WASTED LOVE (Completed)

By felisurya

128K 17.1K 571

[DAFTAR PENDEK WATTYS 2023] Cold ass Jacqueline, direktur paling muda di Wardhana Group, harus terusik oleh k... More

Prolog
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
Bab 35
Bab 36
Bab 37
Bab 38
Bab 39
Epilog

Bab 23

2.1K 366 36
By felisurya

Selepas Marshall pergi, Jacqueline sungguh bingung harus melakukan apa. Dia mengirim pesan ke Kana dan memberitahu bahwa hari ini dia harus izin sakit. Tentu saja Kana kaget. Jacqueline tidak pernah izin sakit sama sekali sebelumnya.

Kana
Mbak Jacqueline sakit apa? Nggak apa-apa, Mbak?

Jacqueline
Cuma diare. Tapi, kamu tahu kan kalau diare berarti saya nggak bisa ke mana-mana selain toilet?

Kana
Ya ampun, cepat sembuh ya, Mbak. Minum yang hangat-hangat.

Jacqueline terpaksa berbohong. Apa pula yang harus dia katakan kepada Kana? Bahwa betisnya tertusuk pisau yang dilemparkan Alfons dan Marshall merawatnya? Oh my God. Jangan sampai Marshall sesumbar di kantor soal ini. Dia suka membanggakan ini dan itu yang tidak penting di kantor, seperti rooftop rave party-nya atau privilege yang dia punya untuk nongkrong di CÈ LA VI.

Jacqueline menyeret langkahnya (literally) dan masuk ke kamar setelah selesai makan. Marshall bilang di laci sebelah ranjang ada bacaan yang bisa menghibur Jacqueline. Dia penasaran. Perlahan Jacqueline duduk di tepi ranjang dan membuka laci yang dimaksud. Marshall mungkin tidak suka membaca buku tetapi sepertinya dia penggemar komik. Ada sederetan manga Dear Boys yang disusun rapi sesuai nomor.

Jacqueline tidak pernah serius membaca komik sebelumnya. Dia tahu Archie Comics, kadang dia membacanya sewaktu masih sekolah di Amerika. Dia juga tahu manga Salad Days, teman-teman sekelasnya begitu heboh menggemari komik itu ketika dia pulang dari Amerika dan pindah sekolah ke Indonesia. Tangan Jacqueline terulur mengambil volume pertama Dear Boys. Selain renang, dia juga suka sekali dengan olahraga basket dan tentu saja komik itu menarik perhatiannya.

Setengah jalan membaca volume pertama, ada selembar kertas yang meluncur ke pangkuan Jacqueline: sebuah bon pembelian dari toko buku yang tulisan cetaknya sudah memudar. Di balik halaman itu ada sebuah tulisan tangan yang membuat Jacqueline tertegun.

Setelah koleksi lengkap gw dibuang bokap pas SMP, akhirnya bisa beli sendiri setelah kerja. Sayang yang nomor 2 nggak ada. Tapi ya udah lah nggak apa-apa. Happy birthday to me juga ^^ —Jakarta, 20/02/20XX.

Ada paraf Marshall di sebelah tanggal, yang membuat Jacqueline yakin bahwa itu memang Marshall yang menulis. Bahkan untuk ekstra memastikan, Jacqueline sampai membuka galeri di ponselnya dan mencari-cari berkas dari beberapa minggu yang lalu. Ketemu. Dia memperbesar foto berkas di hadapannya, di mana ada sticky notes kuning berisi catatan Marshall yang tertempel. Ini memang tulisan Marshall—lurus, rapi, kecil-kecil, membuat Jacqueline kaget karena dia tadinya mengira tulisan itu adalah tulisan tangan perempuan.

It's Marshall. Cowok petakilan seperti itu mana mungkin tulisan tangannya bagus? Itulah yang dipikir Jacqueline. Tapi, ternyata memang benar tulisan tangan Marshall serapi itu. Bukan cuma soal tulisan tangan di mana Jacqueline salah sangka tentang Marshall. Dia pikir, putra mahkota itu memang orang tengil yang tidak punya empati. Ternyata Marshall adalah orang yang lembut, dia mau menolong Jacqueline sampai sejauh ini. Dan ternyata menjadi putra mahkota tidak seglamor yang dikira orang-orang. Lihat saja bekas luka di tubuh Marshall akibat didikan keras Adi. Belum cukup sampai di situ, Adi juga masih suka mempermalukan Marshall dengan memaki-makinya walau sudah dewasa.

Jacqueline menutup galeri di ponsel dan mengirim pesan untuk Kana.

Jacqueline
Na, boleh minta tolong nggak? Tolong cariin komik Dear Boys Act 1 yang nomor 2. Kalau udah kebeli, tolong taruh di meja saya, ya. Thank you.

Tidak lama muncul jawaban dari Kana. Jacqueline memaklumi kebingungannya.

Kana
Hah?! Gimana, Mbak???

Jacqueline memotret sampul depan buku nomor satu, lalu mengirimkannya ke Kana.

Jacqueline
Ini yang nomor satu, Na. Saya butuh yang nomor dua.

Kana
Buat apa, Mbak???

Jacqueline
Ya, buat dibaca. Kabari ya, kalau udah dibeli. Terima kasih.

Jacqueline rasa, instruksinya ke Kana sudah cukup jelas. Dia melanjutkan membaca komik Dear Boys hingga lupa waktu. Tiba-tiba saja hari sudah siang. Tepat pukul dua belas siang ada pesan masuk dari Marshall.

Marshall
Jacques! Udah makan belum?

Jacqueline sudah tidak lagi mengoreksi panggilan nama yang sembarangan dibuat Marshall. Jacques adalah nama laki-laki, tetapi kini Jacqueline sudah tidak peduli lagi dipanggil seperti itu. Entah karena sudah terbiasa atau sudah bodo amat. Dia membalas pesan Marshall dengan sangat singkat.

Jacqueline
Belum.

Marshall
I knew it. Kamu pasti keseruan baca Dear Boys sampai lupa pesan makanan, kan?

Bingo.

Marshall
Worry not, karena aku udah pesanin makanan buat kamu. Tulisannya sih kira-kira lima menit lagi sampai. Jangan telat makan. Kamu kan ada sakit maag.

Kedua mata Jacqueline melebar. Malah Marshall yang begitu peduli sementara dia saja tidak ingat untuk mengurus dirinya sendiri.

Jacqueline
Thanks. Kamu pesan apa buat—

Jacqueline berhenti mengetik. Untuk beberapa detik dia hanya memandangi kursornya yang berkedip sebelum melanjutkan.

Jacqueline
Thanks. Kamu pesan apa?

Marshall
Your favourite. Bakmi GM.

Jacqueline mengulum senyum.

Marshall
Apalagi makanan yang kamu suka? Nanti malam aku masakin buat kamu.

Jacqueline
Memangnya kamu bisa masak?

Marshall
Wah, kamu harus tarik tuh ucapanmu! Aku ini pernah sekolah masak lho di Amerika.

Jacqueline
Jadi itu penyebab kamu nggak lulus-lulus dari Stanford?

Marshall
Siapa yang bilang aku nggak lulus-lulus dari Stanford?

Jacqueline
I was just guessing.

Marshall
Then your guess is once again wrong.

Ting tong! Di tengah-tengah obrolannya dengan Marshall, bel pintu apartemen berbunyi. Jacqueline menggenggam ponselnya di ranjang dan berjalan keluar kamar. Jacqueline mengernyit. Layar intercom gelap. Lampunya pun tidak menyala.

Ting tong! Jacqueline berjalan mendekati pintu dan mengintip. Ada sosok satpam dengan bungkus makanan di tangannya. Jacqueline segera membuka pintu. Satpam itu tersenyum menyapa Jacqueline.

"Siang, Bu," ucapnya. "Ini ada kiriman makanan."

"Terima kasih, Pak." Jacqueline menerimanya. "Di sini delivery langsung diantar ke unit penghuni, ya? Saya kira harus turun ke bawah."

"Oh, sebetulnya nggak bisa, Bu, harus turun ke bawah. Tapi, tadi Pak Marshall telepon minta supaya punya Bu Jeki diantar langsung."

Bu Jeki?! Jacqueline tercengang.

"Saya permisi dulu."

"Oh, oke. Terima kasih, Pak."

Seusai menutup pintu, dia membuka bungkus makanan dan menemukan secarik memo bertuliskan: IBU JEKI, Hudson Heights Apartment Tower 3 Unit 3505. Jacqueline buru-buru menatap layar ponselnya lagi.

Marshall
Udah datang belum makanannya?

Jacqueline
Udah. Ini baru aja datang, dianterin satpam.

Marshall
Mantap. Selamat makan, IBU JEKI.

Jacqueline mendengus. Ternyata ini ulah Marshall! Dia membayangkan wajah Marshall yang terbahak jika melihat secarik memo yang tertempel di kotak makanannya.

Jacqueline
Kamu yang bilang kalau pesanan ini buat IBU JEKI?!

Marshall
HAHAHA!

Tuh, kan.

Marshall
Hidupmu kering banget, butuh sedikit hiburan.

Jacqueline
Hiburannya cuma buat kamu aja.

Marshall
But I bet you're smiling right now. Aren't you?

Jacqueline menggigit bibir, setengah mati menahan senyum walaupun Marshall tidak bisa melihatnya.

Marshall
Anyway, enjoy your lunch, Jacqueline.

Jacqueline cuma membalas dengan emoji jempol. Dia tidak menyangka Marshall sampai repot-repot menghubungi satpam di lobi dan meminta untuk mengantarkan makanannya langsung ke Jacqueline ketika sudah tiba. Ternyata diperhatikan itu rasanya menyenangkan. Baru satu suap makanannya masuk ke mulut, Jacqueline mengetik lagi di ponselnya.

Jacqueline
Thank you, Marshall.

***

Continue Reading

You'll Also Like

170K 21.1K 38
[Pemenang Watty Awards 2022 kategori New Adult] "People often forget that you'll always reap what you sow. " • • • • • • • • • • Kisah Pertama dari F...
1.9M 93.2K 56
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
3.9M 42.3K 33
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
20.2K 1.9K 69
Richard Ackles tidak pernah menyangka, kesempatan emas yang seharusnya bisa dia genggam erat, justru datang bersama mimpi paling buruk yang pernah ad...