TRANSMIGRASI MIA [END]

By frozenbiru

6.6M 800K 42.5K

[HARAP FOLLOW AKUN AUTHOR DULU SEBELUM MEMBACA!!] Kisah dari Safira Miane Andira, yang tiba-tiba memasuki tub... More

PROLOG
01. PINDAH RAGA
02. AKTING
03. PULANG
04. GAK SUDI?!
05. KOK ANEH
06. DRAMA DI PAGI HARI
07. SMA GALAXY
08. BUKAN CINTA TAPI GABUT
10. RICO BODY SHAMING!
11. MIA KENA SIAL
12. HUKUMAN
13. PASAR MALAM
14. DIRGA KENAPA?
15. MURID BARU
16. LOH KALIAN?!
17. JALAN-JALAN WITH RICO
18. KEHIDUPAN DIRGA
19. ALBIAN?
20. SISA RASA
21. DEMAM
22. DIDIT BAPAK CICAK!
23. PERTENGKARAN
24. KERJA KELOMPOK
25. DIRUMAH DIRGA
26. KEDATANGAN KAKEK DAN NENEK
27. MIA SELALU SALAH
28. PENGHIANAT?
29. WEEKEND
30. PENGUNTIT
31. WHO?
32. BERULAH
33. BERITA PUTUSNYA ALBIAN DAN SINDI
34. MENGEJUTKAN
35. KOMA
36. BERITA BURUK
37. KEADAAN YANG BERUBAH
38. MENJENGUK
39. KABAR BAIK
40. UMPATAN MASAL
41. COKLAT SIALAN
42. KEHANGATAN
43. MANSION MIA IS BACK
44. KEMBALI SEKOLAH
45. TERULANG KEMBALI
46. SEBUAH PESAN
47. PENCARIAN
48. AKHIR YANG BAHAGIA (END)
Extra Part

09. 5 COGAN

166K 21.2K 723
By frozenbiru

-H A P P Y R E A D I N G-

Seorang gadis cantik berkuncir kuda, masih berpakaian seragam sekolah. Kini tengah mampir di caffe. Ia hanya seorang diri, ditemani dengan benda pipih di tangannya.

Banyak pengunjung caffe, memperhatikan gadis itu. Iyalah, gimana tidak memperhatikan gadis itu, dia cantik banget gila.

Sebenarnya, setelah bell pulang sekolah, ia tidak langsung pulang kerumah. Malah mampir di caffe, katanya bosen dirumah mulu. Makannya gadis itu masih berpakaian lengkap seragam sekolahnya.

Saat gadis itu sedang asik-asiknya bermain benda pipih tangannya, tiba-tiba ada seseorang yang menghampiri gadis itu.

"Permisi,"ucap seseorang.

Gadis itu menoleh, buset ia mendapati 5 cogan sekaligus. Mata dia hampir keluar melihatnya. Mimpi apa dia semalam bisa di samperin sama cogan.

Lamunan Mia, buyar ketika mendengar suara salah satu cowok tersebut,"kita boleh duduk di sini, soalnya meja lain penuh. Hanya ini yang masih muat untuk kita berlima."

Gadis itu langsung mengedarkan pandangan mencari meja kosong, dan benar saja semuanya penuh, hanya meja ia yang tersisa.

"E-eh silahkan, duduk aja"

"Makasih"

"Btw, neng cantik namanya siapa?"tanya seorang cowok yang tengah menyisir rambutnya.

"Fi- eh, Nama gua Mia." Hampir saja ia keceplosan menyebutkan nama aslinya.

"Kenalin gua, Tirta Jaguar. mereka temenan-teman gua."sapa Tirta, sambil menunjuk kearah temannya.

"Woi! Kenalin diri kalian sama neng Mia cantik."lanjutnya memerintah kepada teman cowok itu.

"Ekhem, kenalin gua, Daffa Candresa Xiera."

"Gua, Chiko Pratama Aditama."sapanya sambil senyum manis ke arah Mia, membuat Mia melting dibuatnya. Kebetulan cowok itu duduk di samping Mia.

Mia mendekatkan diri kepada Chiko, lalu ia berbisik."ko, mereka namanya siapa? Kayanya mereka dingin banget ya orangnya."

"Iya, mereka kaya kutub Utara, dan selatan. Kalo ngomong juga irit banget!"sautnya ikut berbisik. Mereka yang ada di sana bingung, sekaligus kepo dengan, apa yang tengah dua orang itu bicarakan sampai berbisik.

"Kenalin nama mereka dong ko, mumpung cogan."bisik Mia membuat Chiko terkekeh.

"Kalian kenapa bisik-bisik?"celetuk Daffa.

"Oh, ini si Mia mau kenalan katanya sama si bos, dan si kutub!"terang Chiko, membuat Mia malu.

"Anj, gua kira kenapa. Cie neng Mia mau kenalan sampe bisik-bisik!"goda Daffa membuat pipi Mia bersemu merah, yang lain ikut terkekeh kecil karena melihat wajah menggemaskannya.

"A-apansi ngga ya!"sewot Mia, menutupi kegugupan.

Chiko, Tirta, Daffa. Dibuat ngakak, melihat Mia yang sedang gugup sambil memilin bajunnya. Persis, seperti anak kecil.

"Khalis Barawiguna."ucap seseorang yang di sebut kutub.

Mia dibuat melongo, mendengar cara berkenalan cowok itu. Dingin banget, udah lagi mukanya datar sekali. Bener-bener kutub Utara."jadi namanya alis?"beo Mia.

Chiko menahan tawa mendengar ucapan Mia, sehingga cowok datar itu menatapnya tajam bak elang. Chiko pun mengangkat tangannya membentuk peace.

"Bara!"

"Gak mau ah, enak manggil alis."sahut Mia cepat.

"Ck, terserah."ujar Bara, malas.

"Terus cowok satunya, yang paling ganteng siapa namanya?"genit Mia pada cowok yang bermuka dingin itu.

Mereka mendelik mendengar ucapan Mia, kita juga ganteng kali. Iya ganteng banget plis. Tapi, emang bener sih kata Mia. Cowok dingin itu yang paling ganteng.

"Airlangga Dirga Winxs."cueknya, sambil memainkan benda pipih di tangannya. Tidak memperdulikan sekitar.

"Babang Dirga, jangan cuek-cuek lah sama dedek, kit nih hati dedek abang cuekin."dramatisnya sambil memegang dada.

"Anjai, gua kira lo itu pendiem ya, eh taunya genit gini!"geleng-geleng Tirta melihat kelakuan Mia.

"Yakan, kapan lagi coba kenalan sama cogan, kesempatan tidak datang kedua kali bos!"

Melihat Dirga menatap kearahnya, Mia langsung memulai aksinya."babang Dirga senyum dong! Pasti ganteng banget."ujarnya polos.

Shit, gadis itu sangat menggemaskan.

Dirga tidak kuat melihat wajah imut gadis itu. Tapi, sebisa mungkin ia harus menahan senyumnya.

"Yah, kamu mah gak asik! Ayo dong senyum nanti Mia beli permen deh dua."wajah cemberut Mia di ganti oleh senyum manis. Karena iya akan membelikan Dirga permen.

"Dikira si bos anak TK, kali ya? Masa nyogok pake permen gak elit!"kata Daffa.

"Ih, suka-suka Mia dong!"cemberut Mia dengan manyun. Yang lain hanya bisa gigit jari menahan keimutan Mia. Sampai dua kutub juga ikut-ikutan.

"Di-"

Dret! Dret! Dret!

Bunyi telepon berdering membuat ucapan Mia terpotong. Ia segera menekan tombol hijau untuk mengangkat panggilan tersebut.

"Sebentar, ya!"ucap Mia pada kelima cowok itu, Dirga mendatarkan wajahnya karena panggilan tersebut kayanya mengganggu. Eh hayo Dirga kenapa?

"Halo, ini siapa?"kata Mia pada si penelpon.

"Assalamualaikum."ucap si penelpon. Suaranya kaya cowok, membuat yang di meja itu hanya mengamati Mia yang sedang menelpon.

"Waalaikumsalam, ini siapa ya?"tanya Mia sekali lagi.

"Pulang!"

"Lo siapa sih, nyuruh-nyuruh!"balas Mia dengan sewot, lalu melihat nama yang tertara di nomor telepon. Seketika, matanya membulat.

"Kamu, ada dimana? Atau mau dijemput?"

Mia meringis, ketika tahu siapa yang menelpon." Sorry bang Zi, Mia tadi ngomong kasar. Mia ada di caffe, gak usah jemput bentar lagi Mia pulang kok!"

"Pulang naik apa?"

"Naik mobil Mia lah! Tadi pinjam sama sopir."

"Yaudah hati-hati!"

"Mia tutup telponnya ya?"

"Iya, assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Tut!

Memang Mia ke caffe itu menggunakan mobil sopir yang tadi pagi menghantarkan gadis itu. Awalnya sopir tidak mengijinkannya namun Mia memaksa, jadi pak sopir pasrah, dan sopir pun pulang menggunakan aplikasi ojek online, yang di pesan Mia.

Mia sudah meminta maaf kok, jadi si sopir tidak keberatan pulang menggunakan gojek. Jangan salah paham.

"Siapa yang nelpon, ya?"tanya Chiko mewakili yang lain.

"Oh tadi, Abang yang nelpon, yaudah coganya Mia, Mia pamit pulang dulu ya! Nanti takut di cariin."

"Dirga nanti kalo kita ketemu lagi, Mia beliin permen deh. Sekarang, Mia harus pulang dulu."lanjutnya genit pada Dirga. Namun, Dirga hanya menatap gadis itu datar, beda lagi dengan hatinya.

"Babai, all!"pamit Mia menuju kasir untuk membayar makanan yang ia pesan. Setelah selesai membayar gadis cantik itu langsung keluar caffe menuju mobil untuk pulang.

"HATI-HATI, MIA!!"teriak kelima cowok itu, untung Mia masih mendengarnya tak lupa, ia mengacungkan jempolnya.

TBC

Gaje ya? Iya deh sorry.

Komen sebanyak-banyaknya, pren!💃💃

Jangan lupa vote, kalian jangan enak bacanya doang. Vote itu gratis!













see u!
frozenbiru

Continue Reading

You'll Also Like

92.7K 6.4K 23
Arsyakayla Attaya, biasa dipanggil Kayla seorang gadis berumur 18 tahun. Ia adalah gadis yang ramah dan lembut ia juga sangat baik dan perduli terhad...
1M 2.5K 61
Cerita ini mengandung konten dewasa. Kisah antar Dewi dan Dendi, sepasang suami istri yang memiliki kehidupan berbeda dibandingkan pasangan normal p...
655K 54.1K 56
|FOLLOW DULU SEBELUM BACA, TITIK!!| Transmigrasi jadi tokoh utama? Sering! Transmigrasi jadi tokoh jahat? Biasa! Transmigrasi jadi tokoh figuran? Bas...
101K 254 6
Khusus 21+ Menceritakan seorang wanita bersuami yang ditiduri oleh banyak laki-laki