[√] Can't You See Me? [END]

By Binbin_Fy

2.8K 647 346

Kisah seorang anak laki-laki yang kini tengah bimbang akan apa yang dia alami saat ini. Masalah kian sering m... More

P r o l o g u e
Begin
What Do You Mean?
All of You Kidding Right?
It's So Hard To Make You Believe - Skors
Incident - Skors day 1
Down
Flasback
Investigation
Father's Friend - Ask for Help
Hate
The Past
Who?
Respectively
Why?
Odi
Him and The Truth
Hurting
Father
Brother
Really?
Funeral Day
Last Letter
For Him
Mother?
Regret
Our Star
Epilog

Him

53 17 2
By Binbin_Fy

Soobin membuka mata perlahan, mengatur intensitas cahaya yang masuk ke dalam pupil matanya.

Dia mengubah posisi menjadi duduk, merenggangkan otot-ototnya, lalu mengalihkan pandangan pada pintu kayu berwarna hitam di belakangnya.

Dia menghela, ketika mendapati pintu itu yang masih tertutup rapat.

Semalam dia tidur di luar, ya, karena Ayahnya mengusirnya.

Soobin akui dia salah. Salah karena pulang larut dan membuat Ayahnya itu marah karenanya. Salahnya juga karna menanyakan hal yang mungkin sensitif kepada sang Ayah.

Tapi, sebaliknya, dia merasa heran ketika Ayahnya itu mengusirnya. Setidak patuhnya Soobin, Ayahnya itu tidak pernah melakukan hal ini. Pria paruhbaya itu akan acuh dan tidak mempedulikannya.

Apalagi ketika Ayahnya mengatakan bahwa dia di suruh pergi menemui Ibunya.

Ibu? Apakah pria paruhbaya itu tengah bergurau?

Bagaimana bisa dia pergi menemui Ibunya jika dirinya saja tidak tahu wajah dan rupa sang Ibu.

Soobin merogoh saku celananya, mengambil benda pipih berbentuk persegi panjang. Menyalakan benda itu dan notifikasi serta pesan berderet masuk.

Dia melihat dua nama sahabatnya yang tertera di layar. Taehyun dan Hueningkai.

Taehyun
Gw d kbrn td sm bg … ② 07.30 A.M

Hyuka
Bang, kalau lo ada waktu … ① 02.13 A.M

Soobin menyernyit melihat pesan dari Hueningkai. Benarkah? Dia terkejut dengan waktu di kirimnya pesan itu. 2 dini hari?

Dia lantas memasuki roomchat dan membaca pesan dari Hueningkai.

Hyuka
|Bang, kalau lo ada waktu, nanti siang bisa ketemuan ga? Kira" jam 2 an. Di taman biasa.
02.13 A.M

Nanti gue k sana.|
07.45 A.M

Pemuda itu lalu beralih pada roomchat Taehyun.

Taehyun
|Bg. Ktny bg yj dh sdr.
|Gw d kbrn td sm bg th.
07.30 A.M

Oke. Nanti gue k sana.|
07.46 A.M

Soobin menaruh kembali benda pipih itu. Beranjak bangkit dan berjalan menuju pintu di belakangnya.

Dia mengetuk pintu itu, tapi tak ada sahutan dari dalam sana.

Berasumsi bahwa sang Ayah mungkin masih terlelap dalam alam mimpi.

"Yah, Soobin pergi dulu, ya!" pamitnya lalu berlenggang pergi meninggalkan rumah itu.

Entahlah, dia belum mandi dan sarapan. Mungkin nanti dirinya akan mandi atau mungkin sekadar mencuci mukanya di wc umum dekat rumahnya. Lalu, untuk masalah makanan, dia bisa membelinya. Bersyukur karna masih memiliki cukup uang di saku.

+×+


Soobin melangkah memasuki cafe, di sana terlihat Jungkook yang nampak kewalahan melayani para pelanggan.

Lantas pemuda itu bergegas mengganti pakaiannya dan lekas membantu lelaki itu.

Pelanggan semakin banyak berdatangan, membuat kedua orang itu kewalahan melayani para pelanggan.

Hingga tepat beberapa saat sebelum waktu makan siang, pelanggan berangsur berkurang. Membuat keduanya lantas beristirahat melepas penat sejenak.

"Maaf, Bang. Gue tadi telat dateng."

Jungkook mendongak, dia mengibaskan salah satu tangannya ke kanan dan ke kiri. "Gak papa. Santai aja," tenangnya, tersenyum hingga menampakkan gigi kelinci yang di miliki.

Setelahnya tak ada percakapan lagi di antara mereka. Keduanya kembali sibuk dengan beberapa pelanggan yang datang.

"Eh, iya. Lo tau gak, kabar tentang Bibi Moon?" Jungkook bertanya setelah sebelumnya mengantarkan pesanan pada meja pemesan.

Soobin menoleh, dia menggeleng pelan. "Emang Bibi Moon kenapa?" tanyanya balik.

"Gue denger-denger sih, katanya Bibi Moon habis ketemu sama penculik anaknya. Tapi si penculiknya itu gak mau kasih tau di mana keberadaan anaknya Bibi Moon."

"Terus?"

Soobin mulai tertarik, dia memasang telinganya baik-baik mendengar kalimat yang akan di lontarkan rekan satu kerjanya.

"Kata si Heesung, Bibi Moon sama si penculik dulu pernah kayak terikat perjanjian gitu. Jadi, Bibi Moon gak bisa berbuat apapun atau sekedar lapor polisi. Ntah gue gak tau kelanjutannya." Lelaki itu mengedikkan kedua bahunya. "Ini kata si Heesung ya. Lo tau kan dia? Part-time juga dia di sini."

Soobin menganggukkan kepalanya. "Gue tau. Tapi, Bang Heesung tau dari siapa?"

"Katanya sih dari Sena. Mereka sempet ketemu sebelumnya."

Jungkook melirik arloji yang melingkar di lengannya, lalu beralih menatap Soobin.

"Bin, gak apa kan kalau gue duluan?" tanyanya tiba-tiba.

Yang di tanya diam sesaat, memikirkan arah pembicaraan saat ini, sebelum mengangguk mengiyakan.

"Gak apa, Bang," balasnya.

"Oke, nanti si Heesung bakal dateng bentar lagi. Lo tolong jagain bentar, ya," beritahu lelaki itu, seraya melepaskan apron dan berlalu pergi ke belakang untuk mengganti pakaiannya.

Tidak lama, lelaki itu kembali dengan tas yang di sampirkan di salah satu pundak, serta satu tangannya yang terlihat membawa sebuah dokumen berwarna biru. "Lo bisa anterin ini gak ke rumah Bibi Moon? Gue lupa buat ngasihin," pintanya.

"Bisa," jawab Soobin seraya menampani lembaran kertas bersampul itu.

"Thanks sekali lagi, Bin. Gue duluan ya, baek-baek lo!"

Soobin hanya mengangguk sebagai jawaban. Dia memperhatikan punggung lelaki itu yang sudah menghilang di balik belokan.

Dia tidak tahu banyak tentang Jungkook, hanya sekadar hal-hal kecil juga cerita di kampus yang kadang lelaki itu ceritakan di kala senggang. Juga statusnya yang sebagai mahasiswa semester 4.

+×+

Selepas dari cafe, Soobin bergegas menuju rumah Moonbyul untuk menyerahkan dokumen yang di titipkan Jungkook.

Sekiranya masih ada waktu sekitar satu setengah jam untuk dirinya menemui Hueningkai. Jadi, menghantarkan dokumen ke rumah Moonbyul mungkin tidak akan menghabiskan banyak waktu.

Lalu setelahnya dia akan menuju rumah sakit untuk menjenguk Yeonjun, dan terakhir menemui Hueningkai.

Kediaman Moonbyul tidak jauh dan tidak dekat juga dari cafe milik wanita paruhbaya itu, jadi, Soobin memilih untuk berjalan kaki. Hitung-hitung menghemat pengeluaran.

Sekitar lima belas menit menempuh perjalanan, akhirnya pemuda itu sampai pada kediaman Moonbyul.

Hendak mengetuk, namun dia urungkan oleh percakapan antara dua orang di dalam rumah itu. Soobin menduga bahwa mereka adalah Moonbyul dan Sena.

"… saat itu bunda gak tau mau ngelakuin apa. Hidup bunda serasa udah hancur. Tapi bunda inget, kalau bunda masih punya kamu dan Sanha. Kalian yang buat bunda bisa bangkit."

"Bunda berkali-kali buka usaha tapi gak berhasil. Bunda ngerasain gimana jatuh bangunnya dan bersyukur sekarang bunda udah bisa bangun cafe."

"Kamu inget kejadian enam tahun lalu? Saat kakakmu Sanha kecelakaan, dan saat di mana bunda baru tahu kalau penyebab kecelakaan itu karna perundung di sekolahnya? Bunda gak tau mau lakuin apa. Karna, saat Bunda melaporkannya ke pihak berwajib, mereka malah menutup kasusnya, dan bersikap seolah gak pernah terjadi apa-apa."

"Untuk ketiga kalinya, bunda kembali merasa kehilangan. bunda kembali terpuruk, ingin rasanya bunda mengahiri hidup bunda. Tapi, ketika bunda melihat kamu menangis di depan makam Kakakmu, bunda kembali punya semangat untuk hidup. Bunda bertekad untuk seterusnya, bunda gak akan biarin hal buruk terjadi sama kamu. Kamu cahaya serta harapan satu-satunya dan terakhir bunda."

Terdengar isak tangis dari dalam sana. Mungkin sepasang ibu dan anak itu tengah menangis.

Soobin tahu dia lancang, lancang karna telah mendengarkan perbincangan yang mungkin bersifat pribadi. Tapi, mendengar kisah yang di sampaikan Moonbyul, membuat hatinya mencelos.

Mungkin, jika dirinya di posisi wanita paruh baya itu, pasti sudah menyerah sejak lama.

Lama dia berdiri di sana, hingga pertanyaan yang dia yakini di lontarkan oleh Sena, membuat lamunannya buyar.

"Bunda masih inget nama penculik Kak Sunoo?"

Sena bertanya, lalu jawaban dari Moonbyul membuatnya diam seribu bahasa. Lidahnya terasa kelu, deru napas yang seolah berhenti, dan tungkai Soobin yang terasa melemas.

"Han Yoongi."

To Be Continued

Continue Reading

You'll Also Like

ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

5.9M 329K 36
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
8.7K 978 46
• Start : 18 Maret 2022 • End : 12 Juni 2022 Semua tentang Rasya, anak laki-laki yang selalu di cap 'cacat' oleh semua orang, bahkan papanya sendiri...
7M 293K 59
On Going Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...
3.3K 285 15
Tentang 7 orang remaja yang dipertemukan lalu menjalani bersama-sama beratnya cobaan hidup yang diberikan. "Semangat!" ? Halah, basi. Karena masin...