POSSESSIVE ICE BOY[ON GOING]

By korongggcantiiiiik

83.2K 8.6K 947

A Day In My Life- More

-SI ES BATU KAKU-
-TIADA HARI TANPA RIBUT-
-CALON MANTU?-
-FLASHBACK-
-KETAR-KETIR-
-JAWABAN-
-I LOVE U-U LOVE ME-
-SERIUS-
-HEBOH-
⚠️PENTING⚠️
-BLUSHING-
-FIRST-
-CEMBURU?-
-HAYOO!! LAGI APA?!-
-ANTI PELAKOR-
-SAH?-
-ALHAMDULILLAH-
-ANDA KURANG BERUNTUNG-
-COBA LAGI-
-MODE POSESIF-
-ASSALAMU'ALAIKUM HURU-HARA-
-ALDEBARAN KENAPA?-
⚠️AYO, SINIII⚠️
-ANDIN? KENAPA?-
-ANGKAT TANGAN-
-KEJUTAN-
-PENGHUNI BARU-
-BABY TWINS?-
-JANGAN MARAH-
-ALDEPOSESIF ALFAHRI-
-OVERTHINK-
-RENCANA-
-7 BULANAN-
GENGS, SINI DULU😔👍🏻
-MANUSIA ANEH IS BACK!!-
-QUALITY TIME WITH ALDEBARANDIN-
-ADA APA DENGAN HARI INI?-
-ORANG DALAM-
-WHO?!-
-SEDIKIT LAGI?-
-SETELAH SEKIAN PURNA-
-HAL TAK TERDUGA-

-AWAL DARI SEGALANYA-

2.1K 232 16
By korongggcantiiiiik

typo? monmaap, ya HAHAH

sesuai janji, upload nya dua chapter 😋

silahkan, bacaa
have fun! 🤙🏻

--HAPPY READING--

----------

"APA?!" teriak Aldebaran, Andin dan Kiki kompak, membuat Hartawan dan Rossa tersentak kaget.

Setelah Hartawan mengatakan bahwa Andin adalah calon menantunya, hal itu membuat mereka terkejut. Rossa yang mendengar suaminya itu mengatakan seperti tadi, hanya menggeleng kepala dan tersenyum saja. Berbeda dengan Aldebaran, Andin, dan Kiki. yang berteriak seperti kerasukan.

"Papa! apa'an sih, pa." Aldebaran menatap sinis kearah Hartawan.

"Loh? kenapa? aamiin'in dongg!" balas Hartawan tak kalah sinis.

"aamiin!" jawab Rossa dan Kiki kompak.

"Ki, udah sana kamu." kata Al menatap tajam kearah Kiki. dan yang ditatap seperti itu langsung mengibrit kedalam dapur.

"Eh- jangan deh." kata Hartawan tiba-tiba membuat ketiganya menatap heran wajah lelaki tua gagah, itu.

"Kenapa, pah?" tanya Rossa.

"Andin nanti kasian kalo jadi istrinya, Al." ucap Hartawan.

"Kenapa, om? Aldebaran buaya, ya om?" kata Andin membuat Al menatap tajam kearah Andin.

"Iya, nanti kamu diselingkuhin." balas Hartawan dengan menatap jahil kearah Aldebaran.

"Aldebaran suka selingkuh, om? setau aku, dia cowok es batu kaku ga doyan cewek." ujar Andin yang sukses membuat Hartawan dan Rossa tertawa.

"Iya, Aldebaran ga doyan cewek. dia doyan nya sama tumpukan berkas." ujar Hartawan meledek. Dan mereka kembali tertawa, kecuali. Aldebaran.

Tak lama, Kiki datang dengan membawa nampan berisi minuman dan beberapa camilan.

"Silahkan." kata Kiki saat meletakkan semuanya dimeja itu.

"Makasih, Ki." kata Rossa.

"Sama-sama, ibu." pada saat mengatakan itu, dan akan pergi menuju dapur lagi, langkah Kiki mendadak berhenti, dan membalikkan badannya. hal itu, membuat mereka menatap Kiki bertanya.

"Kenapa, Ki?" tanya Hartawan yang sudah meminum teh nya.

"Eum--anu. Kiki kaya pernah liat Mba ini, tapi dimana, ya?" kata Kiki menatap Andin dengan memicingkan matanya.

"Kayanya, belum deh." kata Andin.

"OH IYA." teriak Kiki membuat mereka terlonjak kaget. "Kiki pernah liat Mba, di hp nya mas Al." lanjut Kiki dengan gaya tangan telunjuknya.

Hartawan mengkerutkan dahinya. "hp, Al?"

"Iya, Pak Har. waktu Kiki mau ambil baju kotor nya mas Al, terus ga sengaja liat hp nya nyala, terus ada foto nya Mba, itu." cerocos Kiki dengan gaya andalannya.

"Andin, Ki." kata Rossa.

Kiki dengan cengirannya mengangguk cepat. "hehehe, Mba Andin, maksud Kiki."

"Ah, sialan." gumam Aldebaran menundukkan kepalanya.

"Kenapa, Al? bener apa yang dibilang, Kiki?" tanya Hartawan dengan jahil.

"Ngga." balas Al dengan singkat.

"Kamu, jadiin foto Andin wallpaper hp kamu, Al?" tanya Rossa.

"Engga, Mama."

"Terus apa?! oh, atau jangan-jangan. Lo stalker IG gue, ya?" tanya Andin memicingkan matanya.

"Iya, eh-?" Aldebaran menutup mulutnya, bodoh sekali pikirnya, kenapa juga harus keceplosan.

Semuanya tertawa geli, Aldebaran ini sangat gengsi. Harus terus dipancing terlebih dahulu agar berkata jujur.

Andin tersenyum jahil menatap Aldebaran. "apa?!" ketus Aldebaran saat melihat kearah Andin yang sedang menatap dirinya.

Andin menggeleng cepat dan tersenyum manis. "engga."

---------


19.15 WIB

Andin yang masih berada di kediaman keluarga Alfahri, yang sebentar lagi akan melaksanakan makan malam bersama. Karena Rossa yang memaksa Andin agar tidak pulang sebelum makan malam, mau tidak mau Andin mengangguk menyetujui tawaran Rossa.

Sudah meminta izin kepada kedua orangtuanya. Sedikit melegakan karena mereka mengizinkan, tetapi tidak sampai larut malam dan hati-hati.

Andin, tadi membantu Kiki dan Kusma -ART kedua- memasak. tetapi, sempat tidak diizinkan oleh Rossa, bukan Andin namanya jika tidak memaksa kalau masalah masak memasak. Alhasil, Rossa-pun menyetujui keinginan gadis itu.

Tak membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikan masak nya. Andin, Kiki dan Kusma menyimpan makanan yang mereka sudah masak ke meja makan makan. Tetapi, pada saat akan kembali ke dapur, Rossa lebih dulu mencegahnya.

"Andin, udah gapapa. Tante jadi gaenak, sayang." kata Rossa memegang tangan kanan Andin.

"Gapapa, Tante. Aku, seneng kok." balas Andin tersenyum ramah.

"Kalau gitu, kamu tolong panggil Al aja? gimana? mau ga?" tanya Rossa hati-hati.

"Gapapa?"

"Gapapa, gih. Kamar Al dilantai dua." Andin mengangguk dan melenggang pergi menuju lantai dua.

----------

Saat Andin di lantai dua, dan tepat didepan pintu coklat tua yang menjulang tinggi. Dan, sudah dipastikan bahwa itu adalah kamar si lelaki es batu kaku.

TOK

TOK

"AL, CEPET TURUN. DIPANGGIL MAMA LO." teriak Andin sambil menggedor-gedor pintu kamar Aldebaran.

1 detik..

2 menit..

5 menit..

Tak ada juga balasan dari lelaki, itu. Andin mengentak-hentakan kaki nya kesal. Dengan keberaniannya, Andin memegang kenop pintu kamar Aldebaran, dan membukanya.

"Ga dikunci." gumam Andin saat membuka pintu kamar Aldebaran.

"Alde-"

Ucapannya terpotong saat melihat pemandangan yang mendadak meneduhkan hatinya. Tanpa Andin sadari, kini dirinya telah berada dekat di ranjang Aldebaran tiduri.

Tersenyum hangat melihat wajah damai Aldebaran saat tidur. Benar-benar Aldebaran yang berbeda disaat lelaki itu membuka matanya.

"Al." panggil Andin dengan lembut.

"Aldebaran, bangun."

Masih tidak ada balasan dari lelaki, itu. Apakah sangat jauh di alam mimpinya, pikir Andin. sampai-sampai dirinya tak mendengar panggilan dari Andin.

Andin memberanikan diri untuk menyentuh lengan kanan Aldebaran. Menepuk-nepuk pelan lengan kekar, itu.

"Al, bangun. AAAA--" teriak Andin saat Aldebaran menarik cepat lengan kanannya yang tadi sempat memegang lengan Aldebaran.

Kini, Andin berada didalam pelukan Aldebaran, menumpahkan kepalanya di dada bidang Aldebaran. Mendengar dengan jelas detak jantung lelaki itu yang sangat berirama.

"Ngapain, lo. modus, ya?" kata Aldebaran yang matanya masih terpejam dan masih mengurung Andin dalam pelukannya.

"Al, lepasin. nanti Tante Rossa kesini, gimana?" ujar Andin.

Tak lama, Aldebaran sadar dengan apa yang dirinya lakukan. Dengan cepat, Aldebaran melempar Andin ke king-size samping  dirinya yang kosong.

"Awsh. sakit, Aldebaran." ringis Andin setelah Aldebaran melempar dirinya seperti karung.

"Sorry, ayo bangun." Aldebaran mengulurkan tangannya, dan Andin menggapai uluran tangan Aldebaran, itu.

Entah bagaimana kaki Aldebaran terpleset, hingga dirinya terjatuh dan menimpa tubuh mungil Andin. Hal itu membuat Andin sangat terkejut dan ingin berteriak detik itu juga. tetapi, suaranya mendadak kelu, menahan beratnya tubuh Aldebaran.

Lama mereka seperti itu. hingga tiba-tiba..

"Astaghfirullah. ALDEBARAN!!!" teriak Rossa yang entah kapan sudah berada didalam kamar Aldebaran.

Aldebaran dan Andin sangat terkejut dan dengan cepat gadis itu mendorong dada bidang Aldebaran. Sungguh, Andin sangat ingin menghilang detik itu juga. Bagaimana tidak? saat ini dirinya seperti sedang ketahuan melakukan yang tidak-tidak.

"Cepet, kalian turun." ucap Rossa dingin dan langsung melenggang pergi keluar kamar Aldebaran.

Andin yang semakin takut saat Rossa seperti itu langsung menatap sendu kearah Aldebaran.

"Gapapa, yuk." ajak Aldebaran menenangkan Andin.

----------


"Sayang, makasih, ya." kata Elsa tersenyum manis kearah kekasihnya. Nino.

"Sama-sama, Sa."

Saat ini, Nino mengantar Elsa sampai rumahnya. Gadis itu pulang malam karena kesibukannya menjadi brand ambassador kampus. Sebenarnya, Nino mengantar kekasihnya itu, karena ada maksud dan tujuan.

"Masuk dulu, ya?"

"Iya, boleh. yuk."

Dan, mereka memasuki kedalam rumah. Disana tepatnya diruang tamu, ternyata ada Surya dan Sarah. kedua orang tua Elsa dan Andin.

"Assalamualaikum, Pa, Ma." salam Elsa mencium punggung tangan kedua orang tuanya diikuti oleh Nino.

"Walaikumsalam" balas keduanya berbarengan.

"Baru selesai, sayang?" tanya Sarah yang bangkit dari duduknya menuju dapur.

"Iya, Ma."

"Ohiya, Pa. Kakak, mana?" tanya Elsa yang menatap seluruh rumahnya.

"Kakak kamu lagi dirumah temennya." jawab Surya yang sedang berkutat dengan Laptop nya.

Saat Sarah membawakan minuman, terdengar ketukan pintu dari luar. Dan, tak lama, menampakkan kedua sepasang remaja memasuki rumah mereka.

"Assalamualaikum." ucap Andin saat memasuki rumahnya dan langsung mencium punggung tangan kedua orangtuanya diikuti oleh Aldebaran.

"Walaikumsalam." balas mereka berbarengan.

"Eh, kamu lagi." kata Sarah tersenyum ramah.

"Iya, tante." balas Aldebaran.

"Bang Al, 'kan, ya?" kata Elsa.

"Iya, saya."

"Wah, kalian pacaran, ya?" selidik Elsa dengan memicingkan matanya.

"Ngadi-ngadi." sahut Andin yang langsung mendudukan dirinya.

"Temen kampus, Andin?" tanya Surya pada Aldebaran. dan menyuruh lelaki itu duduk, disamping Andin.

"Iya, om."

"Ohiya, baik-baik, ya" ujar Surya menepuk dua kali bahu Aldebaran. "saya ke kamar dulu. kalian ngobrol-ngobrol dulu."

Mereka mengangguk kompak, dan setelah itu Surya dan Sarah langsung memasuki kamar mereka.

"Ndin, gue langsung balik, ya" ujar Aldebaran.

"Iya, hati-hati."

"Lo," tunjuk Al pada Nino. "tuh mata, jangan dipake buat ngeliatin calon istri gue terus." lanjutnya dengan menatap tajam kearah Nino.

"Apa?!" kompak Elsa dan Nino.

"Kak?" Elsa memicingkan matanya.

Andin mengangguk pelan, dan tersenyum tipis. Lalu bangkit dari duduknya, dan mendekatkan kearah Aldebaran.

"Udah, cepet pulang. udah malem." mengusap lembut lengan kiri Aldebaran.

"Iya, assalamualaikum," ucap Al saat keluar rumah Andin.

"Walaikumsalam" balas mereka kompak.

"Andin?" panggil Nino dengan pelan.

flashback...

..








----------

ada flashback, mmm-- apa, tuuuu.

Andin, calon istri Al? Prank? atau asli, ya?

kalian? mau nya ini Prank, atau asli?
coba, komen, yaaa hehehe.

ditunggu, abis itu baru Up lagi 😋🤙🏻

Ohiya, kalian juga jangan lupa baca ceritaku yang lainnya.

My Little Girl Senior sama Om BOS SUAMI

oke, dehh. sampai ketemu, nanti di chapter selanjutnya 🤗

Pay-paayyy 🙌🏻☺️










follow ig:
@bintamahara

Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 6K 16
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞 Alden Maheswara. Seorang siswa...
305K 16.1K 26
Mature Content ❗❗❗ Lima tahun seorang Kaia habiskan hidupnya sebagai pekerja malam di Las Vegas. Bukan tanpa alasan, ayahnya sendiri menjualnya kepad...
2.3M 202K 32
Mati dalam penyesalan mendalam membuat Eva seorang Istri dan juga Ibu yang sudah memiliki 3 orang anak yang sudah beranjak dewasa mendapatkan kesempa...
353K 27.4K 37
Warning!!! Ini cerita gay homo bagi yang homophobic harap minggir jangan baca cerita Ini ⚠️⛔ Anak di bawah umur 18 thn jgn membaca cerita ini. 🔞⚠️. ...