucapan kasar yang ingin Hera keluarkan. Demi siluman buto Ijo sekarang wajah Hera merah padam.
Bukan karena tersipu malu namun rasanya ini lebih dari sekedar itu, Ia ingin meledak sekarang.
"ZEUS KAMPRET!! AWAS LO YA, UNTUNG GANTENG!! AAAA MAU GUE REMES MUKANYA RASANYAA!! JANGAN BAPER DASAR HERA BEGO!! "
°°°°
TBC
GiMANA PART INI??
MAAP YAA AKU UP TELAT BGT 🙏
Aku sibuk hari inii 😭
Jujurr hari ini aku lagi gak enak bgt buat nulis tpi kasian kalian.. Aku takut ga nge-feel part ini soalnya lg buntu aja..
Ngefeel gak? Kebawa perasaannya gak sih 😭😭😭
Makasih yg selalu nunggu..
SATU KATA UNTUK ZEUS?
SATU KATA UNTUK HERA?
ATAU ADA PESAN KETOKOH LAIN?
ARDES?
HAZEL?
EZRA?
BINTANG?
PANJI?
SEBUTIN AJA SMUA !!
Apa sih yang memikat kalian sama cerita ini? Komen yaaa..
Wajib follow !! Buat info update" Nihh..
@coretan.vira
@viraa.as
Follow juga anak-anak aku yaa!!
@keivazro
@dirgentazeus
@heraasterla
@ardes.delvian
@ni_ezraa
@hazelpriyanka
@panjisayangkamu
@bejoanakbunda
@chic_osebastian
SEEE U NEXT PART!!