[✔] Klub 513 | Universe | Ep...

By Wiki_Dwiki

48.9K 14.3K 5.7K

Sunwoo : "GUA KE MESIR NIATNYA SEKOLAH CARI ILMU, ANJIR! BUKAN MAU JADI BURONAN NEGARA!" * Tentang seora... More

Prologue : "Ritual Seekor Gagak"
1. Santri di Piramida Giza
2. Amnesia Sesaat
3. Pantauan Iblis
4. Permainan Kesukaan Abimanyu
5. Harapan Para Penopang
6. Salah Sasaran?
7. ALFARIZI
8. Membuka Luka Lama
10. Percikan Bunga Api
11. Kehilangan Mengerikan
Epilogue : "Bahtera Kehidupan"

9. Antisipasi

3.1K 1K 241
By Wiki_Dwiki

.
.
.

    Sunwoo terbangun pukul empat pagi. Dia memegang kepalanya yang begitu pusing, setelah mengumpulkan semua nyawanya, dia langsung melompat dari kasur dan mencari keberadaan Jihoon di ruangan itu, namun sosok itu sudah tak ada.

    Jihoon membawa flashdisk itu bersamanya. Sunwoo mengepalkan tangan, mau misuh tapi masih terlalu pagi untuk menambah dosa. Dia membangunkan Junkyu, anak itu bangun lalu menoleh kanan kiri dengan bingung.

  "Sunwoo?"

  "Jihoon minggat." Kata Sunwoo.

  "Bahasamu." Kata Xion tiba tiba bangun dari tidurnya. Dia berjalan mendekati Seokhwa dan membangunkannya, tak lupa dengan Jungmo dan Woobin.

  "Dia pasti udah jauh. Ga bakal sempet ngejar dia. Apalagi kita gatau dia kemana." Kata Sunwoo kesal.

  "Siapa yang bilang?" Xion tertawa, dia tampak sangat tenang. "Kita akan menemukannya dengan sangat mudah, kau tau?"

    Jungmo menghela nafas, "mungkin aku, Junkyu, Woobin sama Seokhwa mending balik ke Kairo. Nunggu kalian disana."

  "Maksudnya?" Tanya Sunwoo kebingungan.

  "Jangan meremehkan seorang resepsionis, Sunwoo. Dia tahu segalanya." Bisik Woobin sebelum mulai berkemas. "Seperti kata Jungmo, selain Xion dan Sunwoo, kalian ikut pulang ke Kairo bersamaku."

    Sunwoo mendatangi Xion, "bagaimana kita akan mencari Jihoon? Apakah kita harus mulai mengecek CCTV? Dimana kantor CCTV kota Siwa? Kita harus berangkat sekarang—"

  "Tenanglah Sunwoo." Sela Xion sambil memegang kedua pundak Sunwoo, "aku tau persis dimana kakak kesayanganmu itu berada."

  "Bagaimana bisa?" Tanya Sunwoo.

  "Dia seorang mantan kriminal." Jawab Seokhwa.

  "Seokhwa benar, bukan hal sulit menemukannya." Kata Xion.
 
 
    Sementara Sunwoo masih kebingungan.

 
  "Hei!" Panggil Junkyu. Yang lain langsung menoleh.

  "Jihoon meninggalkan surat." Lanjut Junkyu.

    Sunwoo merebut kertas itu lalu membacanya. Emosinya langsung naik sampai ke ubun ubun. Dia mulai menyesalinya, kenapa kemarin dia tak mengikat Jihoon saja?
 
 
Isi surat :

Aku tau kalian akan sangat marah karena aku pergi. Terutama kau, Sunwoo. Tapi sungguh, aku tak lari, aku hanya melakukannya dengan caraku sendiri. Aku telah mengijinkan diriku bahagia dan aku mensyukuri setiap detik ku bersama kalian. Segala yang aku dapat sebagai Jihoon sangatlah berharga.

Aku serakah, karena itu aku ingin terus bahagia seperti ini. Aku ingin bersama kalian, menghabiskan waktu dengan tawa dan tangis.

Namun, tetap saja. Aku tak akan pernah bisa membuat kalian dalam bahaya. Aku akan segera menyelesaikan urusanku dan jika Allah mengijinkan, aku akan kembali kepada kalian, aku berjanji.

Kalian tak akan menemukanku. Karena pergerakan yang aku lakukan acak. Bahkan jika benar benar ada dukun terhebat, dia belum tentu bisa menemukanku semudah itu. Jaga diri kalian, aku akan baik baik saja.

Jihoon.

 
  "Bangsul kamu, Jihoon." Batin Sunwoo akhirnya berkata kasar. Lalu dia menunjukkan kertas itu pada Xion. "Lalu, bagaimana kau akan menemukannya?"

  "Percayalah padaku." Tawa Xion sambil melemparkan jaket pada Sunwoo. "Tak ada pergerakan manusia yang benar benar acak, tak akan ada selama di bawah pengawasanku."

  "Jangan saling bunuh, ya?" Pesan Woobin sebelum keluar dari kamar.

  "Yang akur." Pesan Jungmo.

  "Jangan nyasar." Pesan Seokhwa.

 
    Sementara Junkyu menghampiri Sunwoo, "Sunwoo menurutmu aku siapa?"

  "Orang yang selalu ada buat aku." Jawab Sunwoo tanpa keraguan.

    Junkyu tersenyun, "kamu tau, Sunwoo? Pas pertama kali aku dateng ke Pesantren, aku persis banget kayak kamu, aku pembangkang banget. Nggak ada santri yang mau deket deket sama 'pecandu' tapi ada satu orang yang paling peduli sama aku, dia adalah Jihoon. Dia selalu mengawasiku sebagaimana aku mengawasimu sekarang, dia rela begadang untuk memastikanku baik baik saja."

  "Karena itu ketika kau datang ke pesantren dengan muka pembunuh kala itu, aku merasa melihat bayanganku di masa lalu. Aku memohon pada Jihoon untuk membiarkanku mengurusmu, dia mengijinkanku. Asal kau tau, segala yang aku lakukan, bagaimana aku merawatmu, aku meniru bagaimana Jihoon melakukannya. Jihoon adalah seorang yang keras kepala, aku mengenalnya dengan sangat baik. Dia juga sangat bodoh, sangat ceroboh.. namun ketika aku membaca surat itu.."

    Junkyu menarik napas, "ini membuatku sakit.. ketika aku tau jika dia menganggap keberadaan Jihoon hanya angan dari seorang mafia yang ingin memiliki banyak teman membuatku marah, aku ingin menamparnya kuat kuat, karena itu.. kembalikan dia padaku Sunwoo, jangan biarkan dia mati, berjanjilah padaku."

    Jari kelingking Junkyu terulur pada Sunwoo, "bawa dia pulang Sunwoo.. agar aku bisa menamparnya."

    Sunwoo membalas uluran itu, mengikat janji dengan Junkyu, "selama Allah mengijinkanku melindunginya, selama Allah mengijinkanku membawanya pulang, aku pasti akan membawanya padamu, aku berjanji."

    Junkyu tersenyum teduh, "berhati hatilah."

.
.

    Setelah perpisahan kecil itu, Sunwoo dan Xion sekarang berada di dalam bus dengan jurusan luar kota Siwa. Sunwoo masih menunggu jawaban dari Xion yang belum juga berminat memberitahu rencananya padanya.

    Risih dengan kesunyian itu, Sunwoo bertanya, "katanya seorang mafia seperti Jihoon tak bisa benar benar pensiun. Mereka hanya bisa pensiun dengan permanen saat—"

  "Siapa yang menaruh sugesti itu padamu?" Sela Xion.

  "Seseorang memberitahuku." Kata Sunwoo.

  "Apakah dia seseorang yang menjadi salah satu anggota Klub detektif mu ketika SMA itu?" Tanya Xion.

  "Bukan." Balas Sunwoo.

  "Mereka memang terancam tak bisa pensiun, namun mereka bisa melepas kontrak itu. Banyak korban human trafficking yang berasal dari sebuah agensi mafia, bahkan diantara mereka ada beberapa mafia yang gagal melaksanakan misi dan menjadi budak, beberapa dari mereka sengaja melakukan itu, agar dia dibeli, lalu dia akan memerdekakan dirinya sendiri. Namun Jihoon tak akan melakukannya sejauh itu, gengsinya kayak gunung, nggak mungkin mau dia dijadiin hamba sahaya." Jelas Xion.

  "Lalu bagaimana agar dia bisa bebas?" Tanya Sunwoo.

  "Entahlah." Jawab Xion.

    Mendapatkan jawaban akhir yang kurang memuaskan membuat Sunwoo kembali diam. Namun tiba tiba dia teringat dengan aktivis yang dia temui di bus kala itu. Dia bilang jika memiliki pertemuan dengan seseorang di Giza, lalu dia mati di hari yang sama. Bagaimana jika seseorang yang aktivis itu temui sebelumnya ada sangkut pautnya? Bagaimana jika itulah klien yang menyewa organisasi yang menjebaknya kala itu? Jika benar begitu, maka dia adalah orang yang sama dengan yang mempekerjakan E.S.L.A beberapa tahun silam.

    Sunwoo mengambil hpnya, membuka Google dan mencari tau tentang aktivis itu. Berita tentangnya, baik dalam bahasa Arab dan Inggris begitu banyak. Sunwoo mulai membacanya satu persatu dengan sabar, mencari tau tentang apa yang bisa menjadi petunjuk dari si klien tanpa nama ini.

    Setelah beberapa kali mengumpat karena hampir semua artikel menuduhnya sebagai tersangka, Sunwoo menemukan sebuah artikel yang berbeda(?) Di dalam artikel itu, penulisnya tidak menuduh Sunwoo sebagai pembunuhnya melainkan menunjukkan beberapa hal janggal yang justru menjauhkan Sunwoo dari segala tuduhan.

    Disana tertulis jika ativis itu sedang menangani sebuah permasalahan yang timbul sekitar sebelas tahun silam, di Irak. Sunwoo melebarkan mata untuk memfokuskan perhatiannya pada setiap tulisan berbahasa Arab itu.

    Permasalah itu terjadi bersamaan dengan Perang Teluk III, tentang markas penahanan yang tiba tiba meledak di tengah siang bolong sehingga menewaskan beberapa orang dan memberi akses beberapa tahanan untuk kabur. Kabarnya aktivis itu mengetahui penyebab ledakan itu, namun bukan itu yang sedang ia cari kebenarannya, melainkan tentang keterlibatan sebuah organisasi gelap yang ingin merampas minyak dalam perjalanannya ke negara tujuan.

    Sunwoo makin terkejut, artikel itu benar benar relate dengan apa yang dia percayai sekarang. Sunwoo melanjutkan membacanya dan menemukan satu nama yang membuatnya merasa familiar, nama yang benar benar tidak asing di telinganya, namun dia lupa kapan pernah mendengarnya.

  "Xion." Panggil Sunwoo.

  "Apa?" Balas Xion.

  "Pratabrama itu siapa?" Tanya Sunwoo.

    Sempat temannya itu terkejut sebelum menjawab sambil tertawa, "rekan bisnis yang menguntungkan, mungkin?"

  "Apa maksudmu?" Tanya Sunwoo tak paham.

  "Mereka salah satu pemasok paling banyak di organisasi human trafficking tempat aku bekerja dulu." Jawab Xion gugup.

  "Mereka? Maksudmu ini sebuah organisasi?" Tanya Sunwoo terkejut.

  "Aku rasa seperti itu. Maksudku, Pratabrama adalah sebuah nama keluarga. Pendirinya awalnya hanya melakukan monopoli perdagangan senjata, namun karena tak memiliki putra penerus, dia memperluas jangkauan kejahatannya agar terhubung dengan banyak organisasi gelap lain yang bisa mempertahankan semua kegiatan ilegal itu." Jelas Xion.

  "Jangan bilan klien tanpa nama yang melibatkan Jihoon adalah dia?!" Teriak Sunwoo. Tanpa sadar, dia menarik perhatian penumpang lain, Xion dengan sopan meminta maaf sebelum menunduk malu karena kelakukan setan satu ini.

  "Mungkin? Entahlah.. yang penting aku tak lagi berurusan dengan mereka. Walau sungguh, mereka rekan bisnis yang terampil. Pendirinya saja masih terbilang muda, dia juga sangat jenius, kudengar dia lulus SMA di usia 13 tahun, menikah pada umur 20 tahun dan memiliki seorang putra yang kini telah beranjak dewasa. Namun putranya itu tak memiliki jiwa iblis seperti ayahnya, dia memiliki pikiran yang sangat berlawanan dengannya karena putranya itu dibesarkan oleh kakek neneknya, kudengar dia pergi meninggalkan nama keluarganya dan menjalani kehidupan baru yang jauh dari nama keluarga Pratabrama." Jelas Xion.

  "Kalau seumpama apa yang kamu bilang itu benar, tentang klien tanpa nama yang ternyata adalah anggota Pratabrama, sumpah demi Allah, Sunwoo.. kita gabakal bisa ngapa ngapain. Mereka terlalu sangar bahkan buat kamu yang korbannya udah kayak banykanya cewek yang pernah di ghosting sama Jungmo." Lanjut Xion.

  "Kamu meragukanku?" Tanya Sunwoo tiba tiba kesal.

    Xion ketawa kenceng, "nggak, lah. Tapi Sunwoo, percaya, deh, ama aku. Pratabrama itu bukan sembarang orang yang bisa kamu ajak adu pisau. Mereka organisasi elite yang bersenjata dan terlatih. Kamu mungkin bisa membunuh sekitar 50 dari mereka, namun jika seumpama Jihoon ditahan oleh ketua—jangankan ketua, deh.. kejauhan, ama seksi pertahanannya aja gitu, kamu gaakan mampu. Kesannya kayak kamu nantangin gelut Yakuza."

    Sunwoo terdiam, namun tekadnya udah bulat. Gapapa dia mati, yang penting dia harus denger penjelasan entah itu satu atau dua kalimat dari mulutnya Jihoo. Nggak mau tau apa resikonya, kalaupun dia harus mati, Sunwoo bakal pastikan Jihoon lihat dia pas mati.

  "Sunwoo, kamu bawa kartu kredit?" Tanya Xion.

    Sunwoo menoleh dengan bingung, "bawa, emang buat apa?"

  "Kita butuh tiket pesawat soalnya," Xion menunjukkan layar hpnya yang memperlihatkan sebuah maps dengan titik merah di sebuah negara yang Sunwoo yakini adalah negara yang dulunya bernama Mesopotamia itu. "Dua tiket pesawat dengan tujuan penerbangan dari Mesir ke Irak."
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

 
 
 
####

Halo, Hola!

Selamat malming ^^
Gimana Minggu ini? Lancarkah? Atau ambyar?
Semoga kalian tetap bertahan bagaimanpun minggu ini berjalan :')

Semangat lagi buat minggu besok <3

 
 
Makasih udah baca!

Luv kalian semua ❣️❣️❣️
 
 

Continue Reading

You'll Also Like

18.4K 4.9K 14
kisah tentang wonjin dan minhee yang kini ditunjuk menjadi penyiar acara radio tengah malam
455K 4.8K 85
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
57.4K 19.9K 34
Beomgyu : "Gua nggak sudi saudaraan ama anak gatau terimakasih kayak Heeseung!" Heeseung : "Gua juga ogah saudaraan ama anak nemu kayak Beomgyu." Jeo...
74.8K 10.8K 17
Kisah perjalanan hidup Asahi yang penuh luka. Manis, pahit ia rasakan semuanya. Asahi ingin menyerah tapi untungnya ia bertemu orang-orang yang selal...