Loveable Ties (TAMAT)

By Daiiiiii__

776K 61.5K 1.7K

(REPOST-JUDUL SEBELUMNYA ISTRI SETTINGAN) Dijodohkan dalam keadaan terikat hubungan dengan seseorang membuat... More

Prolog
01 | Kontrak
02 | Sepakat
03 | Tunangan
04 | Otw Akad
05 | Luka Batin
06 | Sah!
07 | Bulan Madu
08 | Unmood
09 | Karma is Real
10 | Selamat
11 | Admin Manager
12 | Keasinan
13 | Panas
14 | Makan Siang
15 | Sekali Saja
16 | Minta Maaf
17 | Terkejut
18 | Tiba-tiba Buntu
19 | Budak Cinta
20 | Terkunci
21 | Sang Penggoda
22 | Bimbang
23 | Pop it Amara
24 | Skandal
25 | Amarah
26 | Saran Theana
27 | Merajuk
28 | Takut
29 | Selembar Foto
30 | Tak Menyerah
31 | Ambil Hati
32 | Terungkap
33 | Kesempatan
34 | Make a Wish
35 | Pelukan
36 | Cantik
37 | Putar Waktu
38 | Mengaku
39 | Hukuman Nikmat
40 | His Jealous
41 | Tidak Peka
42 | Kekesalan
43 | Kencan
44 | Bersalah
45 | Kembali Patah
46 | Duo Jail
47 | Penganggu Kecil
48 | Tamu tak Diundang
49 | Serius
50 | Ganteng Doang
51 | Siapa Sebenarnya?
52 | Baik-Baik Saja
53 | Mengalah
54 | Perbuatan Keji
55 | Merona
56 | Butuh Usaha
57 | Pandangan Iri
58 | Sebuah Pesan
59 | Terburu-buru
60 | Tak Biasanya
61 | Licik
62 | Menunggu
63 | Pregnant
64 | True Love
65 | Tenang
66 | Berkorban
67 | Sulit
68 | Memohon
69 | Kenangan

70 | Sempurna

11K 578 36
By Daiiiiii__

Lima bulan kemudian...

Acara syukuran tujuh bulan Keifani diadakan di kediaman sultan Ciputra, papi dan mami. Acara kali ini hanya dihadiri oleh para keluarga kedua belah pihak dan beberapa sahabat dan teman kerja Keifani dan Darius.

Proses dilakukannya pun sesuai adat, mulai dari siraman sampai pengumuman jenis kelamin calon anak mereka. Dan ketika kotak kado berukuran besar dibuka Keifani dan Darius, keluarlah sebuah balon dengan hiasan dan pita berwarna merah muda menandakan jenis kelaminnya adalah perempuan.

Tentu saja keluarga besar sangat bahagia mengetahuinya, terutama mami, papi, dan bunda. Baik mami dan bunda lantas mencarikan nama yang baik untuk cucu pertamanya.

Sedangkan papi hanya bisa pasrah dikarenakan sudah berjanji pada mami jika anak Keifani dan Darius perempuan, mami yang akan memilihkan nama sedangkan jika laki-laki papi yang memilihkan namanya.

Acara adat dan pengumuman jenis kelamin telah selesai, saatnya acara santai. Para tamu sudah boleh menikmati hidangan yang telah disediakan.

"Duh, nggak sabar ketemu sama baby-nya," kata Deana semangat, sejak tadi tak beranjak dari duduknya di samping Keifani dan terus mengelus lembut perut buncit kakak iparnya.

Keifani tersenyum kecil.

"Iya, gue nggak nyangka lo bisa hamil juga," ungkap Amara menatap lekat perut Keifani yang bulat. "Itu isinya bayi kan, Kei? Bukan lo busung lapar?"

Theana menonyor kepala Amara membuat sang empunya mengaduh kesal, sedangkan Keifani dan Deana tertawa kecil. "Lo kapan pintarnya sih, Ra. Ya kali Kei kena busung lapar, yang ada lo kali tuh." Dia menepuk perut Amara. "Nih, nih. Kenapa dengan perut ini?"

"Ish, apaan sih!" Amara menjauhkan tangan Theana. "Perut gue seksi gini kok."

Theana mencibir. "Seksi darimananya tuh?"

Amara hanya melengos.

"Btw, Salwa nggak datang?" tanya Deana tiba-tiba, walaupun tidak bisa dibilang dekat-dekat amat sama ketiga sahabat iparnya. Setidaknya dia mengenal baik semua sahabat Keifani ini, bahkan sesekali sering ikut nongkrong bareng setiap ada kesempatan.

"Salwa lagi sibuk urus anak-anaknya, Mas Sultan makin sering keluar kota sih," jawab Theana. "Jadi, ya dia titip salam aja karena nggak bisa datang."

"Iya, Salwa udah WA gue pribadi, katanya sibuk banget sama anak-anaknya," timpal Keifani, memang sahabatnya yang satu itu sudah mengucapkan permintaan maafnya secara pribadi.

"Eh eh, gue kebelet, gue ke kamar mandi dulu ya, Beb." Tanpa menunggu jawaban ketiganya Amara langsung ngacir ke kamar mandi membuat yang lain geleng-geleng kepala.

Kebiasaan Amara jika minum terlalu banyak, bisa kebelet mengakibatkan dia keluar masuk kamar mandi. Dia menghela napas lega setelah selesai membuang hajatnya, keluar dari kamar mandi tak sadar lantainya diinjaknya licin. Badannya seketika terhuyung ke belakang, Amara mengekik kecil sebelum menutup mata, pasrah jika sebentar lagi badannya menghantam lantai marmer yang keras.

Tetapi tunggu dulu, alih-alih badannya jatuh di lantai. Amara malah merasakan badannya seperti di tahan, dia menghidu aroma coffe dari hidungnya, serta merasakan sebuah tangan di pinggangnya. Maka dari itu dia membuka matanya secara perlahan, sebelum netranya bertemu dengan tatapan tajam dari sosok yang kini jarak wajah mereka hanya sekitar lima centi.

Sosok yang amat sangat tampan dan mempesona.

Amara menahan napas seraya mengucapkan hambalah. "MasyaAllah."

***

"Kei, ini bagus nggak?" Mami memperlihatkan sebuah sepatu bayi berwarna pink.

"Bagus, Mi. Tapi kan sepatunya udah banyak banget, Mi."

Mami mengalihkan pandangan pada deretan sepatu bayi berbagai model dan warna, saat ini mereka berada di baby shop salah satu mal. Setelah menyiapkan nama, mami dan bunda juga kompak menyiapkan kebutuhan calon cucunya mulai dari baju, selimut, sepatu, bando, stroller, dan berbagai peralatan makan dan berbagai bentuk dan merek botol bayi.

Padahal Keifani sudah mengatakan untuk tidak belanja berlebihan tetapi kedua calon nenek itu malah tak mendengarkan.

"Tapi model ini belum ada, Kei. Tuh, lihat deh. Cucu Mami pasti cantik pakai sepatu itu terus nanti Mami ajak ngemal bareng, shopping bareng, hang out bareng, ke salon bareng. Duh, Mami makin nggak sabar mau ketemu dia." Mami mengelus lembut perut Keifani yang membuatnya diam-diam meringis, mami kayaknya terlalu semangat deh. Emang anaknya begitu lahir langsung besar ya, bisa diajak hangout, shopping, salon bareng?

Mami ada-ada saja.

"Kei, lihat deh Bunda dapat bandana ini, pasti cucu Bunda cantik banget pakai ini." Tak lama bunda datang dari arah belakang membawa belasan bandana berbagai model dan warna. "Menurut kamu, cantikkan yang mana?"

Mata mami berbinar. "Beli semua aja, Is. Supaya cucu kita nggak kehabisan stok, jadi tiap hari banyak pilihan gitu lho."

Dan begitulah selama sejam Keifani ditemani belanja keperluan sang cabang bayi, jika bukan dia mengeluh kakinya pegal dan pinggangnya sakit. Bisa dipastikan mami dan bunda akan mengelilingi mal sampai malam.

Ibu-ibu dan mal memang tak bisa dipisahkan.

"Yang, capek ya?" Keifani mengangguk seraya mengunyah apel di tangannya, sedangkan kakinya dipijat lembut oleh Darius.

Setelah pulang dari mal, Keifani langsung beristirahat di kamar tamu lantai satu. Sejak usia kandungannya masuk enam bulan, dia dan Darius tinggal di rumah mami dan papi. Dan menempati kamar tamu, karena seluruh keluarga takut Keifani naik turun tangga.

"Kamu sih bandel, Mas kan udah bilang jangan ikut ke mal. Kamu malah nekat," omel Darius masih dengan tangannya memijat kaki istrinya.

"Aku malas di rumah, Mas. Lagian kalau aku nggak ikut, Mami dan Bunda bakal beli seluruh isi mal." Darius tertawa disusul Keifani.

Tok... Tok..

Ketukan pintu disusul pintu terkuak dari luar menampilkan wajah mami yang tersenyum.

"Kei, ada Salwa di depan."

Keifani menurunkan kakinya dari pangkuan Darius, lalu beranjak dituntun suaminya ke ruang tamu di mana Salwa berada.

"Sal?"

Panggilan darinya sontak membuat Salwa mengangkat kepala, wajah lesu dan kantong mata yang besar menandakan sahabatnya dalam keadaan tak baik-baik saja.

Karena setelahnya Salwa bangkit lalu memeluk tubuh Keifani sembari menangis tergugu.

"Mas Sultan selingkuh, Kei."

***

Pasca melahirkan Keifani diharuskan istirahat total, sebab dia sempat pendarahan karena terjatuh dalam kamar mandi. Masih segar diingatan bagaimana paniknya Darius ketika mendengar kabar dari mami jika istrinya jatuh di kamar mandi.

Apalagi begitu mendapati istrinya pendarahan hebat, nyawa Darius seperti ditarik paksa saat itu juga. Bagaimana bisa dia tenang? Sementara istrinya di dalam sana berjuang melahirkan anaknya.

Bersyukur semua terlewati dengan baik ketika dokter mengatakan istri dan anaknya selamat dan sehat, setelah dibersihkan, Darius diminta untuk mengazani anaknya. Tangannya bahkan bergetar saat menggendong tubuh mungil anaknya dalam pelukannya, air matanya jatuh saat melihat duplikat wajahnya ada pada buah cinta bersama Keifani.

"Jadi, siapa namanya, Mi?" Deana menatap kagum tanpa berkedip bayi mungil yang asyik menyusui di dada Keifani.

Mami dan bunda kompak berseru, "Hawa Mahdiya."

Darius dan Keifani saling melempar senyum, memang mereka sepakat nama anak pertamanya dipercayakan kepada mami dan bunda. Sedangkan Deana bertepuk tangan. "Namanya cantik, seperti orangnya." Dia mengambil tangan mungil Hawa dan memainkannya. "Hai, Hawa. Aku onty De," bisiknya pelan membuat Hawa menggeliat sebentar karena terganggu sama suara Deana hingga yang lainnya tertawa kecil.

Aura kebahagian terpancar jelas di wajah masing-masing, sampai papi masuk disusul dua sosok di belakangnya. Seketika suasana menjadi tegang, Hanum dan Brian tersenyum canggung, merasa kehadiran mereka menganggu. Sampai suara bunda memecah keheningan.

"Mas Brian, Hanum, kalian akhirnya datang juga." Bunda mendekat lalu memeluk seraya menempelkan pipinya ke pipi Hanum yang dibalas semangat oleh istri ketiga Brian.

"Iya, Mbak. Kami juga mau lihat anak Kei dan Darius."

Mami ikut bersuara, "Oh tentu dong, Num. Kalian juga kan Kakek dan Neneknya Hawa, iya kan, Kei?"

Semua tampak tegang menunggu jawaban Keifani, terutama Brian dan Hanum. Ini mungkin satu menit terpanjang dalam hidup mereka, karena sampai akhirnya membuka suaranya.

"Iya, Mi. Hawa beruntung bisa punya tiga Nenek dan dua Kakek."

Mata Brian dan Hanum berkaca-kaca, terharu. Akhirnya setelah sekian lama mereka bisa melihat senyum tulus yang diberikan untuknya, Hanum segera mendekat lalu memeluk Keifani yang duduk di ranjang. "Makasih, Kei."

Keifani membalas pelukan Hanum seraya menepuk punggungnya pelan. "Sama-sama, Tante."

Beruntung Hawa telah selesai menyusui dan kini di gendong oleh mami.

Brian ikut mendekat, setelah Hanum melepaskan pelukannya dan mundur tiga langkah Brian bergantian memeluk putri pertamanya dengan sayang. "Maafkan Ayah, Sayang. Ayah banyak salah sama kamu."

Baik Keifani dan Brian menangis terharu, melampiaskan segala emosi yang berkecamuk dalam dada.

Semua yang ada di kamar inap Keifani larut oleh perasaan haru, terutama bunda. Akhirnya setelah sepuluh tahun, dia bisa melihat pemandangan ini lagi. Karena memaafkan masa lalu adalah jalan menuju kebahagian di masa depan.

Papi menepuk bahu Darius yang dibalas senyum simpul olehnya.

Setelah banyaknya masalah kemarin, akhirnya mereka berdiri dengan penuh kebahagian. Dia tahu ke depannya ujian rumah tangganya akan tetap ada, tetapi Darius tidak perlu merasa takut lagi, ada Keifani di sampingnya dan juga si kecil Hawa, dan anak-anaknya nanti.

Saat ini Darius merasa hidupnya benar-benar sempurna.

***

TAMAT

Alhamdulillah ya Allah, setelah setahun sejak cerita ini di publish di wp akhirnya mas uus dan mbak kei sampai pada ending cerita 😭😁

Senang tapi juga sedih, banyak banget drama dalam membangun cerita ini sampai bisa disayang banyak pembaca 🥰

Bingung mau ngomong apa, intinya sih aku mau banyak2 mau terima kasih buat semua yang sudah begitu sabar menunggu dan begitu setia dengan mas uus dan mbak kei 🙏
Aku tahu cerita aku ini belum sempurna tapi sebisa mungkin aku berusaha memberikan hiburan pada pembaca 😁

Dan penutupnya, aku sebagai penulis juga semua tokoh2 yang terlibat dalam cerita pamit undur diri 🙏 sampai jumpa dicerita aku selanjutnya 👋👋👋

See you 😉

Kawal mas uus dan mbak kei sampai 1 juta pembaca yukkkk🤭

A/N: Epilog dan Extra part bisa hanya ada di karyakarsa ya, cuss silakan membaca😁

Continue Reading

You'll Also Like

64.6K 3.6K 31
Ini adalah kisah cinta seorang wanita yang jatuh cinta pada sahabat nya sendiri. Hanya saja ada masalah yang terus menerus menjadi penghalang untuk k...
26.8K 2K 32
Ini tentang Nadila, yang diselingkuhi padahal hubungan mereka baik-baik saja. Ini tentang Jayendra yang harus berpisah dengan pacarnya karena berbed...
596K 36.5K 51
Jangan lupa Follow Author dulu sebelum membaca, thanks Masih banyak typo dan juga kesalahan tanda penulisan, mohon di maklumi. Karena karya ini belum...
693K 59.7K 30
Epilog dihapus! "Kamu pikir melamar sambil menggendong bayi itu romantis?" tanya Ayyara yang menunjuk bayi di gendongan Rey. Cowok itu menundukkan ke...