Azalea & Alter Ego Boy ✓

By ShinyAlph

4.5M 939K 445K

[END | PART LENGKAP] #1 in teenlit [28 Oktober 2021] #1 in receh [08 November 2022] #1 in sekolah [03 Desembe... More

0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77 [END]
PENGUMUMAN
HIDDEN YOU PART 1
HIDDEN YOU PART 2
HIDDEN YOU PART 3
HIDDEN YOU PART 4
HIDDEN YOU PART 5
HIDDEN YOU PART 6
HIDDEN YOU PART 7
HIDDEN YOU PART 8
HIDDEN YOU PART 9
HIDDEN YOU PART 10

37

59.2K 13.3K 6.8K
By ShinyAlph

Nakusha diam menatap sosok yang tersenyum sopan di depannya. Sekitar mereka sepi dari keramaian. Melihat pria ini, Nakusha mau tak mau mengingat-ngingat sudah berapa lama tidak melihatnya.

“Ada apa? Bukan tentang pulang ke rumah, kan?” tanya Nakusha to the point.

Pria itu semakin tersenyum. “Itu tujuan saya datang ke sini, Den. Tuan mencari keberadaan Den Naku dan mengetahui bahwa Den Naku bersekolah di sini.”

Sudut bibir Nakusha sedikit terangkat, sinis. Matanya menatap pria itu dingin. “Aku tidak akan pulang. Minta tuanmu untuk berhenti mengirim seseorang mencariku.”

“Den Nakusha.”

Nakusha berbalik, hendak kembali ke lapangan. Dia tidak menghiraukan panggilan pria di belakangnya sampai mendengar sesuatu yang tidak dia sukai.

“Jika Den Naku masih menolak, tuan berkata akan datang sendiri ke sini dan mencabut beasiswamu.”

Langkah Nakusha terhenti. Dia berbalik sambil menyeringai. “Sekarang tuanmu suka mengancam, heh?”

“Tuan saya adalah ayah Den Naku.” Pria itu membalas dengan sopan. “Keluarga Nahentra masih mampu membiayai Den Naku sehingga tidak memerlukan beasiswa tersebut.”

“Gak usah urusin hal pribadiku!” Nakusha berkata tegas. Dia menaikkan kacamatanya dan kembali ke kepribadian acuh tak acuh. “Aku akan pulang akhir pekan.”

Pria itu mengangguk, masih mempertahankan senyum profesional. “Akan saya sampaikan kepada tuan.”

Nakusha berbalik dan melangkah pergi. Ketika punggungnya semakin jauh, senyum pria itu memudar dan berbalik pergi dengan ketidakpedulian di wajahnya.

Azalea duduk di pinggir lapangan. Sudah sejam lebih Nakusha tidak kembali setelah bertemu pria asing tadi sehingga mau tak mau posisinya digantikan pemain cadangan.

Melirik Salga yang sedang duduk selonjoran tak jauh darinya, dia merangkak pergi secara diam-diam dan bergegas lari menjauh dari sana.

Gadis itu mengikuti arah di mana perginya Nakusha tadi. Semakin jauh, lingkungan sekolah semakin sepi karena kebanyakan orang sibuk dengan berbagai lomba non-akademik.

Azalea cemberut sebab tidak menemukan jejak keberadaan Nakusha. Saat dia berbalik, matanya secara tidak sengaja melihat sosok yang bersandar pada jendela di salah satu ruangan bangunan sekolah. Matanya menyipit melihat sosok itu sebelum bergegas masuk ke dalam gedung untuk mencari keberadaan Nakusha di kelas lantai dua.

Kelas demi kelas Azalea masuki. Tatkala akhirnya melihat sosok tersebut duduk di atas meja sambil bersandar ke kaca, Azalea entah kenapa jadi merasa tenang.

“Ehan....” panggilnya sambil berjalan masuk.

Nakusha yang sejak tadi menunduk bergeming sesaat sebelum mendongak. Melihat sosok Azalea, dia langsung merentangkan tangan. “Sini.”

Azalea mengerjap pelan melihat tatapan dalamnya. Dia melirik pintu yang setengah terbuka lalu laki-laki itu kemudian.

Di tengah keraguan Azalea, tawa rendah Nakusha terdengar. “Santai, gue gak bakal makan lo sekarang kok.”

Azalea mempercayainya. Dia melangkah mendekat dan langsung dibawa ke dalam pelukan hangat laki-laki tersebut.

“Ehan?” bisik Azalea bingung. Dia merasa Nakusha sedang dalam suasana hati yang kurang baik sekarang.

Nakusha menenggelamkan wajahnya ke leher Azalea. Dia mengecup lembut kulitnya sebelum berkata dengan pelan, “Gue mau denger suara asli lo.”

Azalea terdiam.

“Boleh?” tambah laki-laki itu meminta izin.

Tapi karena inilah Azalea jadi lemah imannya. Dia paling tidak bisa menolak jika laki-laki bertanya sesuatu terlebih dahulu.

“Mm.... Ehan.” Azalea memanggil dengan suara malu.

Kekehan terdengar, bahkan Azalea bisa merasa getaran di punggungnya.

“Azalea, kenapa lo jadi cowok?”

“Nyari jodoh.”

“Gue?” tanya Nakusha dengan pedenya.

Azalea merenung lama sebelum menjawab. “Gak tau sih, keknya nggak karena lo nolak gue.”

“Harusnya?”

Azalea menarik dirinya, membiarkan dia dan Nakusha bersitatap. “Harusnya lo cinta sama gue meski kita sama gender.”

“Gue jadi kasian sama jodoh lo nanti.” Nakusha menatapnya lembut sambil memperbaiki rambut gadis itu.

“Nggak bakal. Lagian gue cantik dan pinter.” Azalea menyengir. Menatap wajah tampan laki-laki itu tanpa kacamata, dia mengangkat tangannya dan mengelus pelipis yang memperlihatkan bekas pemakaian kacamata.

“Ehan, you oke?”

Nakusha tiba-tiba menunduk mengecup sudut bibirnya. “Are you okay, sayang.”

Wajah Azalea memerah lalu memukul pundak laki-laki itu. “Jangan cium sembarangan!”

“Salah kata gue cium,” ujar Nakusha tak tahu malu.

“Kalau gitu gue nggak bakal pake bahasa Inggris!” seru Azalea. “Btw om-om tadi siapa?”

“Kurir paket.”

“Widih,” Azalea tertawa renyah. “Emang kurir paket udah upgrade pake jas formal, ya? Mantep bener.”

Karena wajah ceria gadis itu, Nakusha jadi ikut tersenyum. Posisinya saat ini sedang bersandar di meja dengan Azalea di pelukannya. Membalikkan posisi, Nakusha mengangkat Azalea duduk di meja dengan satu kakinya di antara paha gadis itu.

“E-ehan?!” panggil Azalea panik dengan wajah memerah.

“Gue janjinya gak makan lo sekarang, bukan gak cium, kan?” tanya Nakusha dengan smirk.

Azalea meletakkan kedua tangannya di pundak Nakusha untuk menahannya mendekat. “Lo punya kepribadian ganda?! Kenapa beda dari Ehan yang gue kenal?!”

Melihat ketakutan gadis itu, Nakusha semakin lucu. “Hm, gue penderita DID. Satu namanya Naku, satunya lagi nama Ehan.”

Azalea terdiam sejenak sebelum memukulnya secara membabi buta. “Bohong! Gue baca di google katanya mereka gak nyadar ada kepribadian ganda dalam tubuh mereka!”

Nakusha menangkap tangannya dan tersenyum. “Jadi gak perlu gue jelasin lagi.”

Azalea mencuatkan bibir. Namun itu dimanfaatkan laki-laki itu untuk menyerang. Ketika Azalea sadar, bibirnya sudah menyatu dan dimainkan laki-laki itu.

“Mm!” pekik Azalea tertahan sambil mendorongnya pundaknya.

Nakusha bergeming lalu sedikit menjauh. “Jangan tutup bibirnya. Coba buka dikit mulut lo?” tanyanya dengan suara serak sambil memegang dagu Azalea.

“Gak mau, gak mauuuu!” Azalea memundurkan tubuhnya sambil menutup bibirnya. Matanya menatap Nakusha hati-hati. “Lo pro banget. Udah berapa cewek?”

Nakusha mengernyit lalu menunduk menghitung jarinya. Melihatnya seperti ini, kepanikan Azalea meluap dan memukulnya ganas. “Jahat banget lo ambil kesempatan! Gak bisa, gak bisa! Balikin first kiss gue! Huaaa!”

Nakusha lagi-lagi harus menangkap tangan Azalea dan meletakkannya di belakang punggungnya. “Gue belum jawab. Cuma elo.”

“Gak percaya!”

“Kalau gitu kita buktiin lagi gue masih pro atau nggak.”

“Modus, itu mah mau elo!”

Nakusha tersenyum samar melihat wajah marah gadis itu. Azalea tiba-tiba mendapatkan ide. Dengan sengaja dia mengalungkan tangannya ke leher Nakusha sembari menyeringai.

“Ehan, pintunya terbuka tuh. Kalau tiba-tiba ada yang dateng terus liat kita gini gimana?” tanyanya menggoda.

“Gak papa. Paling di D.O.”

“Enteng banget ngomongnya!”

Nakusha maju mengecup hidungnya lembut. “Azalea, kalau lo tau kekurangan gue, lo masih suka gue?”

“Hm?” Azalea menelengkan kepala ke satu sisi, penasaran.

Nakusha mengelus pipi gadis itu. “Sejak kecil gue tinggal di Amerika sampe umur 13 tahun.” Tatapannya menerawang sejenak sebelum kembali fokus dan menatap lekat mata penasaran gadis itu.

“Dan... gue pernah bunuh seseorang di sana.”

TBC

October 21, 2021.

5K komen.

Teori konspirasi kalian sebelumnya pada ngeri-ngeri. Dasar anak WP. Tapi aku suka. Lanjutkan imajinasi kalian.

Aku tuh orangnya mageran gais, jadi kalau sekali gak update bakal bertahan sampe berbulan-bulan seperti ceritaku yang lain. Jangan sampe cerita ini juga bakal gitu.

Continue Reading

You'll Also Like

429K 33K 42
"Seru juga. Udah selesai dramanya, sayang?" "You look so scared, baby. What's going on?" "Hai, Lui. Finally, we meet, yeah." "Calm down, L. Mereka cu...
33.1K 1.9K 31
||Follow dulu yuk, biar makin akrab sama aku|| DONT COPY MY STORY! Hidup dengan rasa cemas dan ketakutan setiap saat, akan kah kamu bisa? ini kisah...
562K 11.6K 56
Allea kembali ke Indonesia setelah 8 tahun untuk menemui calon tunangannya, Leonando. Namun Allea tidak tahu telah banyak hal yang berubah, termasuk...
38.6K 3.8K 34
Guntur Buana adalah sebuah rumah yang begitu megah, berdiri di tengah-tengah Jakarta yang begitu padat dengan tajuk sebagai 'kost eksklusif' khusus l...