Hari ke hari telah berlalu, tubuh Rina semakin memudar membuat Athalla menjadi semakin khawatir, dia takut kehilangan Rina nya. Dia tidak ingin semua itu terjadi. Kata kan lah dia bucin, dan dia menerima itu.
Berbagai ritual Athalla lakukan, tapi tidak ada yang berhasil, bahkan dia membunuh puluhan jiwa dalam seminggu demi menghidupkan Rina. Walaupun Rina awalnya menolak dan marah tapi akhirnya dia menerima semua nya. Athalla begitu kerasa kepala, cowok tampan itu selalu membuat nya menuruti semua kemauan cowok itu.
"Athalla kayak nya aku bakalan pergi deh," gumam Rina masih bisa di dengar oleh Athalla
"Harus berapa kali gue bilang sialan! Jangan pernah ngomong kayak gitu!!" bentak Athalla emosi
"Ka-kamu ga lihat? Tubuh aku udah pudar banget," balas Rina berdiri lebih tepatnya melayang di hadapan Athalla
"Gue harus cepat-cepat pindahin tubuh lo," ujar Athalla
"Gak! Kamu gunain tubuh gadis lain lagi kan! Kamu menyia-nyiakan kesempatan berlibur kamu untuk aku yang ga mungkin sama kamu. Harus nya kamu sadar Athalla, kita enggak bakalan bisa bersama," ucap Rina mencoba untuk memberi pengertian untuk Athalla
"Gak." Tolak Athalla
"Gue bilang Lo tadir gue ya tadir gue! Ga ada yang bisa misahkan kita!" Lanjut Athalla menatap Rina tajam
"Tuhan," ujar Rina memberi jeda beberapa saat
"Kamu terlalu sombong dengan kemampuan kamu hingga kamu lupa siapa yang memberi kamu kemampuan itu," ucapnya lagi membuat tatapan Athalla semakin menajam
"Bersiaplah. Kita akan melakukan ritual lagi," ujar Athalla berlalu pergi
"Kamu seperti bersekutu dengan setan Athalla."
"RINA!!" Bentak Athalla menggelegar
Rina mengehelai nafas lelah, gadis halus itu sungguh jengah dengan tingkah laku Athalla yang seenak nya. Jika dia tidak menuruti maka Athalla akan mengancam nya, Rina tidak bisa membuat Athalla selalu membunuh.
"At-athalla!!" Pekik Rina ketika melihat tubuh nya yang semakin memudar
"ATHALLA!!!" teriak Rina panik
"Ada ap-"
"Kamu kenapa? Kita harus ngelakuin ritual nya," ujar Athalla panik
Rina segera melayang tetapi tubuhnya semakin memudar
"Athalla aku ga punya banyak waktu, intinya aku sayang kamu. Jangan ngelakuin hal konyol kayak gini lagi Athalla, takdir tuhan itu indah," ujar Rina tersenyum lembut
Athalla terkekeh sini ketika mendengar perkataan Rina. Takdir Tuhan?
"Kenapa Lo ga ngerti Rina? Gue tersiksa sama ini semua. Lo ga akan tau gimana rasanya ngerasain perasaan yang ngambang, GUE GA PERNAH NGERASAIN APA ITU BAHAGIA!!"
"GUE JUGA GA MAU KAYAK GINI RINA! CUMA BISA NGERASAIN HAMPA DAN AMARAH! MEMUAKKAN!" Teriak Athalla
"A-athalla, aku tau kamu kuat," ujar Rina
Athalla menggelengkan kepalanya, air matanya sudah turun sedari tadi. Kenapa tuhan tidak adil pada dirinya? Kalau kekuatan ini menyiksa nya lebih baik di ambil saja, kenapa dititipkan ke dirinya?
Athalla sama sekali tidak pernah merasakan kebahagiaan dalam dirinya, rasa mengamban dan tak tentu arah itu membuat Athalla tersiksa. Terkadang dia iri dengan semua orang yang bisa merasakan kebahagian dan cinta, tetapi dirinya? Benar-benar hal yang soal.
Rina. Hanya gadis itu satu-satunya yang dia inginkan, walaupun bersama Rina dia hanya merasakan perasaan yang abu-abu tapi menurut Athalla itu udah lebih dari cukup.
Karena untuk pertama kali dalam hidupnya Athalla menginginkan sesuatu, untuk pertama kalinya Athalla merasakan hidup. Dan itu karena Rina.
"Athalla aku mau pergi," ujar Rina
Athalla menggelengkan kepala mencoba untuk menggapai Rina tetapi dia tidak bisa memegang nya, apa yang sedang terjadi?
"Rina jangan bercanda! Kamu dimana?!!" teriak Athalla ketika Rina menghilang
"Rina!!!!" teriak Athalla lagi
Amarah sedikit demi sedikit menguasai dirinya membuat awan menghitam dan kilatan petir yang begitu menggelegar.
-----»«-----★Athalla★-----»«-----
"Buset dah! Jakarta nyeremin banget njir!! Baru 20 hari gue berlibur disini, udah kayak mau kiamat aja" monolog seorang gadis menatap langit
"Kamu ngapain disitu?"
"Anjir!" Kaget gadis tersebut
"Kamu ga sopan ya sama nenek," ujar seorang Nenek menatap gadis yang berada di dihadapan nya
"Ampun ndoro. Nenek ngagetin sih," ujar nya lagi
"Masuk, kayak nya mau hujan," balas nenek
Gadis tersebut mengangguk dan mengikuti kemauan nenek nya, dia melirik sebentar ke arah langit lalu bergedik ngeri.
"Nek! Besok aku pulang, nenek ga niat beliin aku sesuatu gitu," ujar gadis tersebut merangkul nenek nya
"Tiba ada sesuatu nya aja kamu baik," ujar Nenek menatap cucunya sebal
"Nenek cantik deh, nenek udah makan? Mau aku siapi makanan?" Tanya gadis tersebut tersenyum
"Kamu nanye?" balas sang nenek berlalu pergi
"Nih nenek gue kebanyakan nonton tiktok nih. Aplikasi berbahaya untuk lansia, tidak bisa di biarin. Harus gue hapus" gumam gadis tersebut penuh tekad
-----»«-----★Athalla★-----»«-----
Athalla belakangan ini menjadi lebih pendiam dari biasanya, bahkan Atheeya yang selalu dekat dengan Abang nya itu menjadi takut karena aura yang di keluarkan Athalla sebelas dua belas sama dengan Gentala. Apa yang membuat kembaran nya itu begitu marah?
"Atheeya," panggil Athalla
"Iya?" Balas Atheeya
"Lo ada masalah? Ada sesuatu yang Lo takuti?" Tanya Athalla
Atheeya menunduk, menatap lantai lalu meremas ujung baju nya. Keraguan terlihat jelas dari tingkah Atheeya.
"Please Atheeya, tetap bahagia. Lo tau sendirikan kalau Lo sakit gue juga sakit?" Ujar Athalla separuh memohon
Sudah cukup kehilangan Rina membuat Athalla kesiksa, dia tidak ingin merasakan sakit lagi dari Atheeya.
"Atheeya usahain Talla. Maafin Atheeya ya udah nyusahi," Ujar gadis itu tertunduk sedih
Athalla menarik nafas lalu menghembuskan nya pelan, sadar akan perkataannya yang membuat Atheeya tersinggung.
"Maaf, gue ga maksud nyinggung Lo, tapi Lo tau sendirikan gimana keadaan gue?" Ujar Athalla lembut
Atheeya mendongak menatap Athalla, ada sesuatu yang ingin gadis itu sampaikan pada kembarannya. Tetapi Atheeya takut untuk memberitahu nya, Athalla tampak memiliki banyak beban pikiran.
"Atheeya ngerti," ujar gadis itu tersenyum manis
Athalla menganggukkan kepalanya dan berlalu pergi, tetapi di pertengahan tangga, langkah cowok itu terhenti, menatap punggung Atheeya begitu lama. Tidak ada yang tau apa isi kepala Athalla saat ini.
"Udah makan Lo? Makin kurus aja gue lihat," celutuk Andro yang kebetulan lewat di hadapan Athalla
Athalla hanya melirik Andro sebentar dan berlalu pergi begitu saja.
"Nasib punya adek patung. Heran gue semasa hamil dia dulu bunda ngidam apa," ujar Andro menatap punggung adiknya itu
"Kata bunda duplikat ayah dulu waktu remaja."
"Anjir kaget!" Pekik Andro mengelus dada nya menatap Andra penuh sengit
"Lo bisa ga sih njir, kalau mau menghampiri gue pake salam dulu," ujar Andro lagi menatap Andra sinis
"Biasa aja mata Lo! Gue colok pake garpu ini," balas Andra menunjukan garpu yang berada di tangan nya
"Sih babi memang," cetus Andra ketika melihat Andro yang pergi tanpa memperdulikan diri nya
"Buset!" Pekik Andra kaget ketika melihat Athalla yang tiba-tiba sudah berada di belakangnya
Athalla hanya mendengus nafas kasar dan berlalu pergi tanpa berniat untuk membantu Andra yang sekarang tengah mengutip salad nya yang berhamburan. Benar-benar tipikal adik yang berbakti.
Athalla memasuki kamar nya yang sunyi. Biasanya Rina akan mengoceh disini, menceritakan apa saja yang di lihat gadis halus itu ketika di sekolah. Athalla merindukan Rina nya.
Besok dia sudah menduduki bangku kelas 12. Abang nya Andra dan Andro juga sudah mendaftar di Universitas terkenal. Adik nya Atheeya hari semakin hari terlihat gelisah, ada sesuatu yang disembunyikan gadis itu dari dirinya.
-----»«-----★Athalla★-----»«-----