Swastika Front (Naruto)

By callplanet4

3.4K 314 67

Pengabdian di pihak yang salah namun harus dilakukan demi negara dan masa depan rakyat Jerman di tengah kepun... More

2
3
4
5

1

1.5K 104 18
By callplanet4

Selamat membaca

Ingat! ini hanya sejarah Fiksi, tidak sepenuhnya benar atau sesuai kenyataan sejarah yang tercatat

Berlatarbelakang dari terbatasnya sumberdaya alam termasuk minyak sebagai bahan bakar kendaraan pasukan Jerman, pasokan dari sekutu poros juga tidak mencukupi. Aksi Blitzkrieg yang sukses dilancarkan untuk membumihanguskan Front Barat pada 10 Mei 1940, Akhirnya dipakai untuk adu gengsi melawan sang Rival Fuhrer yaitu Joseph Stalin. Perjanjian Pakta Molotov pun hanya jadi pajangan semata.

Tapi setelah memasuki ke tahun 1943, Jerman mengalami kekalahan dan kemunduran di front timur, melihat banyak sekali wilayah yang kembali ke Red army. Sang menteri Propaganda Nazi Goebbels melihat peluang untuk menggerakkan rakyat Jerman dengan kata-katanya yang membakar jiwa patriotisme dalam sebuah pertemuan besar di Berlin bersama rakyat dan petinggi pemerintah Jerman. Demi Mempropagandakan untuk perang total, mengorbankan semua sumberdaya alam Jerman hingga habis,

"AKU BERTANYA PADA ANDA, APAKAH ANDA INGIN PERANG TOTAL!?"

"Yaaaaa!!" Ribuan orang berdiri dengan tangan kanan terangkat di atas kepala.

"SEBUAH PERANG YANG BAHKAN LEBIH MENYELURUH DAN LEBIH RADIKAL! DARIPADA APA PUN YANG PERNAH KITA BAYANGKAN!

"Yaaaaa!!"

"BANGKITLAH SEMUANYA! BIARKAN BADAI LEPAS!!"

"Yaaaaa!!"

"Deutschland!"

"Deutschland!"

Semua bersorak gembira bahkan para perwira militer ikut bangkit dari kursinya. Bertepuk tangan dengan propaganda yang bagi mereka sangat indah.

Secara cepat mereka saling menyaut bersama. Berdiri tegap bak pria gagah dan perempuan tangguh sambil bernyanyi merdu untuk Vaterland tercinta tanpa menurunkan acungan tangan kehormatan sebagai Nazi sejati.

"Deutschland! Deutschland! über alles, Über alles in der Welt!"

( Jerman, Jerman di atas semuanya, di atas segalanya di dunia!)

"Deutschland! Deutschland! über alles, Über alles in der Welt!"

( Jerman, Jerman di atas semuanya, di atas segalanya di dunia!)

Beberapa bulan kemudian

Di Medan perang yang jauh ke timur seorang komandan yang mengantongi pengalaman Blitzkrieg di Prancis dan pertempuran tank terbesar di dunia dalam wilayah Kurks dengan nama Operasi Citadel. Seorang pemuda cerdas dengan jas keren ala petinggi tertinggi pasukan, Dia adalah Alexander Metersmith Naruto masih berumur 28 tahun. Bergabung dalam Divisi Panzer angkatan darat ke-6 Jerman dengan tunggangannya tank kelas berat Tiger 1, sekaligus sebagai icon atau simbol keperkasaan lapis baja Jerman menurut pendapat negara lawan.

Roda besi bergemericik melewati lahan hijau terbuka, mata setajam elang melihat sebuah perkampungan kecil dengan banyak pasukan yang lainnya untuk istirahat, badan Naruto hanya terekspos setengah dari lubang pintu turret, menciptakan barisan hormat dari pada serdadu yang masih berpangkat kopral atau masih prajurit. Mereka sebentar lagi menjaga perbatasan antar Soviet dan invasi Nazi demi mempertahankan garis pengepungan kota Leningrad.

"Selamat datang komandan, anda di tunggu di bangunan sana," ucap sang pembawa pesan, Naruto mengangguk dan memutuskan turun serta membiarkan kru untuk istirahat.

"Hahahaha mati"

"Ahhhh!!"

Dor!

Dor!

"Aku mohon jangan!! Ahrrgg!"

"Ahh arggh ahhh!"

Dalam perjalanan yang sebentar memang banyak warga lokal yang dibunuh atau diperkosa, seperti kampanye negara yaitu Holocaust atau pembantaian massal. Para komandan dari batalion tank berat 502 berkumpul membicarakan strategi bersama kolonel.

Setelah berdiskusi lama, setiap grub akan dibagi 5 tank untuk membendung pasukan Soviet yang banyak terpecah di berbagai daerah terpencil di selatan kota Leningrad. Akhirnya strategi matang akan dipraktekkan dalam Medan tempur bersama tank-tank berat.

"Ada 15 Grub yang dipecah, kita mendapatkan misi untuk menaklukkan wilayah pertanian dan perkebunan. Hati-hati lapis baja samping mu," seorang komandan senior tank mengingatkan Naruto.

"Tentu saja," balas Naruto kalem.


Para infantri berbaris dengan ketukan kaki menuju medan perang, ditambah  grub Panzer bertugas menjaga perbatasan biar aman dari divisi penyusup komunis.

"Baiklah, saatnya kita memposisikan diri ke garis depan," Ucap Naruto sudah masuk ke tank.

"Jawohl. Sieg für uns!" Balas Sang driver. Kita kasih nama Gunther Philips, memiliki rambut coklat pendek dan tidak lupa kaca mata pelindung melekat erat di dahi.

Kreggggg!! (Suara mesin)

"Peluru masih tersisa 20, mesin transmisi masih baik-baik saja," ujar sang loader, kasih nama Bardolf Winstead. Pemuda pirang dengan luka menyayat panjang dari bawah mata ke dagu.

"Bagus. Tetap fokus dan tenang, kita tetap kuat jika selalu bersama."

Joseph Gordon orang paling senior di antara semuanya sekaligus sang Gunner berniat berbicara kepada Naruto "komandan, apa yang kita lawan di luar sana? Apakah ini masih berhubungan dengan T-34?"

"Soviet punya tank yang memiliki baja yang tebal, menurut informasi tapi tidak secepat T-34" jelas Naruto sambil mengotak atik radio komunikasi.

"Seperti apa tank itu?" Winstead bertanya.

"Entahlah, orang-orang komunis tidak diajarkan untuk melihat kualitas tank mereka sendiri," Naruto tidak mengindahkan pertanyaan itu, laju Tiger yang mencapai 30km/jam semakin dekat dengan wilayah Soviet yang belum terekspos setelah menempuh hampir 2 jam perjalanan konvoi bersama 2 tank Phanter di belakang. Mata tajam bepupil biru menemukan sesuatu di sela kaca pintu baja "persiapkan diri kalian."

Ketiga kru masuk mode serius "arahkan meriam ke semak-semak arah jam 10, kau lihat?"

"Yah komandan. Aku melihatnya"

"Tarik kakimu Philips!"

Sesuai perintah Naruto, Cannon tebal bergeser menentukan arah target yang diinginkan bersamaan tank berhenti guna menstabilkan bidikan. Di sisi berlawanan barrel hijau menyodor ke arah Tiger Naruto.

"Unichtozh' etot khlam! Strelyat'!"
[hancurkan rongsokan itu! Tembak!]

"Blaarr!"

"Cuiingg!" Peluru melesat ke arah Tiger yang nampak nihil hasilnya, Peluru memantul ke samping tidak mampu menembus lapisan baja.

Naruto pun memberikan perintah serangan balasan "Tembak!"

Udara sekitar tank memecah berkat letupan dahsyat peluru kaliber 88mm tersebut, rerumputan terhempas sekilas dan debu bertebaran.

"Blaarr!!"

"Duarr!!" Ledakan cukup besar menghancurkan tank tersebut. Latar tempat dia bergerak sangat terbuka, hanya 2 tank Panther yang masih di samping untuk saling bekerja sama.

"Haha hancur berkeping-keping," ujar Gordon tidak bisa menyembunyikan wajah senangnya.

"Persiapkan diri kalian kawan-kawan."

"Baik-baik. Ayo kita lenyapkan para petani ini," balas Komandan Phanter.

Cuiingg!!

Pleng

Serangan T-34 kembali memantul
"Satu lagi Naruto!"

"Tembak!" Perintah Naruto.

Blaarr!

Brum

"Tembakan meleset, isi kembali!"

Blar!

Cuing!

Peluru T-34 sekali lagi meleset "arahkan ke samping turret Gordon!"

"Sudah terisi komandan!" Teriak Winstead.

"Hancurkan!"

"Satu lagii haargg!" Gordon kembali menembak.

Blaarr!

Duarrr! Busshh

"Yaahhhahah kena."

"Kerja bagus," ujar Naruto.

"Pstt pstt Naruto gundukan jerami itu terlihat mencurigakan," suara radio datang dari tank Panther samping kiri.

Naruto mendengar jelas dengan headset "Berhenti."

Krieg krieg

Cuing!

Blaarr!

"Sial!" Umpat Philips hampir kehilangan cahaya matanya, peluru dengan daya ledak tinggi tepat mengenai tanah datar dan banyak kerikil dan serpihan besi masuk ke celah kecil penglihatan ruang setir.

Naruto memutuskan membuka pintu di atas kepala lalu meneropong dengan mata yang terlihat di luar. serangan tadi cukup jauh, ingin tahu tank apa yang menyerang mereka.

Di sisi lain Kedua Panther sudah menemukan musuh terdekat, menghancurkan divisi Soviet yang memiliki jumlah sedikit.

"Tembak!"

Blarr!

"Yeaahh."

"Arah depan terlihat seperti tank penghancur. Ini bukan tempat yang bagus" ujar Naruto

"Benarkah? Akan ku ki-"

Nggiiing!

Duaaarrr!!

"Apa yang-" pria dari tank Phanter terkejut setelah tahu salah satu rekan Phanter hancur dilahap si jago merah dari dalam.

"Naruto, kita tidak punya kesempatan untuk bersembunyi," ucap Philips pesimis.

"Dorong ke laju mundur Philips dan jangan biarkan matamu melepaskan pengawasan terhadap tank Su-85 Joseph," pinta Naruto bersamaan menutup pintu tank.

Mereka dalam bahaya, telinga mereka juga tercampur dengan gema semangat pasukan merah. Phanter yang didesain sangat lambat saat melaju mundur, mau gak mau mereka harus berhenti dan membidik musuh demi bertahan hidup.

"Aku akan melindungi tank mu Naruto. Pergilah ke perkampungan arah barat duluan, aku akan menyusul nanti," ujar Sang komandan Phanter terdengar tegas.

Sisa tentara merah ikut menyerang bersama tank T-34 bermanuver kencang guna mutari tank mereka. Naruto menjadi bimbang antara mundur atau mati tanpa sempat memberikan laporan lapangan.

"Sepertinya tidak ada pilihan lain. Tarik tuas kemudi mu Philips." Setelah berhenti tanpa protes, Naruto meluangkan kesempatan dengan memencet bom asap.

"Jerman sialan, langsung tembak saja," ujar sang komandan Tank penghancur.

Duar!

Wuungg!

"Huh! Kalian dengar itu?" Teriak Winstead.

"Mereka meleset... Radio Tiger ke Phanter, tetap bertahan di sana."

"Kau memang gila Naruto, tapi aku suka itu," balasnya dengan seringai kecil yang masih sibuk menyerang T-34 dan memberendengin prajurit Soviet.

"Komandan?" Joseph sudah menunggu perintah untuk menyerang meskipun asap masih dibilang cukup tebal.

"Naikkan range ke 500, kita lihat siapa yang lebih kuat" ujar Naruto.

"Range ke angka 500 sudah terpasang. Siap untuk menembak!" Tegas Joseph sudah menggetarkan kakinya siaga.

Naruto terus menatap menahan untuk tidak berkedip sedetikpun, asap mulai tipis semakin menipis, jantung setiap kru seakan berhenti mengaliri darah ke seluruh tubuh.

"prodolzhit'! ne teryay ikh!"
[maju! jangan sampai kehilangan mereka]

Tank penghancur perlahan keluar dari tumpukan jerami, kaliber meriam yang sama seperti Tiger tapi memiliki daya tembus baja yang lebih mematikan. Bahkan sudah banyak menghancurkan tank Jerman sebelumnya dan akhirnya meluncur ke arah tank Naruto yang ikut menembak bersamaan.

Blar!!

Peluru anti-tank melesat bersebrangan, Secara slow motion peluru Soviet berhasil menyerempet Sisi turret hingga menimbulkan suara keras dan guncangan, bersamaan bidikan dan analisis Naruto berhasil menghancurkan tank tersebut hingga meluncurkan semburan api yang ganas.

"Yeaahhhh!!"

"Berhasil!!"

"Diam.. Bantu Phanter sebelum mereka hancur," potong Naruto tidak boleh menyia-nyiakan waktu walaupun beberapa detik.

"okay kapten," jawab Philips.

"Mereka hancur, mari kita lanjutkan pembersihan para kroco-kroco ini." Ujar Naruto dengan radio.

"Pstt aku serahkan Is-1 padamu Naruto." Komandan tersebut melihat Tank Tiger Naruto yang banyak menerima bekas peluru nampak berjejer gagah berdampingan dengan tank Phanter mereka.

"Kapten Naruto. Peluru sudah terisi."

Belum sempat menghabisi sisa tank Soviet, Tiba-tiba dari kauh nampak pesawat musuh baru saja melewati tank mereka dengan jarak yang cukup dekat, menjatuhkan sesuatu dengan suaranya yang nyaring, Seketika mereka langsung membisu dan tertegun  "itu bom pesawat.."

Jlekc

Blauaarr!!!

Duarr!!!

Asap tebal nan tinggi ditambah dentuman yang sangat keras, membuat seorang pemimpin Pasukan Soviet cukup senang melihatnya dari tempat persembunyian. Menyuruh anak buah untuk mengecek mayat mereka, ia ingin menjamin semuanya sudah mati.

"Semuanya sudah berakhir Wehrmacht keparat."

Rumah sakit Jerman

Mata biru yang kosong terbuka setelah bangun dari komanya selama 1 bulan lebih. Sosok Naruto yang dulu dianggap tentara Soviet sudah mati ternyata berhasil selamat. Laki-laki berambut merah menatap dirinya lega, tersenyum lembut sambil mendudukkan pantatnya ke samping ranjang.

"Naruto... Kau masih ingat aku?" Tanya pria tersebut.

"Sirzeach," balas Naruto dengan nafas yang berat.

"Syukurlah, aku tahu kau tidak akan tewas di insiden itu."

Naruto membelalak mata, ia baru ingat sesuatu bahwa kemana krunya sekarang. Dari ekspresi dan gelagat mau bangkit, seketika Sirzeach langsung mencegah dan menjelaskan kebingungan Naruto "mereka sudah mati. Tank mu terbakar hebat, dan ajaibnya kau terpental bersama turret Tiger yang terlepas akibat ledakan.

"Terus aku berada di mana?" Tanya Naruto.

"Berlin. Kau dibebas tugaskan dari front timur," balas Sirzeach kalem dan memberikan surat perintah yang sengaja dititipkan untuk Naruto.

"Bagus.. sekian kali aku muak dengan tanah kosong," desis Naruto marah sebab banyak kehilangan anggota tim selama perang.

"Yha itulah buruknya medan Stalin. Kita semua mengira bahwa Soviet sebesar Prancis, Hahaha kau memang tangguh!"

Sirzeach adalah seorang mayor sekaligus atasan dari orang seperti dirinya yang masih berpangkat Houptmann atau kapten. Selain mereka berbincang ringan, Naruto menyadari ada seseorang terpaku di pintu ia di rawat.

"Oh Rias, kau melewatkan banyak topik dari kami," senyum Sirzeach.

Wanita cantik dengan rambut merahnya membuat perbincangan mereka terhenti, raut wajah yang sedih dan dicampur rindu, berlari ke arah Naruto yang baru sadar dari koma. Ia adalah istri Naruto yang setia selalu menunggunya pulang, Rias Gremory adik dari pria yang ia ajak bicara.


"Hiks aku senang kamu masih baik-baik saja Naru," Isak pilu datang dari Rias, ia memeluk rindu suami tampannya.

Naruto memeluk istrinya juga, mengusap rambut merahnya yang indah, mengekspresikan dengan senyuman hangat "aku tidak akan meninggalkan mu Rias, setiap aku bertugas janjiku adalah pulang menemui mu. Aku tidak akan mengingkari."

"Hm," angguk Rias mulai tersenyum kecil di bahu Naruto.

"Huh Kamu tahu, aku sangat mencintaimu Rias."

"Aku juga Naru, hiks aku juga."pelukan makin erat dan perasaan tenang menyelimuti batin yang menjadikan hubungan mereka makin romantis.

Sirzeach yang melihat itu tersenyum lalu diam-diam meninggalkan kamar inap Naruto, takut dia menganggu kemesraan mereka.

Sebenarnya dalam surat tugas tersebut. Naruto dipindahkan untuk mengisi divisi panzer cadangan. Pemilihan terburuk, ia akan menghadapi dua front di masa depan jika Jerman tidak mampu menahan laju Sekutu dan Uni Soviet.

"Mayor Sirzeach!"

Brek!

Datang salah satu orang dengan Sepatu boots Menggebrak lantai cukup nyaring, tidak lupa hormat ala Nazinya. Sirzeach membalasnya dan bertanya tentang tujuan menemui dirinya "anda dipanggil untuk segera menghadap ke kolonel."

"Aku akan segera ke sana terimakasih," balas Sirzeach.

"Siap Mayor Sirzeach. Siegh Heil."

"Siegh Heil."

Terimakasih
••
Jangan lupa vote dan komen sebagai penyemangat admin 😁

Continue Reading

You'll Also Like

30.3K 2.1K 150
Penulis: Ziyue Youlan Jenis: perjalanan waktu dan kelahiran kembali Status: Selesai Pembaruan terakhir: 20-01-2024 Bab Terbaru: Daftar Bab Bab 297 Ta...
35.7K 3.6K 34
Dalam kegelapan malam yang sunyi, [Name] mengemban kisah hidup penuh tantangan. Di lorong-lorong sekolah, bayangannya sering menjadi sasaran ejekan d...
1.8K 206 39
"KALIAN BERDUA PERGILAH BANTU YANG LAIN,AKU MASIH BISA MENYERANG 5 ORANG INI SENDIRI" teriak Putri Kirana pada kakaknya putri gralind dan adiknya put...
45.7K 4.3K 27
XAZH AMORRETE gadis psikopat kejam yang mati dengan tiga tembakan yang melubangi organ vitalnya di umurnya yang ke sembilan belas tahun. Seorang g...