Look at Me

By Tyranoskyy

11.8K 1.7K 420

Taeyong harus menikah dengan kekasih kakaknya sendiri setelah sebuah rahasia yang ia sembunyikan diketahui ol... More

Cast
LaM 1 : Ide Gila
LaM 2 : Keputusan
LaM 3 : Dia yang Berubah
LaM 4 : Surat Perjanjian
LaM 5 : Fitting
LaM 6 : D-1 (The Wedding)
LaM 7 : The Day (The Wedding)
LaM 9 : Mencari

LaM 8 : Kekhawatiran

1K 144 71
By Tyranoskyy

Jaehyun menjalankan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata. Bahkan beberapa kali ia menerobos lampu merah untuk segera sampai di tempat yang ia tuju. Sepertinya memang ia berniat untuk melawan takdir, beruntungnya jalanan sudah sepi karena memang ini sudah hampir tengah malam. Jadi kecil kemungkinan untuk terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan.

Sesekali ia gigiti ujung jarinya akan rasa khawatir yang kelewat besar itu. Segala pemikiran buruk kini sudah bersarang di kepalanya, takut terjadi hal yang tidak diinginkan pada orang ia khawatirkan.

Setelah menempuh waktu yang terbilang singkat akhirnya ia tiba. Sebuah club elit yang cukup jauh dari pusat kota dan terlihat masih sangat ramai dilihat dari banyaknya mobil yang terparkir di sana.

Tak membuang waktu, segera saja ia masuk ke dalam untuk mencari keberadaan seseorang. Kepalanya mengedar ke penjuru ruangan untuk mencari seseorang.

Bibirnya berdecak saat ia harus menerobos dalam lautan manusia yang setengah sadar di sana. Terdorong ke sana ke mari karena goyangan dari beberapa orang yang ia lewati, tapi Jaehyun tidak memperdulikannya, ia masih fokus untuk mencari.

Hingga matanya menangkap seseorang yang ia cari namun orang itu tidak sendiri. Ada seorang pria yang sedang duduk di sebelahnya. Jaehyun melihat pria asing itu menyentuh dan menggerayangi seseorang yang sepertinya sudah tidak sadarkan diri dan hal itu membuatnya meradang.

Dengan langkah besar ia berjalan mendekat dan langsung memberikan pukulan keras pada rahang pria kurang ajar itu. Tak hanya sekali, ia bahkan memberikannya beberapa kali sebelum seorang bartender menghentikan dirinya.

"Beraninya kau menyentuh kekasihku, sialan!" Amuknya, ia berikan tendangan pada dada pria tadi.

Pria yang mendapat pukulan itu terkekeh pelan sambil menyeka darah dari sudut bibirnya, "kekasihmu sangat seksi, bukan salahku jika tidak bisa menahannya," jawabnya dengan santai.

"Brengsek!"

Jaehyun akan maju untuk memberikan pukulan lagi tapi tubuhnya ditahan. Emosi dalam dirinya sudah naik sampai level tertinggi. Ia tidak terima jika kekasihnya disentuh oleh orang lain seperti itu.

Jaehyun memberontak untuk melepaskan cekalan bartender itu dan menatap tajam pria asing itu sekilas sebelum pria itu digiring untuk keluar. Jaehyun menghampiri kekasihnya, bisa ia lihat kekasihnya yang memejamkan mata dengan air mata yang masih tersisa di wajahnya.

"Sayang..."

Tidak ada jawaban tentunya karena Baekhyun benar-benar tidak sadarkan diri karena terlalu banyak minum.

"Berapa banyak ia minum?" tanyanya pada bartender yang tadi menghubunginya.

"Dua botol."

Jaehyun menghela napas kasar. Bagaimana bisa kekasihnya itu menghabiskan minuman sebanyak itu. Jaehyun bahkan tau jika Baekhyun memiliki toleransi yang rendah pada minuman beralkohol.

"Terima kasih sudah mengabariku," ucapnya setelah membayar minuman yang sudah Baekhyun habiskan.

Setelahnya ia membopong tubuh lemas kekasihnya itu untuk ia bawa pulang. Di dalam mobil sesekali ia menatap wajah kekasihnya yang terlihat sembab. Hatinya mencelos, merasakan sakit melihat kekasihnya yang berantakan seperti ini.

"Kenapa kau memilihnya jika kau sendiri hancur seperti ini, Baek?" lirihnya. Bahkan air mata tanpa terasa mengalir. Mereka sama-sama tersiksa dengan keputusan ini, hanya untuk menyelamatkan satu orang ia merelakan kebahagiaannya.

"Aku tak tahu jalan pikirmu, Baek. Sungguh, kita tersiksa tapi kenapa kau tetap ingin melanjutkan semua ini?"

Jaehyun berbicara meluapkan kesedihannya selama perjalanan, ditemani keheningan malam yang menyelimuti. Ia memutuskan untuk tidak pulang karena kekasihnya jauh lebih penting dari apapun untuk saat ini.

—o0o—

Sedang di tempat lain seorang pria mungil gelisah dalam tidurnya. Keningnya mengerut karena suatu hal yang mengganggu tidur nyenyaknya.

Taeyong, memutuskan untuk membuka mata. Perasaannya sangat tidak enak saat ini. Seperti ada suatu hal buruk yang terjadi tapi ia tidak tahu apa itu.

Ia keluar dari kamar dan turun ke bawah. Di sana ia melihat ibu mertuanya yang sedang membereskan meja makan. Sepertinya acaranya baru saja selesai dan orang tuanya juga sudah pulang.

"Mom."

Yang disebut menoleh dan tersenyum. "Ah, kau sudah bangun, sayang? Kemari," ujarnya sambil menggerakkan tangan untuk mendekatinya.

Taeyong berjalan mendekat dan duduk di salah satu kursi. "Apa acaranya baru saja selesai, Mom?" tanyanya.

"Iya. Orang tua baru saja berpamitan tepat sebelum kau turun."

"Maafkan aku tidak membantu Mommy. Aku sangat kelelahan, juga kepalaku sedikit pusing tadi," sesal Taeyong.

Jessica tersenyum mendengarnya. Ia duduk di sisi Taeyong dan mengacak surai Taeyong gemas. "Tidak apa-apa, Mommy memakluminya. Bagaimana keadaanmu sekarang? Sudah lebih baik?"

Taeyong mengangguk, "Aku baik." Ia mengerutkan keningnya melihat keadaan rumah yang sepi. "Yang lain kemana, Mom?"

"Daddy di kamar. Suamimu, ia tadi pergi entah kemana, terlihat tergesa-gesa dan wajahnya terlihat panik. Bahkan ia sampai meninggalkan makan malam bersama mertuanya, sangat tidak sopan." dumel ibu cantik yang masih merasa kesal dengan tingkah anaknya.

Taeyong terdiam sejenak mendengar penjelasan dari ibu mertuanya. Jaehyun terlihat panik berarti terjadi sesuatu yang buruk saat ini. Pantas saja perasaannya dari tadi tidak enak. Ia harus bertanya pada Jaehyun apa yang sebenarnya terjadi.

"Mom, boleh pinjam ponsel?" tanya Taeyong takut-takut.

"Untuk apa?" tanya Jessica heran tapi tetap memberikan ponselnya pada menantunya.

"Menghubungi Kak Jaehyun. Tidak apa, 'kan? Ponselku ada di atas, aku lupa tidak membawanya," jelas Taeyong. Bohong, bukan karena ponselnya ada di atas tetapi karena ia tidak memiliki nomor ponsel Jaehyun.

"Oh, gunakan saja. Mommy akan membuatkanmu susu dulu, ya, hmm."

"Terima kasih, Mom."

Begitu melihat sang ibu mertua pergi, Taeyong langsung mencari kontak Jaehyun. Namun, sebelum ia menekan tombol pemanggil ternyata Jaehyun sudah lebih dulu menghubungi, Taeyong mengangkatnya tanpa ragu.

"Mom, perusahaan sedang bermasalah, aku harus menyelesaikannya dulu. Sepertinya aku tidak akan pulang untuk malam ini."

Taeyong bungkam mendengar suara Jaehyun di seberang sana. Suara Jaehyun terdengar berbeda, seperti agak sengau. Lagi-lagi perasaan tidak enak itu kembali menghampiri diri Taeyong.

"Mom..."

"Kak... Ini aku," sahut Taeyong pelan.

Tak ada jawaban. Keheningan adalah apa yang Taeyong dapat setelah mengeluarkan suaranya.

"Kak, apa semua baik-baik saja?" tanya Taeyong lagi.

"Dimana Mommy?"

"Sedang membuat susu untukku."

"Baru satu hari, dan kau sudah menjadikan ibuku sebagai pesuruhmu, huh?"

Pertanyaan Jaehyun itu terdengar sangat sarkas dan menyentil Taeyong. Bukan maksudnya seperti itu, Taeyong juga rasanya tidak enak tapi ibu mertuanya itu memaksa.

"Bukan begitu, Kak. Aku sudah—"

"Sudahlah. Berbicara denganmu hanya membuatku muak!"

Pip

Sambungan terputus. Taeyong menatap kosong meja di depannya. Ucapan Jaehyun membuatnya sakit tentu saja. Setidak ingin itukah Jaehyun mendengar suaranya? Padahal Taeyong sangat mengkhawatirkan dirinya tapi kenapa Jaehyun malah seperti itu?

"Taeyong, kenapa, sayang?" Jessica meletakkan gelas berisi susu di hadapan Taeyong. Ia heran karena menantunya itu terlihat melamun.

"Aku... Tidak apa, Mom." jawabnya sambil tersenyum menenangkan sang mertua.

"Sudah menelepon suamimu?"

"Sudah. Kak Jae tidak pulang, Mom, Perusahaan sedang ada masalah katanya."

Jessica mengangguk, "Diminum dulu susunya, ya, supaya cucu Oma sehat di sini," ucapnya sambil mengusap dengan sayang perut Taeyong.

"Terima kasih, Oma," jawab Taeyong menirukan suara anak kecil. Jessica terkekeh dan tentu saja gemas mendengarnya, ia mencubit pipi Taeyong dengan gemas.

"Sekarang tidur, ya? Istirahatlah! Kau pasti masih lelah karena acara tadi."

Taeyong mengangguk dan beranjak pergi ke kamarnya. Ia membaringkan tubuhnya di ranjang kingsize milik Jaehyun, menutupi dirinya dengan selimut karena cuaca yang kebetulan dingin ini.

Kekhawatiran masih saja terasa dalam benaknya. Ia tak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada suaminya. Apakah ia pergi karena urusan perusahaan? Tapi kenapa wajahnya bisa sangat panik dan juga terburu-buru. Atau kah mungkin karena hal lain?

Taeyong menghela napas, apapun itu ia berharap tidak terjadi apa-apa kepada suaminya itu. Taeyong berharap Jaehyun selalu dalam keadaan baik-baik saja.

Ia tidur dalam keadaan miring. Menatap sisi ranjangnya yang kosong dan terasa dingin. Lihat, tidak ada yang berubah, hanya statusnya saja yang berubah. Bahkan ia masih tidur sendiri disaat dirinya sudah mempunyai seorang suami.

Taeyong mentertawakan dirinya ini, lagipula apa yang bisa ia harapkan dari hubungan seperti ini? Ia harus mengingat jika ia hanya 'dipinjami' seseorang yang menjadi suaminya itu oleh kakaknya.

'Lucu sekali'

—To be Continued—

Mulai ya meng

October 9, 2021


Continue Reading

You'll Also Like

1.5M 26.3K 55
What if Aaron Warner's sunshine daughter fell for Kenji Kishimoto's grumpy son? - This fanfic takes place almost 20 years after Believe me. Aaron and...
84.9K 2.4K 38
Francesca Astor came to Love Island to find her soulmate, and once she sets her eyes on him, she's never letting go. Rob Rausch x Fem!oc #1 robertrau...
1.4M 32.2K 60
In which Daniel Ricciardo accidentally adds a stranger into his F1 group chat instead of Carlos Sainz.
1.5M 34.8K 60
In wich a one night stand turns out to be a lot more than that. -Completed-