⊹𝘽𝙖𝙘𝙠 𝙩𝙤 𝙁𝙞𝙜𝙝𝙩𝙞𝙣...

By kkyrayyn

10.5K 1.4K 70

╰┈➤ ❝「 𝘿𝙚𝙢𝙤𝙣 𝙎𝙡𝙖𝙮𝙚𝙧 𝘼𝙐 」❞ Semuanya telah berakhir, sekarang kami telah berhasil menaklukkan 'san... More

❝Prolog❞
Bab 1 : GF House
Bab 2 : Awal dari yang kedua
Bab 3 : Kecurigaan
Bab 4 : Kecurigaan #2
Bab 5 : Carol dan Krone
Bab 6 : Latihan m̶e̶l̶a̶r̶i̶k̶a̶n̶ ̶d̶i̶r̶i̶
Bab 7 : Kecurigaan #3
Bab 8 : Kebenaran yang terungkap
Bab 9 : "Bersekutu"
❝Perkenalan❞
Bab 10 : Jebakan yang kentara
Bab 12 : Peninjauan
Bab 13 : Takkan membiarkanmu mati
Bab 14 : Ingatan masa lalu
Bab 15 : Sayōnara Norman
Bab 16 : Kekosongan
Bab 17 : Pembalasan Ray
Bab 18 : Eksekusi Rencana
Bab 19 : Kabur [S1 END]
Bab 20 : Hutan Sumpah
Bab 21 : Hal tak terduga
Bab 22 : Area B06-32
Bab 23 : Serangan mendadak
Bab 24 : Gadis dan Lelaki bertudung
Bab 25 : Lawan atau Kawan?
Bab 26 : Pemburu Iblis
【 Bab 27 】: Dua Dunia

Bab 11 : Hancurkan!

278 50 0
By kkyrayyn

"Ray, bisa bicara sebentar?"

.
.
.
.

"Hah!? Sister tahu kita bisa menghancurkan alat pelacaknya?" Pekik Ray terbelalak.

Mereka bertiga mengangguk.

"Kita memang dapat informasi yang menguntungkan, tapi kita juga sudah mengacau. Aku ingin mempercepat hari pelarian kita. Kapan kamu bisa menghancurkan alat pemancarnya?" Kata Norman.

Ray menghela nafas. Lalu ia membuka laci mejanya dan mengeluarkan sebuah kotak ia membukanya dan terdapat kamera model lama.

Ckrekk!

Ray memotret Emma, Norman dan Kyojurou yang berdiri di hadapannya. Tapi mereka terkejut karena flash kamera.

"Ukh! HIIII!!" Emma menghindar menutupi matanya.
Norman dan Kyojurou tertawa melihat reaksinya.

"Apa yang kau lakukan!?" Tanya Emma jengkel.

"Dengan ini, bagian terakhirnya sudah terkumpul. Sekarang, aku bisa menghancurkannya kapan saja." Kata Ray tanpa memedulikan Emma dan memberikan kameranya kepada Norman.

"Kamera?" Gumam Kyojurou.

Emma lalu pergi mendekat ke Ray dan melihat selembar kertas polaroid di tangannya.

"Hahaha, wajah kalian aneh sekali!" Ray terkekeh.

"Jahat, ih!" Sewot Emma.

"Mana? Mana?" Kyojurou ikut-ikutan melihat.

'Model kamera sekarang sudah ada warnanya, ya..' Pikirnya.
"Dari mana kau mendapat ini?"

"Dari Mama, saat kalian sedang pergi ke kamar Sister tadi malam." Jawab Ray.

Kyojurou hanya ber 'oh' saja.

"Ini benar-benar seperti pedang bermata dua, ya. Apa kita yang akan lebih dulu menghancurkan alat pemancarnya dan kabur, atau Sister akan menemukan buktinya duluan lalu melaporkan kita?" -Norman.

"Bisa gawat kalau sampai bukti jatuh ke tangannya. Kita harus bergegas meninjau dan kabur sebelum dia berhasil mendapatkannya." -Emma.

"Tenang saja, aku sudah mengantisipasinya." Ucap Ray sambil tersenyum smirk.

.
.
.
.
.
.
.

"La, la, la, la.. la.."

Tap! Tap! Tap!

Yap, kita tahu dong siapa itu. Phil yang berjalan sambil melompat-lompat di lorong lantai dua.

"?" Mata birunya melihat pintu kamar anak-anak yang terbuka.

"Sister sedang apa?" Tanyanya.
Krone yang mendengar namanya dipanggil terkejut.

"Ah, aku sedang mencari barang." Jawab Krone gugup.

"Hooh.." Gumam Phil lalu pergi.
Krone yang melihatnya menghela nafas lega.

Greekk!!

Krone menggeser posisi kasur dan juga menggeser mejanya Ray.
Disitu terdapat sebuah kertas.

Krone langsung mengambil kertas itu dan membuka lalu membacanya sekilas..
Dia membelalakkan matanya sembari terus membaca. Krone terkejut dengan isi kertas tersebut.

Untuk memastikannya, ia segera bergegas kembali ke kamarnya.

˚ ༘ ໊ 💌✨ ⋆·˚ ༘ *

"Hei, apa yang dimaksud Ray? Dia sudah mengantisipasinya?" -Kyojurou.

" 'Umpan'? Memangnya apa yang Ray lakukan?" -Emma.

"Entahlah, mungkin dia akan membuat bukti palsu.. tapi lebih baik kita biarkan dia yang menangani Sister." -Norman.

.
.
.

Krone POV..

Apa-apaan ini..

Kenapa aku sama sekali tidak menyadarinya..?

Jika memang benar.. berarti Isabella..

.. begitu, ternyata seperti itu.

Drap! Drap! Drap!

Aku langsung melangkah pergi menuju ke kamarku.

Aku harus memastikannya.. jika ini memang benar!

"Benar.. ini adalah fakta!" Ucapku.

"Ahaha! Aku mendapatkan sesuatu yang tak terduga! Kelemahan kedua dari Isabella!
Nah, harus kuapakan, ya? Kalau kutunjukkan catatan ini pada Grandma, apa aku akan bisa mengusir Isabella dan memperoleh posisi Mama, ya? Hahah! Aku pun juga bisa mengirim bocah-bocah itu tanpa syarat!" Aku merasa bangga sekali dengan apa yang kutemukan.

Bahkan bisa mendapat bukti yang akurat!

".. tapi, kenapa Ray bisa mengetahui ini? Padahal Isabella sendiri pun tak mengetahui hal ini." Tanyaku entah pada siapa.

Tok! Tok!

Tiba-tiba aku mendengar suara pintu kamarku diketuk oleh seseorang, aku langsung menyembunyikan kertas catatan itu juga buku-buku dokumen yang tadi kugunakan untuk memastikan kertas tersebut.

Ckleekk..

Aku membuka pintu.. dan melihat Isabella berdiri di depan kamarku, dengan senyum yang.. entahlah.
Aku terkejut dengan kedatangan dia secara tiba-tiba.
Ia juga membawa.. sebilah pisau kecil.

Lalu Isabella memberikan pisau itu serta sebuah surat(?)

"Ini dari markas pusat. Silakan dibuka!" Ucapnya.

Oh.. aku lupa itu adalah pisau kertas, kukira dia akan macam-macam.. ah, sudahlah. Langsung saja aku mengambil surat tersebut dan merobeknya menggunakan pisau tadi.

"No. 18684, Sister Krone.
Dengan surat ini, kami menugaskanmu 'tuk menjadi Mama di Plant 4."

Eh.. apa..?

"A-aku menjadi Mama!?" Ucapku setengah berteriak.

"Iya," Jawab Isabella.

Aku sangat terkejut dengan isi surat itu.. dan apakah ini..

"Di Plant 4, tiba-tiba saja ada posisi Mama yang kosong. Makanya kau dipilih oleh mereka setelah kurekomendasikan.
Grandma sudah menunggu di gerbang. Bersiap-siaplah dan kembali ke markas. Sayang sekali kita harus berpisah, tapi memang seperti itu. Selamat tinggal! Bekerjalah dengan baik di Plant barumu, ya."

Ya..

Aku senang..

Aku memang senang karena ditunjuk sebagai Mama..

Tetapi.. ini jebakan!

Mendadak kosong..? Ganti saat ini juga? Aneh..

Apa aku dianggap pengganggu, atau dia memang menyadari sesuatu?

Wanita ini berniat menyingkirkanku!

Masalahnya pun, ini bukan surat palsu yang sengaja dibuat olehnya.. Singkatnya aku tak bisa menentang.

"Ada apa? Kamu tidak senang?" Tanya Isabella padaku.

"Tidak, saya merasa terhormat. Saya akan segera berkemas." Jawabku sambil memaksa diriku untuk tersenyum. Isabella hanya mengangguk dan menutup pintu kamar lalu pergi.

Aku meremas kertas surat yang kupegang dengan perasaan kesal.

"Wanita itu, dia memang berniat menyingkirkanku!"

Mana bisa aku menyerah..

Ini pertaruhan yang harus kucoba!

Setelah membereskan barang-barangku, aku membuka laci meja kerjaku dan mengambil sebuah pena.

"Takkan kubiarkan semuanya terjadi sesuai keinginanmu, Isabella!"

Author POV..

Tling! Tling! Tling!

"Mama! Krone! Makan siang sudah siap!" Teriak Phil. Ia berlari disamping Maya yang juga ikut dengannya.

"Eh? Mana Sister Krone? Nggak barengan Mama?"

"Apa dia di kamarnya?" Tanya Maya memiringkan kepalanya.

"Tidak. Dia sedang ada pekerjaan lain.. kita makan duluan, yuk." Jawab Isabella.

.
.
.

"Are? Krone nggak ada." -Jemima.

"Dimana Krone?" -Dominic.

"Kata Mama dia sedang ada pekerjaan." Jawab Phil.

"Hee..? Begitu."

"Benar, kukira Krone entah pergi kemana." -Mitsuri.

"Dia sedang ada pekerjaan, ya?" -Muichirou.

"Tapi, 'kan, kalau cuma sebentar seharusnya dia sudah kembali." -Genya.

"Itu benar, sekarang waktunya makan siang, paling tidak harusnya dia tunda dulu pekerjaannya sebentar." -Shinobu.

'Firasatku kok tidak enak.. semoga tidak terjadi apa-apa.' Batin Kyojurou merasa sedikit cemas.


˚ ༘ ໊ 💌✨ ⋆·˚ ༘ *

"Jadi begitu, ya? Menurut kebenaran dalam catatan ini, ternak lain yang mendapat full score mengetahui rahasia kita dan berencana melarikan diri." Kata seorang wanita tua yang sepertinya disebut sebagai Grandma. Pangkatnya lebih tinggi dari Isabella ataupun Krone.

"Dan terdapat sembilan anak lain berkualitas tertinggi juga! Saya memang tidak memiliki bukti rencana pelarian mereka, namun. Saya mohon percayalah!" Sahut Krone mencoba meyakinkan Grandma.

"Kalau dibiarkan, akan berbahaya! Bisa-bisa akan-"

"Tapi.. Para ternak itu masih terkendali, bukan?"

"Hah..?" Krone tersentak.

"Asalkan mereka masih terkendali oleh Isabella, takkan ada masalah. Sama seperti diriku dulu.
Aku keberatan kalau kau mengganggu anak itu, lho, Sister Krone.
Aku tak membiarkanmu mengganggu Isabella karena..

.. mereka itu spesial, baik Isabella maupun Plant-nya.

Mereka memberikan hidangan Tifari kualitas premium, dan peternakannya memberi keuntungan besar. Isabella adalah pion pentingku. Kau tak cukup layak untuk menggantikannya. ... dan aku yang akan kerepotan." Grandma menjelaskan dengan intonasi pelan tapi tegas. Kemudian dia melangkah pergi menjauh dari Krone.

Ya, kali ini Krone benar-benar dibuatnya tak bisa berkata apa-apa.

"Ah.. begitu, ya, Grandma sudah sepenuhnya memihak Isabella. Sejak awal, aku takkan bisa menang.." Gumamnya lirih.

"Ah, hahah, AHAHAHAHA!!"

Nginggg!! Jrakkk!!

Tiba-tiba gerbang masuk tertutup. Lalu dibelakang Krone, terdapat monster yang anak-anak itu sebut sebagai "Oni" atau Iblis.

Di tempat Panti Asuhan itu.. saat itu anak-anak tersenyum dengan penuh tawa sembari memakan makanan siang mereka.

Sedangkan, di gerbang penuh dengan kekhawatiran dan ketakutan dari diri manusia.

Krone mencoba melawan, tapi itu tak memungkinkan dirinya. Kekuatannya tentu tak sebanding.

.
.
.
.
.
.

SCRAASSHH!!!

"AAAAAAKKKKHHH!!!"

Di langit biru yang indah itu..

Ya..

Akhir dari Krone..

Ia tak bisa apa-apa lagi..

Dia sudah tak punya pembelaan lagi..

Setidaknya.. dia telah memberikan benda penting bagi Emma dan kawan-kawan..

Padahal dia juga ingin tetap hidup. Seperti kebanyakan para Trainee (Peserta gadis calon Mama).

Tapi tak ada yang menghargainya.

Usahanya menjadi Mama sia-sia..

Pada akhirnya, dia juga dibunuh..

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


Tap.. tap.. tap..

Muichirou yang saat itu memang berada di dalam House bersama beberapa anak, melihat ke Ray yang menaiki tangga diikuti Isabella.

'Hyuh, syukurlah. Sepertinya ini akan berjalan lancar.' Pikirnya.

Muichirou POV..

"Jika aku gagal mengalihkan perhatian Mama, aku akan langsung memberi isyarat. Segera beritahu pada Gilda dan yang lainnya, lalu sampaikan pesan itu pada Emma dan Norman untuk membatalkan peninjauannya!"

Iya, aku tahu! Akan segera kulakukan jika itu terjadi! Kata-kata itu terus terngiang-ngiang di kepalaku.

Semoga saja, ini berhasil. Lalu setelah itu, kita menyusun rencana pelarian dan segera kabur!

"Muichirou! Ajari aku membuat Origami bentuk bintang dong!" Pekik seorang anak menyodorkan Origami ditangannya padaku.

"Iya, iya. Kemarilah!" Sahutku.

Selagi menunggu, aku menemani anak-anak yang berada di dalam House, ada yang sedang menggambar, bercerita, atau membuat Origami sama seperti yang kulakukan saat ini.

"Kau harus melakukannya seperti ini, lalu lipat dan bla, bla, bla.." Anak itu menurut dan mengikuti petunjuk yang kuberikan.

"Daannn.. sudah jadii!!" Pekik aku dan anak tadi sambil saling menunjukkan Origami masing-masing. Lalu kami tertawa.

"Muichirou pandai melipat berbagai bentuk Origami, ya! Kapan-kapan ajari aku bentuk yang lain, ya!" Seru anak itu dengan nada bersemangat. Aku yang melihat juga ikut senang.
Astaga, aku benar-benar jadi akrab sekali dengan seseorang! Terutama anak kecil.

Oke, meski begitu, tetaplah fokus pada tujuanmu saat ini, Muichirou!

.
.
.
.
.
.

TBC

16/10/2021

Continue Reading

You'll Also Like

53.2K 3.9K 53
"Jika ada yang harus berkorban dalam cinta ini, maka itu cintaku yang bertepuk sebelah tangan" - Dziya Idzes "Sekat-sekat ruang yang tertutup layakn...
519K 5.6K 88
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
74.4K 6.8K 50
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
62.8K 4.6K 29
Love and Enemy hah? cinta dan musuh? Dua insan yang dipertemukan oleh alur SEMESTA.