Can You Find Me ? [COMPLETED]

By farahpm_

65.6K 3.1K 45

[COMPLETED] *** Bercerita tentang seorang psikopat yang telah membunuh banyak orang dan menjadikan pembunuhan... More

a t t e n t i o n !
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
XI
XII
XIII
XIV
XV
XVI
XVII
XVIII
XIX
XX
XXI
XXIII
XXIV
XXV
XXVI
XXVII
XXVIII
XXIX
XXX (end)
bonus chapter (01)

XXII

1.4K 74 0
By farahpm_

10 tahun kemudian

Ace Fransisco. Anak yang telah lahir dari rahim Elena. Hasil pembuahan antara dia dan.. tentu saja Dax Fransisco. Saat ini, ia telah berusia 9 tahun dan sedang duduk di bangku sekolah dasar.

Elena dipanggil oleh wali kelas Ace di Clement School. Mereka berkata bahwa Ace terlibat perkelahian dengan siswa lain. Elena akhirnya, buru - buru pergi ke sana. Tidak pergi sendiri tentunya, ditemani dengan 2 bodyguard, 1 pelayan, dan 1 sopir pribadi. Tentu saja karena itu semua adalah perintah Dax.

Setelah tiba di sekolah, Elena menyuruh para pengawalnya untuk menunggu di tempat parkir. Sedangkan, dia segera bergegas ke ruang guru.

Sesampainya di ruang guru, Elena melihat Ace sedang duduk dan di hadapannya ada seorang anak yang sedang menangis dengan Ibunya di sampingnya.

"Mommy!" Teriak Ace senang. Elena pun segera memeluk anaknya itu.

"Ada apa ini Bu?" Tanya Elena pada sang guru.

Kemudian, guru tersebut menyuruh Ace untuk menceritakan kronologi kejadiannya. Ace bercerita dengan begitu tenang dan sangat jelas. Sedangkan, Gary meronta - ronta dan berkata kalau Ace berbohong. Namun, Ace tak menggubrisnya dan tetap bercerita sampai akhir.

Setelah mendengar cerita dari Ace, Elena melirik Gary. Tapi, keraguannya kepada Ace mulai menjalar di pikirannya.

"Kalau memang Gary yang salah, kenapa Gary yang menangis?" Ucap Amanda, Ibu Gary. Ucapan Amanda membuat Elena tersadar dan semakin ragu pada anaknya.

"Bisa saja dia sedang ber-acting untuk menjebakku. Hanya karena dia menangis, bukan berarti dia tak bersalah." Jawab Ace dengan nada yang sangat meyakinkan.

Semua orang di ruang guru, tersadar dengan ucapannya. Elena masih melihat anaknya itu. Keraguan pun masih ada di pikirannya.

"Kau tak percaya padaku, Mom?" Tanya Ace sembari melihat Elena yang sedang memperhatikannya.

Mendengar ucapan Ace, Elena segera tersadar dan membuang segala keraguan di pikirannya. Ia percaya pada Ace. Ia tau betul anaknya itu tak akan melakukan hal keji kepada orang lain. Elena pun segera memeluk anaknya itu.

"Mommy percaya Ace." Ucap Elena dan nengecup rambut anaknya itu.

-

Elena selalu waspada ketika Dax mengajak Ace bermain bersamanya. Setelah 10 tahun hidup bersama Dax, Elena terbiasa dengan segala macam peraturan yang ada di Mansion itu, terbiasa akan semua pengawasan yang dilakukan Dax kepadanya. Ia bersyukur, Dax benar - benar tak mengganggu orang tuanya lagi.

Ketika ia melihat Dax bersama dengan Ace, Dax terlihat begitu menyayangi, begitu juga sebaliknya. Elena juga bersyukur, Ace menjadi anak yang periang dan tak memiliki gejala - gejala psycho seperti Dax. 

Elena selalu membiarkan Ace menghabiskan waktu hari liburnya dengan Dax. Karena sebenci apa pun Elena pada Dax, ia tetap membutuhkannya untuk Ace yang masih memerlukan sosok seorang Ayah.

Selama 10 tahun hidup bersama Dax, Elena masih belum tau apa pun tentang lelaki itu. Bahkan, fakta bahwa Dax adalah dalang dibalik "The Red Heels Murder" masih belum Elena ketahui. Ia juga tak pernah sekalipun masuk ke kamar Dax. Bagaimana ia bisa masuk? Jika pintu kamarnya saja menggunakan sensor wajah. Entah apa yang ada di dalamnya hingga ia begitu mengamankannya.

Setelah menikah, Dax tak pernah menemui Elena. Ia hanya menemui Elena ketika ingin memuaskan nafsunya untuk beberapa jam. Setelahnya, ia pun pergi lagi meninggalkan kamar Elena. Elena tak bisa berbohong bahwa ia juga menikmati 'kepanasan' yang diberikan Dax. Walaupun beberapa jam setelahnya, ia merasa kesal karena hanya dijadikan boneka sex oleh Dax.

Namun setelah memiliki Ace, rasa kesepiannya sudah terobati. Elena berusaha memberikan rasa cinta kepada Ace agar Ace tumbuh menjadi manusia yang penyayang. Lebih tepatnya, agar Ace tidak tumbuh menjadi manusia seperti Dax. Tiap 2 bulan sekali, Elena rutin memeriksakan kejiwaan anaknya. Walaupun, Ace sendiri tak tau kenapa Mommynya itu melakukannya.

Hari ini, hari libur Ace. Ia sedang duduk menonton TV bersama Dax. Tak ada yang mencurigakan bagi Elena. Namun, di dekat Ace, Dax memang berbeda.

' Berita terkini.

Seorang pasangan Ibu dan anak ditemukan tewas di halaman rumah mereka. Ibu A dan anaknya G ditemukan tewas bergelantungan di pohon dengan wajah yang bersimbah darah dan beberapa luka tusuk di perut.

Polisi masih belum menemukan satu pun petunjuk tentang kasus ini. Saya sudah terhubung dengan Clarin yang sedang berada di TKP.

"Bagaimana Clarin perkembangan dari kasus A-G ini?"

"Masih sama, Monica. Polisi belum menemukan satu pun petunjuk. Saya sudah menanyakan beberapa tetangga. Namun, tak satu pun dari mereka yang melihat kejanggalan dari rumah A-G ini. Bahkan, menurut pernyataan beberapa saksi, pagi hari sebelum mereka tewas, A-G masih terlihat gembira dan tidak menunjukkan tanda-tanda kekhawatiran---" '

Pyar!

Bunyi gelas pecah membuat perhatian Dax dan Ace teralihkan. Ia menoleh ke sumber suara dan melihat Elena yang sedang terduduk dengan tangan bergetar dan segelas susu yang pecah di sekitarnya.

"Mommy ?!" Teriak Ace dan segera menghampiri Elena. "Ada apa Mom?" Tanya Ace khawatir sembari memegang kedua lengan Elena.

Elena mengepalkan tangannya agar tak terlihat bergetar di hadapan Ace. Ia menoleh ke arah Dax yang juga sedang melihat ke arahnya. Dax lalu, mengalihkan wajahnya dan Elena melihatnya sedang tersenyum miring. Melihat Dax menyeringai, membuat Elena berpikir dia lah yang membunuh A-G.

Ya. Elena terkejut karena berita yang baru saja ia dengar. Gary dan Ibunya, Amanda ditemukan tewas di rumah mereka. Elena sangat tidak menyangka karena baru saja kemarin pagi ia bertemu dengan mereka di sekolah Ace. Namun, kemalangan menimpa mereka.

Dax beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan ruang keluarga. Elena pun segera mengejarnya. Ia takut tapi, ia tak bisa diam saja.

"Tetap di sini, Ace." Ujar Elena dan segera mengejar Dax.

"Dax!" Teriak Elena. Namun, Dax tetap tak menghentikan langkahnya.

"Dax!" Teriaknya sekali lagi. Namun, Dax tetap sama. Ia pun segera mempercepat langkahnya.

"Dax!!" Teriaknya lagi sembari menahan lengan Dax. Akhirnya, Dax pun berhenti dan melihat ke arahnya.

Melihat mata Dax yang begitu tajam, membuat nyali Elena turun begitu saja. Keberaniannya yang tadi perlahan memudar. Ia spontan menjauhkan tubuhnya selangkah dari Dax. Elena meneguk salivanya dan kembali memberanikan dirinya.

"Kau yang melakukannya?" Tanya Elena.

"Apa?" Balas Dax sambil menaikkan sebelah alisnya. Sekali lagi, Elena meneguk salivanya.

"Kau yang membunuh Gary dan Ibunya!" Ujar Elena. Namun, Dax tak membalasnya.

"Kenapa? Kenapa kau lakukan itu?! Bagaimana bisa nyawa manusia bisa kau permainkan semudah ini? Huh?! Memangnya kau siapa?!! Kau itu juga manusia! Kau bukan Tuhan!!" Teriak Elena. Dax tetap mendiamkannya.

"Dasar iblis!! Kenapa kau mel--" Belum sempat Elena mengakhiri kalimatnya, Dax menariknya dan mendorong Elena ke dinding. Ia menahan kedua pergelangan tangan Elena ke atas dan menekan kedua pipi Elena. Elena hanya bisa meringis kesakitan. Tubuhnya pun sudah mulai bergetar ketakutan. Kejadian 10 tahun yang lalu, di ruang bawah tanah mulai menjalari pikirannya lagi dan ia mulai merasakan lagi ketakutan hebat yang ia rasakan saat itu.

"Apa urusanmu? Kutekankan sekali lagi, jangan berteriak kepadaku." Ucap Dax penuh penekanan.

"Hanya karena kau melahirkan anakku, bukan berarti kau berhak mengaturku. Kau tak lebih dari sekedar cangkang dan boneka sex bagiku. Kalau kau melakukan ini lagi, dengan senang hati aku akan membuat kau kehilangan lidahmu." Lanjut Dax membuat bulu halus di sekiat leher Elena meremang.

Dax pun melepaskan pergelangan tangan Elena dengan kasar hingga kepala perempuan itu membentur sudut meja. Ia tak kuasa menahan air matanya sedari tadi. Tangan dan tubuhnya bergetar begitu hebat. Ace melihat Elena dan secepat mungkin Elena menghapus air matanya.

Ace menghampirinya dan memeluk Mommynya itu. "Ada apa Mom? Kenapa kau menangis? Apa Daddy melukaimu?" Tanya Ace di dalam pelukan Elena.

"Tidak, Ace. Mommy hanya bertengkar kecil dengan Daddymu." Jawab Elena sembari menahan air matanya. Ia tak mau anaknya tau seperti apa sosok Daddynya itu.

Continue Reading

You'll Also Like

23.3K 2K 30
ဇာတ်လမ်း အကျဥ်းကတော့ ဝတ္ထုခေါင်းစဥ်အတိုင်းပါပဲ... လင်းမာန်ခက wormhole ကို ဖြတ်လာပြီး လွန်ခဲ့တဲ့ အနှစ် ၂၀ ကို ရောက်လာတယ် ။ သူ့အဖေက သူ ၂နှစ်သားထဲက ဆုံး...
117K 2.6K 52
when alaric and jo were getting married, jos evil brother kai parker came and killed her with her babies. then magicly the babies survive and start g...
102K 3.4K 40
Y/N was a teenage introvert who enjoyed having her own space and being alone. She loved listening to music in her room, which was a great escape for...