Bagian ini sudah selesai direvisi.
_____
"Hadiah? Tidak perlu Papa, bukankah Papa sudah memberikannya?" ucap Syina.
"Aku ingin memberikannya lagi," ucap Kaisar sambil tersenyum pada Syina.
"Bawakan kemari," ucap Kaisar.
Pandangan semua orang tertuju ke arah seorang pelayan yang datang.
Kira-kira hadiah apa yang Kaisar berikan ya? Aku penasaran.
...
Pelayan itu membuka penutup barang yang ia bawa. Ternyata itu sebuah tongkat.
Tongkat itu...
"Papa? Itu tongkat sihir yang pernah Papa ceritakan?" tanya Syina. Kaisar Edgar mengangguk.
Jadi hari ini Syina mendapatkan tongkat itu.
Tongkat yang selalu menemani Syina di dalam cerita. Tongkat peninggalan Permaisuri.
Sebenarnya untuk menggunakan kekuatanya, seseorang tidak perlu menggunakan tongkat. Tongkat biasanya digunakan untuk orang yang sulit mengontrol kekuatan atau yang kekuatannya tidak terlalu kuat.
Tongkat sihir memiliki banyak model dan bisa disesuaikan dengan pemiliknya, karena itulah ada yang memakai tongkat itu untuk gaya saja. Semakin hari juga nanti tongkat sihir semakin populer untuk anak-anak remaja. Bahkan dalam cerita, aku ingat di masa depan akan berkembang bisnis untuk aksesoris tongkat sihir.
Aku bisa menjadikan itu peluang! Ya! Apalagi aku suka aksesoris. Hehehehe
Pikiranku malah melayang. Aku jadi punya keinginan untuk menjadi pioneer usaha aksesoris tongkat sihir. Apalagi aku suka desain.
"Cobalah," ucap Kaisar. Syina kemudian menghampiri pelayan itu kemudian mengambil tongkatnya.
Tongkat itu spesial karena terbuat dari kayu tetapi dilapisi kristal. Bahan bakunya tetap harus kayu karena kayu tersebut yang dapat menyimpan dan mengalirkan energi seseorang. Tetapi Permaisuri ingin tongkatnya dilapisi kristal untuk mengingatkan dirinya pada tempat kelahirannya. Begitulah setahuku dari cerita yang ku baca.
Aku memperhatikan tongkat yang sedang dipegang Syina. Persis seperti yang aku lihat dari komiknya. Pada kristal pelapis, digambar satu bunga berwarna putih.
Syina kemudian mengayunkan tongkat ke arah bunga-bunga.
Muncul kilauan-kilauan. Bunga-bunga itu tumbuh semakin banyak dan daun-daun tumbuh semakin tinggi.
Semua orang terpukau dan bertepuk tangan.
"Wah, hebat sekali, putri Syina masih berumur 6 tahun tapi sudah bisa mengeluarkan kekuatan seperti ini,"
"Iya, pantas saja karena putri Syina pemegang ramalan itu,"
"Ibu, aku ingin bisa menggunakan kekuatan seperti itu juga,"
Terdengar pujian-pujian dari para tamu undangan. Aku pun merasa kagum. Tapi semua itu berhenti.
Eh, ada apa?
Aku memperhatikan Syina. Dia agak termenung sambil melihat tongkat itu. Aku tidak tahu apa yang Syina pikirkan. Tapi kemudian dia tersenyum dan kembali duduk.
"Terima kasih Papa, tongkat ini akan ku jaga selamanya," ucap Syina.
Kaisar mengangguk dan tersenyum.
"Selanjutnya aku yang akan memberikan hadiahku untukmu. Hadiah dariku adalah aku akan mewujudkan satu keinginanmu, apapun itu," ucap Juan.
"Benarkah? Apapun itu?" ucap Syina.
Juan mengangguk, "Tentu saja, apapun untukmu," ucap Juan riang.
Syina berpikir sejenak.
"Hmm baiklah aku akan menyimpannya untuk nanti kalau begitu," ucap Syina.
"Baiklah jika itu keinginanmu," ucap Juan.
"Terakhir tinggal hadiah dariku bukan?" tanya Eric.
Eric kemudian bergerak ke arah kolam.
"Semuanya, mendekatkah kemari," ucap Eric.
Akhirnya semua mendekat ke kolam taman yang cukup luas itu.
Eric kemudian berdiri di dekat kolamnya. Di samping kolam sudah ada beberapa orang yang siap-siap bersama dengan Eric.
"Apa yang akan pangeran Eric lakukan?" tanya Lily yang menggendongku.
Hehe, aku harap berjalan sesuai yang sudah kita diskusikan waktu itu.
Musik mulai mengalun. Eric mengangkat satu tangannya dan ketika itu juga pancuran air dari kolam muncul.
Naik satu per satu pancuran tersebut dan Eric mengarahkannya juga menggerakannya. Persis seperti pertunjukan air mancur yang pernah aku lihat di duniaku dulu.
Orang-orang di samping kolam juga membuat pancuran tersebut bercahaya warna warni. Entah bagaimana mereka melakukannya tetapi jelas mereka pemegang kekuatan cahaya. Sama seperti diskusiku dengan Eric.
"Wah indah sekali!" ucap para tamu.
Hatiku merasa bangga mereka menyukai pertunjukan dari Eric. Ideku diterima dengan baik.
Kemudian ada orang yang terbang di atas pancuran dan menaburkan kelopak-kelopak bunga. Indah sekali bahkan aku sampai terpukau.
Syina pun menikmatinya. Pandangannya terlihat tidak bisa lepas dari pertunjukkan itu.
Air mengalir mengitari para tamu undangan tanpa mengenai mereka kemudian air tersebut masuk lagi ke kolam. Itu lah akhir pertunjukkannya.
Semuanya bertepuk tangan.
"Wah hebat sekali," ucap salah satu tamu.
"Saya belum pernah melihat pertunjukan seperti ini sebelumnya,"
"Ternyata kekuatan mengendalikan air dapat dimanfaatkan seperti ini, rasanya di kota ini belum pernah ada," ucap tamu undangan lainnya.
Itu karena di sini tidak terlalu fokus pada hal hiburan menggunakan kekuatan.
Eric pun mendatangi Syina yang bertepuk tangan.
"Syina, bagaimana hadiah dariku? Kau suka?" tanya Eric.
Syina mengangguk dengan semangat. "Aku sangat suka, sangat indah! Terima kasih kak," ucap Syina kemudian memeluk Eric. Eric pun membalas pelukannya.
"Berterima kasih jugalah pada Zinnia, dia yang menginspirasiku," ucap Eric.
Eh?
Jelas semua orang terlihat kebingungan dengan maksud Eric.
Eric! Kau gila ya berkata begitu? Orang-orang akan menganggapmu aneh!
Eric tetap terlihat tenang.
"Bagaimana Zinnia bisa menginspirasimu, Kak?" tanya Syina.
"Entahlah. Seketika terbayang begitu saja karena melihatnya," ucap Eric.
Kemudian Syina tanpa bertanya-tanya lagi menghampiriku.
"Terima kasih Zinnia," ucapnya sambil mencubit pipiku.
Entah kenapa, aku senang.
Syina kemudian mencium pipiku. Aku pun tersentak. Ini kali keduanya ada yang menciumku di dunia cerita ini. Pertama kali sewaktu aku baru dilahirkan di sini.
Ah.. Aku meleleh. Memang tokoh kesayangankuu!! Aaaa!
.
Pesta akhirnya berakhir sore ini tanpa ada hambatan apapun.
Syukurlah pestanya lancar. Syina bisa mendapatkan pesta yang baik sekarang.
Kami bubar dan akupun kembali ke istana Eric bersama dengannya. Aku benar-benar lelah hari ini walaupun aku tidak banyak bergerak dan hanya digendong saja.
Di sepanjang jalan aku menyenderkan kepalaku di pundak Lily dan menutup mata.
Aku jadi ingat pertunjukan Eric lagi. Sekarang bayanganku tentang kolam yang cukup mengerikan karena waktu itu hampir tenggelam perlahan berubah. Yang aku ingat adalah momen indah yang diciptakan Eric.
Aku harap paman Robin tidak benar-benar berniat buruk padaku. Setidaknya jika aku tidak bisa pulang ke duniaku, aku ingin hidup nyaman dan aman di sini.
Seketika aku teringat sesuatu.
Tadi paman Robin tidak ada. Kemana paman Robin?
Aku penasaran tetapi malas untuk menanyakannya.
Apa paman Robin sudah pulang? Masa benar-benar pulang dan tidak menunggu sampai ulang tahun Syina diadakan lagi? Nanti saja aku tanya pada Eric.
________________________________
Hai-hai! Readers, hehe apa kabar?
Aku selalu ga sempet nih kalau up jumat :'), aku ga yakin bakal nempatin jadwal up hari jumat. Tapi pokoknya insyaAllah aku up nya 2x seminggu yaa antara Jumat-Minggu aja upnya biar kalian ga nunggu2 juga :')
Btw, sesuai yang aku bilang minggu kemarin. Pengganti ga double update kemarin aku kasih ilustrasi Eric versi remaja yang aku gambar sendiri ya 😊 semoga suka dan makin kebayang cerita AADAKKI ini 😆
Ilustrasi ini milik Sisi Shalla khusus buat readers. Jadi jangan di edit, di crop, atau dipakai tanpa izin ya readers 😊 thank you~ love you~
(This illustration is mine, so please don't use or edit without my permission, thank you)
Jika kamu suka ceritanya, jangan lupa klik ⭐ ya ^^
Makasih buat yang udah vote 🙏
[Diupload oleh Sisi Shalla 06-11-2021] -> [Direvisi 16 Februari 2022]