Bagian ini sudah selesai direvisi.
_____
"Akalina, bermainlah bersama Putri dan Leo," ucap seorang wanita yang kurasa ibunya.
Hah.. apa tempat ini sekarang jadi tempat penitipan anak? Awalnya kan Lily bawa aku ke sini mau istirahat. Kenapa aku sekarang harus berurusan dengan anak-anak ini?
...
Ibu Akalina menyuruh seorang pelayan wanita untuk menjaga dan menemani kami bertiga. Sedangkan Lily, ku lihat mengobrol asik dengan kedua nyonya itu.
Ini pertama kalinya Lily meninggalkanku bermain sendiri. Aku tahu, Lily memang bukan pelayan biasa. Yang bisa jadi pelayan pribadi ratu adalah bangsawan. Jadi sebenarnya bisa jadi Lily setingkat strata sosial dengan kedua nyonya itu. Aku tidak tahu.
Akalina terlihat hanya asik menyedot susu yang ada di botolnya, walaupun entah kenapa matanya berkaca-kaca.
Kenapa dia seperti ingin menangis melihat Leo?
Leo benar-benar tidak bisa diam. Ia malah mengacak-acak seluruh mainan. Bahkan melemparkannya kemana-mana. Hampir saja salah satunya mengenaiku.
Gila. Untung saja aku bukan benar-brnar anak kecil polos. Kalau tidak, Leo sudah jelas bisa melukai aku lebih dari satu kali.
"Huaa.. Huaa.." Akalina mulai menangis, mungkin ia takut melihat kelakuan Leo.
Ibunya Akalina akhirnya menghampiri kami kemudian menggendong Akalina. Ia mencoba menenangkannya.
Nyonya Carabella hanya menghela nafas panjang.
"Maafkan kami, Nyonya Briela dan Nona Lily karena Leo dari tadi membuat masalah. Padahal saya berharap dengan adanya Putri dan Akalina, Leo bisa lebih baik. Karena biasanya tidak ada yang menemaninya bermain di rumah," ucap Nyonya Carabella dengan nada putus asa.
"Tidak apa-apa Nyonya Carabella, namanya juga anak-anak. Saya yakin ketika besar nanti Leo akan menjadi anak yang periang dan aktif sekali, orang yang aktif sangat mudah untuk sukses," ucap Nyonya Briela dengan tersenyum.
"Terima kasih nyonya Briela. Saya sepertinya harus pulang sekarang. Saya juga sudah kelelahan," ucap Nyonya Carabella.
Padahal rasanya hanya sebentar Leo di sini. Tapi benar-benar membuatku kewalahan. Apalagi ibunya, paati lebih lelah. Leo! Jadilah anak yang baik! Oke?! Kasihan ibumu. Aku tidak terlalu menyukaimu, tapi kamu mirip adikku yang suka jahil.
Aku menepuk-nepuk pelan kepalanya. Perasaanku seperti seorang kakak pada adiknya. Yah.. mari anggap dia adik kecil sehingga aku bisa meredam emosi.
Leo kemudian memegang tanganku yang menepuk kepalanya. Aku tertegun.
Dia mau apa?
Kemudian..
"Aaa!!"
DIA MENGGIGITKU!!
Leo benar-benar menggigitku dengan kuat. Bahkan ada bekas gigitannya.
"Leo!" teriak nyonya Carabella.
Kemudian terdengar Akalina menangis lagi.
Anak ini! Benar-benar berbahaya!
Nyonya Carabella langsung menggendong Leo kemudian meminta maaf lagi. Dia berniat menjauhkan Leo dari semua orang.
Leo, cukup namamu saja yang artinya singa si kucing besar. Jangan kau juga kelakuannya jadi seperti kucing.
Lily buru-buru mendekatiku kemudian mengelus-elus tanganku.
"Putri, Anda baik-baik saja?" tanya Lily khawatir.
Jujur, ini perih. Tapi bukan masalah besar Lily.
Aku sudah terbiasa dengan hal ini. Dulu aku memelihara satu kucing yang suka mencakarku. Rasanya mirip-mirip dengan kejadian itu.
"No-nona Lily. Tolong jangan hukum Leo. Leo tidak melakukannya dengan sengaja," ucap nyonya Carabella sedikit khawatir.
Siapa yang ingin menghukumnya? Walaupun menyebalkan, aku tidak akan menghukum anak kecil itu.
"Tenang saja nyonya, saya tidak akan menghukum Leo-" ucap Lily.
Brak.
"Ada apa ini?" tiba-tiba suara yang tidak asing terdengar.
Syina?
Syina kemudian masuk bersama para pelayannya.
Mengapa Syina ke sini? Bagaimana dengan pestanya?
"Salam untuk bintang ketiga kekaisaran, Putri Syina," ucap semua orang serentak.
Syina kemudian menghampiriku.
"Zinnia, aku mencari-carimu," ucap Syina.
Mencariku?
"Aku mendengar suara teriakan dari luar juga ada yang menangis, ada apa Lily?" tanya Syina.
Lily gelagapan. Aku yakin Lily bingung bagaimana cara menjelaskannya kepada Syina.
Nyonya Carabella yang terlihat ketakutan akhirnya berbicara.
"Putri.. Leo-" ucap nyonya Carabella sebelum akhirnya aku memotong pembicaraannya.
"Na,na," aku merangkak ke arah Syina. Syina kemudian mencoba memelukku.
"Zinnia sedang bermain rupanya? Zinnia sedang main apa sampai berserakan begini?" tanya Syina kepadaku seolah-olah ia pikir aku mengerti ucapannya.
"Na, na," hanya itu yang bisa aku ucapkan.
Aku mengalungkan tanganku ke leher Syina.
"Zinnia ingin digendong? Aku belum bisa menggendong Zinnia," ucap Syina.
Zinnia kemudian menarik kedua tanganku yang mungil.
"Zinnia digendong Lily saja, ya?" tanya Syina.
Lily kemudian menggendongku. Syina tiba-tiba ku lihat menyipitkan matanya.
"Apa itu yang ada di tangan kanan Zinnia?"
Nafasku tertahan. Aku kemudian menyembunyikan tanganku. Padahal sedari tadi aku sudah mencoba menyembunyikannya.
Tadi Leo masih bisa terlepas. Tapi jika urusannya udah sampai ke keluarga kerajaan yang lain, aku tidak bisa menjamin. Bagaimanapun alasannya, siapa yang menyakiti keluarga kerajaan akan terkena hukuman. Kecuali Kaisar mengampuninya, walau itu jarang.
Bagaimana tidqk? Untuk orang berhati dingin yang punya keluarga dan melihat keluarga terdekatnya dilukai, apa ia akan diam saja? Kaisar juga hanya punya beberapa anggota keluarga yang tersisa.
Waktu itu aku beruntung karena Kaisar memaafkanku. Tapi Leo? Bagaimana jika tidak dimaafkan? Bagaimanapun aku masih Putri. Bahkan putri terakhir sebelum ratu wafat.
Aku malah bawa petaka untuk Leo! Tidak, tidak boleh.
Lily, ku lihat mulai gugup. Aku tahu Lily orang yang berhati lembut. Ia tidak sejalan dengan peraturan dan cara berpikir yang keras di istana ini.
Aku bisa merasakannya di satu sisi, Lily bisa saja berbohong. Tapi suatu saat akan ketahuan dan bisa jadi bencana untuknya. Di sisi lain, nasib nyonya Carabella dan Leo terancam.
Tanpa panjang pikir, aku menggigit tanganku sendiri di hadapan Syina. Sekuat yang ku bisa, di bekas gigitan Leo.
"Zinnia!"
"Putri!"
Ucap Syina dan Lily bersamaan.
Semoga Syina jadi nganggep tadi aku menggigit tanganku sendiri.
Lily langsung menarik tanganku agar aku berhenti.
"Zinnia! Berhenti! Mengapa kau menggigit bekas gigitan dia?" tanya Syina sambil menunjuk Leo.
Jeng Jeng. Syi-syina tau?!!
"Nyonya Carabella, silahkan ikuti saya bersama tuan muda Leo," ucap salah satu pelayan Syina.
Tamat sudah!
________________________________
Hayoloh gimana nasibnya Leo? Nakal banget sih tu anak ga mau diem 😌
Sedikit info, tau ga sih temen2? Aku buat karakter Leo untuk mengenang Rengoku dari Demon Slayer :') ada yang tau? Aku suka sama karakter dia, sayanganya di ceritanya dia harus gugur hiks.
Spirit dia positif banget dan kerennya kesan dia di mata para hashira baik semua. Keren kalau ada orang yang kaya gitu, ketika meninggal disedihi karena mengenang kebaikannya.
Jika kamu suka ceritanya, jangan lupa klik ⭐ ya ^^
Makasih buat yang udah vote 🙏
[Diupload oleh Sisi Shalla 10-10-2021] -> [Direvisi 16 Februari 2022]