⚠️Toxic⚠️
Kalian jangan menyerangku oke, karena membuat karakter kesukaan kalian jadi toxic
Langsung keluar aja, kalau emang gak suka
Yeah, Enjoy!
==========
Hari ini adalah hari terakhir training camp, mereka mengadakan latihan tanding yang terakhir kali.
Karasuno vs Aoba Johsai
Shiratorizawa vs Itachiyama
Fukurodani vs Nekoma
Inarizaki vs Johzenji
Dan untuk hasil pertandingan,
Karasuno kalah dari Aoba Johsai
Shiratorizawa kalah dari Itachiyama
Nekoma kalah dari Fukurodabi
Dan Johzenji kalah dari Inarizaki.
Mereka semua yang kalah menerima kekalahan mereka, karena mereka pikir ini belum pertandingan yang sesungguhnya di turnament. Tapi, berbeda dengan Karasuno. Mereka semua menyalahkan Kageyama atas kekalahan tim mereka.
"Tch, King! Bisakah kau perbaiki operanmu?!" Tsukishima menatap tajam Kageyama.
Kageyama mengernyitkan dahinya bingung, "Tapi itu tadi su--"
"Jangan banyak bicara Kageyama, kalau kau tidak becus mengoper biar aku yang gantikan," Sugawara memotong pembicaraan Kageyama yang membuat Kageyama langsung menutup mulutnya.
"Kageyama! Kau mengoperku terlalu tinggi! Bukankah kau King?!" Hinata berteriak yang menyebabkan orang-orang di dalam gym mendengarnya.
"Wow wow ada apa ini Karasuno? Apa kalian tidak terima kalah dengan kita?" ucap Oikawa menyeringai mendatangi Karasuno. Semua tim akhirnya berjalan kearah lapangan mereka.
Kageyama menatap Oikawa, dia mengigit bibir bawahnya, dia berusaha memanggil, "T-Tooru--"
"Kalau bukan karena Ou-sama, kita bakal menang!" ucap Tanaka kemudian bersedekap, dia mendengus.
"Ya, kalau Kageyama mengoper bolanya tidak ketinggian pasti aku bisa memukulnya!" Hinata menatap sengit Kageyama.
Kageyama ingin mengatakan sesuatu, "Tapi--"
"Dia tadi ju-juga berteriak padaku," kata Asahi sembari mengangkat tangannya.
"Ternyata sifatmu tidak berubah ya Ou-sama?" ledek Kindaichi terkekeh.
"Kau masih sama saja memerintah seperti dulu," Kindaichi mencemooh Kageyama.
Kageyama berucap pelan, "Aku tadi hanya berpikir bahwa Asahi-san bisa untuk melompat lebih ting--"
"Tch, memang setter tidak berguna!" Tsukishima mengatai Kageyama yang menyebabkan seisi gym diam seketika.
"T-tsukki... ucapanmu terlalu kasar..." Yamaguchi berbisik yang tentu saja masih dapat di dengar oleh beberapa pemain.
Tsukishima memutar matanya, "Emang aku peduli? Gak! Lagian yang aku bilang kenyataan, dia tidak becus dalam mengoper yang artinya dia tidak berguna."
"Aku pikir yang Tsukishima ucapkan benar, kalau setter mengoper saja tidak becus artinya dia tidak berguna..." Daichi berkata dengan sedikit ragu.
"Bukankah kau dijuluki king karena hebat dalam mengoper Tobio-kun?" tanya Atsumu.
"Hee? Kau tidak tau? Dia dijuluki King karena sifatnya yang egois dan suka mengatur ketika dipalangan," ucap Oikawa dengan menyeringai
"Wow, aku pikir karena dia hebat dalam mengoper," Kuroo sedikit membelalakkan matanya.
"Ya, dia memang hebat. Dia adalah sang jenius Tobio-chan!" Oikawa berkata dengan semangat.
"Apa yang kau maksud jenius Oikawa? Dia hanya bodoh hahaha," Nishinoya tertawa.
"Ya benar! Sangat bodoh!" tambah Sugawara yang menyebabkan seisi gym tertawa, bahkan Oikawa.
Kageyama masih tetap berdiri ditempatnya, dia menunduk sembari menggigit bibir bawahnya. Ada air mata yang mengalir dipipinya.
Kenapa hal ini bisa terjadi? Aku menyuruh mereka untuk melompat lebih tinggi karena aku tau mereka bisa melakukannya.
Bahkan Tooru-san ikut menertawakanku...
"Kageyama, apa kau menangis?!" Bokuto berteriak kaget.
"Ew, cowok kok nangis!" Kindaichi mengejek.
"Kindaichi, hentikan..." ucap Kunimi pelan mengingatkan, tapi tidak di gubris oleh Kindaichi.
"Lihatlah Kunimi! King menangis! Dia sungguh lemah! Hahahaha," Kindaichi tertawa sembari memegangi perutnya. Kunimi memperhatikan Kageyama dengan cemas.
"Tobio-chan, kau tidak perlu menaruhnya dalam hati. Itu hanya sebuah candaan hahahaha," Oikawa tertawa yang mana Iwaizumi hanya menggelengkan kepalanya.
"Kageyama! Kau sudah jelek dan ditambah kau menangis kau akan jadi buruk rupa!" Hinata mengejek.
"Gitu aja nangis, Kageyama. Apa kau benar-benar selemah itu?" Sugawara menaikkan alisnya sembari tertawa.
Kageyama menggeleng-gelengkan kepalanya, kedua tangannya meremat baju bawahnya.
Stop.. Kumohon.. Hentikan... Aku sudah tidak tahan...
Tsukishima menyunggingnya bibirnya, dia berucap, "Kenapa kau tidak berbicara, Ou-sama? Kau tidak bisa bisu."
"Pfft mungkin dia sudah bisu Tsukki!" Kuroo menabok punggung Tsukishima.
"He--hei bukankah kalian terlalu kasar padanya...?" kata Yamaguchi sembari menatap semua orang.
Tanaka mendecakkan lidahnya, "Apa maksudmu kasar? Dia pantas mendapatkannya, bukankah kau tadi melihat sikapnya dilapangan? Sangat memerintah dan membentak!"
Kageyama masih menunduk, ia berusaha mengucapkan sesuatu, "Ak-aku h-han-hanya beru--"
"Bicara yang jelas king? Kau bilang apa? BICARA YANG JELAS!" Tsukishima membentak Kageyama, yang menyebabkan Kageyama tersentak takut.
Oikawa menaikkan satu aslinya, dia berbicara, "Tobio-chan, kalau kau memang tidak berguna kenapa kau tidak keluar saja dari lapangan?"
Kageyama merasakan pernapasannya seketika terhenti, ia menatap Oikawa dengan kaget. Kemudian berubah menjadi tatapan kesedihan, dia memanggil kekasihnya lirih, "Tooru-san..."
"Kageyama, aku pikir lebih baik untuk kamu tidak berangkat latihan selama beberapa hari," ucap Daichi tiba-tiba.
Kageyama langsung menengoknya dengan mata terbelalak. Mulutnya membuka berusaha mengeluarkan kata, tapi suaranya seakan tertahan.
Apa daichi-san mengeluarkanku?!
"Daichi-san! Bukankah kau terlalu tiba-tiba mengambil keputusan?!" Yamaguchi berteriak, dia berjalan kearah Daichi.
Daichi menghendikkan bahunya, "Apa maksudmu tiba-tiba? Aku mengambil keputusan ini karena terlihat bahwa kalian tidak nyaman dangan kehadirannya."
Yamaguchi mengerutkan alisnya, dia menatap tajam Daichi, "Setidaknya minta pendapat tim dulu!"
"Oi yamaguchi, bukankah kau terlalu membelanya?" tanya Tsukishima.
Yamaguchi mendengus, dia membalas, "Ya, terus kenapa? Dia adalah temanku!"
Tsukishima : "....."
Daichi menghela napas, "Kalau kalian ada yang merasa Kageyama tidak perlu untuk tidak datang kelatihan angkat tangan."
Yamaguchi langsung mengangkatkan tangannya. Dia lalu melihat kearah timnya, seketika kamarahan terasa memuncak di pucuk kepalanya. Tidak ada yang mau mengangkatkan tangan selain dirinya.
Yamaguchi mengigit bibir bawahnya, dia melirik kearah Kageyama yang sekarang tatapannya sudah berubah menjadi tenang dan tidak ada jejak tangisan lagi. Dia benar-benar berubah tenang.
Yamaguchi memanggilnya, "K-kageyama..."
Kindaichi menahan tawanya, "Pfft apa kau akan ditinggalkan lagi, Ou-sama?"
Sugawara memutar matanya, "Kau tidak becus, jadi kau pantas untuk dikeluarkan!"
Yamaguchi menggeretakkan gigi menahan kemarahannya, dia mendesis, "Kalian sakit..."
Yamaguchi lalu berjalan kearah Kageyama, dia ingin menyentuh pundaknya tapi terhenti karena mendengar Kageyama tertawa pelan.
Yamaguchi memiringkan kepalanya bingung, "Kageyama?"
Kageyama mendongak, dia tertawa terbahak-bahak, "Hahahahahahaha, lucu sekali, wow!" ia bertepuk tangan.
Semua orang tersentak kaget saat mendengar tawa Kageyama. Entah kenapa bulu kuduk mereka merasa berdiri.
Mereka merasa takut.
Kageyama mengeringai menatap Daichi, dia berkata, "Kau ingin mengeluarkanku, ha?"
Daichi merasakan tubuhnya menegang, Kageyama lalu melihat kearah semua orang, lalu menunjukkan mereka semua, "Kalian begitu membenci ku?"
Kageyama menaikkan satu alisnya, dia bertanya dengan tenang, "Apa perlu untukku pergi meninggalkan dunia juga?"
Oikawa matanya terbalalak kaget, dia benar-benar terkejut mendengar ucapan Kageyama secara tiba-tiba. Dia merasa seperti akan terjadi sesuatu jika tidak mencoba menghentikan Kageyama.
Oikawa berkata dengan terbata-bata, "To-Tobio-chan, hei de--"
"Kau ingin mati King? Silahkan," Kindaichi tersenyum mengejek.
"Lagian kalau kau mati tidak ada yang peduli padamu," tambah Tsukishima.
Oikawa langsung menatap Tsukishima, dia menggeleng pelan. Dia ingin meraih Kageyama tapi entah kenapa tangannya merasa takut untuk mengurlukan pada Kageyama. Dia hanya berusaha menangkannya dengan berucap lirih, "Tobio-chan.. kau tenangkan dirimu dulu..."
Hinata terkekeh, "Matilah saja kau Kageyama!"
"Apa dia benar-benar tidak disayangi?" tanya Osamu benar-benar bingung menatap kearah Atsumu, yang mana Atsumu hanya menghendikkan bahu.
Oikawa berguman, "Aku menyayanginya.." tapi tentu tidak ada orang di ruangan yang mendengarnya.
Sugawara mendengus, "dengan sikapnya yang seperti itu? Tidak mungkin. "
Seringaian Kageyama langsung hilang, tatapannya tiba-tiba berubah kosong, dia berkata dengan nada datar, "ah... Jadi kalian juga ingin aku pergi meninggalkan dunia ini?"
Semua orang tidak ada yang menyadari bahwa tatapan mata Kageyama sudah kosong dan nadanya benar-benar datar, wajah Kageyama sekarang benar-benar tidak memunculkan emosi sama sekali.
Oikawa hanya menggeleng mendengar pertanyaan Kageyama, dia menggigit bibir bawahnya dan menunduk, dia merintih, "Tobio-chan..."
Dia sekarang merasa bersalah.
"Bukankah sudah jelas? Kau mati saja Kageyama!" Tanaka berteriak.
"Ya! Kau memang pantas mati! Tidak ada yang membutuhkanmu disini!' ucap Nishinoya lalu tos dengan Tanaka.
Kunimi ingin berjalan mendatangi Kageyama, dia berguman, "Kags.."
Kindaichi langsung menahannya, "kau mau kemana Kunimi?"
"Aku ingin ke--"
"Jangan kemana-mana disini seru."
"....." Kunimi menyipitkan mata menatap Kindaichi, ia lalu menghela napas berharap tidak ada sesuatu buruk yang akan terjadi.
Kageyama menyunggingkan bibirnya, "Baiklah."
Keadaan ruangan langsung berubah sunyi. Seakan-akan ada beban yang menimpa ruangan, atmosfer disana berubah menjadi mencengkam.
"Akan ku kabulkan permohonan kalian," ucap Kageyama dengan tenang, ia lalu berjalan kearah pintu keluar.
Oikawa berusaha meraih tangan Kageyama, tapi sayang Kageyama sudah berjalan menjauh. Mata Oikawa bergerak-gerak gelisah, "To-Tobio-chan tunggu..."
Tepat saat akan keluar Kageyama menolehkan kepalanya kesamping, dia berkata dengan dingin, "saat aku pergi, jangan menyesalinya."
Dia lalu membalikkan badan, tatapannya lurus menuju kearah Oikawa, dia tersenyum sedih, "dan untukmu Tooru-san, selamat tinggal."
Kageyama lalu pergi.
Oikawa : "....."
Yamaguchi seketika berlari mengikuti Kageyama, dan Kunimi melepas cengkeraman tangan Kindaichi lalu ikut mengejarnya.
Nishinoya memandang pintu dengan horor, "ap-apa maksud dari jawaban ba-baiklah tadi...?"
Tanaka menoleh marah Nishinoya, "Kau pikir aku tau bro?"
Tsukishima memutar matanya, "kalian berdua memang bodoh."
Mereka berdua berteriak, "Kau bilang apa Tsukishima?!"
Hinata mengehendikkan bahunya, "Lagian gak mungkin Kageyama bakal mengakhiri hidupnya."
"Ya, dia terlalu takut!" tambah Sugawara.
Kindaichi mendengus, "Lagian kalau dia pergi bukankah malah untung?"
Semua orang mulai berpencar melakukan aktivitas mereka sendiri-sendiri entah ada yang membersihkan gym, atau hanya duduk sambil berbincang.
Tapi, berbeda dengan Oikawa. Tatapannya masih terpaku dengan pintu dimana Kageyama keluar tadi.
Dia berguman, "apa maksudmu selamat tinggal Tobio-chan?"
Plak!!
Oikawa mengelus kepala, dia menoleh kearah oknum yang memukul kepalanya, Iwaizumi.
Oikawa merengek, "Ittai yo Iwa-chan!"
Iwaizumu memutar matanya, "Ayo Kusokawa, beresi barang-barangmu!"
Oikawa berjalan sambil cemberut, dia sesekali akan menatap kearah pintu. Dia lalu menggelengkan kepalanya pelan, dan menepuk-nepuk pipinya.
"Aku akan mendatanginya nanti, dan meminta maaf. Ucapanku padanya terlalu kasar tadi," Oikawa berguman, dia lalu mengangguk, "Ya! aku akan pergi kerumah Tobio-chan nanti!"
Tapi, dia tidak pernah melakukannya.