"Mark?" Dejun menatap Mark yang sedang keluar dari ruang bimbingan.
Greb.
Mark memeluk erat Dejun.
"Gimana Mark?"
"GUE BERHASIL!!!!!!! YASSSHHH!!!"
Mark menggoyangkan badan Dejun.
"GUE BERHASIL JUN BERHASIL, GUE WISUDAAA!!!!"
"KITA BISA WISUDA BARENG!!!"
Dejun hanya pasrah, badannya terpontang - panting karena Mark.
"KENAPA LO DIEM AJA SI???? AYO IKUT SENENG!!"
Mark menarik tangan Dejun, mengajaknya untuk berjoged.
"Sinting!" Dejun memutar bola matanya malas tetapi Ia tetap pargoy bersama Mark.
"Asekkk ~ aseekk ~ bentar lagi kawin~" Mark sangat bahagia.
"Asekk ~ Asekkk" Dejun menggoyangkan pinggulnya.
"Guys?"
Mark dan Dejun menoleh.
"Gue juga ACC!!!!!" Lucas berlari dan memeluk Mark Dejun.
"YASSSHHH KITA LULUS BARENG!!" Mark membalas pelukan Lucas.
"MANTAPPPP!!!" Dejun tersenyum lebar.
Ya, mereka bertiga berhasil mendapatkan ACC untuk skripsinya dan segera mempersiapkan wisuda.
Lucas melepas pelukan lalu menatap Mark.
"Lo habis lulus mau ngapain?"
"Gue? Nikah sama Haechan lah," Mark mengacungkan jempol.
Pletak!
Dejun menjitak Mark, "Sinting ya lo, Haechan masih sekolah goblok!"
"Bercanda aduh!" Mark terkekeh, "Lo sendiri mau ngapain Luke?"
Lucas hanya tersenyum tidak menjawab.
"Lo mau nikah yak?" Dejun bertanya.
"Sama lo," Lucas menatap Dejun.
"Nguinggg... Nguinggg... jadi nyamuk gue etdah," Mark menggelengkan kepala.
"Apaan sih lo," Dejun memukul lengan Lucas, "Lo kalau mau kawin jangan sama gue, sama yang lain aja,"
"Susah ya dapetin Dejun," Lucas tertawa ringan. Padahal apa yang dikatakan Ia tadi serius.
"Belum pernah digeprek sama Ayah Yuta dia, hahahaha...." Tawa Mark pecah.
Dejun dan Lucas saling menatap. Apanya yang lucu?
"Skip ah receh.." Dejun melambaikan tangan.
Mark berdecak pelan.
"Nongkrong yuk?" Lucas mengajak Mark dan Dejun.
"Gasss, boleh!" Mark bersemangat.
"Mau kemana?" Dejun bertanya.
"Ke rumah gue aja!" Mark bersemangat. "Mumpung Daddy Mommy gue ga ada di rumah,"
"Gasss!" Lucas merangkul Dejun.
Dejun mendorong tangan Lucas perlahan. Sejujurnya Ia sangat risih diperlakukan seperti itu.
◾🔸◾🔸
🎼🎼🎼
Mark, Lucas dan Dejun akhirnya sampai di rumah keluarga Jung. Mereka sudah pernah berkunjung sebelumnya, namun mereka masih terkagum - kagum betapa mewahnya rumah ini.
"Lo mau minum apa?" Mark menawarkan.
"Terserah!" Jawab Lucas Dejun bebarengan.
Mark hanya mengangguk dan bergegas berjalan menuju dapur.
"Oh iya kemarin skripsi lo katanya paling bagus, lo diajarin siapa dah?" Lucas menatap Dejun.
Dejun melirik sedikit Lucas.
"Yaelah, nanya doang gue," Lucas menghela nafas.
"Hendery," Singkat Dejun.
"Oh, dia kayanya demen sama lo," Lucas tersenyum miris.
"Daridulu emang," Jawab Dejun santai.
"Lah lo nyadar hal itu?" Posisi duduk Lucas sekarang menghadap ke arah Dejun.
"Nyadar lah, gue ga segoblok dan sepolos yang lo pikirin!" Dejun memutar bola matanya.
"Terus?" Lucas semakin penasaran.
"Yaudah nunggu dilamar dia aja!" Lagi - lagi Dejun jawab santai.
Mata Lucas membulat.
"Dery cuma nunjukin tanpa ungkapin langsung, ya gue diem aja lah pura - pura ga peka. Coba aja dia langsung confess, gue langsung terima. Ayah gue juga setuju banget sama Dery, gue sering cerita tentang Dery ke Ayah..." Dejun tersenyum.
Lucas hanya mengangguk. Hatinya sangat sakit sekali, "Lo kenapa ga bilang dia?"
"Gue kan dah bilang, gue nunggu dia confess dulu. Lagian waktu itu gue lagi sibuk kuliah. Sedangkan dia udah sukses, lulus di waktu yang cepat, nilainya bagus lagi. Minder gue kalau pacaran sama dia. Tapi sekarang gue udah lulus dan mungkin gue bakal lebih intens deket sama dia. Idaman banget dia!" Dejun tersipu malu.
Lucas menganga melihat Dejun. Jadi selama ini...
"Ah gue jadi ngomong banyak. Lo kalau mau bocorin ke Dery gapapa kok! biar gue cepet dilamar sama dia!" Dejun terkekeh.
Lagi - lagi Lucas membulatkan matanya. Tiba - tiba sekali Dejun berbicara seperti itu. Apakah karena Dejun akan wisuda? jadi tidak ada lagi beban yang menghalangi dia jatuh cinta dengan orang lain?
Mark tiba - tiba datang membawa nampan dan tiga gelas berisi jus mangga. Beomgyu di belakang mengekor membawakan beberapa snack.
"Haloo Beomie!" Dejun melambai.
"Hai kak Dejun!" Beomgyu tersenyum manis, "Long time no see!"
"Aaaa ya ampun gemes banget!" Dejun mencubit pipi Beomgyu.
Pipi Beomgyu memerah, Ia tersipu malu.
"Makasih dek! dah sana balik ke kamar!" Mark melambai ke arah Beomgyu.
"Dih, ngusir!" Beomgyu mengerucutkan bibirnya.
"Biarin lah, Beomie di sini!" Dejun membela Beomgyu.
"Ga, sana masuk," Mark tersenyum.
Beomgyu mendengus. "Bye kak Dejun~" Laki - laki mungil itu tersenyum lalu berjalan menjauh.
"Thanks yo!" Lucas mengambil salah satu gelas lalu meneguknya.
Mark hanya mengangguk.
"Cuk, gue kamar mandi dulu dah, gue ga tahan," Dejun langsung berlari.
"Astaga, ga ada manner tuh anak!" Mark terheran melihat kelakuan Dejun.
"Untung cantik.." Lucas terkekeh.
"Kenapa dah orang - orang demen ama dia..." Mark menggeleng.
Lucas menepuk - nepuk bahu Mark. "Sebelum lo jadian sama Haechan. Kayanya pernah ada cowo yang ngasih cokelat ke Dejun? terus bilangnya tanda persahabatan padahal diselipin tulisan I Love You di cokelat nya?"
"Diem lo!" Mark mendorong Lucas, "Itu cinta monyet, waktu SMA!"
"Sama aja jancok! lo pernah naksir Dejun," Lucas tertawa renyah.
Mark hanya mendengus. Enggan merespon.
"Gue pasti diterima sih sama Dejun.." Lucas tersenyum.
Mark menaikan alisnya.
"Iya barusan Dejun bilang bakalan ngasih kesempatan buat gue, serius!" Lucas menatap Mark.
"Lo ga boong kan? Please lah yang naksir dia banyak, jangan kepedean dah lo!" Mark memutar bola matanya.
"Ga, dia bilang dari semua orang yang naksir dia. Ga ada yang menarik buat dia, cuma gue yang bisa bikin nyaman," Lucas menepuk dadanya bangga.
"Hah? boong ya lo? tapi perasaan belakangan ini dia chatan sama abangnya Haechan dah..." Mark mengulum bibirnya.
"Tapi diem ya lo?" Lucas berbisik.
"Apaan?" Mark bingung.
"Dejun katanya risih sama... siapa namanya... abangnya Haechan... arghh... gue lupa..." Lucas mencoba mengingat.
"Hendery?"
"Nah Hendery! katanya Dejun respon Hendery cuma pake rasa kasihan aja karena Hendery udah bantuin dia nyelesein skripsinya," Lucas mengangguk.
"LO BOONG YA? GA MUNGKIN DEJUN SEJAHAT ITU!" Mark meninggikan suaranya.
"Bohong? coba dinalar dah, gue tau darimana coba Dejun dibantuin Hendery ngerjain skripsinya? kan ga ada yang tahu selain Dejun dan lo," Lucas menjawab santai.
Mark terdiam. Benar juga.
"Ya gue cuma ngasi tau ke lo aja, bilang ke Hendery itu kalau jangan terlalu berharap sama Dejun. Nanti malah tambah sakit..."
Mark masih terdiam mendengar ucapan Lucas.
"Kata gue si, jaga jarak kalau pengen hilangin perasaan.. karena cepat atau lambat gue bakalan jadian sama Dejun," Lucas menatap Mark.
"Gue harus nyuruh bang Hendery ngejauh dari Dejun?" Mark membalas menatap.
"Ya, daripada kakak ipar lo itu sakit hati makin dalam, mending langsung bilang aja dari awal!" Lucas menepuk bahu Mark.
"O... o.. ya bener juga..." Mark mengangguk.
Lucas menunjukan senyumannya.
"Dasar bodoh, hahahaha.. Dejun cuma milik gue seorang,"
Swipe for next
hello all, thank you for your kind response for this story, really appreciate it! I'll give the best for every each part for you all!
suka banget baca komenan kalian, kalo ada waktu aku balasin komenan kalian haha. oiya buat kalian yang mau ngasi pertanyaan tentang ini story / tentang racheya / random boleh ya silakan langsung comment aja nanti aku jawab, buat seru seruan aja si, soalnya kalian mood bgt asli !
once again, thank you all ❤️
next part besok ya ❣️