MENCURI PERAN (Terbit)

By sindipitaloka

3.4M 480K 31.5K

Transmigrasi Setiap langkah yang Raquel pijak pada lantai koridor sekolah selalu membuatnya menjadi pusat... More

Raquel Katie Caesar
Gaia Alexandra Miller
Transmigrasi
Berbeda
Prince of School
Drama
Bertemu
Cerita dalam cerita
Terbongkar
Langkah awal
Curiga
Gabriel
Topeng
Mencari sekutu
Mengambil miliknya
Reaksi
Terancam
Cast
Pengakuan
Mendengar
Pembicaraan
Chiko
Seleksi
Hasil
Mengakhiri pertunangan
Mimpi
Siapa pemenangnya?
Olimpiade
Bertukar posisi
Ketakutan dan Penyesalan
Kesenangan
Keributan
Berita
Tercapai
Mimpi buruk
Kenalan lagi
Berulah
Sisi lain
Kecelakaan
Kejadian
Penculikan
Vote cover| Q & A
PO mulai tanggal 14 Februari - 7 Maret
Update lagi
Menyelamatkan Gaia

Kesempatan

85.2K 14.2K 1K
By sindipitaloka

Gabriel berjalan di koridor sekolah dengan wajah datarnya, karena sekolah masih sepi dia tidak perlu menunjukkan wajah sok ramahnya
saat ini.

Dia mengeluarkan pisau lipat dari sakunya dan memainkannya. Sebuah pisau dengan ukiran bentuk naga. Bagian luar pisau diukir dengan emas 24 karat, dan tambahan silver hingga lapisan tembaga. Serta besi Damascus yang sangat kokoh.

Pisau yang selalu dibawanya sejak umur 10 tahun, entah untuk melindungi diri atau hanya sebuah kesenangan saat melemparnya pada orang yang berani mengusik dirinya.

Gabriel membelokkan arah menuju kelasnya XI MIPA 2 dengan santai masih dengan membuka menutup pisau lipatnya.

"Iya Gaia yang itu"

Gabriel menghentikan langkah dan mengernyitkan alis penasaran lalu mendekat pada suara samar yang membicarakan Gaia.

"Gimana kalau kita buat taruhan, yang bisa pacarin tuh cewek gue kasih Lamborghini?" Ucap cowok bernama Fatur sembari memamerkan kunci mobilnya. Dan kedua temanya terlihat tergiur dengan tawaran Fatur.

"Gampang itumah. Dia aja relain harga dirinya buat ngemis perhatian Ace walau harus merangkak sekalipun. Bayangin aja gue datang bak penolongnya pasti dia akan dengan senang hati ngasih apapun yang dia punya termasuk harga diri hahaha ." Seru Aston temannya tertawa lepas.

" Tinggal dikasih janji manis doang pasti mau lah, bilang aja gini 'oh Gaia ku sayang, Ace terlalu kejam menyia nyiakan gadis cantik seperti mu, kalau Lo sama gue pasti akan gue perlakukan seperti ratu.' Terus dijawab, ' gue mau banget jadian sama Lo, gue akan turutin semua permintaan Lo.'
Segampang itu dia hahaha." Ucap Satya dramatis disetai tawa menggelar dan diikuti tawa temanya juga.

Cras!

"Arrgh!"

Sebuah pisau mendarat tiba tiba tepat di lengan atas Satya membuat empunya menjerit kesakitan dan kedua temanya terkejut bukan main melihat banyaknya darah yang mengalir dari tubuh Satya.

"Cabut belatinya arrgh!" Ucap Satya mengerang kesakitan dan memalingkan wajah.

"G-gue gak berani."

"G-gue juga."

Derap langkah kaki seseorang membuat mereka mengalihkan atensinya pada orang itu.

Gabriel dengan wajah datarnya berjalan menghampiri Satya. Dengan santai dia menekan belati pada lengannya hingga membuat tubuh Satya bergetar dan menjerit saking sakitnya, lalu dia mencabut belati itu dan mengusap bekas darahnya pada baju Satya.

"G-gbriel."

Mereka terkejut luar biasa saat mengetahui pelakunya adalah Gabriel, sosok yang di rumorkan dengan sikap ramah dan terkenal dengan image baiknya.

" Bukankah terlalu lancang menyebut nama gadis ku dengan mulut kotor kalian. Membuatnya jadi bahan taruhan?. Kalian belum pernah dikuliti, mau mencobanya?Rasanya sangat menarik." Ucap Gabriel dengan suara rendah membuat mereka reflek menggelengkan dan merinding seketika.

"G-gue minta maaf." Ucap Satya terlanjur takut apalagi saat melihat tanganya yang menjadi korban.

"Gue j-juga minta m-maaf." Ucap Aston takut. Gabriel berjalan menghampirinya membuat Aston semakin gemetaran.

Bug!
Bug!
Bug!

Mereka terbelalak kaget melihat Aston yang sudah terkapar lemah karna tiga pukulan dari Gabriel.

"Cuma karna cewek bekasan Ace Lo sampai segitunya, dikasih apa Lo sama dia?" Ucap Fatur marah melihat dua temanya terluka parah, walau tak bisa dipungkiri tubuhnya gemetar ketakutan.

Gabriel terkekeh seram. Lalu dia mencengkeram erat kerah baju Fatur dan menatapnya tajam. Kemudian pandanganya jatuh pada kunci mobil di saku atas baju Fatur.

"Hari ini... Hati hati dengan mobil." Ucapnya menyeringai lalu kemudian meninggalkan tempat itu. Fatur mematung ditempat, seketika dia menyesali ucapannya.

__✿__

Hari ini adalah hari diumumkannya olimpiade dan kesempatan untuk Gaia mengubah pandangan orang orang terhadapnya. Gaia sudah menyiapkan segalanya untuk itu.

Gaia berjalan ke kelasnya dengan suasana hati yang baik, disana juga sudah ada Maudy yang duduk dengan murung. Gaia mengernyit heran lalu menghampirinya.

"Kenapa?"
Tanya Gaia melihat Maudy yang menatap ponsel dengan murung.

" Ardan katanya lagi main bola sama temennya, kok dia masih online di whatsapp sih, gue telfon juga gak diangkat." Ucap Maudy cemberut, Gaia menatapnya tak suka.

"Ingat kata kasir Indomaret?"

"Apa emang?" Ucap Maudy penasaran dengan pertanyaan tiba tiba Gaia.

"Ada yang lain." Ucap Gaia santai membuat Maudy sebal dan semakin cemberut.

"Ish Lo mah malah bikin gue down aja."
Gaia memutar bola mata dengan pernyataan Maudy.

"Lagian udah tahu dia main kasar dan Lo masih pertahanin, Otak mana Dy otak ?" Ucap Gaia menatap Maudy kesal.

"Ketinggalan diperut mamah." Cicit Maudy lalu menyengir lebar membuat Gaia reflek menyentil dahinya.

" Peringatan gue kemarin kayaknya kurang mempan buat dia sadar diri." Gumam Gaia pelan lalu tersenyum miring.

Kringg!

Bel masuk berbunyi membuat kelas yang tadinya ramai menjadi senyap. Bu Sera selaku wali kelas XI MIPA 3 memasuki kelas.

"Selamat pagi anak anak"

"Pagi Bu." jawab murid serentak

"Hari ini saya mau mengumumkan bahwa olimpiade Matematika dan Fisika akan diadakan dua Minggu lagi. Tahun lalu yang mewakili hanya Gabriel untuk mata pelajaran matematika, namun karna ini ada dua mata pelajaran jadi harus ada dua anak yang ikut serta. Ibu sangat berharap dari kelas ini ada yang bersedia ikut dan nanti akan diseleksi ulang untuk menentukan siapa yang terbaik."
Jelas Bu Sera panjang lebar dan disambut bisikan ricuh para murid.

"Gue yakin Anna yang terpilih"

"Iya pasti Anna ikut"

"Gak berani gue, sainganya Anna"

"Beruntung banget Anna bisa sama Gabriel"

Bisikan ricuh itu membuat Gaia mendengus kesal. Lalu tiba tiba dia mengangkat tangan membuat atensi seluruh murid teralihkan padanya.

"Saya ikut Bu."
Ucapan Gaia membuat seluruh ruangan terdiam. Tidak ada kalimat menghina atau meremehkan untuk Gaia karena mereka sendiri menyaksikan seminggu ini nilai Gaia naik drastis dan dia selalu aktif dalam semua pelajaran.

Sinta selaku orang yang membenci Gaia menatapnya tak suka.
"Lo pikir setelah nilai Lo naik, Lo bisa ngalahin Anna. Lo terlalu percaya diri sampai lupa sadar diri ya Ga." Ucap Sinta sinis. Gaia tetap tenang dan menatap Sinta menantang.

"Mau taruhan? Kalau gue yang terpilih, Lo keluar dari kelas ini." Pernyataan Gaia membuat seluruh siswa terbelalak terutama Sinta.

"Oke, dan kalau Lo kalah dalam seleksi, Lo harus keluar dari sekolah." Ucap Sinta tertantang membuat seluruh siswa semakin terkejut sedangkan Gaia menanggapinya santai.

"Deal."

__✿__

Gabriel berjalan santai diikuti kedua temanya Kenzo dan Rebbo menuju kantin. Suasana hatinya sedang baik setelah melihat pengumuman di mading bahwa Gaia ikut serta dalam olimpiade.

Gabriel tersenyum tipis saat melihat Gaia yang sedang fokus bermain ponsel tanpa memperhatikan sekitar dan tangan kanannya memegang ujung seragam sahabatnya yang dia andalkan sebagai penunjuk arah. Jangan lupakan Maudy yang menggerutu kesal karna seragamnya menjadi kusut akibat genggaman Gaia erat.

Hal itu malah terlihat manis dimata Gabriel, Gaia nya terlihat imut seperti seorang anak yang takut ditinggal ibunya.

Namun senyumnya meredup berganti wajah datar saat dari arah berlawanan Anna membawa satu mangkuk bakso dengan kuah panas dan berjalan menunduk menuju kearah Gaia.

Gabriel berjalan cepat menghampiri Gaia, firasat nya tidak enak dan benar saja saat melihat Anna dengan sengaja menginjak tali sepatunya sendiri hingga membuatnya terjatuh dan kuah bakso dimangkuknya hampir mengenai lengan Gaia.

Gabriel dengan cepat menarik lengan Gaia membuat empunya terkejut dan menabrak dada bidangnya. Gaia berontak ingin melepaskan namun Gabriel malah memeluknya erat lalu berbisik pelan.

"Kau ceroboh nona." Bisiknya serak membuat Gaia berhenti berontak dan membuat Gabriel tersenyum lebar.

______________________________________

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote dan komen!

Terimakasih 🥰

Continue Reading

You'll Also Like

536K 50K 20
[BUKAN TERJEMAHAN!] Deenevan Von Estera adalah Grand duke wilayah utara yang terkenal tertutup. Dia adalah pemeran antagonis dari cerita berjudul "Be...
215K 21.4K 31
Karel terjebak dalam sebuah novel remaja dan harus memerankan sosok penjahat berusia 18 tahun. Namun, ia merasa bersyukur karena karakter penjahat ya...
252K 10.1K 32
Nakala Sunyi Semesta Setelah tragedi di rel kereta api malam itu Kala di buat heran dengan hal aneh yang terjadi pada nya, kala pikir malam itu dia m...
1.8M 102K 25
❝Apakah aku bisa menjadi ibu yang baik?❞ ❝Pukul dan maki saya sepuas kamu. Tapi saya mohon, jangan benci saya.❞ ©bininya_renmin, 2022