LANGIT DAN SEMESTA

By filiananur_

573K 83.5K 3.6K

Jangan lupa follow dulu karna mungkin ada beberapa yang di privat Seseorang pernah bertanua pada saya "kak ke... More

ʟᴀɴɢɪᴛ ᴅᴀɴ sᴇᴍᴇsᴛᴀ
Cast Tokoh
𝐋𝐚𝐧𝐠𝐢𝐭 | 1 |
𝐋𝐚𝐧𝐠𝐢𝐭 | 2 |
𝐋𝐚𝐧𝐠𝐢𝐭 | 3 |
𝐋𝐚𝐧𝐠𝐢𝐭 | 4 |
𝐋𝐚𝐧𝐠𝐢𝐭 | 5 |
𝐋𝐚𝐧𝐠𝐢𝐭 | 6 |
𝐋𝐚𝐧𝐠𝐢𝐭 | 7 |
𝐋𝐚𝐧𝐠𝐢𝐭 | 8 |
𝐋𝐚𝐧𝐠𝐢𝐭 | 9 |
𝐋𝐚𝐧𝐠𝐢𝐭 | 10 |
𝐋𝐚𝐧𝐠𝐢𝐭 | 11 |
𝐋𝐚𝐧𝐠𝐢𝐭 | 12 |
𝐋𝐚𝐧𝐠𝐢𝐭 | 13 |
𝐋𝐚𝐧𝐠𝐢𝐭 | 14 |
𝐋𝐚𝐧𝐠𝐢𝐭 | 15 |
𝐋𝐚𝐧𝐠𝐢𝐭 | 16 |
𝐋𝐚𝐧𝐠𝐢𝐭 | 17 |
𝐋𝐚𝐧𝐠𝐢𝐭 | 18 |
𝐋𝐚𝐧𝐠𝐢𝐭 | 19 |
𝐋𝐚𝐧𝐠𝐢𝐭 | 20 |
𝐋𝐚𝐧𝐠𝐢𝐭 | 21 |
𝐋𝐚𝐧𝐠𝐢𝐭 | 22 |
𝐋𝐚𝐧𝐠𝐢𝐭 | 23 |
𝐋𝐚𝐧𝐠𝐢𝐭 | 24 |
𝐋𝐚𝐧𝐠𝐢𝐭 | 25 |
𝐋𝐚𝐧𝐠𝐢𝐭 | 26 |
𝐋𝐚𝐧𝐠𝐢𝐭 | 27 |
𝐋𝐚𝐧𝐠𝐢𝐭 | 28 |
𝐋𝐚𝐧𝐠𝐢𝐭 | 29 |
Langit 31
Langit 32
Langit 33
Langit 34
Langit 35
Langit 36
Langit 37
Langit 38
Langit 39
Langit 40
End
EPILOG
KHUSUS BUAT PEMBACA LDS
INFORMASI TERBIT

LANGIT 30

9.1K 1.5K 26
By filiananur_

Bughh

Sebuah pukulan telak Langit terima di bagian perutnya saat ia di hadang oleh tiga orang pria berpakaian sedikit urakan yang sejak tadi berniat merebut toples berisi uang yang Langit dapatkan hari ini.

"Serahin duit lo bangsat" sarkas seorang pria berambut pirang yang terus berusaha merebut uang yang ada dalam dekapan Langit.

"Aku mohon jangan, ini uang untuk Mas Juna"

Dughh

"Gua ga peduli itu" lagi lagi Langit menerima pukulan di bagian wajah nya membuat sebuah aliran darah keluar begitu saja dari ujung bibir Langit, niat nya yang tadi ingin kabur dari Saka malah bertemu kesialan yang lebih buruk dimana kini ia tengah berhadapan dengan preman pemalak.

Tubuh Langit yang melemas hanya tergeletak di atas aspal, jalanan yang memang cukup sepi dan arang di lewati banyak orang membuat Langit hanya bisa terisak sambil mendekap uang yang ia kumpulkan untuk Mas Juna.

Bughh

Satu dari mereka dengan tiba-tiba memukul bagian belakang kepala Langit membuat Langit langsung tak sadarkan diri begitu saja. Dengan rasa panik yang menghantui si pemukul dengan cepat mereka mengambil uang yang ada dalam dekapan Langit dan pergi begitu saja meninggalkan nya sendirian.

Mingyu terlihat berlari di sepanjang jalanan gelap dengan menggendong seorang pria di belakang nya yang terlihat tak sadarkan diri.

"Langit tahan sebentar lagi" lirih Mingyu di sela kepanikan nya, kejadian ini bermula saat Mingyu yang hendak menjemput Langit seperti biasa. Namun sesampainya disana Mingyu hanya menemukan kepala karakter badut yang biasa Langit kenakan, awalnya Mingyu berfikir mungkin saja Langit sedang keluar untuk membeli minum atau makanan namun setelah satu jam menunggu Langit tak kunjunh kembali membuat Mingyu segera mencari keberadaan Langit di sekitar tempat itu.

Rasa ke khawatiran yang menjalar di hati Mingyu membuat nya segera pergi berlari ke sekitar daerah itu hingga melupakan motor serta tas nya yang ia tinggal begitu saja di sana.
Matahari yang mulai terbenam dari barat menciptakan cakrawala senja yang begitu apik.

Detak jantung Mingyu berdekat dua kali lipat saat mendapati seorang pria yang tergeletak di dekat taman yang sangat jauh dari lampu merah dimana Langit biasa mencari uang. Dengan banyak spekulasi yang bersarang dalam benak nya Mingtu dengan hati hati mengecek pria yang tergeletak itu.

Deg

Dengan cepat Mingyu yang mendapati jika itu adalah benar-benar Langit yang tak sadarkan diri dengan darah yang mengucur dari daerah kepala nya membuat nya lalu menggendong Langit dan berlari pergi mencari rumah sakit terdekat. Dengan alas kaki yang telah hilang entah kemana Mingyu terus menyusuri jalanan berharap akan ada yang membantu nya.

"Dek itu kenapa?" seorang sopir pick up berhenti tepat di samping Mingyu membuat Mingyu sontak berhenti menatap sang sopir.

"Pak bisa bantu antar teman saya ke rumah sakit?" tanya Mingyu dengan nada yang bergetar, air mata yang entah sejak kapan turun membasahi kedua pipi nya membuat Mingyu benar benar tak bisa melakukan apapun selain berlari menuju rumah sakit.

"Tapi bisa nya di belakang gak papa?"

"Iya gapapa pak"

"Yaudah ayo naik bapak anter"

Setelah mendengar itu Mingyu dengan cepat meletakkan kepala Langit diatas paha nya sebagai bantalan, ia merapalkan segala doa yang ia percayai untuk bisa membuat Langit tetap bertahan hingga Rumah sakit.

"Mi gyu" lirihan dari Langit membuat Mingyu sedikit menundukkan kepalanya, membersihkan sedikit aliran darah yang membekas di pelipis Langit.

"Tahan sebentar, kita ke Rumah sakit"

"Gelap" balasan dari Langit membuat Mingyu semakin mengeratkan tubuh nya pada Langit, Mingyu hanya diam dan mencoba menepuk pelan bahu Langit agar tetap bertahan dengan kesadaran nya.

Tak lama setelah nya Langit dan Mingyu berhasil sampai di Rumah sakit, para petugas segera membawa Langit masuk ke Instalansi Gawat Darurat. Dengan kaki bergetar Mingyu menyusuri lorong rumah sakit, sebuah kebetulan besar saat menyadari jika Rumah Sakit yang mereka datangi adalah Rumah sakit dimana sang ayah bekerja. Langkah nya yang tertatih karna kelelahan terus ia paksakan mendatangi suatu ruangan yang sangat ia hafal.

SPESIALIS ONKOLOGI
dr. Rafa Aditamajaya .SP.OG (K)Onk

Mingyu mendorong dengan perlahan pintu kaca di hadapan nya, Pak Rafa yang sedang bersantai se usai bekerja seharian dan mendapati putra nya masuk sontak menyapa anak kesayangan nya itu,

"Eh Kiming anak bapak yang paling cakep, tumben kesini mana Langit" ucap Pak Rafa dengan nada khas nya, Mingyu hanya diam menghampiri sang Ayah hingga akhirnya Pak Rafa menyadari sebegitu berantakan nya putra nya.

"Mingyu, kamu kenapa?" tanya Pak Rafa dengan nada panik saat menyadari sebegitu kacaunya Mingyu saat ini, telapak kaki yang memerah dan beberapa goresan luka hingga mengeluarkan darah menghiasi kedua nya, punggung pakaian Mingyu yang tadi nya berwarna Mint kini berubah menjadi warna merah pekat, aroma amis dan besi tercium dari tubuh anak itu.

"Hei nak"

Duk

Mingyu meletakkan kepala nya di atas bahu sang ayah, isakan tangis kembali terdengar dengan begitu nyaring dan memilukan membuat Pak Rafa sontak memeluk Mingyu dengan erat.

"Langit pak"

"Kenapa sama Langit"

"Dia dia ada di UGD" balasan dari Mingyu membuat Pak Rafa tersentak, dengan segera Pak Rafa membaringkan putra nya di ranjang ruangan nya untuk membersihkan luka yang ada di telapak kaki sang anak yang penuh dengan darah.

Sambil menunggu anak nya tenang dan dapat ia tanyai, Pak rafa terus membersihkan luka dan menutup nya dengan kain kasa steril.

Kriett

"Maaf dok menganggu, pihak UGD membutuhkan bantuan dokter sekarang" ucap seorang perawat yang terlihat tergesa memasuki ruangan Pak Rafa,

"Baik saya kesana sekarang"

"Pak Mingyu ikut" ucap Mingyu tiba-tiba dengan wajah sembab nya sambil menahan lengan sang ayah.

"Kamu disini dulu, kamu percaya kan sama bapak?" balas Sang ayah yang melepaskan pegangan dari sang anak dan segera pergi ke UGD meninggalkan Mingyu yang masih memiliki banyak ke khawatiran dalam benak nya dalam diri Langit.

Dalam perjalanan menuju UGD Pak Rafa mengingat banyak kenangan yang sangat berarti dalam keluarganya yang kini bertambah dengan Langit, Pak Rafa menganggap Langit seperti putra nya sendiri sama seperti Mingyu dalam keluarganya.

"Bapak akan bekerja keras dan mesmatikan kamu tumbuh menjadi anak yang kuat Langit" ucap Pak rafa tiba-tiba di meja makan suatu pagi.

"Kalo gitu Mingyu yang jagain Langit sebagai abang yang baek ya kan" balas Mingyu sambil menyenggol lengan Langit yang duduk di sampingnya, Langit yang mendengar itu hanya bisa terus mengucapkan terimakasih pada keluarga yang menampung nya serta menganggapnya sebagai bagian dari keluarga mereka sendiri.

"Pak, kak, terimakasih"

Dengan cepat Pak Rafa memasuki ruang UGD dan segera memakai gloves di kedua tangan nya, terlihat Langit yang memejamkan matanya dengan darah yang telah bersih,

"Kami sudah menghentikan pemdarahan nya, tapi di duga pasien memiliki kanker darah yang cukup parah"

"Saya tau" balas Pak Rafa pelan, Pak Rafa lalu segera mengecek keadaan Langit sebelum bisa menangani remaja itu.

Di sisi lain Aksara yang tengah belajar di ruang belajar nya merasa ada yang aneh dalam diri nya, rasa gelisah dalam dirinya membuat nya segera memberesi buku nya dan beranjak keluar dari sebuah kotak kecil yang ada di sudut kamar nya yanh dibuat khusus oleh sang ayah untuk nya.

"Masih delapan menit lagi nak, ayo masuk lagi kamu anak baik kan" suara sang ayah yang tengah duduk tepat di depan pintu ruang kecil nya itu membuat Aksara menghela nafas berat, lalu tersenyum dan mengangguk.

"Ayo masuk lagi dan belajar, kamu mau jadi orang sukses kan" ucapan sang ayah langsung membuat Aksara mengangguk dan kembali memasuki ruang belajar nya itu

Ceklek

Sebuah suara yang terdengar di indra pendengaran Aksara membuat anak itu terdiam,

"Ayah gembok ruangan ini lagi ya?" ucap nya lirih menatap sebuah cctv kecil yang terpasang di ujung ruangan itu, sebuah ruangan yang cukup untuk satu orang dan di penuhi dengan banyak stickynote berisi rumus-rumus matematika dan jadwal nya setiap hari nya. Tak lupa sebuah jam digital kecil yang mengatur semua kehidupan aksara tiap hari nya.

"Kenapa kepikiran sama Langit terus si"

......

Guys minta tolong coba cek list urutan part nya dong udah urut dari 1-33 belum, soalnya yang disini lagi eror


Continue Reading

You'll Also Like

1.6M 254K 48
Hanya satu kata yang Renjun ingin adik adiknya dengar. Maaf... Namun terkadang, kata maaf itu tak pernah cukup untuk mereka. Mereka pergi, menuju...
812K 39.1K 40
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...
274K 38.1K 35
Bagaimana pun juga Prajurit Mata Elang tetaplah 7. Raganya memang terpisah tapi jiwanya masih ada di Prajurit Mata Elang. Tujuh tahun yang lalu bukan...
796K 82.2K 56
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...