Pojok Ambigu Otak Kanan

Par vermoza

11.2K 275 13

Kumpulan sampah dalam otak yang dirasa sayang untuk dilupakan Plus

Tempat Spesial Kita
Terima Kasih
Second Chance
Conversation
Eyes
Hunter With No Name
Old Friend
Captain
Daydream
Can of Coffee
Opposite
Meet Again
24 Hours
Chocolate
LOST
Hey Ratu
The Mechanic
Gelap
Aku Siapa?
Signal
MiraTelli

Bus Stop

366 10 1
Par vermoza

Sebuah bus berhenti di salah satu halte yang ada di pusat kota. Beberapa orang segera turun dari bus tersebut, mereka terlihat buru-buru tidak berbeda dengan beberapa orang lainnya yang masuk kedalam bus tersebut, mereka juga terburu-buru. Mungkin orang orang tersebut terburu buru untuk sampai ke tempat tinggal mereka dan beristirahat sambil ditemani secangkir teh hangat setelah lelah dengan rutinitas mereka.

Di halte tersebut duduk seorang gadis. Seorang gadis berambut pendek dengan poni menyamping yang menutupi sebagian keningnya.­­ Sedari tadi dia memperhatikan bus yang datang silih berganti, menaikkan dan menurunkan penumpang. Beberapa bus bahkan sengaja berhenti agak lama di halte tersebut hanya untuk menunggu kepastian, apakah gadis itu akan menggunakan jasanya atau tidak ?. Gadis itu hanya diam, sepertinya dia memang tidak berniat untuk menggunakan jasa angkutan umum tersebut, sesekali dia melemparkan senyumnya sambil sedikit menundukkan kepala kepada seseorang yang berada di belakang setir bus tersebut, sebagai tanda dia tidak akan menggunakan jasanya.

Perlahan lahan matahari mulai menyembunyikan dirinya. Langit yang tadinya biru cerah kini mulai berubah menjadi keemasan, menciptakan sebuah pemandangan yang sangat indah, mungkin inilah yang disebut lukisan sang pencipta. Gadis itu masih duduk disitu, mata yang tadinya dia arahkan ke jalan raya kini dia arahkan keatas, ke arah langit senja yang indah. Sesaat setelahnya dia langsung menundukkan kepalanya, gadis itu menghela nafas, sepertinya ada sesuatu yang mengganggu dirinya atau lebih tepatnya pikirannya. Reaksinya saat melihat keindahan langit senja jelas menunjukkan bahwa dia tidak dalam keadaan yang baik.

"Apa yang harus kulakukan sekarang...." Bisik gadis itu lirih

Cukup lama dia termenung di halte itu. Sepertinya ada yang menahannya untuk meninggalkan tempatnya sekarang. Gadis itu termenung, wajahnya muram, mungkin dia sedang menghadapi situasi yang menghalanginya untuk tersenyum. Padahal dengan wajah yang dia miliki jelas akan lebih indah bila dia tersenyum.

Satu lagi bus yang berhenti di halte itu. Berbeda dengan bus bus sebelumnya, kali ini hanya ada seorang pemuda yang turun dari bus itu. Pemuda dengan kaos oblong, celana jeans pendek selutut, dan dua sendal jepit sebagai alas kakinya. Pemuda itu duduk di halte tersebut, disebelah gadis itu. Potongan rambut yang rapi, dengan poni hampir menutupi mata serta bekas luka di bawah matanya menampilkan kesan sangar bagi orang orang yang melihatnya. Dia juga menenteng sebuah kantong plastik, entah apa isinya.

Gadis itu terlihat tidak peduli dengan kehadiran pemuda tersebut. Sepertinya masalah yang tengah dia hadapi membuatnya tidak terlalu memusingkan apa yang sedang terjadi disekitarnya. Mereka berdua terjebak dalam kesunyian, tidak ada satupun dari mereka yang berniat untuk mencairkan suasana, memulai sebuah obrolan. Lagipula apa yang bisa diharapkan dari dua orang asing yang tidak saling mengenal satu sama lain.

Pemuda itu mengambil sesuatu dari dalam kantong plastik yang dibawanya. Dia mengeluarkan 2 buah kopi kaleng. Pemuda itu lalu menggulung kantong plastik yang sudah kosong itu lalu memasukkannya kedalam saku celananya. Pemandangan yang cukup langka dimana sekarang ini orang orang lebih memilih membuang sampah tak berguna di sembarang tempat. pemuda itu membuka salah satu kopi kaleng yang dia bawa dan langsung meminumnya.

Sementara gadis itu masih terbuai dalam lamunannya. Tiba tiba dia dikagetkan oleh sesuatu, sebuah kaleng kopi yang berada tepat dihadapannya. Gadis itu menoleh, ternyata pemuda itu menyodorkan salah satu kopi yang dia bawa di hadapan gadis itu. Gadis itu mencoba mengacuhkan pemuda itu. Dia nampak ragu untuk menerima pemberian orang asing di sampingnya. Bisa saja pemuda itu telah mencampurkan sesuatu di dalam kopi kaleng yang dia tawarkan, mungkin itu yang ada di dalam benak gadis tersebut.

Pemuda itu tidak bergeming, dia masih saja meyodorkan sekaleng kopi yang berembun ke arah gadis itu. Kelihatannya pemuda itu tidak berniat untuk berhenti hingga gadis itu menerima pemberiannya.

Gadis itu masih mencoba untuk mengabaikan apa yang dilakukan oleh orang asing yang berada di sebelahnya. Cukup lama dia bertahan, hingga pada akhirnya gadis itu tidak mampu membohongi dirinya sendiri. Embun yang menetes dari kaleng kopi tersebut sepertinya membuatnya tergoda, bagaimana tidak ? cukup lama dia duduk termenung sendiri tanpa makanan ataupun minuman. Setidaknya minuman yang diberikan pemuda itu mampu mengobati dahaga yang dia rasakan.

Akhirnya gadis itu mengambil kopi kaleng yang ditawarkan oleh orang tak di kenal yang duduk di sebelahnya, dia sudah tidak peduli lagi tentang apapun yang sudah dilakukan pemuda itu terhadap minuman yang dia berikan. Yang penting baginya sekarang adalah bagaimana dirinya dapat mengatasi rasa haus yang dirasakannya sedari tadi.

"Makasih..." Ucap gadis itu sembari membuka kopi kaleng yang sudah berada di tangannya.

Pemuda itu hanya mengangguk, dia kembali memandang kedepan sambil sesekali menikmati kopi miliknya. Kesunyian kembali menyelimuti mereka berdua, hingga akhirnya langit yang mencoba mencairkan suasana. Gemuruh guntur mulai terdengar, awan awan hitam mulai menghiasi langit. Tak lama kemudian tetesan demi tetesan air mulai jatuh, terjun bebas membasahi tanah, menciptakan aroma yang khas, mungkin inilah cara langit untuk memecah kebuntuan diantara kedua orang ini.

Mereka berdua akhirnya terjebak disana, hanya berdua. Gadis itu terlihat menikmati suasana saat hujan turun, di bibirnya mulai terukir senyum senyum kecil, meskipun sedikit dipaksa. Dia melirik kearah pemuda disampingnya, dia melihat pemuda itu masih memandangi hujan yang sedari tadi membasahi jalanan yang ada di hadapannya, mungkinkah pemuda ini juga menyukai hujan ?.

"Kamu suka hujan ?" tanya si pemuda pada gadis itu

"ehh ?! iya sedikit..." Gadis itu terkejut "Dari mana kamu tahu ?"

"Kamu mulai tersenyum sesaat setelah hujan turun"

Gadis itu heran, ternyata pemuda itu memperhatikan dirinya. Kali ini gadis itu memberanikan diri untuk menatap orang asing yang ada di sebelahnya.

"Gimana kalo kamu ? suka hujan juga ?" Tanya gadis itu

"Setelah melewati hari yang panas tadi, untuk saat ini jawabannya iya " Pemuda itu kembali menenggak kopi kaleng yang ada di tangannya "lagipula menurut orang orang hujan bisa menghapus perasaan sedih yang sedang kita rasakan"

"Ya, kau benar" Gadis itu menggenggam kopi kalengnya dengan kedua tangannya.

"Berarti saat ini kau sedang sedih bukan ?"

Gadis itu kembali menatap pemuda itu, dia merasa terjebak dengan apa yang dikatakan oleh pemuda itu.

"Ya, aku sedang menghadapi suatu masalah yang membuatku bingung"

"Aku tidak keberatan mendengarkan ceritamu" Pemuda itu meletakkan kaleng kopi yang dia minum disebelahnya "Setidaknya sampai hujan ini berhenti"

Terlihat keraguan di wajah gadis itu. Dia berpikir apakah dia bisa mempercayai orang yang bahkan namanya pun tidak dia ketahui.

"Aku tidak memaksa, lagipula sepertinya hujan ini bakalan lama dan aku pikir akan menyenangkan menunggunya reda sambil mendengar ceritamu"

Gadis itu menundukkan kepalanya, dia menghela nafas panjang. Dia melihat hujan yang semakin deras membasahi bumi, sepertinya benar kata pemuda itu, hujan ini tidak akan reda dalam waktu dekat.

"Aku merasa telah mengecewakan banyak orang" Ucap gadis itu

"Siapa ?"

"Mereka yang mendukungku, yang selalu menjadi penyemangatku dalam melakukan aktivitas"

"Penggemarmu ?"

"Bisa dibilang begitu"

"Apa yang sudah kau lakukan ?"

"Mungkin ini salahku karena tidak bisa memisahkan antara pekerjaanku dengan kehidupan sosialku" Gadis itu terlihat murung "Anggap saja sesuatu dari kehidupan sosialku sebagai orang biasa membuat mereka cemburu"

"Bukankah itu bukan hal besar ?" Tanya pemuda itu

"Memang, tapi aturan yang ada di pekerjaanku membuat itu menjadi masalah yang besar"

"Lalu ?"

"Ya peristiwa itu mendatangkan beberapa pertanyaan dari mereka yang mendukungku, mereka meminta kejelasan, mereka mengatakan mengapa aku melanggar peraturan suci tersebut, bahkan beberapa dari mereka menyatakan kekecewaan mereka dengan bahasa yang cukup membuatku sakit hati" Jelas gadis itu

"Aku mencoba untuk mengklarifikasi, mencoba untuk meluruskan pandangan mereka. Beberapa menanggapinya dengan positif namun entah mengapa aku merasa bahwa ini semua tidak sama, tidak sama dengan sebelumnya, entah kenapa semua terasa asing." Gadis itu menyudahi ceritanya

Pemuda itu menyenderkan badannya di dinding halte. Sepertinya dia mengerti apa yang dirasakan gadis itu.

"Kau hanya takut" Ucap pemuda itu

"Takut ?" Gadis itu mengerutkan dahinya

"Ya, kau takut, takut kehilangan dukungan dari mereka yang mendukungmu, takut tidak ada lagi yang memperhatikan setiap kegiatanmu, takut kembali menjadi bukan siapa siapa"

"Tapi itu...."

"Apakah mereka percaya padamu ?" Tanya pemuda itu sebelum gadis itu sempat menyelesaikan kalimatnya

"Tentu saja"

"Lantas kenapa kau tidak mempercayai mereka ?" Ucap pemuda itu. Sepertinya gadis itu terlihat kaget mendengar perkataan yang keluar dari mulut pemuda itu.

Gadis itu hanya diam. Dia tidak tahu bagaimana menjawab pertanyaaan yang dilontarkan pemuda itu.

Pemuda itu hanya tersenyum melihat ekspresi yang terukir di wajah gadis itu.

"Kau seharunya percaya pada mereka seperti mereka percaya padamu, kau tidak harus mengklarifikasi apapun apabila kau percaya pada mereka, percaya bahwa mereka akan selalu mendukungmu, percaya bahwa mereka tidak akan meninggalkanmu apapun yang terjadi"

"..." Gadis itu menatap pemuda yang ada disebelahnya, sepertinya dia menyadari kesalahannya.

"Mungkin aturan yang ada di pekerjaanmu membuatmu tidak bisa melakukan apa yang dilakukan oleh orang lain pada umumnya, tapi kau harus yakin suatu saat kau akan bisa melakukannya, saat mereka tidak menganggapmu sebagai dewi melainkan sebagai manusia yang sama dengan mereka"

Gadis itu tersenyum, sepertinya dia mendapatkan solusi dari masalah yang tengah dia hadapi. Perlahan lahan hujan mulai berhenti, kini terlihat jelas bulan yang sedang menyinari malam ini.

"Sepertinya hujan sudah reda. Oh iya aku belum tahu namamu"

"Viny..."

Pemuda itu mengangguk dan pergi meninggalkan gadis bernama Viny itu di halte tempat mereka bercengkrama. Kali ini senyum gadis itu mulai terukir dengan tulus. Sepertinya hujan memang benar benar bisa menghapus perasaan sedih yang dia rasakan.

Continuer la Lecture

Vous Aimerez Aussi

64.4K 1.3K 47
*Completed* "Fake it till you make it?" A messy relationship with a heartbroken singer in the midst of a world tour sounds like the last thing Lando...
803K 29.9K 105
The story is about the little girl who has 7 older brothers, honestly, 7 overprotective brothers!! It's a series by the way!!! 😂💜 my first fanfic...
176K 4.6K 40
" She is my wife, stay away from her!" " Keep trying she will remain mine. " " Show me your scars, I want to see how many times you needed...
599K 12.7K 43
i should've known that i'm not a princess, this ain't a fairytale mattheo riddle x fem oc social media x real life lowercase intended started: 08.27...