Taeyong tengah bernyanyi kecil sambil senam zumba mandiri di depan televisi ruang keluarga
Kkrrrkkkk
kkkkrrrkkkk
kkkkrrrrkkkkk
suara aneh terdengar membuat Taeyong berhenti bergerak, lalu nyonya Lee itu menoleh ke sumber suara
"Kamchagiyaa!!!! omo... Renjunieeee..." terlihat Renjun memasuki rumah keluarga lee dengan menderek sebuah truk berisi moomin andalan nya, dan kali ini moomin yg dibawanya bukan berukuran kecil seperti biasa.. melainkan moomin berukuran cukup besar yang kini berbusana ala balerina .
"cantik sekali moomin mu hari ini" Taeyong berjalan kearah renjun lalu mengelus pipi anak itu
"nana?" tanya renjun
"ohoooo si manis ini merindukan batu..." goda Taeyong
"ayo imo antar kan ke kamar Jaemin.." Taeyong menggenggam tangan Renjun
dilain tempat
"Jen...."
"hhhmm?"
"sudah dua hari..." lesu Jaemin
"berbicaralah tanpa berbelit belit jaemin kita bukan sedang belajar sastra.." jengah Jeno tetap menatap kearah ponselnya
"Renjun.... apa dia tidak tertarik lagi padaku setelah melihat kaki ku seperti ini?" tanya Jaemin menunjuk kearah kaki nya yang masih di perban
"dia bahkan tidak tertarik padamu sejak dulu.." jawab Jeno acuh
"LEE JENO!!!!!! kenapa menjadi kembaran mu sangat sulit..." gusar Jaemin
Jeno hanya terkekeh melihat tingkah Jaemin saat ini
"Yak... kau tahu sendiri Jaehyun samchon itu sangat posesif, ia tidak akan mengizinkan renjun berkeliaran diluar pagar rumah nya sendirian.." jelas Jeno
"tapi aku merindukan nya.." cicit Jaemin
krieeeeeetttttt
pintu terbuka
"Nanaaaaaaaaa" seru Renjun berlari kearah ranjang Jaemin dan langsung duduk di kaki Jaemin yang masih cedera
membuat jaemin memaksakan senyum nya disaat air mata nya meleleh begitu saja karna merasakan sakit
"apa nana sudah baik?" tanya renjun tanpa dosa
Jaemin mengangguk ribut, sampai Jeno mendekat dan menarik lembut lengan renjun membuat sikecil berdiri kembali
"hei apa ini..." Jeno mengalihkan topik dengan menyentuh boneka besar renjun
"eung.. ini hadiah untuk nana.." seru Renjun mengangkat boneka nya dan melempar kecil benda itu ke wajah jaemin
"apa nana suka?" renjun tampak berbinar menunggu jawaban
"n-nee... hiks.. nana suka.." jawab Jaemin mengusap air mata pesakitan nya
jeno yang melihat hanya menggaruk tengkuk nya yg tidak gatal, pantang baginya untuk menyalahkan renjun .
"kenapa nana menangis?" polos renjun ikut mengusap pipi basah Jaemin yang kini merasa ngilu pada kaki nya
"bukan apa apa, aku menangis karna kau terlalu cantik.." jawab Jaemin senang merasakan jemari renjun mengusap lembut pipinya
Jaemin nyengir sembari melirik kearah Jeno "renjuna.. apa kau merindukan ku?" tanya Jaemin
Renjun mengangguk
"hanya aku kan?" tanya jaemin lagi pada renjun sambil masih melirik kearah Jeno yang terlihat jengah
"injun rindu nana dan nono" jujur renjun
dan kali ini Jeno yang tertawa "aku dengar tuan patah kaki?" ledek Jeno
"Yak!!! kaki ku tidak patah dasar pabo!" protes Jaemin
"kaki nana diperban, berarti kaki nana patah.." ucap Renjun polos
bagaimana ini?
tidak mungkin jaemin mengatakan renjun salah bukan?
"a...a.. nee.. patah iya... bahkan kaki nana bisa terputar seperti kepala robot squid game" jaemin mengikuti alur pemahaman renjun, padahal kaki nya hanya terkilir saja
"kau bercanda?" kejut Jeno
"sebaiknya kau diam Jen.. aku sedang membahagiakan hati calon istriku" sungut Jaemin
"istriku juga!" jeno tak mau kalah
"Nee.. istri kita berdua.. hanya berdua.. tidak ada cerita guanlin sialan itu didalam rumah tangga kita" lanjut Jaemin
Pletaakkkkk
"aeeewwwww" desis Jaemin memegang keningnya setelah aksi penjentikan yang dilakukan oleh Jeno
"umm renjun, bolehkah Nono bertanya?"
renjun mengangguk
"Renjun lebih sayang nana nono atau guanlin?"
Renjun terlihat berpikir keras
"injun sayang Daddy..." polos renjun
karna sebelum nya, renjun diajari Jaehyun untuk hanya mengatakan kalimat sayang dan cinta hanya pada dirinya.. bukan pada orang lain .
lagi... lagi... nomin menghela napas pasrah, tapi walau begitu mereka tak habis habis cara membuat renjun semakin menempel pada mereka berdua
"hai anak anakkkkk...." Taeyong masuk dengan sepiring cemilan dan tiga gelas jus melon diatas nampan
"Yeaaaaaayyyyy" senang renjun
"awww manis sekali renjuniieeeeee..." gemas Taeyong
Taeyong menaruh nampan di meja belajar Jaemin
"kau mau? heuuummm...." Taeyong mendekati Renjun
"nee injun mauuuuu"
"makanlah..."
"kami?" tanya Jaemin
"kalian nanti eomma buatkan lagi.. minum saja jus nya, camilan nya biar renjun saja yang makan.." Taeyong kembali menatap damba renjun yang sangat cantik itu
"apa kalian ingin memiliki adik seperti renjun? kita adopsi saja ya renjun?" Taeyong menatap nomin
"Andwaee!!!" jawab nomin bersamaan
"renjun kan calon menantu eomma!" sungut Jaemin dan diangguki oleh Jeno
Taeyong memutar bola matanya malas
"aku? berbesan dengan Jung Jaehyun?" Taeyong terlihat ogah ogahan
"tapi renjun terlalu manis untuk dilewatkan" tambah nya
Taeyong menatap damba pada renjun yang kini memakan camilan dengan lahap, pipinya mengembung.. mereka semua terdiam beberapa saat ketika melihat renjun yang sibuk dengan dunia nya .
'seandainya aku masih muda, sudah pasti aku akan menjadi dominan karna Renjun' batin Taeyong
"jangan berpikiran aneh aneh tentang renjun Eomma!" tegur Jeno yang sukses membuat Taeyong tersadar akan lamunan nya
"siapa yang kau bicarakan anak tengik!" Taeyong segera berjalan keluar kamar Jaemin, bagaimana bisa Jeno tahu isi kepalanya .
keturunan Taehyung memang aneh..
menyisakan nomin yang masih menatap renjun dalam sunyi, tak ada yang berani mengangkat suara.. karna ini pemandangan yang indah
"mau?" polos renjun menawarkan makanan yang ia genggam
"suapi eung!"manja Jaemin
Renjun mendekat dan menyuapkan potongan camilan pada mulut jaemin
"ini enakkkkk...." puji Jaemin
bukan memuji rasa, tapi cara renjun memberinya
mwehehe
merasa kalah start, Jeno mendekati Renjun
"Renjuna...." panggilnya
renjun menoleh kearah nya dengan polos
Chuuuuuuuu~
ciuman singkat mendarat di dahi renjun, lalu Jeno menatap renjun lembut dan melirik Jaemin yang ternganga atas aksi dadakan nya tadi
"kau....." gumam Jaemin
Jeno kembali duduk ke sofa dengan wajah songong nya
"apa kau suka?" tanya Jeno pada Renjun
renjun mengerjap beberapa kali sebelum akhirnya ia mengangguk singkat, renjun itu jujur... dia seperti anak kecil yang tidak memiliki gengsi.. ia cenderung mengatakan apa yang benar ada di pikiran nya .
"apa aku juga bisa?" sekarang Jaemin yang bertanya pada Renjun
"bisaaaaaaaaaaa" senang Renjun
Renjun mendekat pada Jaemin, alih alih jaemin yang mengecup dahi Renjun...
kali ini renjun yang malah mencium pipi Jaemin tiba tiba
membuat di empu melongo lama..
begitu juga dengan Jeno yang melihatnya
mereka berdua menatap Renjun yang menampilkan senyum terbaiknya
"sebaiknya kita harus menjaga renjun selalu... aku takut ia juga melakukan hal sama pada guanlin" ucap Jeno
Jaemin meraih tangan Renjun
"dengarkan nana... jangan mencium siapapun selain kami ya renjun... wajah orang lain banyak kuman nya.. jadi renjun hanya boleh mencium nana dan nono... " ucap Jaemin lembut
"benarkah?" polos renjun
"nee.. janji tidak mencium guanlin?" Jaemin mengacungkan jari kelingkingnya
dan dengan cepat di balas oleh jari kelingking renjun
"renjun tidak suka kuman!!!!" seru renjun
mwehehehehe - nomin