? | Treasure ✔

By chaavdlux

52.5K 5.9K 489

❝ nyawa harus dibalas nyawa, kan? ❞ Ada pengubahan judul cerita Harted-> ? More

prolog
⁰¹
⁰²
⁰³
⁰⁴
⁰⁵
⁰⁶
⁰⁷
⁰⁸
⁰⁹
¹⁰
¹¹
¹²
¹³
¹⁴
¹⁵
¹⁶
¹⁷
¹⁸
¹⁹
²⁰
²¹
²²
²⁴
²⁵
Epilog.

²³

1.2K 172 42
By chaavdlux

"Sebentar lagi selesai.."

Pemuda itu menampilkan senyum smirknya.

"Sebentar lagi,"

"Semuanya selesai."

Wajahnya berubah sumringah.

"Thank you, my best friend ."

























































































Han mengehela nafas frustasi, dua kasus itu saja belum selesai. Ehh.. tambah lagi.

"Kok bisa sih... astagaaa."

"Ya gak tau kak," jawab Yoshi.

"Kalian harus lebih hati-hati kali ini. Jangan pernah pisah sama yang lain." Peringat Han.

Salah satu disana tersenyum.

"Soal kematian Jaehyuk.... beneran gak ada bukti lagi sama sekali kak?" tanya Jihoon.

Han menggeleng, "Gak ada sama sekali, pelakunya bener-bener gak ninggalin bukti apa pun."

"Coba deh kalian ingat-ingat kalian punya musuh? Atau seseorang yang gak suka sama kalian?" tanya Han.

Jihoon menggeleng, "Seingetku kita gak punya musuh, kalo seseorang yang gak suka sama kita.. ya pasti ada lah kak. Mana ada seseorang di bumi ini disukai sama semua orang, nih ya meskipun orang itu baikkk banget pasti ada orang yang benci sama dia."

"Ucapan Jihoon bener banget," sahut Yedam.

Han mengangguk membenarkan.

"Hati-hati, harus saling jaga satu sama lain," nasihat Han pada tiga pemuda didepannnya.

Mereka bertiga mengangguk bersamaan, "Pasti kak."

Setelahnya mereka ber-empat sama-sama diam, tenggelam dalam pikiran masing-masing.

"Kalian mending pulang gih, nanti kasus ini biar kakak urus sama temen kakak. Istirahat yang cukup biar tenaganya pulih dan bisa ngelindungi temen-temennya," ucap Han.

"Makasih ya kak maaf ngerepotin," ujar Yedam tak enak.

"Gak perlu minta maaf, ini emang udah pekerjaan kakak." Han tersenyum menampilkan dimple yang berada di kedua pipinya, menambahkan kesan manis pada dirinya.

"Kita pamit ya kak,"

"Hati-hati."

































































































"Doy," panggil Haruto.

"Heh! Kan gue udah bilang, gue kakak lo! sopan dikit kek," balas Doyoung.

"Biarin napa sih, orang cuma beda dua tahun doang," bela Haruto.

Doyoung memutar bola matanya malas, "Kenapa?"

"Nanti malem kita nyuri lagi gak? Di sebelah barat jalan raya arah ke Gwangju ada toko jam mewah yang baru buka," ujar Haruto.

"Biasanya keamanannya tinggi Haru," cerca Doyoung.

"Disana masih belom ada satpamnya, pemiliknya yakin kalo kota ini aman," jawab Haruto.

"Kalo kita nyuri jam tangan itu kemudian dijual kan lumayan, kita bisa bantu Jihoon buat dana tambahan operasi Junkyu," ujar Haruto.

Doyoung mengangguk, "Lo bener, yaudah nanti malem kita nyuri di sana."

Tanpa mereka sadari Junkyu mendengar itu semua dengan jelas.

Junkyu menutup mulutnya menahan isakan yang keluar dari mulutnya.

Ternyata kedua saudaranya melakukan hal yang sangat bodoh hanya semata-mata untuk biaya operasinya.

Junkyu kecewa, sangat kecewa. Sekarang ia semakin yakin bahwa hidupnya hanya sebagai benalu bagi semua orang.

Ya, benalu yang sangat merepotkan.




































































"Junkyu dimana?" Tanya Jihoon pada kedua saudaranya.

"Di kamar, emangnya kenapa? kok lo keliatan bahagia banget," jawab Doyoung.

"Junkyu, dia udah dapet pendonor," ujar Jihoon senang.

"Finally," ucap Haruto dengan nada gembira.

"Gue duluan, mau nyampein kabar baik ini sama Junkyu,"

Jihoon berlari menuju kamar Junkyu dengan tergesa-gesa.

"Kim Junkyu, gue punya kabar baik buat lo,"

"Kabar baik apa?" nadanya terdengar datar.

Jihoon mengerutkan alisnya ketika mendengar nada bicara Junkyu yang tak seperti biasanya.

Jihoon menghalau pemikiran-pemikiran buruk tentang Junkyu di otaknya.

"Lo udah dapet donor jantung, lusa lo bisa dioperasi dan hidup lo akan jauh lebih baik," ujar Jihoon antusias.

"Gue gak mau," balas Junkyu datar.

Jihoon melunturkan senyumnya.

"Kenapa?" Tanyanya.

"Gue gak mau, kan udah gue bilang meskipun gue udah dapet donor jantung tetep aja penyakit itu masih ada."

"Jun," kalau Jihoon sudah memanggilnya dengan 3 huruf depan namanya berarti dia benar-benar serius dengan ucapannya.

"Udah gue bilang, buang jauh-jauh pemikiran bodoh lo itu! penyakit lo emang gak bakal hilang tapi setidaknya itu ngebuat lo bisa jauh lebih baik," lanjutnya.

"Gak, gue tetep gak mau!" Kukuh Junkyu.

"Jelasin kenapa lo gak mau?!" Oke, Jihoon mulai terusulut emosi rupanya.

"Jangan buang-buang uang buat operasi gak guna itu! apalagi sampe ngelakuin hal bodoh demi ngumpulin uang buat operasi itu," kelakar Junkyu.

Ucapan Junkyu mampu membuat Jihoon paham dan pikirannya langsung tertuju pada dua orang.

Tanpa pikir panjang Jihoon keluar dari kamar Junkyu dan menuju ke ruang tengah, dimana kedua orang itu berada.

"Kim Doyoung!" Suara beratnya terdengar mengintrupsi dua orang yang sedang duduk bersantai itu.

Bugh

"Apa-apaan lo!" geram Doyoung.

"Lo masih ngelakuin hal bodoh itu?!" bentak Jihoon.

Doyoung mengusap sudut bibirnya yang berdarah akibat pukulan saudara kembarnya itu.

"Iya! emang kenapa? lo juga sama kan?!" balas Doyoung.

Bugh

Jihoon kembali memukul pemuda didepannnya.

"Udah! jangan berantem!" lerai Haruto.

"Lo juga sama aja!"

"Gara-gara lo Junkyu gak mau operasi!" bentak Jihoon.

"Lo pasti tau kan apa yang ada dipikirinnya," lanjutnya.

Doyoung dan Haruto menoleh secara bersamaan, mata kedua pemuda itu terlihat khawatir.

"Sial! Junkyu denger apa yang gue ucapin tadi," ujar Doyoung.

Haruto menatap terkejut pada Doyoung, "Bodoh!"

"Udah berapa kali gue bilang, urusan administrasi operasi Junkyu biar gue yang tanggung!"

"Berhenti dari pekerjaan itu sekarang juga!" perintah Jihoon.

"Gak!" Doyoung dengan tegas menolak.

"Kalau gue harus berhenti lo juga harus berhenti dari pekerjaan haram lo itu!" lanjutnya.

Jihoon membelalak tak percaya.

Doyoung tersenyum miring, "Kenapa? Lo pikir gue gak tau tentang pekerjaan lo itu?!"

"Gak usah ngada-ngada." Jihoon membela dirinya sendiri.

"Lo! pekerjaan lo itu jual organ secara ilegal kan?! satu lagi, lo juga PEMBUNUH!! lo ngebunuh orang terus lo ambil organnya dan lo serahin ke bos lo. Sedangkan mayatnya lo buang. Iya kan?! lo gak bisa ngelak Kim Jihoon."

Jihoon mengepalkan jari-jari tangannya.

Haruto? Ia menutup mulutnya, tak dapat menahan keterkejutannya. Kakak yang ia kira sangat baik ternyata seorang pembunuh.

"Bangsat!" umpat Jihoon.

"Ayo, kita pergi. di sini ada pembunuh!" Doyoung menekankan kata pembunuh.




















































































"Ji," panggil Yoshi.

Jihoon menoleh, "Apa?"

"Lo ngapain di sini?" tanya Yoshi.

Saat ingin turun kebawah ia tak sengaja melihat pintu kamar Asahi terbuka dan ternyata Jihoon ada di dalamnya.

"Lagi bersihin kamar Asahi aja," jawabnya.

Yoshi mendudukkan dirinya di samping Jihoon.

"Dulu rumah ini rame ya, sekarang sepi," ujar Jihoon sendu.

Yoshi menoleh, manik matanya menatap Jihoon lekat, "Iya, dulu kita ber-dua belas sekarang kita cuma tinggal enam." Mata Yoshi memanas, ah sepertinya ia akan menangis.

"Dulu dirumah ini penuh dengan canda tawa, sekarang sunyi. Gak ada Jeongwoo yang gila, gak ada Asahi yang dingin kayak es, gak ada Mashiho yang marah-marah saat sampah bekas makanan berserakan, gak ada kak Hyunsuk yang selalu jadi target ke jahilan anak-anak, gak ada Jaehyuk yang selalu bikin rame, dan gak ada Junghwan yang selalu ngerengek minta donat. Semuanya hilang Ji, gue pingin kita kayak dulu lagi." Runtuh sudah pertahanan Yoshi, dia menangis.

Memang benar Jihoon juga merasakan perbedaan itu.

Jihoon menggenggam tangan Yoshi, "Janji kita bakal bersama terus sampai maut yang misahin kita." Jihoon menyodorkan jari kelingkingnya dan di balas oleh Yoshi.

"Kita bakal terus sama-sama, kita bakal lindungi semuanya. Udah cukup gue gak mau ada korban lagi."

Ini janji kedua sahabat yang sedang melewati masa yang sangat sulit seperti ini.

"Udah ah jangan kayak gini," ujar Jihoon.

Yoshi mengusap air matanya, "Ayo keluar," ajaknya.

Keduanya berjalan keluar dari kamar Asahi,

"Bentar," suara Jihoon menghentikan langkahnya.

"Ada apa?" Yoshi menghampiri Jihoon yang sedang berusaha mengambil sesuatu di bawah nakas.

"Ini, gue nemu ini." Jihoon menunjukkan flashdisk berwarna putih bertuliskan screet.

"Ambil laptop lo, gue mau mastiin ini file apa sampe ada tulisan screet kayak gini," ucap Jihoon.

Yoshi mengangguk lalu keluar dari kamar Asahi.

Beberapa saat kemudian Yoshi kembali dengan laptop di tangannya.

"Ini," Yoshi menyerahkan laptopnya.

Dengan segera Jihoon mencolokkan flashdisk itu pada port laptop Yoshi.

Jari-jari tangannya sibuk mengotak-atik laptop punya sahabatnya itu.

Matanya menangkap salah satu file yang menurutnya aneh.

"Yoshi, menurut lo ini mencurigakan gak sih?"

"Iya, coba lo klik," ujar Yoshi.

Jihoon mengangguk.

"Video?" Jihoon mengeklik video itu.

"Ini rekaman cctv?" Tanya Yoshi.

"Kayaknya iya, coba kita lihat aja dulu," jawab Jihoon.

Selama video itu berlangsung keduanya benar-benar tidak bisa berkata-kata. Mereka tidak menduga bahwa selama ini ternyata dia pelakunya.

Di dalam video itu tampak sebuah pemuda yang sedang menghabisi seorang pria di kamar mandi.  Dari angle videonya Jihoon bisa menyimpulkan bahwa cctv itu terletak di atas ujung kiri kamar pria itu yang langsung menuju ke arah kamar mandi.

Cctv itu adalah cctv yang lebih kecil dari pada umumnya dan lebih tidak seperti cctv, melainkan sebuah sarang lebah kecil. Maka dari itu pemuda yang mengenakan baju putih itu tidak menyadarinya.

Mayat pria yang berada di rekaman cctv itu adalah














Choi Hyunsuk.




Dan pemuda yang membunuh Hyunsuk itu adalah




















"Bang Yedam?!" Kaget keduanya saat pemuda itu membalikkan badannya.

Keduanya bertatapan, dari sorot matanya mereka berdua sangat terkejut.






























































































"Yah.. ketahuan deh, hehehehe."
















































































So?

Continue Reading

You'll Also Like

Who? [✓] By ♡̷

Mystery / Thriller

21.5K 5.1K 22
❝ 𝐓𝐞𝐫𝐧𝐲𝐚𝐭𝐚 𝐛𝐞𝐧𝐚𝐫, 𝐤𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐥𝐨 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐛𝐚𝐥𝐢𝐤 𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚 𝐢𝐧𝐢. ❞ 𝐞𝐯𝐞𝐫𝐲𝐨𝐧𝐞 𝐜𝐚𝐧'𝐭 𝐭𝐫𝐮𝐬𝐭𝐞�...
19.6K 3.1K 12
❝L-lo bohong ya? Tadi gue liat lo ke dapur ambil pisau❞ start : 01 - 01 - 2021 end : 13 - 02 - 2021 ivylycana ©2021
55.8K 13.9K 33
there are many things a friend can do, killing for example maybe?
19.8K 4.1K 15
❝gue kira urusan kita sama mahluk astral ini udah berakhir. ternyata masih ada lagi?❞ ✧started = 08 -11- 2021 ✧finish = 29 - 12 - 2021