Its You Babe!!! (END)

By Vindelluna

321K 49K 1.6K

Saka memperhatikan adiknya, Bell, keluar dari mobilnya, setelah memberikan kecupan manis di pipinya. Ia mempe... More

Awal
Satu
Dua
Tiga
Empat
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Duabelas
Tigabelas
Empatbelas
Limabelas
Enambelas
Tujuhbelas
Delapanbelas
Sembilanbelas
Duapuluh
Duapuluhsatu
Duapuluhdua
Duapuluhtiga
Duapuluhempat
Duapuluhlima
Duapuluhenam
Duapuluhtujuh
Duapuluhdelapan
Duapuluhsembilan
Tigapuluh
Tigapuluhsatu
Tigapuluhdua
Tigapuluhtiga
Tigapuluhempat
Tigapuluhlima
Tigapuluhenam
Tigapuluhtujuh
Tigapuluhdelapan
Tigapuluhsembilan
Empatpuluh
CERITA BARU
Ekstrapart
PROMO VALENTINE

Lima

11.4K 1.6K 47
By Vindelluna

Vodka meringis kesal saat mendengar sebuah lagu dangdut dari ruangan depan kamarnya, apalagi saat menyadari sebuah tangan menimpa perutnya.

Ia membuka matanya dengan perlahan, lalu menghela nafas kesal saat tahu siapa tersangka yang menyempitnya dari sisi kanan dan kirinya.

Lengan berotot dari orang sebelahnya jelas membuat Vodka merasa engap, bahkan rusuknya sudah merasa terhimpit. Jelas tubuh kecilnya akan terasa sesak saat dua orang besar menghimpitnya dari sebelah kanan dan kiri. Kedua orang ini memang terbiasa tidur dengan menyentuh bagian dirinya. Mereka bahkan akan sadar saat Vodka kabur ataupun menjauh dari sisi mereka hanya dalam jarak lima detik.

"Abang, geser ihhhh!!!" Kesalnya saat mencoba kabur, laki-laki di sisi kirinya malah memeluknya semakin erat.

Vodka bahkan sudah mengganti tempat tidurnya menjadi singgel bed, tapi tetap saja dua orang ini selalu datang dan menyusup ke kamarnya. Bisa di bayangkan betapa sempitnya Vodka yang berada di hempit oleh dua badan besar yang tak segan-segan memindahkan berat tubuhnya ke atas Vodka.

"Bentaran Vod, masih ngantuk!!" Seru salah satu abangnya yang kembali menarik tubuh Vodka untuk tertidur lagi.

"Gerah oyy!!! Gue mau siap-siap packing ini" kesal Vodka lagi.

Hari sabtu adalah weekend, yang artinya hari dia harus bertemu dengan kedua saudara serta orang tuanya yang baru kembali dari Singapura untuk mengunjunginya. Namun bagi Vodka ini adalah waktu terbebasnya dari semua drama dan ingin menikmatinya dengan cara camping ke hutan, lalu kembali ke rumah keesokan sorenya.

Ia terlalu menyukai alam, sehingga ingin mengabadikan waktu selama mungkin dengan alam. Setidaknya, alam tidak menjadi tempatnya melakukan drama, memakai semua perlengkapan seperti kulit tambahan serta lotion coklat untuk menutupi semua penampilannya. Hal itu ia lakukan karna perjanjian yang ia buat bersama abang dan Papanya. Sialan memang. Vodka secara tidak sadar membenci sifat posesif orang kepadanya.

Lima belas menit kemudian, kedua abangnya baru melepaskan pelukannya. Ia berjalan menuju ruang keluarga yang berada di depan kamarnya. Ia mendapati Mamanya dan Sharla saat ini sedang melakukan olahraga zumba dengan memakai lagu-lagu dangdut. Musik yang di putar mamanya adalah salah satu penyebab dia bangun.

"Bising tau Ma" kesalnya sambil menuruni tangga. Di dasar tangga, ia mendapati Papanya yang tampaknya hendak ke atas. Sepertinya, lagi dan lagi, Mamanya berhasil memaksa papanya untuk ikutan zumba dangdut.

Vodka sampai heran, bagaimana bisa Mama dan Papanya ini saling menyatu. Sifat mamanya yang gila dan bar-bar jelas berbeda dengan papanya yang tenang.

"Baby Babon papa" sapa Papanya saat Vodka sudah sampai di dasar tangga. Sungguh, Vodka bingung bagaimana bisa nama panggilan itu masih melekat padanya hingga sekarang.

Mungkin dulu saat ia lahir dengan berat empat kg, hal itu masih wajar. Namun sekarang, tubuh langsing dan tingginya yang hanya seperut papanya jelas tidak cocok di panggil Babon. Vodka berharap, tidak ada orang lain yang tahu bahwa panggilan itu untuknya.

"Kali ini hutan mana kita kak?" Tanya papanya sambil menyampirkan tangan ke pundak Vodka, mengikuti anak gadis satu-satunya itu menuju dapur untuk sarapan dulu.

"Di belakang puncak" jawab Vodka sambil mencomot roti, namun suara langkah kaki yang menuruni tangga sama-sama membuat Vodka dan Papanya melirik ke belakang.

"Hari ini free dulu Vod! Temani gue ke ketemu orang dulu" ucap Darren yang kini sudah berdiri di depannya.

Mendengar itu jelas membuat Vodka kesal. Wajahnya langsung cemberut, ia bahkan kini memeluk perut papanya agar membelanya. Vodka hanya ingin pergi camping, bukan bertemu orang lain.

"Pergi aja kak, sekalian sosialisasi. Kalau ada Darren, Papamah bisa tenang" ucap Papanya menyetujui.

Sudahlah!!

Vodka pasrah. Di rumah ini hanya Papanya yang bisa membelanya, jika ia menginginkan sesuatu. Namun, jika sudah seperti ini, mau tidak mau, Vodka harus setuju.

Salah satu hal yang paling tidak di sukainya di keluarganya yaitu sifat aneh mereka. Dirumah, hanya Vodka yang merasa waras, sedangkan yang lainnya tidak.

Seperti hal ini, wajah masamnya sama sekali tidak membuat Darren mengganti pilihannya. Sehingga, mau tidak mau, Vodka harus pasrah duduk di dalam mobil pick up milik Darren. Keluarganya terlalu aneh, sehingga tampak seperti hal wajar untuk mengkoleksi macam-macam bentuk mobil, seperti Truck, bus, pick up, becak dan banyak hal lainnya. Untung saja temannya Sharla punya mobil pribadi yang bisa mereka kendarai kemana-mana.

^^^

Mood yang buruk untuk menyambut pagi. Setelah kedua orangtua serta abang-abangnya, Darren dan Keynan, kembali berangkat ke Singapura, barulah Vodka merasakan sedikit kebebasan. Seperti biasa, kedatangan keluarganya hanya dengan satu tujuan, membawanya pulang ke Singapura. Dan seperti jawabannya sebelumnya, Vodka selalu menolak.

Kenangan buruk mengenai Singapura selalu menjadi alasan Vodka tidak ingin kembali. Ia bahkan melarang keras orangtuanya mengikuti jejaknya untuk menetap di Indonesia. Sebagai gantinya, mereka mengirim Sharla untuk menemani Vodka. Sahabat dari oroknya, yang orangtuanya sudah bekerja untuk mereka sejak masa kehamilan mamanya yang kedua.

Vodka berjalan menuju pos satpam untuk mengambil tongkatnya. Seperti biasa, ia harus mengatur lalu lintas di depan sekolahnya setiap pagi.

Kali ini ia di temani oleh Bara, salah satu anggota osis lainnya. Jika Vodka melakukan ini setiap hari sekolah, maka Bara dan Rubby secara bergantian menjadi patnernya untuk melakukan ini.

"Panas banget!! Keluh Bara yang sedari tadi memilih berteduh di depan gerbang, dan membiarkan Vodka mengerjakan segalanya.

Vodka hanya tersenyum singkat, tapi tidak mengatakan apa-apa.

Saat melihat mobil ketua osis mereka mendekat, Bara langsung dengan sigap berdiri, memperlihatkan bahwa ia mengerjakan tanggung jawabnya. Dan sekali lagi, Vodka tidak mengatakan apa-apa.

Gadis itu malah memilih berdiri sedikit jauh dari gerbang, agar Brandon tidak berbasa-basi kepadanya dulu, untuk membicarakan tanggung jawabnya. Karna percayalah, semakin sering mereka melihat Vodka tersenyum, maka semakin fatal juga yang akan mereka dapatkan nantinya.

Namun suara klekson mobil yang berkali-kali dari seberang jalan di depannya, membuyarkan hayalan Vodka mengenai balas dendam.

Matanya sedikit menyipit saat melihat orang yang punya mobil yang sedari tadi membunyikan klaksonnya.

Saka membuka kaca mobilnya selebar mungkin, lalu membuat gaya love dengan kedua tangannya di atas kepala dari dalam mobil, saat Vodka melihatnya.

Wajah Saka terlihat berbinar-binar saat Vodka melihatnya. Apakah love besar yang ia buat berhasil menarik perhatian gadisnya itu?

"Vodkaku sayang, nanti gue jemput ya!!! JANGAN KABUR LAGI!!!!" Katanya kencang hingga membuat orang-orang di sekitaran mereka melirik secara terang-terangan. Termasuk Brandon.

Menghela nafas berat, Vodka hanya menampilkan wajah datarnya. Setelah mendengar penjelasan Sharla mengenai kejadian di lapangan basket, mau tidak mau, Vodka harus percaya bahwa Saka memang mencari keberadaannya dan bukannya Sharla.

Setelah mengucapkan keinginannya, Saka kembali menancapkan gasnya untuk berangkat sekolah. Namun matanya sedari tadi menatap ke arah spion untuk melihat gadis itu terakhir kalinya. Betapa menggemaskan Vodkanya itu tadi, gumam Saka yang tampaknya sudah kelewatan bucin.

Melihat Saka yang sudah pergi, Brandon juga memutuskan untuk masuk ke gedung sekolahnya. Begitu juga dengan Bara yang kembali duduk sambil mengeluhkan panasnya cuaca.

Vodka sebenarnya bukanlah orang penyabar. Apalagi harus mendengar keluhan dari orang-orang seperti Bara. "Diluar sana, ada yang lebih susah keadaanya, tapi mengeluh tak sebrisik lo" ucap Vodka dengan dingin, memperlihatkan tatapan membunuhnya, untuk memperingati Bara. Percayalah, mood buruknya yang terkumpul sedari kemarin di tambah berurusan dengan orang seperti Bara, jelas akan membangkitkan sisi dingin Vodka yang sebenarnya.

Mungkin disini dia di kenal sebagai gadis gendut yang penurut, yang jika di perintahkan sesuatu selalu nurut sambil menjawab dengan tersenyum. Tidak peduli seberapa merendahkannya perintah itu, Vodka hanya tersenyum.

Jelas wajah, tatapan dan nada gadis itu saat ini adalah hal yang baru. Dan orang pertama yang melihatnya adalah Bara. 

Tanpa sadar, Bara bergidik ngeri. Ia memutuskan untuk masuk ke dalam gedung sekolahnya lebih dulu, karna merasa teritimidasi dengan perkataan dan tatapan Vodka.

Tbc

Continue Reading

You'll Also Like

14.7K 1K 46
Terkadang takdir seseorang itu tidak ada yang tahu.. contohnya siswi ini, dia awalnya mau pulang sekolah dan apesnya justru dia bertemu dengan para p...
432K 33.2K 42
"Seru juga. Udah selesai dramanya, sayang?" "You look so scared, baby. What's going on?" "Hai, Lui. Finally, we meet, yeah." "Calm down, L. Mereka cu...
13.6K 1K 32
[COMPLETED] Kim Jennie merupakan seorang perempuan cantik yang mengagumi kakak kelas nya yang bernama Park Chanyeol, tetapi semakin Jennie mengenal C...
566K 11.6K 56
Allea kembali ke Indonesia setelah 8 tahun untuk menemui calon tunangannya, Leonando. Namun Allea tidak tahu telah banyak hal yang berubah, termasuk...