ANTAGONIST GIRL

By peecherx

4.2M 462K 29.3K

Amara Auristela Smith. Gadis yang dikaruniai wajah yang sangat indah, mahir dalam bela diri, dan kepintaran y... More

00
ANTAGONIST GIRL : 1
ANTAGONIST GIRL : 2
ANTAGONIST GIRL : 3
ANTAGONIST GIRL : 5
ANTAGONIST GIRL : 4
ANTAGONIST GIRL : 6
ANTAGONIST GIRL : 7
ANTAGONIST GIRL : 8
VISUAL
ANTAGONIST GIRL : 9
ANTAGONIST GIRL : 10
ANTAGONIST GIRL : 11
ANTAGONIST GIRL : 12
ANTAGONIST GIRL : 13
ANTAGONIST GIRL : 14
ANTAGONIST GIRL : 15
ANTAGONIST GIRL : 16
ANTAGONIST GIRL : 17
ANTAGONIST GIRL : 18
ANTAGONIST GIRL : 19
ANTAGONIST GIRL : 20
ANTAGONIST GIRL : 21
ANTAGONIST GIRL : 22
ANTAGONIST GIRL : 23
ANTAGONIST GIRL : 24
ANTAGONIST GIRL : 25
ANTAGONIST GIRL : 26
ANTAGONIST GIRL : 27
ANTAGONIST GIRL : 28
ANTAGONIST GIRL : 29
ANTAGONIST GIRL : 30
ANTAGONIST GIRL : 32
ANTAGONIST GIRL : 33
ANTAGONIST GIRL : 34
ANTAGONIST GIRL : 35
ANTAGONIST GIRL : 36
ANTAGONIST GIRL : 37
ANTAGONIST GIRL : 38
ANTAGONIST GIRL : 39
ANTAGONIST GIRL : 40
ANTAGONIST GIRL : 41
ANTAGONIST GIRL : 42
ANTAGONIST GIRL : 43
ANTAGONIST GIRL : 44
ANTAGONIST GIRL : 45 | STOP SPOILER!
EXTRA CHAPTER
INFO PENTING!
INFO PENERBITAN
GIVEAWAY & VOTE COVER!
EXTRA CHAPTER II
PO DI MULAI!
CO AG DI SHOPEE 3.3!

ANTAGONIST GIRL : 31

56.5K 7.2K 887
By peecherx

Ravel tersentak saat ada sebuah tangan memegang bahunya dari belakang, saat ia berbalik badan, ternyata orang yang mengagetkannya itu adalah Aluna.

Ravel menaikkan sebelah alisnya ketika melihat Aluna berdiri antek di belakangnya. "kenapa?"

Aluna hanya membalasnya dengan senyuman manis. "Kamu ga mau makan? Tadi aku nyempetin buat beliin kamu makanan. Belum makan dari tadi kan?" Aluna mengulurkan tangannya ke arah Ravel untuk memberikan makanan yang tadi sempat ia beli.

Hanya sebuah senyuman tipis yang terlihat pada bibir Ravel saat ini. Dia memang sangat lapar sedari tadi, namun ia tahan karena tak ingin meninggalkan Aruna sendiri. Dia tidak dapat mempercayai orang-orang yang berada di sekitarnya saat ini. Karena bisa jadi, dalang dibalik semua ini adalah orang terdekatnya bukan?

"Thanks."

Satu persatu suapan masuk ke dalam mulut Ravel, namun saat makan pun lelaki itu bahkan tak bisa makan dengan tenang. Sedikit sedikit matanya akan mengarah pada tempat Aruna berbaring. Rasa takut itu selalu saja menghampirinya, hal itu benar-benar tak memberikan kesempatan untuk Ravel tenang barang semenit saja.

"Fokus makan aja, masalah Aruna biar aku yang jaga."

Ravel mengalihkan pandangannya pada Aluna lalu mengangguk singkat. Lelaki itu memakan makanan itu dengan cepat lalu kembali duduk di samping brangkar Aruna.

Aluna melihat hal itu tersenyum simpul. "Semoga kamu orang yang bener bener bisa aku percaya buat jagain Aruna. Di dunia ini, Aruna hanya punya 3 orang kepercayaan. Kamu, Jia dan Elin." Gumam gadis itu seraya tersenyum hangat melihat perlakuan Ravel pada adiknya. Jujur saja Aluna lumayan kagum akan cara Ravel melindungi Aruna. Sedari pertama ketemu, Aluna melihat di antara yang lain hanya Ravel lah yang matanya benar-benar menyiratkan kekhawatiran yang sangat berlebihan. Seakan akan Aruna adalah jantung baginya, jika gadis itu kenapa kenapa, maka dia yang akan mendapat konsekuensinya.

Ceklek!

Semua orang yang Ravel suruh untuk pergi makan tadinya telah kembali. Mereka semua mendudukkan dirinya pada sofa yang tersedia di sana. Jia terlihat sangat gelisah saat ini, seperti ada sesuatu yang mengusik pikirannya sejak tadi. Dibandingkan yang lain, hanya Jia yang menatap kosong ke arah brankar milik Aruna.

Tangan kekar milik Nicholas mengusap pelan jemari Jia sambil membawa tubuh gadis itu kedalam dekapannya.

"Lo berdua bisa ga sih? Jangan pamer keuwuan depan gue?! Kasian tuh si Alga lagi kit heart ngeliat pemandangan di depannya." Ujar Edgar sinis.

Jia melirik sekilas ke arah Algarick sembari memutar bola matanya malas. "makanya kalau masih ada itu hargai! Giliran udah ditinggal aja nangis! Nyesel kn lo?!"

Algarick yang merasa dirinya disindir hanya menghela nafasnya, dia ingin sekali mendekat ke arah Aruna, memastikan keadaan gadis itu, namun ada rasa bersalah di hatinya. Apa dia keterlaluan dalam memperlakukan Aruna dulu? Bisa bisanya dia lebih percaya orang baru dalam hidupnya daripada orang yang selama ini selalu bersamanya.

Algarick merutuki dirinya sendiri karena benar benar bodoh. Kalaupun diingat ingat, jika Aruna memang salah, maka kekerasan bukanlah sebuah solusi dari hal itu, bagaimanapun, Aruna adalah seorang gadis. Jika sesama lelaki saja kekerasan itu tidak layak, maka bagaimana dengan perempuan? Itu lebih tidak layak. Ya walaupun Algarick adalah ketua dari sebuah geng yang mempunyai musuh bak butiran pasir diluar sana sehingga membuat dirinya tak bisa berhenti untuk tidak tawuran sana sini.

Bisma dan Edgar sedang mabar di lantai rumah sakit itu yang dibaluti sebuah karpet berbulu yang sangat halus, tadi memang dia sempatkan untuk singgah ke toko membeli sebuah karpet karena rencananya mereka akan menginap disini, sedangkan Elin? Gadis itu sudah tertidur lelap di paha Edgar, lengkap dengan mata bengkak dan bekas air mata di pipinya, dan jangan lupakan juga dengan hidungnya yang memerah akibat terus menerus menangis. Orang-orang yang berada di resto tempat mereka makan tadi hanya menatap aneh ke arah Elin yang terus meneteskan air mata.

Sedangkan Jia? Gadis itu masih gelisah, seperti ada sesuatu yang sangat ingin ia sampaikan pada semua orang, namun ada rasa takut dalam dirinya. Gadis itu juga sama sekali tak tenang sedari tadi, sama seperti Elin, bedanya Elin lebih mengenaskan. Yang jadi pertanyaannya, hal apa yang membuat Jia tak tenang? Apa ada sesuatu yang gadis itu sembunyikan?

Karena sudah muak melihat Algarick yang menatap Aruna tanpa berkedip sekalipun, Bisma menyimpan ponselnya lalu menatap Algarick sambil bernyanyi pelan.

"...dia yang kau cinta mencintai yang lain~"

Merasa lagu itu dipertunjukkan untuknya, Algarick menatap datar ke arah sahabatnya yang satu itu. "Siapa sih yang nyanyi? Suaranya ngok ngok anjg!"

"Lo ngecosplay jadi babi?" Tanyanya pada Bisma.

Ada rasa ingin mencincang daging Algarick saat ini, namun Bisma sadar, bukannya daging Algarick yang tercincang, malah dagingnya yang hancur dicincang duluan.

Ting!

Ponsel milik Ravel bergetar. Saat Ravel membuka benda pipih itu, tangan Ravel menggenggam erat ponselnya dengan tangan yang bergetar dan mata yang menajam seketika. Bagaimana tidak? Ada seseorang yang mengirimkannya sebuah foto yang berisikan foto Aruna dengan kepala yang tercoret tinta merah dan disampingnya tertulis 'N.G', 'a.r . a.z', 'mansion w', '2'. Dan jangan lupakan kata 'bening' dan mati, yang tertulis dengan tinta berwarna merah yg agak tebal. Entah tinta merah atau darah, Ravel tak tahu.

Ravel menatap kearah belakang untuk melihat satu persatu orang yang sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. "Lo pada kalau mau pulang, pulang aja. Biar gue yang jaga Aruna disini."

Shaveera menatap ke arah Algarick dengan mata berbinar. "Al? Kamu bisa anterin aku?"

Tanpa melihat ke asal suara, Algarick menjawab. "nyokap lo udah nikah sama bokapnya Aruna, otomatis uang lo juga bakalan ngalir. Atau itu masih kurang? Kalau masih kurang kan lo tinggal ngeluarin desahan lo biar uang lo nambah lagi kan?"

Shaveera mencoba untuk menyangkal hal yang di katakan Algarick tadi namun dirinya malah tambah malu saat Jia angkat bicara. "aku bukan cewek kayak gitu Al, aku ga pernah pernah turunin harga diri aku sebagai perempuan."

"Ya. Lo emang ga pernah nurunin harga diri lo, soalnya diri lo kan ga ada harganya, siapa coba yang mau sama cewek yang sasima"

"Sasima? Itu apa?" Aluna bertanya karena memang gadis itu tak tahu.

Jia tersenyum ke arah Aluna lalu melirik Shaveera. "sana sini mau."

Karena tak kuasa melihat raut wajah malu yang ditunjukkan oleh Shaveera, Edgar mendekatkan sedikit dirinya ke arah Shaveera. "ga ada yg bisa dibanggain dari diri lo."

"Cukup!"

Semua orang tersentak kaget saat suara itu memenuhi ruang inap Aruna. "Apa hal ini yang di ajarkan oleh orang tua kalian? Dimana sopan santun kalian?" Rhea menetap tak percaya pada remaja yang berada disekitarnya ini.

"Apa hal itu juga yang diajarkan oleh kedua orang tua anda kepada anda? Menjual diri kepada seorang pria paruh baya yang telah memiliki istri dan anak? Merusak rumah tangga seseorang dengan gampangnya? Sepertinya anda sudah berpengalaman. Saya bahkan tau, kalau benih yang ada dalam rahim anda itu bukanlah benih dari papah saya." Suara serak nan rendah itu mengalihkan perhatian semua orang yang tadinya mengolok-olok Shaveera.

Mata mereka membulat kaget saat mengetahui siapa orang yang memberikan serangan balik pada Rhea----ibu dari Shaveera.

Mendengar suara indah yang sejak tadi ia nanti nantikan terdengar kembali, Ravel bangun dari tidurnya dan mencari asal suara itu dan alangkah terkejutnya dia melihat gadis di depannya inilah yang mengatakan hal tadi.

Semua orang berkerumun di samping brangkar Aruna dengan melayangkan pertanyaan yang bertubi-tubi.

Aruna merasakan ada sebuah tangan yang membuat menggenggam tangannya penuh ketulusan. Gadis itu melirik tangannya yang sedang berada dalam genggaman seseorang.

Kedua tangan itu masih bertaut erat, seakan akan jika tangan itu dilepaskan maka mereka berdua tak akan bertemu kembali.

Aruna mendongak sedikit untuk melihat wajah seseorang yang sedang menggenggam tangannya dan mendapati wajah seorang lelaki yang sedang menatapnya dengan pandangan penuh kekhwatiran.

Aruna dan Ravel adalah gambaran sepasang orang yang ditakdirkan untuk terus bertemu di kehidupan sebelumnya maupun di kehidupan selanjutnya.

Sepasang teman yang akan terus dipertemukan dalam bentuk dan keadaan apapun.

Mereka memang ditakdirkan untuk terus bertemu, namun....tidak dengan menua bersama.

Mereka berdua seakan dipermainkan oleh takdir. Sepasang manusia yang memiliki rasa yang sama namun sama sekali tak ada yang menyadari hal itu, bahkan dirinya sendiri pun tak menyadari hal itu.

Dan...bagaimanakah dengan akhir kisah mereka nantinya? Akankah mereka bersatu di kehidupan saat ini? Atau mereka akan mempunyai pasangan masing-masing? Akan kah mereka bisa memecahkan semua misteri di kehidupan mereka kali ini tanpa kehilangan salah satu dari mereka?

Maaf telat up🤧🙏

Cie yang tebakannya bener! Ayo tebak lagi!

Mau ngomong apa sama

Aruna?

Ravel?

Jia?

Elin?

Edgar?

Bisma?

Nicholas?

Algarick?

Shaveera?

Targetnya knp bisa secepet itu sih nembusnya?🤧👊
Kalian pake pelet apa heh?!

Target 200 vote+60 komen

Continue Reading

You'll Also Like

1.3M 710 36
Menjadi korban kekejaman keluarga sendiri? Ya, itu yang dialami oleh seorang gadis cantik bernama Greyna Artshela Dalco. Kekejaman keluarganya membua...
3.5M 440K 36
"Aneh, kok gue jadi cantik?" ketika gadis yang memiliki IQ yang tinggi, namun bar-bar, tiba-tiba tersesat di tubuh seorang gadis cantik yang bodoh, e...
8.3M 643K 59
Shela Aghatasiva, Queen Racing geng motor terkenal di Bandung di kabarkan meninggal dunia. Tidak sedikit yang syok mendengar berita tersebut, terutam...
3.2K 466 61
kehidupan rara dan mita yang semula bahagia kini terusik oleh kehadiran 2 manusia dingin seperti kutup utara. persahabat yang dulu erat kini harus te...