Aku Adik dari Anak Kesayangan...

By Sisi_Shalla

864K 100K 1.7K

[Sebelum masuk ke ceritanya, tolong baca dlu deskripsi sampai akhir] Tari tiba-tiba terbangun setelah mengala... More

BAGIAN 1 | Aku lahir?
BAGIAN 2 | Kenangan Pertama dan Terakhir
BAGIAN 3 | Cerita Favorit (1)
BAGIAN 4 | Cerita Favorit (2)
BAGIAN 5 | Rencana
BAGIAN 6 | Kunjungan 'Kakak-Kakak'
BAGIAN 7 | Masih Dengan Kakak yang Menyebalkan
BAGIAN 8 | Kecurigaan
BAGIAN 9 | Papa
BAGIAN 10 | Lily, Tolong Aku!
BAGIAN 11 | Aku Bersalah
BAGIAN 12 | Cepat Sembuh, Zinnia
PENGUMUMAN
BAGIAN 13 | Ada Apa Denganku?
BAGIAN 14 | Minum Teh
BAGIAN 15 | (Masih) Ingin Pulang
BAGIAN 16 | Pembuat Onar
BAGIAN 17 | Pintu
BAGIAN 18 | Pengakuan Eric
BAGIAN 20 | Kenapa?
BAGIAN 21 | Penitipan Anak
BAGIAN 22 | Kucing Besar
BAGIAN 23 | Runyam Sudah!
BAGIAN 24 | Mengerti
BAGIAN 25 | Aneh
BAGIAN 26 | Pesta Ulang
BAGIAN 27 | Momen
BAGIAN 28 | Hadiah
PENGUMUMAN
BAGIAN 29 | Mengintip
BAGIAN 30 | Menyenangkan!
BAGIAN 31 | Bros Bunga Api
BAGIAN 32 | Taman Bunga
BAGIAN 33 | Aku Siap?
BAGIAN 34 | Aku Tidak Bisa
BAGIAN 35 | Ketahuan
BAGIAN 36 | Prajurit dan Kue
BAGIAN 37 | Langit Cerah
BAGIAN 38 | Gaun Putih
BAGIAN 39 | Pertandingan
BAGIAN 40 | Berduaan
BAGIAN 41 | Spesial
BAGIAN 42 | Upacara Pengikat Kekuatan
BAGIAN 43 | Pertanyaan
BAGIAN 44 | Sungai Hutan Putih

BAGIAN 19 | Es Batu

20.7K 2.5K 38
By Sisi_Shalla

Bagian ini selesai direvisi.
___

Tapi, berbeda dengan kelahiran Syina. Kelahiraku yang tidak terduga ini bisa dibilang 'pengusik'. Aku jadi terpikirkan sesuatu dan ingin menanyakannya.

Eric.. Apa kau.. membenciku?

...

"Apa maksudmu?" tanya Eric.

Eum.. Maksudku, apa kau membenciku karena aku masuk ke dunia ini?

Tidak seperti bayanganku, Eric terlihat kebingungan.

"Mengapa aku harus benci padamu? Apa ada yang salah jika kau terlahir di sini?" tanyanya yang membuatku terdiam.

Itu.. Aku.. Tidak tahu. Tapi.. Aku bisa saja mengganggu jalannya cerita.

"Cerita?" tanya Eric.

Ya. Seperti yang kau tahu, di duniaku ada yang menceritakan tentang kalian. Tepatnya sebuah cerita di novel fiksi. Di sana.. 'takdir', ya, apa yang akan terjadi pada kalian di masa depan semacam sudah tertulis. Bahkan aku mengikuti kisahnya hingga kau, Juan, dan Syina sudah dewasa. Di cerita itu tidak ada aku. Anak Kaisar hanya kalian bertiga tanpaku.

Aku berusaha menjelaskan kegelisahanku secara singkat. Aku masih takut untuk berbicara mengenai hal itu dengan Eric. Apa aku akan dianggap orang aneh dan mengancam?

"Benarkah?" tanya Eric tetapi ekspresinya datar. Dia seperti tidak terusik mengetahui hal itu.

Kau.. Tidak penasaran bagaimana kisahmu yang ku baca?

Eric mengalihkan pandangannya dariku. Dia mulai meminum tehnya lagi.

Dasar! Aku jantungku tidak bisa tenang menunggu jawaban dia, dan dia masih sempat-sempatnya minum teh dulu? Hmpph!

"Tidak sama sekali," ucap Eric yang membuatku kaget.

Kau serius?

"Ya, untuk apa aku tahu hal itu?"

Hah??

Pikiran Eric sulit dipahami olehku. Di duniaku, bahkan banyak orang yang masih percaya peramal hanya untuk bisa memprediksi sesuatu yang akan terjadi di masa depan. Walaupun bagiku itu konyol. Tidak ada satupun manusia yang bisa melihat masa depan. Kalau peramal itu memang bisa melihat masa depan, kenapa dia harus bersusah payah bekerja meramal masa depan orang lain untuk mencari penghasilan? Dia bisa saja meramal bagaimana dia bisa mendapatkan lotre untuk menang sejumlah besar uang.

Tetapi, bagaimana lagi? Aku bisa saja dia sebut peramal karena sayangnya semua kejadian yang ada di sekeliling Syina sudah tercatat di buku itu.

Di tengah otakku yang membeku, Eric tiba-tiba berkata.

"Aku tahu bahwa dalam hidup ada beberapa hal yang tidak bisa aku ubah. Tapi, untuk hal yang bisa aku jalani dan pilih, aku yakin 'takdir' yang kau bilang itu bisa aku genggam dan jalani sesuai keinginanku," ucap Eric sambil memandang ke luar jendela. Wajahnya memang dingin, tapi aku tidak merasa tidak nyaman di dekatnya.

H-hah? Ini, ini pikiran anak 14 tahun?

Hey Eric! Kau seperti sudah hidup berpuluh-puluh tahun saja.

Eric memandangku sambil tersenyum sedikit kemudian kembali datar ketika dia mengalihkan pandangannya ke jendela. Di saat seperti ini aku ingin sekali punya kekuatan seperti Eric agar bisa membaca pikirannya.

"Kau tidak perlu hidup berpuluh-puluh tahun untuk bisa menyadari hal itu atau bahkan hal lainnya. Yang perlu kau lakukan adalah memperhatikan sekitarmu lalu berpikir. Dasar adik bodoh," ucap Eric dengan wajah datarnya.

Aku mengaga.

K-kau! Rasanya dari tadi kau terus menghinaku! Asal kau tahu, sebenarnya usiaku lebih tua darimu! Perhatikan perkataanmu.

Ucapku padanya.

"Aku tidak peduli jiwamu berusia berapa. Tapi terima saja bahwa di dunia ini kau adikku yang baru berusia kurang dari 8 bulan," ucap Eric sambil meminun tehnya lagi.

Bagaimana bisa?!

"Bisa saja. Dan ingat, kau yang mulai menghinaku duluan. Apa-apan julukan 'Es Batu' itu?" ucap Eric.

Aku terpojokkan. Seketika aku mengalihkan pandanganku untuk mencari cara membalas Eric. Tapi benar, memang aku duluan yang mengejeknya sih.

I-itu bukan olokan. I-itu pujian dari duniaku yang dulu! Es batu itu disukai orang banyak. Aku paling suka es batu.

Ucapku padanya.

Aku berkata sambil melirik ke jendela. Setelahnya aku segera menutup mata rapat-rapat. Takut Eric bisa membaca bahwa aku mengarang alasan itu. Tapi ada benarnya juga aku suka es batu.

Setelah aku berkata demikian, Eric tidak menjawabku.

Mengapa dia tidak menjawab lagi?

Aku pun pelan-pelan melirik ke arahnya. Apa-apaan ini? Warna merah muncul di sekitar wajahnya yang sepucat salju itu.

Eric? Ada apa?

Tanyaku padanya.

Aku berpikir jangan-jangan dia sakit. Tapi kan keluarga Zoren tidak ada yang pernah sakit.

Eric malah mengalihkan pandangannya.

"Ehem. Aku tidak tahu kau begitu menyukaiku sampai membuat panggilan pujian untukku," ucap Eric.

Hah?

Eric mendekatiku kemudian memegang puncuk kepalaku dan mengelus-elusnya.

"Kau adik yang baik. Maafkan kakakmu ini yang sudah menjulukimu bodoh. Aku tidak tahu bahwa yang kau katakan itu pujian"

Napasku tercekat. Aku buru-buru menutup mata.

Itu bener-benar berhasil? Eric, sebenernya siapa yang bodoh sih?

Aku bertanya dalam hati tanpa ingin diketahui oleh Eric.

Kemudian aku membuka mataku kembali dan tersenyum.

"Yah, aku memang tidak pernah salah mengenali orang. Dari awal aku sudah tertarik padamu. Mau bagaimana lagi, aku akan membimbingmu mulai dari sekarang. Jika sudah seperti ini kau pasti akan menjadi orang yang hebat di masa depan. Kau bisa berterima kasih padaku nanti," ucap Eric yang terlihat menyombongkan dirinya.

Aku buru-buru membelakangi Eric.

Eric berbicara seperti itu? Eric? Dimana Eric cool dan keren yang ada di cerita? Mengapa dia terlihat seperti sedang menyombongkan diri?

Aku kemudian membalikan badanku lagi.

Eric, kau sakit?

Tanyaku padanya.

"Apa maksudmu? Kau tahu itu tidak mungkin," ucap Eric.

Kelakuannya yang sekarang ini mengingatkanku pada seseorang. Tingkahnya sama persis dengan orang itu. Juan.

Eric! Tolong jangan tertular kenarsisan Juan. Kalian sering bersama, ada kemungkinan Eric kebawa-bawa kelakuan jeleknya Juan.

Aku memohon tanpa menatap Eric.

"Narsis itu apa?" tanya Eric.

Aku menatapnya. Ternyata Eric mendengar ucapan hatiku yang tadi. Padahal aku tidak berniat supaya Eric mendengarnya.

Hehe.. Bukan apa-apa.

"Hmm baiklah. Sebaiknya aku mengantarmu ke istanamu sekarang. Hari mulai menjelang petang," ucap Eric kemudian menggendongku.

Dia membawaku keluar menuju istana milikku. Di belakangku ada Lily mengikuti dengan jarak cukup jauh. Eric masih marah padanya.

Sambil digendong oleh Eric, aku merenung. Hari ini adalah hari yang panjang. Aku mengalami kejadian mengerikan yang bahkan aku sendiri tidak tahu mengapa aku bisa berpikir ingin pergi ke dalam kolam. Kenapa aku seperti melupakan suatu hal? Lily juga aneh tiba-tiba tertidur ketika aku tercebur ke kolam.

Setelahnya aku malah tahu kekuatan lain Eric. Bahkan sikapnya yang tadi benar-benar membuatku tercengang.

"Zinnia. Kau masih ingin kembali ke duniamu?" tanya Eric di tengah lamunanku.

Aku menatapnya.

Tentu saja. Di sana ada keluargaku. Aku rindu mereka.

"Kau, tapi bagaimana jika kau terjebak di sini dan memang tidak bisa kembali lagi? Apa kau ingin terus-terusan tertidur dan memimpikan keluargamu yang dulu?" tanya Eric yang membuatku terdiam.

Eric, kau sendiri yang bilang tadi. Aku bisa menggenggam takdirku sendiri. Aku yakin aku bisa pulang ke duniaku yang dulu!

"Baiklah, itu terserah padamu. Tapi jika kau menyakiti diri sendiri karenanya, aku rasa aku akan menghalangi rencanamu itu," ucap Eric.

Apa? Kenapa?

"Kau melakukan apa yang kau inginkan, aku pun bisa melakukan apa yang aku inginkan," ucap Eric acuh tak acuh.

Cih, dia jadi dingin kembali. Dia manis hanya jika hatinya sedang senang.

"Apa kau tidak berpikir ada alasan sendiri kenapa kau berpindah ke sini?"

Alasan..?

__________________________________

Hai readers, pasti kemaleman deh :') maafin -/\-

Semoga suka sama part ini, menurut kalian kelakuan Eric lucu ga sih? Wkwk, bikin aku gemesh sendiri :3. Gitu-gitu dia tetep punya sisi anak remaja yang polos ya wkwk

P.s: Aku rajin kasih info update di percakapan profilku. Yang mau dapet infonya bisa follow aku ya supaya dspet notifnya ;)

Klik tanda bintang ⭐ supaya aku makin semangat ><

Makasih yang udah vote 🙏

[Diupload oleh Sisi Shalla 19-09-2021] -> [Direvisi 30 Januari 2022]

Continue Reading

You'll Also Like

298K 25.4K 24
Apa yang kamu lakukan jika mengulang waktu kembali? Tabitha Veronika Miller sosok gadis yang diberi kesempatan untuk mengulang waktu kembali, kematia...
1.9M 126K 70
Seorang dokter yang mencintai tenang dan senyap, juga tidak banyak bersuara, berbanding terbalik dengan apa yang harus dihadapinya. Flora Ivyolin yan...
227K 19.2K 25
••Alethea Andhira Gadis cantik yang memiliki kehidupan sederhana memiliki sifat rendah hati dan ramah. Sosoknya yang cantik tidak membuatnya memiliki...
326K 22.1K 23
Bagaimana jika kamu sedang tidur dengan nyaman, tiba tiba terbangun menjadi kembaran tidak identik antagonis?? Ngerinya adalah para tokoh malah tero...