Mylovelly

By chihamusen

504K 6.6K 189

Ini kisah tentang Alyra yang selalu sabar dan tetap tegar mencintai Axello yang mempunyai hati sekeras batu h... More

Pacar lama?!
Mantan temannya
Berusaha buat Lo?!
Siapa itu cewek?!
Ingat dia gak?!
Rela kotor deminya
Sahabat cowok terbaiknya
Iseng Pembalasan
Kacamata Hitam
Bukan selera gue!
Perasaan lebih
Masih Kangen
Sama yang Baru
Niat busuknya?!
Mimpi mustahil
Berhati malaikat?!
Sekalian Kencan.
Terbayang gemas
Latihan praktek anu?!
Dibuat tak betah?!
Si mesum gila?!
Takdir atau nasib?!
Guru Privatenya
Benci atau suka?
Simpanan temannya sendiri?!
Apa maunya?!
Perintah Tuan?!
Kena jebakannya
Benda terlarang
Merasa kehilangan?!
Kekasih sebenarnya?!
Menipu perasaannya
Teman masa kecilnya.
Terasingkan perasaan
Sentuh atau Injak?!
Teman barunya
Saingannya
Pindah sebangku
Hukuman bersamanya.
Jawaban Cinta!!
Mengejar hati?!
Mewujudkan buktinya!!
Gebetan Baru
Permainan gila!!
Pasangan Resmi!!
Calon Mertua Idaman
Tak mengakuinya
Kencan serius!?
Masa lalunya?!
Terasa Berat Baginya
Bahaya mengancam?!

Ambigu aturannya?!

732 41 7
By chihamusen

Sorry typo's bertebaran dimana-mana. Harap maklum. Semoga terhibur :)) JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENT YA!! BIAR LEBIH SEMANGAT LANJUTNYA!!

Dipagi hari yang cerah dengan hangatnya sang mentari cukup menyambut kedatangan ketiga para siswi cantik yang nampak berkilauan dengan sinar menyorot indah ke arah mereka bertiga yang terlihat begitu menarik dan penuh memukau diantara dari semua perhatian orang lain yang lebih tertuju pada ke arah mereka ketika berjalan melewatinya.

Banyak sebagian orang tercengang takjub dengan pemandangan mereka yang selalu menjadi berbagai macam sorotan mata. Ada yang tidak sanggup menatapnya ada juga yang terlalu betah memperhatikannya sampai melupakan dirinya sendiri saking terhipnotisnya tanpa sadar dibawah kendali pikiran mereka sendiri, saat matanya bergerak mengikuti arah arus pusat perhatian.

Biasanya kaum wanita lah yang selalu dihebohkan dengan memuja oleh ketampanan wajah-wajah para the gengnya Axel yang rupawan. Kini malah sebaliknya, dikira para lelaki hanya bisa diam saja mingkem atau apa? Jangan salah mereka juga bisa gila mengejar seperti pemburu liar dengan tangan kosong tanpa senjata. Mungkin saat ini sekarang bergantian giliran para kaum Adam yang mulai tergila-gila pada keindahan bentuk tubuh molek salah satu bidadari yang berhasil terlahir didunia sempit seperti ini, terlebih yaitu pada seorang gadis menawan yang sedari awal mencolok begitu sempurna di mata mereka secara seksama.

Bagi kaum Adam diantara mereka ada merasa lebih beruntung akhirnya bisa juga menyaksikan hasil ciptaan Tuhan secara nyata langsung didepan mata mereka. Walau mendapatkan terasa mustahil. Tapi kalau berusaha melebihi batas mungkin bisa pikirnya.

Alyra seraya menebarkan senyuman termanisnya yang mampu menyihir siapapun dengan kelebihan menarik dari wajah cantik polosnya, seketika saat mereka melihat ke arahnya tanpa bisa berkedip mata sekalipun, bahkan sampai ada yang berubah mendadak menjadi batu patungan ditempatnya. Molly yang sibuk merapikan gaya rambut model terbarunya. Sedangkan Syella celingak-celinguk sebentar merasa takut akan ada yang mengawasinya dari jarak jauh.

Dan benar saja hal itu pun tak luput dari pemandangan lurus Ale yang sudah bersiap siaga menghadang ketiga para cewek bandel yang terkenal namanya itu dikalangan buah bibir nakal kaum para lelaki. Syella pun membuka lebar matanya saat menatap ke arah Ale yang sedang berdiri didepannya tak jauh.

Bagaimana tidak, tatapan mata Ale sekarang lebih tertarik ke arah untuk melihat seperti apa penampilan Alyra yang kali ini jauh berbeda dari sebelumnya, biasanya Alyra selalu menggunakan rok panjangnya seolah ingin dirinya lebih tertutupi selama ini baru menjalani satu tahun dimasa kelas ke-tiganya yang tahun ini disekolah milik yayasan keluarganya Ale.

Dulu sewaktu masih SMP Alyra juga pernah pakai rok pendek, tapi tidak seketat ini apalagi disaat dirinya mulai beranjak dewasa dengan perubahan pubernya itu. Ale tak pernah mempedulikannya apalagi untuk sekedar memperhatikannya sekilas, entah saat itu pikiran polos Ale masih suci hingga dia tak pernah tersentuh hal berbau apapun apalagi sampai ada niatan untuk tergoda sedikit pun meliriknya pada Alyra, bagaimana gadis belia itu juga bisa tumbuh sampai ada yang ingin dijadikan pasangan oleh teman-teman sepantarannya yang lain dulu termasuk Jastin salah satunya, namun cowok itu mungkin tidak mengingatnya karena itu sudah cukup lama berlalu dan juga Jastin sepertinya tidak menyadari bahwa cewek yang dia sukai itu adalah masa lalunya apalagi Jastin terlalu banyak mempunyai pacar tapi, anehnya dia mudah melupakan wajah-wajah para gadis itu, semasa waktu SMP yang pernah sesekali berkunjung kerumahnya begitu saat melihat Alyra diantara mereka pun sempat terpana cukup lama dan langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Padahal dimata Ale, Alyra adalah gadis terjelek yang pernah ditemuinya masuk ke dalam hidupan kecilnya.

Padahal sebelumnya Ale sudah memperingatkan Alyra untuk tidak berani muncul menampakkan wajah didepannya apalagi melintasinya saat ada tamu dari teman-temannya ada tugas kelompok. Ale sungguh malu kala itu Alyra yang lupa akan perkataan anak lelaki itu tak sengaja pernah memperlihatkan dirinya satu kali namun berbekas dihati para yang lainnya, sampai Alyra yang sedang asik main kejar-kejaran dengan hewan pun, peliharaannya dari Ale yang anehnya seperti ikut terpesona malah memburu gadis itu juga atau entah meski belum jinak dan gemas ingin mengigitnya, saat Alyra usil melepaskan dari dalam kandangnya tanpa sepengetahuan sang pemiliknya itu.

Dan sekarang kembali ke situasi saat ini cukup menegangkan dilihat apalagi dirasakan, "Gawat ada si ketos nih yang jaga!!" bisik Syella mulai panik, apa yang ia khawatirkan hari ini, akhirnya terjadi menjadi nyata ketika ia baru saja teringat akan hal itu bahwa sekarang adalah saatnya jadwal razia dadakan yang telah ditentukan oleh Ale kapan pun dia mau yang turun tangan langsung untuk menghadapi para pelanggar hukum aturan disekolahan ini.

"Yaelah santai aja kali Syell, tuh anak gak mungkin juga bikin kita mati!! Biar gue yang hadapin." kata Alyra sambil tersenyum tenang, dengan penuh percaya diri maju diantara temannya.

"Bibir lo kalau ngomong gede banget kek pernah dicipok tawon ya! Lu yang selamat kita yang kena bantai goblok!!" decak Syella gemas hendak mencakar-cakar wajah polos Alyra dengan kuku panjang palsunya. Cewek berjaket itu mengeratkan lebih dalam seperti ingin menyembunyikan sebagian besar dirinya agar tidak ketahuan sampai terlihat namun itu benar-benar terasa mustahil dilakukan.

Senyuman Alyra pun harus luntur seketika cuma hanya ada makhluk pengganggu yang membuatnya agak ngeri ditempatnya berdiri sambil memutar otak untuk mencari jalan keluar namun tetap saja buntu sudah didepannya. Ale memang tak terhindarkan bukan karena Alyra yang terkena kharismanya namun wibawa tegasnya itu yang tak bisa ditolak.

Molly ketar-ketir tatkala ia juga sempat melihat ke arah ada gunting rumput yang tergeletak tak jauh dibawah sana dekat kakinya Ale yang belum cowok itu sadari ada benda itu yang cukup berguna untuk mengancam mereka jika ada yang berani melawan perintahnya.

Alyra sebenarnya juga merasa takut, tapi ia tetap berusaha untuk terlihat tenang, agar Ale tidak semakin macam-macam padanya. Sampai akhirnya mereka telah tiba dihadapan Ale yang sedang bersidekap dada ditemani oleh murid lelaki satunya yang juga merupakan teman cowok sekelasnya itu juga dengan wajah dingin yang selalu melekat hampir sama dengan sikap Ale.

"Lah kok ada Kevan juga sih?!" gerutu Molly tanpa sadar. Cewek itu protes karena jika ada Kevan dirinya tidak akan bisa lebih berbuat apa-apa.

"Terus masalah buat gue?" tanyanya santai sambil membuka tudung Hoodie abu-abu pudar kesayangannya, hingga menampilkan seringai kecil diantara sudut bibir tipisnya.

"Jangan harap Lo bisa lolos kali ini." tekan Ale mendelik tajam. Molly sedikit cengengesan ternyata dirinya juga telah ketahuan, jika seandainya yang berjaga bersama Ale bukan Kevan, pasti Molly dengan mudah melarikan diri, namun kali ia harus kena kesialannya saat melihat wajah Kevan, karena Eboy tak ada disini untuk meloloskannya.

Eboy sebenarnya wakil ketua OSIS, tapi entah kemana cowok itu menghilang sejak pagi mungkin lagi betah ditoilet? Tanpa repot harus menjalankan perintahnya, sedangkan Jastin juga anggota OSIS namun dia akhir-akhir ini jadi mulai sering terlambat sejak motornya rusak. Mau tidak mau Ale terpaksa meminta Kevan yang kebetulan ada dikelas seorang diri tengah tiduran dibangku mejanya datang lebih awal.

Jangan harap kalau Axel mau ikut serta dalam urusan ketertiban, kalau cowok gondrong itu saja lebih sering melanggarnya ketimbang menaati hanya karena satu-satunya rambut mahkota kebanggaan miliknya yang selalu dijaganya. Itu sama saja Axel sendiri harus mengorbankan jati dirinya dengan berpura-pura hanya demi mengikuti peraturan konyol itu. Axel lebih menghindari hal menyedihkan dan memalukan harga dirinya itu didepan khalayak dari pada harus kena amukkan massal para guru yang menentangnya.

Ale yang masih bersidekap dada dengan tenang meneliti penuh tajam sesaat tepat ke arah penampilan menarik salah satu diantara dari ketiga cewek famous itu. Tatapan matanya bergulir fokus, tertuju jelas terang-terangan pada seorang Alyra yang sekarang tengah memakai rok pendek span-nya yang begitu ketat bisa dibilang terlalu seksi untuk sesuai ukuran membentuk bokongnya yang menggiurkan itu jika diperhatikan lebih lekat.

Kevan terdiam saat ada Syella yang menunduk. Ale yang mengerti pun mengambil alih sebentar untuk mengurus mantan cewek temannya itu, dari pada terjadi hal lain yang tidak mengenakan yang sampai sekarang saja dua sepasang mantan kekasih itu masih belum kembali berbaikan. "Sini tas Lo gue periksa," ucap Ale merebut tas Syella tanpa persetujuan dari cewek itu. Dirasa tak ada kesalahan dari cewek bersurai panjang itu Ale pun akhirnya melepaskan Syella dan tak ingin juga cewek itu berlama-lama berada disini atau akan membuat Kevan jengah tidak jadi berniat membantunya menjalankan tugas OSIS dari sang guru pemberi peringatan untuk bagi siswa yang melanggar hukum sekolah.

"Sana Lo bebas!" usir Ale sembari mengibaskan tangannya agar cewek itu segera menjauh, Syella menghela napasnya agak kesal, lalu sempat menoleh ke belakang arah Alyra dan Molly yang akan dia tinggalkan bersama ketua OSIS itu dan mantannya yang ikut berjaga disana tanpa dirinya.

"Syella Lo tega banget sih ninggalin kita, tungguin kita lah bentar,," keluh Molly saat Syella mulai beranjak ingin menjauh memasuki area dalam gerbang sekolah hendak menuju kelasnya. Cewek bersurai gelombang panjang berjaket itu harus terpaksa pergi karena ia juga tidak tahan akan melihat kelakuan Kevan yang sebentar lagi berulah melakukan hal yang tak terduga dan lebih gila lagi didepannya yaitu berani dengan menyentuh lekuk tubuh cewek lain dimata kepalanya sendiri dengan alasan lain ingin memeriksa sesuatu hal yang salah ada dari diri mereka itu nantinya saat disentuhnya. Entah itu benar ada atau hanya disengaja oleh lelaki itu dengan modus. Syella mungkin cukup tahu jalan pikiran Kevan yang tak pernah berubah sikap buruknya semenjak putus.

Syella pun bergegas masuk ke kelasnya meninggalkan kedua teman ceweknya itu dari arena, yang sekarang dihalangi oleh Ale dan Kevan yang memblokir jalannya dengan terkekeh begitu senang seperti ingin melakukan pembalasan habis-habisan terutama bagi si Ale sih, yang menaruh dendam kesumat pada Alyra sejak lama yang ingin dia lampiaskan pada cewek merah itu. Saat ini sebenarnya Ale tidak ingin berurusan dulu untuk sesaat, tapi entah mengapa selalu saja perempuan itu bermasalah hingga sering kali berhadapan dengannya? Ale diam sebentar, memikirkannya terlebih dahulu dengan kepala dingin untuk merencanakan hal apa yang pantas untuk gadis itu terima sesuatu darinya.

"Kita apain nih enaknya? Seret ke ruangan lab bekas kamar mayat atau gudang paling angker bawah tanah biar dikuburkan sekalian?!" tanya Kevan sepertinya sudah tidak sabar untuk memulai aksinya pada dua para gadis itu. Tapi tatapan sarat matanya lebih jelas tertuju pada Alyra seakan ingin menerkamnya habis didetik saat itu juga. Ale yang lebih serius memperhatikan gerak-gerik Kevan membuatnya berpikir sejenak, lebih baik Alyra dia saja serahkan pada Kevan, sisanya Molly biar dia yang urus sembari berbicara pada anak lelaki itu.

"Dari pada tangan gue harus kotor gara-gara nyentuh cewek haram kayak dia, lebih baik Lo aja tuh yang ambil bagiannya," tunjuk Ale dengan dagunya mengisyaratkan sebentar pada Kevan sambil melirik malas ke arah Alyra dan mencibirnya. Kevan semakin menyeringai lebar dan meangguk antusias. "Dengan senang hati, tugas ini akan berjalan lancar!!" timpalnya dengan terkekeh.

Kevan dan Ale pun beralih bertukar posisi tempat dimana Alyra yang akan diurus oleh Kevan, dan Molly yang harusl berhadapan dengan Ale saat itu. Begitu Ale mendekat Molly langsung menendang dengan ujung sepatu kakinya pada gunting rumput yang berada tak jauh darinya menyembunyikan ke dalam semak-semak sebelum Ale akan menyadarinya dan menggunakan hal itu pada dirinya juga. Molly tak mau itu terjadi. Beruntung Ale tak sempat melihatnya dan sedikit kebingungan untuk melakukan apa pada Molly. Dalam hati Molly merasa bebas untuk sesaat.

Kevan mengelus dagunya dan mengetuk-ngetuk dengan jarinya sebentar lalu senyum miring sambil memegang sebuah penggaris besi dari Ale sempat berikan padanya, mendadak seperti sudah menjadi guru BK killer seketika merasa paling benar yang bersiap-siap hendak memukul pantat siapapun jika membuat kesalahan. Seharusnya sih Kevan membawa alatnya sendiri seperti sebuah cambukan biar lebih terlihat mengerikan. Batinnya sedikit menyesal hari ini, apalagi mangsanya si cewek merah barbar yang suka bikin Kevan gemas bersemangat ingin melihat bagaimana wajah memelas Alyra meminta padanya. Hitung-hitung juga bisa menaikkan gairah Kevan dipagi hari ini, begitu saat Kevan menyakiti dan mulai menyiksanya, membuatnya tersenyum dan bahkan tertawa mengerikan diatas penderitaan, seperti para jalang sebelumnya yang pernah dia sakiti dengan puas. Meski wajah Kevan nampak terlihat datar, namun bayangan gelap dari dalam hasrat dirinya mulai menggebu-gebu tertahan.

"Putar balik badan lo!!" perintah Kevan memutarkan balik badan Alyra untuk membelakanginya sesaat, padahal dia belum siap namun dipaksa oleh Kevan yang langsung menggerakkan tubuhnya "Apaan nih rok Lo gak bisa dinaikkan ke atas!? Harus gitu gue buka dulu nih biar jahitannya gak nyusahin?!" cebik Kevan mengarahkan penggaris besi itu ke sela-sela tengah diantara kedua paha putih Alyra hingga terasa cukup dingin dikulitnya, saat cowok itu juga dengan sengaja menempelkannya ke dalam sejenak, sambil mencoba berusaha menyingkapnya naik sedikit ke atas namun tetap tak bisa hal itu membuat Kevan merasa jadi kesal sendiri.

Sedangkan Alyra merutuki tingkah perilaku Kevan sambil menjauhkan tangan nakal cowok itu dari pahanya. Dan mengumpati Syella dalam hatinya karena telah salah memberikan dirinya seragam yang seperti ini hingga harus Kevan yang terpikat, padahal Alyra hanya ingin memancing perhatian Axel sampai lelaki tampan itu mau melirik dirinya lebih lama. Bukan malah kembarannya yang brengsek itu. "Sialan Lo Syell, kenapa malah mantan Lo yang nyantol sih? Ini lagi gue yang kena kailnya!!" kesal Alyra pada Kevan yang menyangkutin ujung penggaris itu pada sisi rok pendeknya.

"Ih geli bangsat! Ngapain sih Lo, lagi nyari lubang ya nih colek aja upil hidung gue lebih menggoda tuh buat disantap!?" ceplos Alyra yang akhirnya tidak tahan dengan perlakuan Kevan padanya. Bukan Kevan saja yang penasaran pada sesuatu yang menarik dari bawah milik cewek merah itu, mereka yang lain kebetulan lewat menjadi bergerak lamban bahkan ada yang berjongkok berubah menjadi kodok liar, terlebih untuk kaum para jantan itu ikut penasaran sempat mencuri pandang ke arahnya juga hingga Kevan yang merasakannya pun langsung melemparkan tatapan tajamnya pada mereka yang seketika gelagapan takut untuk mengalihkan perhatiannya ke arah lain. Kevan kembali menatap cewek itu lebih dalam dengan senyum kecilnya yang sedari tadi terpatri diwajah tampannya itu tanpa membalas ucapan ngawur cewek itu.

"Bagus sih itu rok sempit, biar paha lo gak ngangkang sembarangan, tapi sayangnya gak berlaku buat peraturan, ketat untuk disini,"dengus Kevan berkomentar ringan, seraya menyeringai tajam dengan lebih dulu maju tepat ke arah wajah pucat samar nan merona itu, lalu membisikkan katanya dengan sedikit sensual ditelinga gadis itu berambut merah tergerai indah itu.

Tak lama Kevan pun merogoh saku dari dalam Hoodie-nya dan mengeluarkan pisau lipat, membuat Alyra bingung entah apa yang akan cowok itu lakukan. "Kevan lo bawa benda tajam sengaja mau gue sita juga hah?!" tegur Ale yang menoleh pada cowok dingin satu itu yang sama sekali tidak mencerminkan sikap disiplinnya bahwa saat ini mereka sedang lagi memberi peringatan keras bukan malah mencontohkan hal terlarang itu. Sebelum Ale akan merebutnya Kevan lebih dulu menekuk dan mulai membuka jahitan pada bagian rok pendek Alyra tanpa menghiraukan Ale yang berdiri sudah melotot tajam ingin mengajaknya sempat berdebat. "Bentar doang ah," sahut Kevan malas.

"Eh-eh gila ya Lo?!" sengit Alyra ketika sayatan dari Kevan juga mengenainya tergores mulus di kulit pahanya karena Alyra sempat sedikit memberontak tidak terima, namun ditahan oleh tangan cowok itu yang masih bertekuk lutut berada dibawah kakinya. Kemudian Kevan pun meniupkan lembut sebentar pada bekas luka halus itu, tapi lebih tepatnya sih Kevan ingin memastikan bahwa rok Alyra sudah bisa tergerak sedikit bebas ke atas saat hembusan udara hangat kecil dari bibirnya lebih kencang menerpanya sontak membuat Alyra menjadi malu begitu merasakannya. Untungnya juga saat itu Kevan sedang tidak dalam keadaan flu bersin atau nanti akan ada yang salah paham lebih tepatnya pada Alyra.

Wajah Alyra memanas hebat, sambil menutupi roknya yang hampir saja terbuka memperlihatkan bagian dalamannya. "Mesum banget sih Lo, arghh lama-lama gue aduin juga Lo sama bapaknya Ale!!" jengot Alyra sedikit frustasi hampir saja menendangnya namun Kevan lebih dulu cepat menghindar dengan lompatannya, lalu berdiri tegak masih menahan senyumannya.

Cowok berwajah dingin itu mengerutkan keningnya sejenak dengan maksud ucapan Alyra yang menyebutkan ayahnya Ale. Namun setelah itu ia tak peduli, pikirnya Alyra sih memang terlihat seperti cewek penggoda jadi wajar lah dia bisa dekat dengan siapapun, termasuk om-om berdompet tebal. Tapi awas saja kalau sampai ayahnya Kevan juga ikut-ikutan bersama gadis ini, tahu sendiri lah nanti akibatnya Kevan akan melakukan sesuatu hal lebih menakutkan dari yang pernah dia lakukan dengan sadis sebelumnya pada korban-korbanya yang tragis dulu.

Molly pun menutup matanya sebentar sedangkan Ale tak bisa berkedip sesaat, melihat Kevan melakukan hal itu pada Alyra. "Nih, boleh Lo simpan dari gue." kata Kevan datar sambil menyerahkannya pada tangan Ale. "tapi jangan lupa harus Lo kembalikan barang milik gue." lanjutnya dengan santai. Ale memutar bola matanya sambil menyimpan benda itu.

Molly sebelumnya sempat menghela napasnya lega sebentar, saat Ale tak lagi mengacak-acak tatanan rambutnya hingga berantakan dan kusut seketika, atas oleh ulah tangan gatal cowok itu yang sudah gregetan yang akhirnya sempat berdebat dengan Kevan soal benda tajam itu, terhenti dan mulai mengabaikan Molly membuat cewek itu merajuk.

Haruskah Molly terlihat untuk senang dengan perlakuan Ale tadi bahwa ini kali pertamanya, dia sedikit diberi perhatian mengingat cowok dingin itu tak pernah tersentuh sama sekali atau merasa kesal setengah mati karena cowok itu tega sekali menghancurkan penampilan gaya rambutnya, Molly jadi bingung sekarang antara dilema dan kegirangan. Siapa juga yang tak mungkin menyukai si Ale, cowok tampan dingin itu selalu memikat perhatian para perempuan lain dengan cara sikap tertentu dan kepribadiannya itu.

"Lah kok cuma kita sih yang ditahan?! Yang lain tuh pada kabur tau! Gih cepat kejar mereka." seloroh Alyra tidak terima setelah baru menyadari sekitarnya. Sampai ada beberapa siswa yang 'berterima kasih' pada diantara dua cewek itu, karena telah dianggap menyelamatkan riwayat hidupnya dari daftar catatan hitam milik Ale yang sempat teralihkan fokus, pada--lebih tepatnya Alyra. Kevan hanya mengendikan bahunya tak acuh.

Molly melotot kesal ke arah para siswa pecundang itu mengambil keuntungan sepihak darinya yang berhasil lolos itu entah sengaja dibiarkan begitu saja atau memang dirinya yang kurang beruntung kali ini. ''Sialan Lo gue tandai muka Lo abis ini, awas dapat gue ya mampus lo!!'' geram Molly ke arah para siswa itu bersuara agak keras berteriak dan kasar mengacung jari tengahnya ke arah mereka bersamaan. Tanpa ingin dipedulikan oleh mereka walau ada yang sebagian ketakutan jika Molly serius dengan omongannya itu.

"Ma-maaf kita malah jadi terlambat gini, tadi dijalan mobil Axel mogok gara-gara boros bensinnya,," sela Mea tiba-tiba setelah sampai didepan dengan tangan yang terus digenggam oleh Axel tanpa dilepas yang terlihat tersengal-sengal sehabis berlarian. Axel terpaksa meninggalkan mobilnya dipinggir trotoar hingga mereka berdua datang kesini dengan berjalan kaki yang hampir menguras tenaga.

Kevan langsung meliriknya tajam ke arah Molly yang seketika terdiam mati kutu dengan menutup rapat mulutnya. Mea menoleh kaku pada cewek itu yang balas tersenyum canggung sambil menurunkan jari tangannya yang sempat ia perlihatkan dengan kasar, "Ehee... Gue cuma bercanda kok, tadi sama kalian suwer,," lanjut Molly yang langsung berubah entah untuk siapa itu dan mendapati beberapa tatapan sinis dari yang lainnya juga.

"Makanya, Lo harusnya tadi ikut bareng gue sekalian! Lain kali jangan lagi sama dia dah bikin lo tersesat aja,," Kevan terlihat memarahinya. Mea merunduk dalam. Sebelumnya Kevan mengajak Mea untuk berangkat bersama namun Axel memaksanya, Kevan yang tidak mau buang waktu lebih memilih pergi begitu saja meninggalkannya karena Mea bingung tidak bisa mengambil keputusannya.

"Kali ini Lo gue maafkan." ucap Ale lebih dingin dari biasanya sambil menyentak tangan Mea dari pegangan Axel hingga terlepas. Mea sedikit terkejut dan bingung.

"Ale lo kalau mau kasar sama gue aja! Jangan sama dia,," ucap Alyra, Axel yang hendak protes tidak jadi saat mendengar nada bicara Alyra sedikit terdengar ambigu. Axel tadinya ingin mengalihkan pandangannya, namun masih saja tetap tertahan untuk melihat sosok Alyra yang tampil baru berbeda dari sebelumnya kemarin lebih lama lagi. Tanpa sadar dirinya terpana dengan cewek merah itu meski Axel enggan mau mengakuinya dalam hati walau sekali saja. Axel pun membuang mukanya ke arah lain takut ada yang menyadari perasaannya.

"Lebay banget Lo! Terserah gue lah. Mending Lo diem nikmatin aja tuh hukuman lo gak usah ikut campur!!" balas Ale jengkel.

Kevan terdiam sesaat mengamati, kalau dia diposisi Ale mungkin akan melakukan hal yang sama juga, seperti Ale tadi, hendaknya Kevan ingin menarik Mea dari Axel namun Ale yang keburu lebih dulu bertindak. Kevan juga sempat memperhatikan perubahan mimik wajah Ale yang tak biasanya walau hanya sekilas terlihat. Apa ini ada hubungannya dengan Mea? Tapi Kevan tidak mau memusingkannya, biarlah masih menjadi rahasia.

"Enggak papa kok, gak ada masalah." Mea menggelengkan kepalanya cepat. Alyra menatap khawatir apa Ale tadi cukup keterlaluan pada gadis itu? Entahlah. Alyra hanya tidak suka saja melihatnya Ale bisa sekasar itu.

"Udah sana buru masuk kelas, Mea." kata Kevan sambil mendorong tubuh gadis itu. Mea menuruti saja dan segera berlalu dari sana hingga Axel memanggilnya namanya namun Kevan melarangnya dan menyuruh Mea tetap melanjutkan langkahnya.

"Mea tungguin gue elah, main tinggal aja Lo," panggil Axel namun dihalangi oleh Kevan yang menahannya agar cowok itu tidak lari seenaknya.

"Ih sayang, kamu mau kemana sih?! Disini aja temanin aku sendirian." rengek Alyra saat Axel hendak beranjak pergi tapi Kevan tak membiarkannya begitu saja. Alyra pun mendekat langsung memeluk lengan Axel dengan mesra.

"Lepasin gak?! Jangan dekat-dekat sama gue." decak Axel meronta. Tapi Alyra masih bersikeras semakin menempel padanya.

"Gak ah sayang. Aku lagi demen sama kamu. Cuma kamu satu-satunya yang aku punya."

"Biji mata Lo karatan kali ya? Masih ada gue lah sama yang lain jangan sok macam-macam disini," cibir Kevan sembari menyentil cukup keras pada dahi lebar Alyra demi untuk menyadarkan cewek itu sebelum menjadi-jadi. Membuat Alyra langsung meringis kecil.

"Lagaknya tadi pas sama gue jualnya sok kemahalan banget! Eh, Sekali ada dia jadi gampang ditawarin segala mana pake acara gratis lagi. Cih, terlalu pilih kasih emang," gumam Kevan dengan sindirannya sambil memutar jengah matanya malas melihatnya ada Axel apalagi merah itu selalu ingin bercengkrama dengan saudara gondrongnya itu tanpa tahu tempat. Kevan masih tidak terima sedikit menahan marahnya saat teringat Alyra menolaknya dan lebih memilih Axel. Jelas-jelas cowok gondrong itu sendiri tidak meanggapnya. Tapi Alyra masih saja berharap hal yang tidak pasti. Padahal ada Kevan, dengan dirinya yang bisa siap menerima keberadaan cewek itu kapanpun mau.

Pikirnya, menurut Kevan sendiri kalau dilihat-lihat Alyra cukup lumayan buat dia jadikan sebagai pasangan barunya, dari pada dianggurin sia-sia oleh orang buta dan tolol semacam Axel itu. Untuk calon masa depan selanjutnya, tidak buruk juga bagi Kevan mengenai tentang Alyra. Sambil kesal mengulum senyumnya Kevan berlalu menjauh dari hadapan dua sejoli itu.

"Gue sih bodo amat ya sama Lo," balas Alyra sebentar sengit pada Kevan. Ia sempat mendengar cowok itu tadi membuatnya jadi ikutan kesal setengah mati. Axel hanya membiarkannya saja mau Alyra apa yang masih belum melepaskan dirinya, ia juga masih lelah jika membuka suaranya akan membuang tenaga cowok itu lagi. Alyra yang salah paham semakin kegirangan melihat respon Axel yang tak lagi mengusirnya mengiranya Axel mulai menyukai dirinya yang baru ini. Buktinya seperti yang coba Kevan lakukan ingin mencari kesempatan darinya tadi cukup menyakinkan Alyra.

Ale sudah lebih dulu berjalan pergi paling depan disusul oleh Kevan yang harus diikuti oleh para mereka yang sudah melanggar aturan. Cowok itu membawa mereka ke tengah lapangan untuk melanjutkan sisa hukuman berat terakhirnya.

TBC...




Continue Reading

You'll Also Like

Say My Name By floè

Teen Fiction

1.2M 69.8K 34
Agatha Kayshafa. Dijadikan bahan taruhan oleh sepupunya sendiri dengan seorang laki-laki yang memenangkan balapan mobil malam itu. Pradeepa Theodore...
4.3M 97.6K 48
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
286K 11.1K 40
"bego ini obat perangsang bukan antimo" #lapakbxb Top : gamma Bot : nelv (mpreg) (BxB)
385K 27.4K 26
[JANGAN SALAH LAPAK INI LAPAK BL, HOMOPHOBIA JAUH JAUH SANA] Faren seorang pemuda yang mengalami kecelakaan dan berakhir masuk kedalam buku novel yan...