GENOZEL

By SkyBlueee14

241 8 0

{DI HARAPKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA} *** "Gue yang terlalu bodoh, atau lo yang gak punya hati?" *** Sisw... More

Prolog
Genozel-1
Genozel- 3
Genozel- 4
Genozel- 5
Genozel- 6
CAST GENOZEL

Genozel- 2

43 2 0
By SkyBlueee14

Maaf guys kalau masih ada salah dalam penulisan tanda baca, atau penulisan kata :):)

Jangan lupa vote + komen nya yaa!!🙏🏻 Share juga yuk ke teman-teman kalian...

Absen dulu yuk!!🖐🏻

Happy reading! Enjoy!

***

Drrt!

Drrt!

Drrt!

Tak ada tanda-tanda seseorang akan mengangkatnya. Hingga dering telephone itu mati dengan sendirinya. 

Tak lama kemudian terlihat sedikit pergerakan dari arah kasur. 

"Eunghh...Jam berapa nih." ucap Gemi sambil berusaha membuka matanya yang terasa berat.

Matanya membulat kala melihat jam dinding menunjukan pukul 11 malam. "Gilaaa! Gue tidur apa pingsan si."

"Duh! Mana belom ngerjain tugas buat besok lagi. Goblok banget si Gem!" Gemi memukul kepala nya berkali-kali.

Ia bangkit dari kasur nya dan berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci muka. Setelahnya ia berjalan menuju meja belajar dan memulai untuk mengerjakan pr nya. Baru 5 menit berjalan, ia tersadar akan satu hal.

"Oh iya. Hp gue mana ya." Ia mencari di bawah-bawah buku, namun tak ada tanda-tanda keberadaannya.

"Di kasur kali ya."

Ia pun bangkit menuju kasur, untuk mencari handphone kesayangan nya. Kasur yang tadinya terlihat rapi, menjadi berantakan akibat ulahnya. Bantal berserakan di lantai, sprei yang tadinya tertata rapi sudah terlepas dari tempat asalnya.

"Mana si. Kok ga ada juga. Perasaan terakhir kali gue mainin di kasur."

Baru dia ingin melangkah keluar, tak sengaja kakinya menendang sesuatu di dekat ranjang tidurnya. 

"ANJIRR! Kenapa bisa di sini dah." Ia memungut handphone milik-nya dan mengecek keadaan nya. "Untung ga kenapa-napa."

Ia menyalakan handphone-nya dan mendapati banyak sekali notifikasi.

Rean (30)

Gem

Gem 

Hello

20 Panggilan tak terjawab 

Kelas XI IPS 2 (250)

Ade Woy bagi contekan dong!! 

HIlmi Guys! jangan lupa kerjain PR!

Nilo Yang udah kirim dong ke grup

Elsa Frozen (5)

Gem

Lo udah ngerjain PR blm?

Ka Bara Taekwondo

Sabtu latihan ya Gem

'Rean kenapa ya nelpon sebanyak itu. Apa ada sesuatu yang penting.' Gemi bertanya-tanya dalam hati . Ia pun memutuskan untuk menghubungi Rean balik. 

Tut!

Tut!

"Hal--" baru Gemi membuka suaranya. Rean lebih dulu menyelak nya.

"Kamu kemana aja si Gem?!" ucap Rean dengan nada khawatir di seberang sana. 

"A-aku di rumah Re."

"Kenapa ga bales chat? Ga angkat telephone aku?"

"Sorry. Aku ketiduran lagi pas sampe rumah. Ini aja aku baru bangun beberapa menit yang lalu."

"Astaga! Kamu bikin aku khawatir tau gak. Pasti belum ngerjain pr kan?" ucap Rean menebak. 

"Udah kok. Udah 2 nomor maksudnya. Hehe..." ucap Gemi, tertawa sumbang. 

"Kamu tuh ya, kerjaan nya tidur mulu. Sampe lupa waktu."

"Jangan-jangan kamu gak sholat ya tadi?"  

"Enak aja. Aku udah sholat tadi, tapi isya belum, hehe."

"Ya tuhan! Sholat sana! Baru ngerjain pr!" perintah Rean, dengan nada tak terbantahkan.

"Dikit lagi Re. 3 nomor lagi. Tanggung." ucap Gemi, memelas.

"Liat, udah jam berapa sekarang? Waktu sholat udah lewat kan?" 

"U-udah si."

"Gem. Tuhan udah baik banget ngasih kita kehidupan sampai detik ini, masa kamu lalai menjalankan perintahnya?"

"Huft. Iya-iya ini aku sholat. Udah dulu ya, nanti kemaleman."

"Nah gitu dong. Awas aja kamu bohong. Tuhan tau apa yang kamu lakuin." 

Gemi menghela nafas lelah. "Iya, Re."

"Kalau gitu, good night Gem."

"Too, Re."

Begitulah Rean, Reano Abraham. Laki-laki yang selalu cerewet jika berkaitan dengan Gemi. Rean sudah menemani Gemi sejak lama. Kalau kalian bingung siapa itu Rean, Rean adalah sahabat  Gemi. Rean dengan segala sifat nya yang mampu menyeimbangi Gemi. 

Tak jarang, banyak orang yang mengira jika mereka berdua berpacaran. Tapi, siapa tau ke depan nya?

***

Gemi meregangkan otot-otot nya yang terasa pegal. "Ahh, akhirnya kelar juga ni tugas."

"Untung aja di grup udah banyak contekan. Ahahaha..." Gemi tertawa membayangkan betapa beruntungnya ia. Bangun tidur tidak perlu repot-repot untuk berfikir, tinggal salin, beres.

Gemi merapikan peralatan tulisnya, dan memasukan nya ke dalam tas. Ia kemudian bangkit dan merebahkan tubuh nya di atas kasur. 

"Emang paling the best itu rebahan." Ia menggesek-gesekan anggota tubuhnya pada sprei kasur, mencari spot yang dingin. Itu merupakan kebiasaan yang tidak bisa ia hilangkan. 

Tak terasa, jam dinding menunjukan pukul 2 dini hari. Rasa kantuk mulai menyerang dirinya. Tak lama kemudian ia mulai memejamkan mata dan mengarungi mimpi nya. 

***

Gemi mengawali paginya dengan lesu. Rasanya ia ingin kembali ke dalam kamar dan tidur sepanjang hari. Ia merasa kurang dengan jam tidurnya semalam.

Sekarang, gemi sudah bersiap dengan seragam hari jum'at, dengan baju muslim khusus hari jumat dan juga rok abu-abu. Tak lupa Gemi memakai jam tangan berwarna hitam di pergelangan tangan kanan nya. 

Gemi melangkah keluar pagar, dan berjalan menuju gang rumahnya. Ia sesekali bersenandung kecil, mengikuti lantunan musik yang di dengarnya lewat headset. Hari ini ia berencana berangkat sekolah menggunakan angkot. 

Dari kejauhan, Gemi melihat sebuah angkot berwarna merah. Ia pun melambaikan tangannya, memberhentikan angkot tersebut. Ia pun duduk  di dekat pintu, karena hanya tempat itu yang masih tersisa.

***

"Heh! Sini lo gerak! Kalo mau leha-leha jangan di sini badut! Di sini tempat buat olahraga" ucap Nilo dengan kesal ke arah Cindy dan kawan-kawan yang sedang bercanda ria di bawah pohon.

"Apa hak lo ngusir gue?" tanya Cindy, menantang.

"Gue wakil ketua kelas di sini, mau apa lo?" 

Cindy tersenyum remeh, "Yaelah, gue osis. Mau apa lo?"

"Cihh. Osis? Lo liat dong lagi dimana? Siapa yang paling berhak untuk ngatur? Gue!"

"Jabatan osis lo ga berlaku di sini!" 

"Terus gue peduli? Engga!" Cindy mengabaikan ucapan Nilo. 

Nilo yang kesal melihat sikap Cindy langsung menarik tangan gadis itu untuk ke tengah lapangan. Namun, Cindy menahan posisinya agar tidak ikut tertarik. Terjadilah adegan tarik menarik di antara mereka berdua. 

"Gem, pisahin gih." suruh Elsa.

"Ogah, biarin aja. Lumayan, tontonan gratis." sahut Gemi menyaksikan adegan itu sambil me-dribble bola basket. 

"Lu berdua ngapain si ribut-ribut mulu." ucap salah satu siswa, yang merupakan teman sekelas mereka.

"Ini ni temen lo. Bukan nya gerak, malah nyantai-nyantai." ucap Nilo, geram.

"Yaudah biarin aja si, suka-suka dia." ucap siswa itu, Galang.

"Ga bisa gitu Lang! Gue gantiin tugas Hilmi buat ngatur anak-anak!" 

"Ya gue tau Nil. Lagian materinya juga bebas kok. Udahlah biarin aja." ucap Galang membela Cindy.

"Ga adil dodol! Gue juga harus ada laporan ke Hilmi!!" 

"Tinggal ngarang aja bisa kan." sahut salah satu antek-antek Cindy.

"Udah-udah, mending lu urus yang laen aja Nil. Cindy biar gue yang urus." ucap Galang sambil tersenyum genit ke arah Cindy. 

Galang merupakan salah satu siswa yang masuk dalam kategori most wanted seangkatannya. Tak heran banyak siswi seangkatan yang jatuh hati padanya, karena ke friendly-an nya.

"OKE! LO URUS TUH PIARAAN LO BIAR GA BERULAH MULU!" Nilo meninggalkan mereka semua dengan perasaan kesal tak tertahan. 

"ANJING LO YA!" teriak Cindy ke arah Nilo.

Nilo yang mendengar itu memberhentikan langkahnya dan berbalik ke arah Cindy.

"Hah? Apa? Ga salah denger gue?"

"ANJING KOK TERIAK ANJING!" setelah mengucapkan itu, Nilo mempercepat langkahnya menuju Gemi dan Elsa, tanpa mempedulikan sumpah serapah Cindy. 

Setelah kepergian Nilo, Galang mendekat ke arah Cindy. "Cin..."

Cindy memasang senyum manisnya, sambil merapikan helaian rambutnya. "Iya, Lang?"

"Gue akuin muka lo cantik, tapi akhlak lo burik."

***

"Arghh, kesel banget!!" teriak Nilo sambil menghentak-hentakan kakinya saat tiba di hadapan Gemi dan Elsa. Suaranya  itu mengundang berbagai macam tatapan dari siswa-siswi yang sedang beraktivitas di sekitar. 

"Gue ngerti perasaan lo Nil!" Gemi menepuk pelan pundak Nilo.

"Caper banget tau gasi! Kalo ga mau panas-panasan, ga usah olahraga. Bangke!" Nilo menatap sinis ke arah Cindy yang masih asik bersantai di bawah pohon rindang bersama antek-anteknya. 

"Lagian ya, tuh cowo pake ngebela dia lagi! Otak nya dimana si?!"

"Di dengkul." sahut Gemi asal. 

"Sabar guys sabar. Mending ikutin gue biar tenang." ucap Elsa.

"Ikut kemana?" tanya Nilo, bingung.

Elsa menepuk jidatnya pelan, "Maksudnya ikutin instruksi gue."

"Tarik nafas--"

"--buang." 

"Ogah!" selak Gemi, "Berasa mau lahiran gue kayak gitu."

Gemi pun berjalan lebih dulu meninggalkan Elsa dan Nilo di lapangan.

"E-eh Gem! Tungguin!" Nilo pun berlari mengejar Gemi, meninggalkan Elsa yang terdiam bingung.

"Kenapa jadi gue yang di tinggalin?" ucap Elsa bermonolog

***

"Hanz, lo udah tau belom?" ucap Putra sambil menatap Hanz dengan serius. 

 Hanz mengerutkan dahinya bingung, "Apaan?"

"Scarlatt ada produk baru!" jawab Putra dengan wajah tanpa dosa.

Hanz dengan refleks menoyor kepala Putra dengan kencang, "Bangsat! Gue kira apaan!" 

"Gue tambahin nih, Hanz!" sahut Damar. 

Tuk!

"Anjing lo berdua!" umpat Putra, sambil mengelus kepalanya yang terasa sakit. 

Damar memukul kepala Putra dengan kencang, menggunakan botol bekas minumannya yang sudah kosong. 

"Gue udah nanggapin serius, sat! Lo malah bercanda!" ucap Hanz, kesal.

"Idup jangan serius-serius amat bos! Tar gila lo lama-lama" balas Putra. 

"Bacot lo kutil badak!" sahut Damar.

"Gue berbaik hati ngasih info ges! Produknya bagus kata ripiu orang-orang!" 

"Bodo amat!" ucap Hanz.

"Bisa mencerahkan kulit ges. Yuk yuk beli!" ladi dan lagi Putra mempromosikan produk kecantikan yang dia temukan di sosial media.

"Itu produk cocoknya buat lo! Dekil and the kumel!" ucap Damar menyindir Putra.

"Buset! Congor lo minta di di jait!" ucap Putra.

"Eh tapi gua emang mau beli si, buat mencerahkan kulit gue. Kalo gue glow up, jangan pada kaget lo berdua!" lanjut Putra sambil melihat-lihat produk yang ada di handphone-nya.

"Beli sono. Gue ga peduli!" ucap Damar yang sedang fokus pada game di handphone-nya.

"Tapi awas aja kalo gue kagak glow up! Gue minta balik duitnya!"  ucap Putra menggebu-gebu.

"Bacot ah." Hanz mengabaikan Putra yang sedari tadi berbicara panjang lebar. Dia memilih untuk merebahkan dirinya di atas bangku yang sudah ia susun agar bisa mengambil posisi telentang. 

Sedangkan Damar, dia masih setia mendengarkan ucapan Putra yang berada di sampingnya, sesekali merespon dengan nada kesal. Tak ada tanda-tanda laki-laki itu akan berhenti berbicara.

***

"Gue akuin muka lo cantik, tapi akhlak lo burik."

***

To be continued

Halo semua, udah lama banget ga lanjut cerita-ceritaku. Udah di beberapa chapter aku bilang lagi sibuk hehe, emang lagi sibuk banget sih.

Kali ini ringan-ringan dulu yak ges yak. Next kita baper-baper an sama mereka hehe...

See u in next chapter

01/11/21

Continue Reading

You'll Also Like

110M 3.4M 115
The Bad Boy and The Tomboy is now published as a Wattpad Book! As a Wattpad reader, you can access both the Original Edition and Books Edition upon p...
196K 9.5K 56
ငယ်ငယ်ကတည်းက ရင့်ကျက်ပြီး အတန်းခေါင်းဆောင်အမြဲလုပ်ရတဲ့ ကောင်လေး ကျော်နေမင်း ခြူခြာလွန်းလို့ ကျော်နေမင်းက ပိုးဟပ်ဖြူလို့ နာမည်ပေးခံရတဲ့ ကောင်မလေး နေခြ...
717K 2.7K 66
lesbian oneshots !! includes smut and fluff, chapters near the beginning are AWFUL. enjoy!
1.7M 17.4K 3
*Wattys 2018 Winner / Hidden Gems* CREATE YOUR OWN MR. RIGHT Weeks before Valentine's, seventeen-year-old Kate Lapuz goes through her first ever br...