ACCIDENT

De rosebelles

128K 15.1K 2.8K

[COMPLETED] Kalau bukan karena kejadian itu, gak bakal deh gue nikah sama anak kecil. Mana ada anak kecil ya... Mais

1 : Kejadian
2 : Gelisah
3 : Ancaman
4 : Keciduk
5 : Sakit
6 : Mual
7 : Tokcer
8 : Rencana
9 : Pernikahan
10 : Pengantin Baru
11 : Di Rumah
12 : Siapa nih?
13 : Wah Pelakor
14 : Ngidam
15 : Aneh
16 : Cemburu
17 : Gairah Bumil
18 : Ganti Rugi
19 : Senam
20 : Baby shower
21 : Tendangan Super
22 : Overthinking
23 : Lahiran
24 : Mami Papi
25 : SuperMan
26 : Liburan
27 : Istri Muda
28 : Pisah
29 : Move On

30 : Bonus Chapter : Real Life

4.8K 414 88
De rosebelles

Long time no see bestie, chapter ini panjanggg gitu semoga aja ga bosen bacanya yaa, jangan lupa juga vote komennya sebagai wujud apresiasi kalian di story ini hehe

Selamat membaca...



Hanya ada satu perbedaan antara anak pertama dan anak kedua pada pasangan Suami Istri dari Jeffrey dan Rose.

Sudah pasti perbedaan antara keduanya yang terlihat yaitu memiliki jenis kelamin yang berbeda. Anak pertama, Ryu yang berjenis kelamin perempuan. Sedangkan anak kedua, Jerry yang berjenis kelamin laki-laki.

Sepertinya perbedaan mereka berdua hanya ada di jenis kelaminnya saja, karena secara keseluruhan, mulai dari fisik hingga sifat mereka mirip satu sama lain.

Melihat sifat Ryu yang seperti apa, maka Jerry seperti itu juga.

Yang artinya, mereka berdua asli turunan sang Mami.

Gen yang dimiliki Rose sangat kuat untuk anak-anaknya, karena itulah kedua anaknya mirip dengannya. Gen yang dimiliki Jeffrey hanya seperti tim hore alias sebatas pelengkap untuk anak-anaknya.

Tetapi untungnya kedua anak mereka mewarisi kepintaran dari otak sang Papi, bukan dari otak Maminya yang sedikit miring itu.

Kalau hasilnya seperti ini, sudah dipastikan siapa yang berperan menjadi dom dan sub dalam proses pembuatannya.

"Jerry, minum susu dulu sini" panggil Rose pada anak keduanya yang pagi-pagi sudah nyebur di kolam renang rumah mereka.

"Gak mau Miii" teriak sang anak lelaki dari dalam kolam yang berdekatan dengan dapur dimana Maminya berada.

"Ck, kebiasaan deh perut masih kosong langsung nyebur berenang" dumel Rose yang mau tak mau harus bangkit dari duduknya di kursi meja makan.

"Sayang, minum susu dulu sini, perut kamu masih kosong ntar sakit lagi" ajak Rose agar anaknya mau meminum susu terlebih dahulu.

"Minum susu itu cuma untuk anak kecil Mi" ucap anak usia 5 tahun itu yang mulai berenang menjauhi Maminya, menolak untuk minum susu.

"Ya berarti kan cocok untuk kamu sayang, yuk sini" ucap Rose berusaha membujuk dengan sabar, biasa Suaminya nih yang jago dalam hal merayu-rayu hingga mau.

"Mami, Jerry sekarang udah gak butuh minum susu lagi" ucap Jerry yang sekarang badannya mengapung ditengah kolam.

Haduh gayanya anak satu ini.

"Jerry, ayo dong minum susunya, nanti dingin nih sayang" Rose mulai merasa sebal, Jerry susah sekali mendengarkannya. Padahal kan untuk kebaikan anak itu juga.

Tidak ada sautan dari anak itu, masih asik mengapung dan sekarang memejamkan matanya. Tidak heran jika anak bungsunya ini jago berenang karena dari bayi sudah ikut kelas renang dan juga Jeffrey rajin mengajak anak-anak mereka berenang sebagai olahraga.

Rose yang melihat itu hanya bisa menghela nafas pasrah, kalo tau gini sih mending anak keduanya mirip ke Jeffrey aja, Suaminya itu kan penurut sekali dengan orangtua, yang sesat kayak Mamanya aja juga diturutin.

Sifat Jerry ini lebih parah daripada Ryu kecil dulu, kalau Ryu masih mau mendengarkannya. Kalau Jerry sekarang benar-benar duplikatnya saat ia masih kecil dulu, yang susah sekali menuruti omongan sang Mama. Parahnya dulu Rose membuat darah tinggi Mamanya selalu naik. Semoga saja Jerry tidak sampai begitu, bisa-bisa nanti Rose akan pingsan duluan.

☁️☁️☁️

"Eits, mau kemana sayang?" Tanya Jeffrey yang badannya ditabrak asal oleh Rose karena antara tidak melihat-lihat saat jalan atau memang sengaja melampiaskan rasa kesalnya pada sang Suami yang tidak tahu apa-apa.

"Anakmu tuh, susah banget dikasih tau! Disuruh minum susu aja gak mau!" Rose langsung ngomel, tidak menjawab pertanyaan Jeffrey.

Waduh, kalau sudah nyebut dengan kata 'anakmu' berati anak-anak mereka sudah membuat kesalahan dengan Maminya.

Rose emang suka gini, kelakuan anaknya yang jelek-jelek selalu dilempar ke Jeffrey dengan sebutan anakmu, coba deh kalau anak mereka bersikap dengan baik atau berprestasi di Sekolah, baru Rose mengakui anak-anak mereka dengan kata anakku atau anak kita.

"Udah kamu jangan ngomel-ngomel gini, masih pagi sayang. Ntar sakit lagi loh kepala kamu" Jeffrey mendekati Rose dan memijat pelipis Istrinya itu dengan lembut, berusaha menenangkan pikirannya.

"Sebeeel dia gak mau nurut" Rose memanyunkan bibirnya kesal, dan langsung memeluk Jeffrey.

Karena pelukan Jeffrey selalu membuatnya nyaman.

"Namanya juga masih anak-anak sayang, jadi kita sebagai orangtua harus lebih sabar dan pintar ngebujuk lagi, gimana caranya supaya Jerry mau minum susu" jelas Jeffrey sambil mengelus kepala Rose dengan lembut.

"Kamu aja deh ya yang bujuk, aku takut malah maksa terus marah-marah ke dia nanti" Rose mendongakkan kepalanya untuk menatap Jeffrey.

"Yaudah kalau gitu aku aja" jawab Jeffrey menyetujui.

Pelukan mereka belum terlepas, masih menatap wajah satu sama lain.

"Gak mau cium?" Tanya Jeffrey, karena setiap pagi mereka memang selalu berciuman.

"Aku malah nungguin kamu cium" Rose menjawab dengan senyum-senyum.

"Biasa juga nyosor duluan tuh"

"Ck, hari ini gak dulu"

Jeffrey hanya terkekeh mendengarnya, suka-suka Istrinya aja lah.

"Ciyuuum Mami dongg Papiii" pinta Rose dengan nada imut.

Sudah bertahun-tahun mereka menikah, tetapi tetap saja Jeffrey langsung merasa lemah karena gak kuat kalau Rose lagi mode imut gini.

"Jangan ngegemesin gini deh sayang, aku gak kuat ntar" jawab Jeffrey yang kemudian menyatukan bibir meraka.

Jeffrey melumat bibir atas dan bawah Rose bergantian, yang dibalas serupa oleh Istrinya itu. Tangan Jeffrey semakin mempererat pelukannya dipinggang Rose, tidak ingin ada jarak diantara mereka.

"Mphhh..."

"GOOD MORNINGGG" Teriak Ryu yang sedang turun tangga seperti biasa, mengucap selamat pagi untuk orang rumahnya.

Mendengar suara itu, Rose langsung mendorong tubuh Jeffrey agar menjauh sehingga ciuman mereka terlepas.

"Udah ada Papi sama Mami aja disini" ucap Ryu yang baru memasuki area dapur, kemudian duduk di kursi meja makan.

"Iya sayang, Ryu mau makan apa nak? Roti atau nasi goreng?" Tanya Rose yang langsung mendekat ke anak perempuan pertamanya itu.

"Roti aja deh Mi, Ryu belum terlalu lapar"

"Bibir Mami Kok kelihatan sedikit bengkak?"

Rose dibuat tersedak secara tiba-tiba saat sedang mengolesi selai pada roti. Karena pertanyaan yang dilontarkan Ryu membuatnya terkejut.

"Eum, itu tadi pagi Mami jatuh dari kasur sayang, bibirnya Mami kecium lantai jadinya bengkak dikit deh" jelas Rose tersenyum tipis, agar terlihat meyakinkan dimata anak SD itu.

Ryu hanya menganggukkan kepalanya mengerti.

Sementara Jeffrey yang mendengar kebohongan itu hanya mengerucut sebal, masa bibirnya disamain sama lantai sih.

"Terimakasih Mami" Ryu menerima piring roti yang diberikan Maminya, tak lupa mencium pipi sang Mami.

"Papi gak dicium?" Tanya Jeffrey yang melihat Ryu mulai melahap rotinya.

"Papi aja yang cium Ryu" jawab anak itu tertawa senang.

Jeffrey menghampiri putri kecilnya itu dan menciumi kedua pipi bulatnya dengan gemas. Membuat Ryu tertawa geli karena diciumi seperti itu.

"Pi, tadi katanya mau kasih Jerry susu?" Ucap Rose yang menghentikan keromantisan antara Ryu dan Papinya.

"Oh iya lupa, Papi kesana dulu deh" Jeffrey segera mengambil gelas susu yang dibuat Rose untuk Jerry yang ada di kolam renang.

☁️☁️☁️

"Boy..." panggil Jeffrey pada Jerry yang masih saja rebahan mengapung di tengah kolam. Kali ini menggunakan pelampung float flamingo milik sang Kakak yang berawarna pink.

Jerry yang mendengar suara berat sang Papi langsung membuka matanya dan duduk diatas situ.

Jeffrey mengangkat gelas susu yang ada ditangannya, menunjukkan kepada sang anak lelaki.

Jerry yang melihat gelas susu yang tadi dibawa Maminya dan sekarang dibawa lagi oleh Papinya itu langsung menggeleng dengan lesu.

"Jerry gak mau minum susu Pi"

"Kenapa? Susu enak loh" ucap Jeffrey yang berjalan dipinggir kolam, semakin mendekati anaknya.

"Gak papa Pi" anak itu berucap dengan pelan.

"Pasti ada alasannya dong kenapa Jerry gak mau. Dulu, Jerry suka banget sama yang namanya minum susu, tapi semenjak masuk sekolah kok susah banget ya untuk mau minum susu" ucap Jeffrey dengan nada sedih.

Jerry langsung menatap Jeffrey yang melihat kearahnya dengan sedih.

"Eum, kata teman Jerry, cowok yang masih minum susu itu gak keren" ucap anak laki-laki itu, mulai mau bercerita pada Papinya.

"Hmm? Pasti teman Jerry salah informasi tuh. Minum susu itu baik untuk pertumbuhan tubuh loh, kalau Jerry rajin minum susu, nanti pertumbuhannya akan baik dan tubuh Jerry pasti sehat. Kalau tubuhnya sehat, sudah pasti Jerry jadi cowok keren deh" jelas Jeffrey.

"Keren kayak Papi?"

"Iya dong, liat nih badannya Papi sehat, kelihatan keren kan?"

Jerry menganggukkan kepalanya setuju. Menurutnya, Papi Jeffrey adalah lelaki terkeren.

"Hmm tapi kok Jerry gak pernah liat Papi minum susu? Papi selalu minum kopi setiap pagi"

"E-eh, Papi masih minum kok sampai sekarang, tapi Jerry gak liat aja pas Papi lagi minum susu"

Susu punya Mami, lanjut Jeffrey dalam hati.

Jerry yang mendengar itu hanya mengangguk dan mau menerima segelas susu yang diberikan sang Papi, dan langsung meminum susunya hingga habis. Mulai saat ini ia akan mendengarkan ucapan sang Papi, untuk rajin minum susu agar tumbuh dengan baik dan menjadi cowok keren.

☁️☁️☁️

"Andai, aku jadi kayaaa~~~"

"Punya uang berjuta-jutaa~~~"

"Eh emang udah kaya hehe"

Rose hanya memutar bola matanya malas melihat orang yang baru masuk kerumahnya ini, bukannya salam malah nyanyi lagu yang sedang trend di tiktok sambil merentangkan tangannya dan berputar-putar.

Dasar si Mama, semakin tua malah semakin menjadi-jadi.

"Salam dulu kek Ma" tegur Rose yang berjalan mendekat untuk mengambil koper Mamanya yang ditaruh begitu saja didepan pintu.

"Salaaam dari Jakarta Lin" ucap Mamanya dengan nada suara yang ala-ala seperti lelaki yang mengucap salam dari binjai.

Kan, kelakuan Mamanya ini emang gak pernah bener.

"Mama naik apa kesini?"

"Taksi Bandara dong"

"Emang gak mahal? Kenapa gak minta jemput aja?" Tanya Rose heran, karena setiap Mamanya itu datang kesini pasti selalu memberi kabar terlebih dahulu agar dijemput di Bandara. Tidak seperti sekarang yang tiba-tiba datang lalu menekan bel berulang kali, dan saat masuk malah nyanyi-nyanyi.

"Mana Suami kamu Lin?" Tanya Mamanya yang langsung berjalan duluan, mengabaikan pertanyaan anaknya.

"Di dapur lagi sarapan" jawab Rose dibelakang menyusul Mamanya.

"Jeffreyy mantuku yang gantengg" Mamanya Rose dengan heboh menyapa Jeffrey yang sedang makan berdua bersama Jerry disebelahnya, sedangkan Ryu sudah kembali ke kamar setelah makan roti tadi, katanya sih mau bermain komputer.

"Eh Mama udah sampe" sambut Jeffrey yang langsung berdiri menghampiri Mama mertuanya untuk memberi salam.

Mamanya Rose langsung memeluk menantunya itu dengan girang, bahkan ia juga mencium pipi Jeffrey hingga meninggalkan bekas lipstik yang berwarna merah cabe.

Rose menyerngitkan dahinya heran, kalau begini sih sudah pasti ada sesuatu yang terjadi diantara mertua dan menantu itu.

Mamanya memang heboh, tapi kali ini terlihat lebih heboh saat menyapa Jeffrey.

"Jerry anak ganteng, kamu makan apa ini? Kok kayak muntah kucing sih?" Tanya Mamanya Rose yang mengambil duduk didepan sang cucu.

"Ini Jerry lagi makan nasi goreng buatan Mami" jawab Jerry menatap Nenanya.

Rose yang mendengar itu melotot dengan sebal dan mengerucutkan bibirnya, Mamanya ini emang paling bisa bikin Rose insecure dengan masakannya. Harusnya jangan terlalu jujur kalau ngomong.

"Pembantu kamu mana sih Lin? Kenapa gak suruh mereka aja yang masak?"

"Kalau weekend kan libur Ma"

"Harusnya jangan dikasih libur tiap minggu Lin, kasian ini Suami sama anak kamu dikasih makan beginian"

"Gak papa kok Ma, masakan Rose enak kok rasanya, cuma bentuknya aja yang kurang rapi" bela Jeffrey yang melihat Istrinya sudah mulai merengut kesal.

"Ryu kemana? Gak ikut sarapan?"

"Ryu tadi udah sarapan duluan Ma, sekarang lagi dikamar main komputer" jawab Jeffrey langsung, karena tau Rose terlanjur malas ngomong dengan Mamanya yang sudah memberi komentar jahat pada masakannya.

"Kalau gitu Mama istirahat dulu ya, masih ngantuk karena dapat penerbangan subuh"

"Jerry anak ganteng, Nena istirahat dulu ya"

Jerry hanya membalas dengan anggukan karena mulutnya penuh dengan nasi goreng.

Rose bersyukur, Suami dan anaknya tidak pernah menolak memakan masakannya.

"Kalau gitu Mama aja nanti yang masak untuk makan siang" ucap Mamanya sambil membuka pintu kamar tamu, kamar yang selalu dipakainya saat disini.

"Tumben mau repot-repot!" jawab Rose sedikit sensi, masih agak sebal dengan ucapan Mamanya tadi.

"Buat mantu Mama ya, biar makan enak"

"Sekalian rasa terimakasih lah ya hehe"

"Ih terimakasih buat apaan coba? Abis dikasih Jeffrey apaan emang?" Tanya Rose kepo.

"Abis dapat transferan dong dari mantu gantengnya Mama" ucap Mamanya Rose menaik turunkan alisnya, pamer kepada anaknya.

"Paling cuma 5 juta" jawab Rose keki sendiri, ini pasti Mamanya duluan yang kode-kode ke Jeffrey untuk dikasih.

Karena memang untuk jatah bulanan Mamanya ada sendiri, dan itupun melalui Rose ditransfernya.

"Dih, siapa bilang. Itu mah kamu yang kasih Mama segitu, kalau Jeffrey kasih Mama langsung 2 digit ya" pamer Mamanya yang mengipas-ngipaskan tangannya didepan wajah.

Rose spontan melebarkan bola matanya, menang banyak sih ini Mamanya.

Pokoknya Rose mau dapat transferan juga dari Jeffrey, harus lebih dari Mamanya agar bisa pamer balik.

Dan salah satu cara Rose agar mendapat transferan dari Suaminya dalam jumlah banyak yaitu harus lebih memuaskan pelayanannya nanti malam.

☁️☁️☁️

"Sayang~~" panggil Rose dengan nada centil, kebiasaanya saat ingin yang iya-iya.

Jeffrey yang mendengar itu terkekeh pelan, sudah tau jika Istrinya menginginkan sesuatu.

"Udwah sikwat gwigi?" Tanya Jeffrey yang berdiri didepan westafel sambil menggosok giginya.

"Udah kok" jawab Rose senyum-senyum.

Rose kalau ada maunya langsung tunduk kepada Jeffrey dengan bersikap seperti kucing penurut, berbanding terbalik jika sedang agresif maka akan seperti macan betina.

"Bantu cukuran dulu ya? Mau kan?" Tanya Jeffrey pada Rose, ia takut Istrinya merasa tidak nyaman nanti saat ia cium karena janggut dan kumisnya mulai tumbuh banyak.

Rose mulai berjalan mendekati Jeffrey dan berdiri disebelahnya. Tangannya mengambil krim dan pisau cukur yang ditaruh di rak kamar mandi mereka.

"Kayak bapak-bapak kalau begini" ucap Rose yang mulai mengolesi krimnya di area sekitar mulut Jeffrey.

"Aku kan emang bapak-bapak dua anak sayang" jawab Jeffrey tertawa.

"Tapi gak keliatan tau, penampilan kamu masih kayak berondong"

"Berondongnya tante Roselin?" Tanya Jeffrey yang tertawa menggoda Istrinya.

"Tante gak punya uang sayang"

"Kalau gitu, malam ini om Jeffrey yang kasih uang" ucap Jeffrey kemudian tertawa sendiri mendengar ucapannya.

Gotcha, ini yang Rose mau. Jeffrey akan memberinya uang.

"Deketan dong" pinta Rose agar ia mudah mencukur Jeffrey, setelah ini selesai maka ia akan melakukan tugasnya yang lain.

Bukan dirinya yang mendekat, tetapi Jeffrey malah menarik Rose agar Istrinya itu yang mendekat kepadanya.

"Terlalu dekat sayang" ucap Rose yang kemudian memberi sedikit jarak diantara mereka, tubuhnya tadi menempel dengan Jeffrey, mana bisa tangannya bergerak untuk mencukur.

"A-awwh"

"Shh sayang, sorryy"

Dagu Jeffrey berdarah karena tidak sengaja terkena pisau cukur, Rose secara tidak sengaja melakukannya karena terkejut saat kedua tangan Jeffrey dengan nakal meremas pantatnya.

"Ihh kamu sih nakal, berdarah kan jadinya" ucap Rose dengan kesal sekaligus khawatir melihat dagu Jeffrey yang mengeluarkan darah.

"Hehe gak papa sayang, perih dikit doang kok" Jeffrey mengelus kepala Rose yang sibuk membersihkan sisa krim cukur dan darahnya dengan handuk yang dibasahi sedikit.

"Nakal banget! Lain kali jangan gitu. Untung aja lukanya cuma kecil" omel Rose dengan menarik ujung hidung Jeffrey.

"Sorry Mami" jawab Jeffrey menyesal dengan muka polosnya.

Aduh, gak bisa nih.

Rose kalau liat Suami berondongnya udah mode gemes gini rasanya pengen nerkam aja.

Tak butuh waktu lama Rose langsung berjinjit dan mengalungkan tangannya di leher sang Suami untuk menyatukan bibir mereka.

Bibir mereka langsung berpagutan dengan kasar, tidak ada yang mau mengalah satu sama lain. Keduanya sama-sama melumat dan berakhir dengan perang lidah.

Jeffrey menuntun langkah Rose yang berjalan mundur untuk keluar dari kamar mandi yang ada di kamar mereka, membawanya ke kasur yang akan digunakan sebagai tempat pergulatan panas mereka.

Selama melangkah, tangan Jeffrey tidak tinggal diam. Ia selalu melakukan kebiasaannya yaitu meremas atau menampar pelan pantat Istrinya.

Rose hanya bisa melenguh saat Jeffrey membaringkannya diatas kasur dan menurunkan ciumannya ke leher. Membuat beberapa tanda cinta disana.

"Ahh.. Pihh.. buruan yuk" ajak Rose yang sudah tidak sabar untuk ke permainan inti.

"Shh sabar Mami" jawab Jeffrey yang sekarang berpindah menciumi perut ratanya Rose, hasil dari zumba rutinnya bersama Ibu-Ibu komplek.

Saat Jeffrey ingin menurukan ciumannya semakin kebawah, pintu kamar mereka digedor dengan kuat, bersamaan dengan teriakan kedua anaknya.

"MAMI PAPI TOLONGIN KITA" teriak Ryu dengan keras.

"Huaaa tolonginnn" tangis Jerry kencang, walaupun anak lelaki tetapi Jerry juga bisa menangis saat takut.

Buru-buru Jeffrey bangun, untungnya pakaiannya masih lengkap, berbeda dengan Rose yang dengan asal langsung memakai pakaiannya kembali.

"Kalian kenapa sayang?" Tanya Jeffrey setelah membuka pintu, yang langsung diserbu pelukan erat kedua anaknya di kaki.

"Ada hantu Piii" adu Jerry yang masih menangis.

Jeffrey langsung berjongkok untuk menggendong Jerry si anak bungsu dan menggandeng Ryu yang wajahnya terlihat ketakutan untuk dibawa ke kasurnya dengan Rose.

Rose langsung memeluk Ryu yang sudah duduk diatas kasur, sementara Jeffrey masih menggendong Jerry sambil mengelus punggung sang anak agar berhenti nangis.

"Kak, bener kalian abis liat hantu?" Tanya Rose pelan kepada Ryu.

"I-iya Mi, ada dibawah" jawab Jerry yang sudah menghentikan tangisannya, menyisakan matanya yang berkaca-kaca.

"Kakak sama Adek liat jelas?" Tanya Jeffrey memastikan. Kalau beneran ada hantu maka dirinya akan segara memanggil pemuka agama untuk membersihkan rumahnya ini.

Kedua anak itu hanya menjawab dengan gelengan kepala.

Rose dan Jeffrey saling menatap dengan bingung, kalau anak mereka tidak melihat wujudnya kenapa bisa bilang ada hantu dirumah mereka.

"Terus tau dari mana kalau ada hantu sayang?"

"Tadi sebelum kita cuma duduk berdua diruang tv, ada Nena yang temanin. Terus Nena cerita kalau ada suara ketuk-ketuk itu berarti ada hantu" jelas Ryu.

"Nena bilang gitu ke kalian?" Tanya Jeffrey memastikan.

Ryu dan Jerry mengangguk dengan pasti.

Rose yang mendengar penjelasan anaknya pun langsung menahan geraman kesalnya, pasti Mamanya mau bikin ulah lagi dengan menakut-nakuti anaknya.

"Kalian jangan dengerin omongan Nena tadi ya, Nena cuma bercanda itu. Kalau ada suara ketukan, bukan berarti ada hantu sayang. Ryu sama Jerry biasa sebelum masuk ke kamar Mami dan Papi kan harus ketuk pintu dulu, berarti kalian berdua bukan hantu kan?" Jeffrey memberi pengertian kepada kedua anaknya.

"Jadi yang tadi Jerry dan Kak Ryu dengar itu bukan hantu ya Pi?"

"Iya sayang"

Rose segera bangun dari kasurnya kemudian mengelus kedua kepala anaknya secara bergantian, "Kalian disini dulu ya sama Papi, Mami mau temuin Nena dulu".


Tanpa permisi, Rose langsung membuka pintu kamar tamu yang ditempati Mamanya. Terlihat sekarang Mamanya sedang duduk bersandar di kepala kasur sedang bermain hp dengan wajah yang ditutupi sheet mask.

"Eh Lin, kamu itu langsung main masuk bikin Mama kaget aja"

"Biarin!"

"Maksud Mama bohongin anak-anakku apa nih? Bikin mereka ketakutan aja" tanya Rose dengan sebal menatap Mamanya.

Yang ditanyai seperti itu hanya tertawa keras sambil memegangi sheet mask yang dipakainya agar tidak lepas dari wajah.

"MA, KOK KETAWA SI"

"Anak kamu udah ngadu ya?" Tanya Mamanya masih berusaha menormalkan suaranya agar lancar saat berbicara, karena tidak sanggup menahan untuk terus tertawa.

"Iya, mereka gedor-gedor pintu kamar aku sambil nangis. Katanya ada hantu!"

"Hahaha aduh aduh, perut Mama sakit Lin ketawa terus" jawab Mamanya lanjut tertawa sambil memegangi perut dan wajahnya.

Rose menatap Mamanya jengkel, kenapa sih orangtua satu ini.

"Hah hah hahaha, Mama tuh sengaja bohongin Ryu sama Jerry. Bilang ke mereka kalau ada yang ketuk-ketuk itu berarti ada hantu"

Rose menaikkan sebelah alisnya, "Terus Mama sendiri yang ketuk-ketuk bikin mereka ketakutan?"

"Iya hahaha, dan rencana Mama berhasil yeyy" ucap Mamanya dengan riang, seperti tidak ada dosa.

"Rencana apa?" Tanya Rose bingung, rencana apalagi yang dibuat Mamanya kali ini.

"Pasti anak-anakmu datang pas kamu sama Jeffrey lagi gini kan Lin?" Tanya Mamanya menaik-naikkan alisnya menggoda disertai jari tangan kirinya yang membentuk lingkaran, sedangkan jari tangan kananya menunjuk. Kemudian telunjuknya dikeluar masukkan ke dalam lingkaran jari kirinya itu.

Rose yang melihat itu spontan melotot. Wah, Mamanya ini bener-bener deh.

"MA! ISENG BANGET SIH JADI ORANG!" Teriak Rose kesal.

"Hahahaha, Mama tau kamu iri karena Mama dapat transferan dari Suamimu, jadi kamu mau juga kan Lin"

Ugh, orangtua satu ini kok tau aja sih rencananya yang itu.

Rose merengut kesal melihat Mamanya yang mengolok-ngolok dirinya.

"Ciee yang gagal dapat bonus transferan karena gak jadi layanin Suaminya"

"Pasti Ryu sama Jerry tidur di kamar kalian tuh karena ketakutan hahaha"

"Bisa-bisa sampe seminggu tuh tidur barengnya"

Mamanya Rose terus saja mengejek anaknya itu.

Rose yang muak kesal mendengar itu langsung dengan ganas melompat ke kasur Mamanya, menerjang tubuh Mamanya yang tadinya sibuk tertawa mengejek sekarang malah menjadi teriak minta ampun.

Mamanya itu termasuk orang yang gelian, dan Rose dengan bar-bar menggelitiki tubuh Mamanya dibagian yang sensitif sebagai balas dendam dari perbuatannya. Membuat Mamanya berontak dan berteriak minta ampun.

Rasain nih, lagian jadi orangtua isengnya kelewatan.

Biarin aja Rose terus menggelitikinya, kalau perlu sampe pipis dicelana nih Mamanya.



Beginilah kehidupan keluarga mereka dengan sifat serta kelakuan yang mereka miliki.

- END -



Bestieee serius ini cerita udah end, bonus chapter ini aku buat sebagai rasa terima kasih buat kalian yang udah suka dan ramein cerita ini hehe, semoga kalian pada suka yaa

Kalau kalian suka sama cerita yang aku buat, kalian bisa baca cerita aku yang lain ya jadi jangan lupa cek profilku sama sekalian follow deh. Terus kayaknya dalam waktu dekat ini kalau ga ada halangan aku bakal publish story baru yang mungkin bakal sejenis sama ACCIDENT ini, cerita ringan dan bergenre pernikahan trus komedi gitu yaa, tapi gatau menurut kalian ini cerita lucu apa ga si wkwk semoga aja humornya nyampe ya cerita ini :)

Terus juga ada special chapter dari cerita ini loh, tapi khusus mature yaa. Jadi yang masih minor dimohon untuk ga baca demi diri kalian masing-masing, nah untuk special chapter ini aku ada buat 2 ya, untuk yang pertama udah aku post di twitter dengan judul "Flashback Bali", kalau kalian mau baca bisa mutualan dan dm aku biar ga capek scroll ya hihi. Dan untuk yang kedua nanti judulnya itu "Kejadian Sebenarnya", belum aku post sih karena belum kelar tinggal dikit lagi, makanya kita harus mutualan di twitter biar tau kalau aku post yang kedua nanti wkwkwk sekalian ramein tl lah ya

Oke disini bener-bener sebagai perpisahan, sekian terimakasih...

-Bel

Continue lendo

Você também vai gostar

70.4K 7K 39
[COMPLETED] Aku tidak bisa bersentuhan dengan orang lain. Aku mengidap Haphephobia sebelum akhirnya dia datang dalam hidupku dan menjadi satu-satunya...
142K 8.3K 34
Sequel The Secret Marriage
169K 11.4K 42
Krystal Jung adalah seorang perempuan yang pekerja keras dan akan melakukan apa saja untuk mendapatkan uang. Bertemu dengan CEO yang mempunyai banyak...
37.4K 5.8K 42
❝ Bismillah punya anak lima. ❞ ─ Yazdan ❝ Kenapa cuma lima? Kenapa nggak tujuh? Biar kayak boygrup Korea. Nanti ada main vokalnya, main dancer, main...