Ainaya ( End )

By nurhmanis

1.6K 395 13

[ TAHAP REVISI ] "Berdamai dengan diri sendiri, adalah puncak kebahagiaan yang abadi." -nurhmanis in Aina... More

🌻00. Prologue + Cast Utama
🌻001. Ainaya Putri Adinda
🌻002. Brian Putra Adeon
🌻003. Kulkas Dua Pintu
🌻004. Pembelaan Sahabat
🌻005. Bak Malaikat
🌻006. Kejadian Di Kantin
🌻 007. Perasaan Yang Sama
🌻008. Retak
🌻009. Pertengkaran Hebat
🌻010 . Semotor Berdua
🌻011. Something in My Heart
🌻012. Di Hari Cerah
🌻013. Luapan Emosi
🌻014. Luapan Emosi (2)
🌻 015. Salah Tingkah
🌻016. Sebuah Awal
🌻017. UKS
🌻018. Pertikaian Di Lapangan
🌻019. Adik Manis Naya
🌻020. PUTUS!
🌻021. Dijemput?
🌻022. What Is Toxic Relationship?
🌻024. Sensasi
🌻025. Tentang Sejuk
🌻026. Dua Pasangan
🌻027. Semakin Jatuh Rasa
🌻028. Diganggu Preman
🌻029. Bukti?
🌻030 . Flashback
🌻031. Twitter & Hoax
🌻032. Ketegasan
🌻033. Are You Okay?
🌻034. Dalangnya
🌻035. Mentari Yang Bersinar
🌻036. Fall In Love?
🌻037. Pergantian Tahun
🌻038. Pergantian Tahun (2)
🌻039. Sweety!
🌻040. Muncul Kembali
🌻041. Awal
🌻042. Kisah Lain
🌻043. Redupnya Cahaya
🌻044. Tolakan
🌻045. Kembali
🌻046. Killer Azka?
🌻047. Diancam
🌻048. Tepati Janji
🌻049. Retak (2)
🌻050. Dijodohin?
🌻051. Lucu
🌻052. Jarak
🌻053. Adik Manis Naya (2)
🌻054. Rest In Peace
🌻055. Punya Nyali?
🌻056. Still In Drama
🌻057. Detik Penyelesaian
🌻058. Baikan?
🌻059. Bukti? (2)
🌻060. Leoyra Quenzza
🌻061. Kelulusan
🌻062. Alzaska Arya Alfanza
🌻063. Menuju Epilog
🌻064. Epilog
🌻065. Tamat

🌻023. Hukuman

14 6 0
By nurhmanis

"Mulai sekarang, larinya!" Tuti memerintahkan.

"Ibu, hukuman yang lain bisa, Bu?" tawar Ainaya. Terlalu malas baginya untuk berlari-lari di pagi hari ini.

"Bisa. Bersihin seluruh halaman sekolah. Mau?" jawab Tuti.

Lumayan, membersihkan halaman sekolah bukanlah sesuatu yang buruk, karena halaman sekolah mereka tidak terlalu kotor. Tentu itu berkat kedisiplinan murid SMA 1 JAKARTA.

"Saya setuju, Bu" tandas Ainaya dengan mantapnya. Kini dia sudah yakin dengan keputusan itu.

"Saat bel istirahat bunyi. Ibu cek, kalau halaman sekolah belum bersih saat itu juga. Maka, ibu akan beri hukuman lebih lanjut." Tuti memberikan ancaman.

Andai gadis itu lebih cepat sedikit saja, maka dia tidak akan pernah mengalami kesialan ini. Telat? Tidak ada di kamusnya sebenarnya.

Ainaya dan Brian menganggukan kepalanya pelan tidak ada lagi suara atau pembelaan mereka berdua. Kini mereka berdua bersama melangkahkan kakinya pelan dari ruangan itu, menuju tempat yang diperintah Tuti.

_____

"Lo ambil sapu lidinya , biar gue yang ambil pengki." perintah Ainaya pada Brian, yang dibalas dengan anggukan pelan oleh pria itu. Kemudian mereka mulai dengan tugasnya masing masing.

Tangan kanan Brian memegang sapu yang telah dia ambil dari ruangan pojok itu. Bukan sampah-sampah plastik yang ada di sini melainkan hanya sekedar daun-daun gugur yang jatuh asal ke bawah tanah. Ini semakin mempercepat kerja keduanya itu.

"WOY NYAPU-NYA NYANTAI DONG, BEGO! GUE KELILIPAN, NIH!" titah Ainaya meneriaki Brian.

Karena ulah Brian yang menyapu terlalu kencang, membuat debu beterbangan tertiup angin kencang itu lolos kedalam kelopak mata Ainaya yang berdiri di hadapan pria itu dengan pengki di tangannya.

"Sorry," gumam Brian tanpa melirik Ainaya. Masih  melanjutkan dirinya di dalam aksi menyapu.

"LO KAYAK NENEK KEBAYA TAHU, GAK! OMPONG, KERIPUT, JELEK DITAMBAH DI GIGI LO, ADA EMASNYA." celetuk Ainaya sembarang. Emas apa? Nggak waras memang otak gadis itu.

Brian meresponnya? Jelas tidak. Untuk apa dia harus membalas gadis itu. Percuma, karena nanti ujung ujungnya malah berantem. Dan berakhir debat.

Ainaya selesai dengan urusannya mencela Brian. Kini dia mengucak mata kirinya, karena dia merasa terganggu di sana. Mungkin, matanya sudah berubah warna jadi merah,  akibat terus dikucak. Tapi, sialannya, Brian tetap saja menyapu halaman itu dengan kencang membuat debu semakin beterbangan.

Kali ini Ainaya tidak bisa tinggal diam lagi. "WOY, YANG BENER DIKIT, GEK!" omel Ainaya, kini gadis itu melepaskan pengki yang dia pegang, mendekatkan dirinya lebih dekat ke Brian.

"Lepas sapunya kalau lo nggak mau mati, di tangan gue." titah Ainaya memegang sebatang sapu yang berada dalam cengkraman Brian.

"Diem," tanggap pria itu dingin dan tanpa melirik.

"Lo nggak bisa nyapu. Jadi biar gue aja."

"Lepas," Brian tidak mengalah.

"Kalau lo lanjut nyapunya, debunya makin banyak yang kena angin!" cetus Ainaya.

Brian memandangi wajah Ainaya melalui bola matanya menaik ke atas, terlihat wajah Ainaya disana, mata kiri gadis iru sedikit merah. Entah karena kena debu, atau karena dia menggosok-gosoknya.

Dengan satu tangannya, Brian meraih pinggang kecil gadis itu membawa Ainaya mendekat ke tubuh Brian.

Huhhh!

Angin kencang yang terasa di mata kiri Ainaya membuat gadis itu sedikit lega. Itu adalah Brian yang meniup matanya agar efeknya membaik.

"Baikan?" tanya Brian memastikan.

"Iya, udah lepasin gue," Ainaya memukul kecil dada bidang Brian, dia sedikit resah karena semua mata memandangi mereka berdua.

Bukan! Ini sudah bukan jam pelajaran lagi, bel istirahat sudah berbunyi beberapa menit yang lalu saat Ainaya dan Brian sedang asyik memandangi wajah mereka satu sama lain, tadi.

Suasana hebohnya meledak kembali.

"OMG."

"TAMBAH LENGKET AJA, MEREKA, WOY "

"GILA GILA! SWEET COUPLE BANGET ANJIR!"

"IRI GUE SAMA NAYA."

"GUE DUKUNG MEREKA BANGET SIH! "

Dan masih banyak lainnya cibiran para mulut-mulut yang menatap aksi dari Brian dan Ainaya. Biasakan seperti ini?

Brian paham apa yang harus dia lakukan sekarang. Tentu saja melepaskan gadis itu.

"WOY NAYA GEMBEL!" seru seseorang. Ini terdengar seperti celaan, bukan sapaan, tentu saja Thaletha yang berkata. Seraya berjalan bersama Sejuk menghampiri Ainaya di sana.

"Lo gue tunggu berjam-jam nggak tahunya, lagi asyik berdua di sini!" Sejuk menatap Ainaya secara koar-koar. Jika bisa dilihat, ada api di mata Sejuk.

"Gue dihukum, gara-gara telat." Ainaya menjelaskan.

"NO! DON'T BELIEVE!" Thaletha mengkerutkan kedua alisnya mengangkatnya ke atas.

Membuat Ainaya berdecak kesal. "Ck, susah jelasin bahasa manusia, ke binatang."

"Ah, lo berdua tuh, semakin hari, bikin Sejuk sakit hati," cakap Thaletha dengan entengnya menyalahkan Sejuk.

Tentu Sejuk yang merasa perkataan Thaletha itu salah, tidak menerima begitu saja. "Apa-apaan, lo bawa gue!"

Thaletha tidak membalas, hanya menampilkan cengirannya.

Kini suasana hening di antara keempatnya. Baik Ainaya, Brian, Thaletha juga Sejuk tidak berkata lagi.

"Nay," seru seorang remaja laki-laki yang tidak diundang kehadirannya.

Dia datang dari arah samping Ainaya.

"Yah, si banci datang, gays." cibir Thaletha mencemooh.

"Ngapain sih lo? Mau ngajak berantem lagi?" suara Sejuk terdengar sangat nyolot, seakan menantang Azka untuk berduel.

Sedikitpun, Azka tidak akan mengubris pertanyaan Sejuk.

"Kenapa lo deketin Brian?" pertanyaan yang tidak cukup masuk di akal ini keluar dari bibir Azka. Bukannya mereka sudah mantan ya? Dan juga, tadi itu bukan mendekati Brian, melainkan sekedar menjalani hukuman bersama Brian.

Ainaya memandanginya tajam. Setajam silet. "Urusannya sama lo, apa?" jengkel Ainaya. Membuang waktu saja si Azka.

"Gue mau kita balikan... Nay.." lirih Azka. Sudah berapa kali dia mengajak Ainaya untuk balikan.

"Sampah yang udah dibuang ke tempatnya? Emang bisa dipakai lagi, ya?" Ainaya meremehkan.

"Gue minta maaf. Sekarang lo terima gue sebagai pacar lo, lagi kan?" Azka memelaskan wajahnya.

Plak!

Suara tangan Ainaya yang menampar Azka tepat di pipi pria itu.

"Gue rasa tamparan itu, udah  cukup, untuk ngewakilin jawaban gue." Ainaya menjelaskan.

"Gue nggak suka, lo deket sama Brian!" Azka terpancing emosi.

"Gue nggak peduli." Ainaya bersikap tak acuh.

"Lo cuma mantannya Naya." timbrung Sejuk yang gemas melihat itu.

"Yaelah, status mantan ajah pake segala sok ikut campur," Thaletha ikut-ikutan.

"Mantan itu tak lain dengan barang bekas!" ucap Brian tak tahan ikut bergabung.

"Ninggalin berlian demi sampah. Eh pas si berliannya deket sama cowok lain, AKU KEPANASAN HUH HAH PANAS!" Thaletha  semakin mengomporkan dan memanaskan situasi. Tangannya mengipas-ngipas wajahnya secara sengaja.

"Baru kerasa nyesalnya, haha." gelak Sejuk menertawakan Azka puas sekali.

"Tapi sorry aja..... Namanya mantan ya mantan ajah! Naya udah nggak punya perasaan apa apa lagi ke lo," Sejuk menjeda ucapannya.

Lalu menyambungkan.
"N. A. J. I. S, NAJIS!" Sejuk mengeja. Seraya membuang kasar ludahnya ke tanah kini keadaan sudah tidak terkendali.

"Buat cowok modelan banci kayak lo, mah," Thaletha menyenggol bahu Sejuk sebagai kode.

"NGGAK SELEVEL SAMA KITA KALI." kata Sejuk dan Thaletha sangat kompak. Disambung dengan ketawa remeh mereka, bahkan Ainaya ikutan tertawa.

Ini adalah percikan api.

Azka mengepal tangannya dengan keras, menahan sekumpul emosinya, di sana menarik nafas dalamnya.
"Kalau gue nggak bisa dapetin lo, yang lain nggak boleh dapetin lo." Azka melirik Brian.

"Lo cuma milik gue."

"Dan dengan cara apapun, gue akan balikin sifat lo yang arogan ini, jadi Ainaya yang dulu." kukuh Azka.

Ainaya semakin menghampiri Azka sekarang. "Lo berharap itu akan terjadi? Mimpi lo ketinggian." hardik Ainaya, seraya mendorong tubuh Azka pelan.

"Dulu di mana lo saat gue dengan tulusnya manggil lo, Al? Di mana lo saat gue butuh lo? Dan secara bodohnya, sekarang lo berharap gue akan jatuh ke dalam lubang yang sama?" Ainaya menggelengkan kepalanya tak habis pikir.

"Jangan pernah, lo mengharapkan hal itu terjadi, stupid!" caci Ainaya secara kasarnya. Sedetik kemudian, dia mengambil langkahnya menuju kelas, persetanan dengan hukuman Tuti, sudah selesai.

Brian, Thaletha, dan Sejuk meningalkan tempat menyusuli jejak kaki Ainaya yang sudah mendahului. Secara serentak.

Kini pria bernama Alzaska itu termenung dia sedang bicara dalam hatinya.

"Lo main-main sama Alzaska, Nay! Lo akan tahu akan tahu akibatnya."

"Percikan api sudah dimulai. Kini tunggu dia membesar dan melukai tuannya."

"Gue akan buat lo jadi milik gue gimanapun caranya."

"Gue emang nggak cinta sama lo. Tapi gue nggak suka milik gue diambil orang lain."

"Hati gue kebakar saat ngelihat lo bareng Brian ataupun cowok lain."

"Walau Galang, sekalipun."

"Lo milik gue, Nay."

Bersambung......

Continue Reading

You'll Also Like

727K 53.3K 33
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...
19.8K 4K 42
JOJOBA : Jomlo-Jomlo Bahagia. Terdiri dari 5 cewek satu kampus yang bersumpah nggak akan pacaran sebelum lulus kuliah. Anka, Ara, Loli, Kanya, Rhea. ...
5.6M 376K 68
#FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️ Kisah Arthur Renaldi Agatha sang malaikat berkedok iblis, Raja legendaris dalam mitologi Britania Raya. Berawal dari t...
A TIME By Elgaruty

Teen Fiction

1.1K 410 32
Makhluk apa yang paling berkuasa di dunia ini? Bagiku, ia adalah waktu. Ia kadang memberi luka dengan rindu tanpa sua, mengundang asa, menjanjikan ci...