YOUR IS MINE

De story_mawarmerah

1.2K 216 48

Berawal dari penyakit langka yang Taehyung Derita, membuat ia mengClaim seorang gadis hanya MILIK nya seorang... Mai multe

🌹1.who are you?
🌹3. Life Together
🌹 4. sulk
🌹 5. I Drive You
🌹6. Drunk
🌹7. MAD WITH YOU
🌹8. YES I'M CRAZY
🌹BAB 9. A MARK
🌹 BAB 10. Afraid
🌹BAB 11. Feel So Empty

🌹2. Meet Again

150 26 5
De story_mawarmerah

Kriing Kriing

Dering suara jam alarm kecil diatas nakas berhasil membangunkan  Sarang. Seketika Sarang membuka kedua manik matanya, ia bangkit duduk sembari meregangkan otot-otot diseluruh tubuhnya.

"Haahh..... Lelahnya!" Gumam Sarang beranjak dari ranjang yang hanya bisa dimuati satu orang itu

Dengan mata sayunya ia menengok kesegala arah, mencari posisi tepat dimana letak kamar mandi. Yah, ini memang kamar sekaligus rumah sewa barunya. Sudah hampir satu tahun ini, Sarang beserta kedua orang tuanya memang kerap berpindah rumah. Itu mereka lalukan karena para penagih hutang tak hentinya memaksa untuk melunasi bunga gila yang dihasilkan dari hutang yang tak seberapa.

Sarang keluar dari kamar mandi dengan rambut basahnya, ia meraih ponsel yang disimpan dinakas. Sarang tersenyum kala melihat siapa  yang mengirimkan pesan.

Sarang masih berkutat dengan ponsel pintarnya, dari balik ruangan yang hanya disekat sebuah triplek atau papan itu terdengar suara samar-samar kedua orang tuanya bercengkrama.

"Appa! Bagaimana kabarnya? Mereka mau memberi barang sepetak saja untuk kita berjualan disana?" Tanya seorang wanita paruh baya yang tengah menyendokan makanan pada piring

"Eomma tenang saja, appa sedang berusaha" jawabnya seraya menggeser kursi untuk duduk pada meja mini berbentuk persegi itu.

"Pagi eomma, appa" Sapa Sarang pada kedua pria dan wanita paruh baya yang kini tengah tersenyum menatapnya.

"Eomma dan appa tak usah risau lagi, besok aku dapat pekerjaan di Cafe tenpat Suhwan bekerja"

Mendengar kata itu sontak Pria dan wanita paruh baya itu tersenyum senang tak kentara. Mereka beruntung punya anak seperti Sarang ia selalu mau berusaha keras dan tak egois dikala hidupnya terhimpit seperti ini. 2 tahun lalu Baek Min-gi yang mana ibu dari Baek A Yeong harus dirawat inap dirumah sakit hingga mereka terpaksa meminjam uang pada para rentenir gila yang terus saja menggerogoti hutang hingga bunganya 10x lipat melebihi hutang.

Lee Ahn Bae yang mana kepala keluarga sudah banting tulang untuk melunasi semua hutang dikala ia juga harus menyekolahkan Sarang di tingkat SMA. Tapi Sialnya para penagih hutang itu terus saja membabi buta menagih bunga-bunga yang setiap menitnya bertambah kala pihak Lee Ahn Bae terlambat menyetorkan uang. Hal itu pula yang membuat Sarang terpaksa menunda sekolahnya ketingkat Universitas untuk mewujudkan mimpinya menjadi seorang Desain grafis.

Sudah satu minggu berlalu Sarang bekerja di Cafe bersama sahabatnya Suhwan, ia menjadi seorang whiters atau kerap kali Sarang juga melakukan pekerjaan sampingan jika ada. Sarang memang tengah menabung banyak untuk bisa melanjutkan sekolahnya. Beruntunglah kehadiran Suhwan yang menyusul Sarang merantau dikota membantu Sarang menghadapi hari-harinya. Suhwan memang pria cerdik hingga ia bisa lebih gesit mendapatkan pekerjaan dan memboyong Sarang untuk ikut bekerja bersamanya.

"Sarang malam minggu besok ada pekerjaan sampingan" Ajak Suhwan pada Sarang yang tengah disibukan dengan mengelap meja

"Kerja apa?" Tanya Sarang menengok Suhwan

"Menjadi pelayan. Kau tau perusahaan T Company?"

Sarang menggeleng samar menyahuti

"Haishh," Decak Suhwan "Kau itu taunya apa sih selain bekerja? Itu adalah perusahaan yang dikabarkan hanya dalam kurun waktu 1 tahun sudah menguasai pasar dan siap bersaing dengan pasar-pasar internasional. Kau baca berita tidak?"

"Itu bukan urusanku" Sarang mempoutkan bibirnya menatap Suhwan

"Yah memang bukan urusan kita, tapi percayalah gaji yang ditawarkan disana cukup besar. Mau ikut tidak?"

Sarang sempat terdiam. Hanya dalam satu detik akhirnya ia mengangguk pasti, mendengar kata gaji yang besar jujur, itu membuatnya semangat.

🌹

"Sarang! Pakai ini, disana tenpat ganti bajunya" Suhwan menyodorkan baju pelayan pada Sarang

Dengan gesit Sarang menuju sebuah ruangan untuk mengganti baju dan menyimpan ransel yang ia bawa.
Lima menit setelahnya, seorang pria berbaju rapi datang dan memberi intruksi pada semua orang-orang yang tengah memakai seragam sebagai pelayan. Lebih dari 20 orang pria dan wanita yang dibariskan rapi pada ruangan luas tak terkecuali Sarang dan Suhwan. Sudah dipastikan jika acara yang akan diadakan itu sangat meriah dengan banyaknya hidangan maupun hiasan disetiap kursi dan meja yang tak sengaja Sarang lihat didalam sana manakala pintu terbuka.

15 menit lamanya mereka melakukan breeping untuk tugas apa saja yang harus mereka lakukan. Hingga waktunya tiba, para pelayan itu berhamburan membawa piting dan nampan untuk menyajikan camilan dan makanan pada para tamu.

Sarang berjalan masuk dengan membawa nampan berisi minuman berwarna orange diatasnya, sesuai instruksi Sarang mencoba menjajakan minuman yang ia bawa pada setiap tamu.

Sarang bekerja dengan ulet dan tekun..

Sampai saatnya riuh sorak sorai perempuan menggema ditelinganya, Sarang tetap melakukan tugasnya dengan baik tak memperdulikan apapun.

Termasuk tak memperdukikan sepasang bola mata yang tek hentinya tertuju padanya, menatap Sarang intens, dari ujung rambut hingga ujung kakinya.

🌹

"Apa ini yang dinamakan takdir, lama aku mencarimu dan sekarang kau yang mendekat padaku"

Taehyung menyudahi sambutannya, ia turun dari atas panggung dengan elegan menghampiri ke-3 saudara angkatnya dan membisikan beberapa kalimat pada salah satu dari ketiga saudaranya.

Tanpa basa-basi pada para tamu pun Taehyung beranjak dari pesta bergegas meninggalkan ruangan pesta dan diikuti oleh ke-3 saudaranya.

Sarang masih berkeliling menawarkan minuman, hingga pria berbaju rapi yang tadi memimpin breeping memanggilnya

"Hei kau" Tunjuknya pada Sarang membuat Sarang kikuk takut jika ia salah dalam bertugas. Jamuan diCape dan diacara besar seperti ini pastinya berbeda fikir Sarang

Sarang menghampiri dengan sedikit gemetar.
"I-Iya T-Tuan?"

"Kau itu bagaimana, menjajakan satu nampan minuman saja belum habis" Cecar sang pria sedikit mengeraskan rahangnya.

Sarang hanya bisa menunduk, percuma saja. apa ia harus memaksa semua tamu meminum minumannya itu lebih tak mungkin bukan?
Sarang merutuk dalam fikirannya sendiri..

"Yasudah, kau antarkan pesanan ini saja pada kamar 324. Pastikan kau mengantarnya, jika tidak aku takan menggajimu!" Ancamnya pada Sarang seraya menaruh satu lembar kertas berisi petunjuk arah dan kamar. 

Dengan berat hati Sarang mengiyakan permintaan sang manager, Sarang menghembuskan nafasnya dan berlalu meninggalkan ruangan dengan menggeret semacam troly yang dipenuhi dengan hidangan.

Sarang terus membaca kertas atau tepatnya petunjuk jalan hingga ia memasuki lift dan begitu keluar lift Sarang sudah disuguhkan pada lorong kamar hotel dengan interior mewah.
Dengan perasaan kikuk dan was-was Sarang terus berjalan mencari pintu bertuliskan 342. jujur saja, ini memang kali pertama Sarang berada ditempat mewah seperti ini. Sarang yang dulunya hanya tinggal dipesisian kota dan hanya menghabiskan hidupnya untuk bersekolah dan belajar, otomatis tak ada waktu dan tak punya kelebihan untuk bisa menikmati hidup layaknya  anak gadis seusia dengannya.

Sarang berhenti dari pijakannya, manakala ia melihat sebuah pintu bertuliskan 342. Senyum terukir dibibirnya, Sarang akhirnya mendekat pada kamar yang dimaksud.

Tok Tok Tok

Suara pintu yang diketuk nyaring oleh Sarang tak lantas membuat sang penghuni kamar keluar, malah pintu kamar itu terbuka karena sepertinya tak dikunci si penghuni.

"Ha-Hallo,, permisi, s-saya ingin mengantarkan makanan" Ucap Sarang berharap seseorang menyambut sapanya.

Sarang menengok kesekeliling...

Tak ada siapapun hingga Sarang mencoba mengintip dengan membuka sedikit pintu kamar.

"Eoh... tak ada orang" Monolog Sarang heran.

Sarang menggaruk tengkuknya, bingung sendiri diantara pilihan kembali atau masuk tanpa seizin penghuni. Akhirnya dengan keberanian didalam dirinya  Sarang memutuskan untuk masuk. Toh atasannya mengatakan jika ia harus mengantarkan makanan kekamar yang dimaksud.

Sarang menggeret makanannya masuk kedalam kamar. Ia memindahkan satu persatu makanan pada meja kecil yang ada disana.

Sarang tersenyum kala tugasnya sudah selesai, akhirnya Sarang berbalik untuk bergegas keluar

Deeegggg......

Mata Sarang membulat sempurna, jantungnya seperti diremas dan dicabut secara bersamaan. frekuensi aliran darahnya naik turun membuat punggungnya panas,

Sarang bergetar hebat.....

"Ka-Ka,Kau...." ucap Sarang tak berhenti bergetar menatap pria yang tengah tersenyum miring padanya.

"Ini kamarku, sedang apa kau disini?"
Taehyung mengangkat sebilah alisnya samar

"A-A,Aku aku,, ha-hanya mengantar ma-makanan" tunjuk Sarang pada meja kecil disana

Taehyung menyeringai, menatap Sarang yang bergetar hebat "Tubuhmu bergetar, apa aku semenakutkan itu?"

Sarang hanya menunduk, ia memejamkan mata rapat. Meski hanya sekali bertemu, tapi seringai dari wajah pria yang kini menatapnya dengan seringai yang sama masih Sarang ingat hingga sekarang.

Jujur saja, dalam fikiran Sarang kini sudah timbul hal-hal yang buruk melihat seringai itu kembali, seringai dan tatapan nyalang yang begitu menakutkan, seakan hanya dengan tatapannya saja mampu mengoyak tubuhnya detik itu juga.

Taehyung berjalan mendekat pada Sarang yang mundur secara perlahan hingga tubuh Sarang membentur dinding.

Sarang terkunci, ia benar-benar tak bisa berbuat lebih, untuk berteriak juga rasanya tenggorokannya seakan tersendat. Kini hanya dua hal yang bisa dilakukan Sarang, pertama tubuhnya bergetar, kedua pelupuk matanya mulai berembun dan siap meluncurkan cairan bening disana.

"A-Aku mohon, ja-jangan bu-bunuh aku!"  Sarang melirih disela air matanya yang keluar.

Melihat itu Taehyung terkekeh samar
"Aku takan membunuhmu, aku hanya ingin memastikan satu hal darimu"
Taehyung membuka satu sarung tangannya "Tapi jika tak berhasil, bersiaplah untuk mati"

Jangan tanya bagaimana jantung Sarang yang serasa tengah dipalu sangat hebat, apalagi ketika tangan besar Taehyung bergerak, mengusap lembut wajah Sarang bersamaan deru nafas Taehyung yang ditahan dan dihembuskan menimbulakan kesan sensual gila yang Sarang rasakan. Jari Taehyung berhenti tepat didagu Sarang, membuat Sarang mendongak untuk menatap Taehyung lagi hingga akhirnya Taehyung berucap

"Akhirnya aku menemukanmu! kau, kunci kesembuhanku!"

Hening beberapa detik, pandangan keduanya beradu. Seperti sebuah celah kala Sarang tau jika pria dihadapannya dalam kondisi lengah

Duuuuuggggg

Satu dorongan kuat membuat Taehyung terjatuh, Sarang berlari memburu pintu kamar untuk keluar, seketika pintu dibuka Sarang dibuat terbelalak lagi kala ia melihat 3 orang pria yang Sarang temui dihutan.

"Hai kita bertemu lagi nona cantik" Sapa Jimin tersenyum hangat, sementara Yoongi dan Jungkook hanya menatap tajam Sarang.

"Tolmmmmpppp"

Mulut Sarang dibekap, tubuhnya kembali ditarik kedalam kamar, cairan mengucur deras dipipi Sarang dengan tubuhnya yang bergetar hebat.

"Tenang saja, kami takan melakukan apapun selama kau patuh" Suara itu keluar dari Taehyung. Ia melangkah kembali menghampiri Sarang yang tengah dicengkram karena beberapa detik lalu mencoba meronta.

"Jika kau meronta dan berteriak kami takan segan-segan padamu nona" Tekan Taehyung dengan penuh intimidasi menatap Sarang

Sebenarnya kejadian ini adalah siasat Taehyung beserta ke-3 saudara angkatnya. Taehyung yang tau pasti jika Sarang adalah gadis yang ia temui di hutan 1 tahun lalu membuat sekenario agar Sarang mau terperangkap kedalam rencananya untuk memastikan kembali jika tubuhnya tak bereaksi apapun pada Sarang. Yoongi, Jimin dan Jungkook hanya bisa mengikuti instruksi Taehyung ditakutkan Taehyung lepas kendali lagi seperti saat dulu, dengan menunggu diluar kala Taehyung dan Sarang sudah masuk kedalam kamar.

"A-Apa mau kalian, aku sudah menepati janjiku dengan tak mengatakan kejahatan kalian. Lepaskan aku! A-Aku harus pulang" Lirih Sarang tak berhenti menangis segukan.

"Baguslah nona baik, ternyata kau memenuhi janjimu" Taehyung mengelus kepala Sarang lembut.

"Tae,, kau" Yoongi menatap tak percaya, begitupun Jimin dan Jungkook

Taehyung tersenyum kecil, ia mendekatkan wajahnya pada wajah Sarang, berlalu hingga bibirnya berada tepat ditelinga Sarang untuk berucap

"Kita akan bertemu lagi, jaga dirimu dan tubuhmu baik-baik mengerti"

🌹

Taehyung memarkirkan mobil sport berwarna merah dipekarangan luas miliknya. Ia turun diikuti ke-3 saudara angkatnya yang kini tengah heran untuk apa saja yang Taehyung rahasiakan selama ini. Taehyung memang belum menceritakan kebenaran semuanya pada ke-3 saudaranya, Taehyung cenderung tertutup, ia melakukannya karena ia
tak ingin terlihat menyedihkan saat nyatanya kesembuhannya masi menjadi angan. Tapi sekarang rasanya Taehyung perlu menceritakan semua pada ke-3 saudaranya, setelah dengan pasti Taehyung juga yakin jika gadis tadi adalah kunci untuk ia terbebas dari penyakitnya.

"Jadi, itu sebabnya selama 1 tahun ini kau mencari gadis itu Hyung?" Jungkook memulai pertanyaan mereka tengah duduk pada sofa mewah diruang tamu

"Tae,, kau masih saja kaku seperti ini pada kami" Jimin menyela membuat Taehyung menatapnya

"Maaf, aku hanya tak ingin membuat kalian hawatir dengan harapan kosong yang selalu terpatahkan kenyataan" Taehyung menunduk. "Tapi sekarang aku yakin aku bisa sembuh. Dr. Jin mengatakan demikian"

"Sudahlah, terpenting sekarang kita harus bersyukur. Yoongi menimpali, ia tersenyum gembira menatap Taehyung dan ke-2 adiknya

"Lalu apa sekarang rencanamu Hyung" tanya Jungkook kembali

"Aku ingin gadis itu tinggal disini!"

"Kau ingin menikahinya?" Jimin melotot untuk ucapannya sendiri

"Ckk... bukan itu, aku ingin dia tinggal disini karena dia kunci kesembuhanku saja, bukan berati aku ingin menikahinya. Sampai saat ini takan ada wanita yang bisa dan pantas untuk menjadi pendampingku"
Sarkas Taehyung dengan angkuhnya. Penyakit Taehyung yang membuat ia tak mau bersentuhan dengan manusia lain nampaknya membuat Taehyung menutup diri dan hatinya hingga Taehyung dikenal menjadi pria dingin dan tak percaya akan cinta dan semacamnya.

Yoongi mengangguk, mencoba memahami. "Itu akan sangat sulit tae, tapi kita lihat saja apa yang bisa kita lakukan"

Mereka bercengkrama panjang lebar, termasuk merencanakan perkembangan perusahaan T. Company yang akan membangun anak perusahaannya di negeri tetangga. Selang bebrapa jam, seorang pria berbadan tegap mengetuk pintu membuat fokus ke-4 pria tampan itu terpecah menatapnya.

"Masuklah!" Titah Yoongi membuat sang pria menghampiri dengan sedikit membungkukan badannya.

"Tuan, ini data lengkap dari gadis yang bernama Lee Sarang" ia menyodorkan satu map pada Yoongi. Sementara Taehyung hanya mengangkat alisnya samar kala mendengar nama dari gadis yang tengah ia inginkan.

"Baiklah. Kau boleh pergi" ucap Yoongi seraya mengambil map yang sudah berpindah ketangannya.

Yoongi membuka dan membaca setiap lembar kertas yang ada dimap tersebut. Isinya memang biodata lengkap dari Lee Sarang mulai dari sekolah termasuk kehidupannya.

Ternyata Taehyung diam-diam menyuruh anak buahnya untuk mengikuti Sarang dan mengorek informasi malam ini juga saat Taehyung benar-benar menginginkan Sarang.

Yoongi membacakan kesimpulan biodata dari Lee Sarang, membuat ketiga pria tampan itu tersenyum bersamaan. Kini mereka menyadari kenapa ratusan anak buahnya sulit menemukan keberadaan Sarang, itu disebabkan karena Sarang selalau berpindah-pindah tempat tinggalnya untuk menghindari para penagih hutang. Dalam kurun 1 tahun ini, Sarang dan keluarganya sudah pindah lebih dari 15 kali.
Satu poin yang bisa mereka pergunakan untuk bisa membuat Sarang menjalankan misi penyembuhannya untuk Taehyung yakni.

Sarang adalah gadis miskin yang punya banyak hutang.

🌹

Dimeja makan minimalis itu Sarang dan kedua orang tuanya tengah menyantap sarapan pagi.

"Appa yakin akan mengambil pekerjaan itu, kita memang membutuhkan uang untuk melunasi hutang-hutang kita appa, tapi aku sedikit hawatir. Appa juga jangan terlalu kelelahan." Sarang memecah keheningan dengan sebuah pertanyaan.

"Apa yang membuatmu hawatir? Appa hanya bertugas mencuci mobil, jadi tenang saja! Takan terjadi apapun. Lagipula appa masih sehat seperti ini. Jika kau saja bisa melakukan banyak pekerjaan sampingan masa appa tak bisa"

Lee Ahn Bae berucap dengan penuh percaya diri, sementara Sarang masih menatap Hawatir. Entah karena ia hawatir untuk kesehatan Lee Ahn Bae atau ada suatu hal lainnya yang membuat Sarang rancu.

3 hari kebelakang saat Lee Ahn Bae dan istrinya berjualan dipasar, Lee Ahn Bae ditawari pekerjaan sampingan oleh seorang pembeli yang tengah menelfon dan menolak suatu pekerjaan dibengkel mobil karena suatu kepentingan lain. Lee Ahn Bae yang memang tengah gencar mengumpulkan uang begitu tertarik manakala sang pembeli berkata untuk menggantikan pekerjaan sampingannya.

Mungkin karena itulah Sarang merasa Hawatir oleh keputusan Lee Ahn Bae yang menerima pekerjaan begitu mudah dari orang yang baru ia temui.

"Yasudah appa berangkat!" Lee Ahn bae beranjak dari meja makannya diikuti Baek A Yeong yang ikut berdiri dan mengekori punggung suaminya.

"Sarang hati-hati! Jika kau pergi jangan lupa kunci pintunya dengan rapi yah" Baek A Yeong menambahkan seraya melanbaikan tangan pada Sarang. Hingga kedua pria dan wanita paruh baya itu dilahap pintu keluar rumah.

Sarang menghela nafas gusar disela mulutnya yang masi menyuapkan makanan  membuat pipinya mengembang seraya menatapi kepergian kedua orang tuanya.

Suapan demi suapan membuat piringnya bersih tak tersisa. Sarang bangkit membawa piring-piring kotor itu untuk ia bersihkan. Setelah selesai Sarang kembali kekamarnya, sesekali ia menengok jam kecil diatas nakas. Ternyata Sarang masih punya waktu sebelum berangkat ketempat kerjanya.

Sarang duduk ditepian ranjang, ia mengambil ponsel dan mengetikan sesuatu disana. Rupanya Sarang tengah mencari informasi dari kampus yang ingin Sarang pijaki. Sarang berdecak kagum untuk hanya melihat sebuah gambar yang ditampilkan ponsel pintarnya manakala memperlihatkan bangunan dan struktur dari kampus impiannya. Tapi, kekagumannya beralih ketika ia melihat daftar-daftar dan biaya untuk masuk keUniversitas yang bisa dibilang sangat bergengsi itu.

"Ahh... aku harus lebih giat lagi dalam bekerja" lirih Sarang menyemangati dirinya sendiri.

Tak terasa waktu menujukan pukul 9.30, dimana Sarang harus bergegas menuju tempat kerjanya. Namun, dering ponsel Sarang yang berbunyi nampaknya mengalihkan atensi Sarang detik itu juga.

Sarang meraih ponselnya yang memperlihatkan sebuah panggilan dari Eommanya.

"Hallo Eom---" Sarang tak melanjutkan katanya ketika ia mendengar isak tangis dari Eommanya disebrang telpon sana.

🌹

"Hosh... Hosh...  A-Ada apa ini?"

Nafas Sarang memburu, hirupan udara yang didominasi dengan oli dan bau gosong itu tak Sarang hiraukan. Ia berlari menuju Eomma dan Appanya yang tengah terduduk dilantai. Orang-Orang yang tengah berada dibengkel hanya menatap dengan tatapan kesal pada pria dan wanita paruh baya yang kini masih menangis tersedu-sedu.

"Yakk!! Apa yang kalian lihat? Apa yang kalian lakukan pada kedua orang tuaku?"  Sarang balik menatap tak suka pada sebagian orang yang tengah mengerubuni kedua orang tuanya. Ia mendekat untuk meraih kedua orang tuanya. "Eomma, Appa kalian baik-baik saja bukan?"

"Heiii.... harusnya aku yang bertanya, apa yang dilakukan ayahmu sehingga mobil mewah langgananku jadi rusak seperti itu?" Tunjuk pria berbadan buncit pada satu mobil yang masih mengeluarkan asap dan bau gosong seperti gosongnya sebuah kabel listrik.

Sarang menatap kearah mobil, jantungnya seperti merosot saat itu juga.

"Sarang,  i-itu tak benar, a-appa hanya menyiramkan air untuk mencuci mobil, tapi mobilnya malah mengeluarkan asap dan terbakar" Ucap Lee Ahn Bae menjelaskan kronologis kejadian.

Memang Lee Ahn Bae hanya menyiramkan air pada bagian depan mobil, tapi seketika mobil tersebut malah mengeluarkan asap dan percikan api hingga mobil seketika terbakar, para petugas bengkel lainnya dengan sigap langsung menyemprotkan tabung gas berisi karbon dioksida hingga api tak menjalar lebih, tapi kerusakan mobil cukup parah membuat Lee Ahn Bae syok seketika. Beruntung salah satu petugas ada yang berbaik hati menelpon Baek A Yaeong untuk datang dan mengurus suaminya yang masih terkapar lemas karena Syok.

Dari sana, Baek A Yeong juga ikut kalut apalagi ketika pemilik dari bengkel malah mencecar ia dan suaminya untuk ganti rugi. Disana, akhirnya Baek A Yaeong menelpon Sarang untuk datang

"Itu bisa jadi kesalahan dari mesin mobil yang tak teliti kalian tangani. Apa mungkin sebuah mobil disiram air bisa rusak begitu saja hm? Jangan menjebak kami. Aku yakin appaku tak bersalah!" Sarang masih membela diri.

"Itu masalahnya" Ia berucap seraya menjentikan jarinya diwajah Sarang "appamu salah sasaran dengan menyiramkan air pada mobil yang belum selesai ditangani. Aku minta kalian untuk mengaganti semua kerugiannya. Itu adalah mobil langgananku. AAHH,,,  bagaimana ini? " Cecarnya menatap Sarang frustasi.

"Ada apa ini?" Suara tegas dan mendominasi itu sontak menolehkan semua atensi orang-orang, termasuk Sarang yang terbelalak ketika ia bertemua pria itu lagi?

"Tu-Tuan Taehyung" Ucap pria buncit itu menunduk penuh takut, begitupun para pekerja bengkel disana.

"Mobilku?" Gumam Taehyung menaikan sebilah alisnya samar

"Ma-Maaf Tu-Tuan, ada sedikit kecelakan"

"Siapa yang melakukannya?" Taehyung berucap santai, tapi tatapannya mengarah pada Sarang yang hanya menunduk menatap sendu kedua orang tuanya.

"S-Saya T-Tuan" Suara Lee Ahn Bae terdengar takut-takut

Sarang menghela nafas samar enggan rasanya untuk melihat wajah Taehyung yang nyatanya tak bergeming untuk tidak melihat seinchi pun didiri Sarang

"Baiklah, aku tak ingin memperpanjang masalah. Anda cukup mengganti kerugian atas kerusakan mobilku Tuan"

Mendengar lontaran itu membuat Lee Ahn Bae dan Baek A Yeong semakin menangis histeris. Tapi sukses membuat Sarang akhirnya memberanikan diri untuk menatap balik wajah Taehyung
"Anda tak ingin memperpanjang masalah, tapi apa ini yang dibilang tak memperpanjang masalah?"

"Menurutku ini lebih baik, atau kau mau aku menyeret paksa ayahmu kemeja hukum karena kelalaiannya dalam bekerja?" Taehyung menyeringai disela katanya
"Baiklah jika itu maumu, pengacaraku yang akan mengurusnya"

Sarang membulatkan mata lebar, seraya menggeleng samar. Sementara
Taehyung berbalik detik itu juga kemudian ia melangkah keluar ruangan.

"Tu-Tunggu" Teriak Sarang hendak berlari menyusul Taehyung keluar ruangan pula "Eomma dan Appa tenanglah, aku akan berusaha!"

Seringaian Taehyung terpatri disudut bibirnya kala mengetahui suara langkah kaki dibelakangnya kini semakin mendekat

"T-Tuan tunggu!" Sarang menyalip langkah Taehyung hingga kini mereka berhadapan

"Anda tak bisa melakukan ini pada kami, aku yakin Appaku tak bersalah" Sarang memohon disela nafasnya yang terengah

"Bersalah atau tidak kenyataan mobilku tetap rusak. kau bisa bicarakan dengan pengacaraku"

Taehyung hendak melangkah kembali namun tertahan kala Sarang bergerak maju untuk mencegat Taehyung lagi hingga posisi mereka begitu dekat

"Kumohon! Apa ada pilihan lain untuk kami, agar Anda tak membawa hal ini pada jalur hukum?"

Sarang hanya pasrah saja, menurutnya berurusan dengan orang orang yang memiliki uang nyatanya takan membuat kebenaran bisa memihak dirinya yang tak punya apa-apa. Hidup memang terkadang terlalu sulit karena penuhnya manipulatif orang-orang diatas sana.
Setidaknya itu yang Sarang rasakan sedari kecil hingga ia dewasa, bergelut bersama ketirnya keadaan kala para penagih hutang terus saja menggerogoti apa yang ia punya.

"Kau berhutang dalam jumlah banyak padaku" Taehyung mengucapkan negosiasinya

Sarang menghela nafas gusar untuk kemuakannya dengan kata hutang
"Baiklah, saya akan coba lunasi. Tapi jangan berikan saya tenggang waktu atau apapun itu. Saya mohon! Karena saya yakin ayah saya tak salah" Sarang mencoba menekankan kembali jika ia memang
tak berhak mendapatkan hal ini.

Taehyung menarik ujung bibirnya memainkan lidahnya didalam sana
"Sebenarnya ada cara lain untuk bisa melunasi hutangmu dengan hanya menyerahkan uang padaku"

Kening Sarang berkerut tubuhnya sedikit merengkuh kala Taehyung menunduk menjajarkan bibirnya pada daun telinga Sarang untuk berucap

"Jadilah budakku, aku akan membebaskan semua hutang-hutangmu"

🌹



Bersambung

Happy Readding
By
MAWAR MERAH🌹

Continuă lectura

O să-ți placă și

195K 9.6K 31
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
1M 84.8K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
47.8K 6.4K 39
Cerita tentang perjodohan konyol antara christian dan chika. mereka saling mengenal tapi tidak akrab, bahkan mereka tidak saling sapa, jangankan sali...
824K 87.1K 58
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...