ARHANAYA || SUDAH TERBIT ||

By aninrny_12

2.5M 274K 24.9K

CERITA SUDAH TIDAK LENGKAP. UNTUK PEMESANAN NOVEL ARHANAYA BISA LANGSUNG DI SHOPEE swpbookstore_ ATAU LINKNYA... More

Prolog : Awal Kehilangan
01. Bertemu Dia
02. Tawaran Sekolah
03. Naya Gugup
04. SMA SANTARA
05. Sahabat Arhan
06. Naya di Bully
07. Setega Itu
08. Gara-gara Gara
09. Kecelakaan = Kehilangan
10. Pesan Asih = Menikah?
11. Status Baru
12. Bareng Arhan
13. Kelas 12
14. Kerja = Arhan Marah
15. Marah = Peduli
16. Kelakuan Arhan
17. Keluarga Wira
18. A' Arhan
19. Niska bertindak
20. Kepergok
21. Pengakuan Arhan
22. Diam = Sesuatu
23. Arhan di Goda
24. Naya di Goda
25. Lo Cantik
26. Sorry
27. Pillow Talk
28. Honeymoon?
29. Suka
30. Makam Ibu
31. Kampung = Makam Ayah
32. Karena Berduaan
33. Kabar Buruk
34. Rumah Sakit
35. Perhatian Arhan
36. Ambisnya kelas 12
37. Persiapan
38. Arhan ingkar
40. Prom Night
41. Perjalanan = Pulang
Epilog = Akhir dari Perjalanan
(1) Ekstrapart + Arhan Story
PENGUMUMAN = TERBIT
VOTE COVER
COVER ARHANAYA
PRE-ORDER ARHANAYA

39. Pelulusan = Honeymoon

51.3K 5.9K 615
By aninrny_12

"Kenapa diem?" Naya merenggut menatap Arhan yang berdiri didepannya, sedangkan posisi dirinya tengah duduk di sofa kamar.

Sepulang sekolah, suasana rumah tengah sepi. Kemungkinan besar Hana tengah berbelanja dengan Bi Rati, sedangkan Wira, pasti tengah berada di kantor. Arhan langsung mengajak--lebih tepatnya menarik Naya, untuk segera ke kamar.

Arhan menghela nafas, ikut duduk di samping Naya sembari merentangkan tangannya di belakang tubuh Naya.

"Lo inget perkataan gue waktu di rumah Ibu?" ujar Arhan memulai pembicaraan mereka.

"Ibu?" Naya membeo seraya menatap bingung Arhan.

"Mertua gue" jelas Arhan sedikit ketus.

"Oh"

"Ibu Asih?! Ibu Naya maksudnya?!" Naya memekik saat menyadarinya.

"Lemot banget sih lo" cibir Arhan namun tak dihiraukan oleh Naya, karena memang dirinya baru ngeh, yang artinya lemotkan?

"Perkataan apa sih emangnya? Bahasanya, perkataan" tanya Naya, diakhir kalimat nada suaranya memelan, karena terdengar seperti cibiran takut Arhan marah padanya.

"Saat itu, gue bilang. Kita akan melakukannya, setelah kita lulus. Bahkan gue dengan sok-nya, bilang kita bisa melakukan hal lain, selain itu. Tapi nyatanya, gue ingkar. Sorry" Naya terdiam. Mencerna terlebih dahulu kalimat-kalimat yang Arhan ucapkan, sebelum kembali dibilang lemot oleh Arhan.

"Cukup panjang" batinnya menyadari kalimat Arhan.

"Gue ngerasa, marah. Marah sama diri sendiri, karena nggak bisa pegang omongan sendiri"

"Terlebih gue kecewa sama diri sendiri yang nggak bisa nahan keinginan" lanjut Arhan karena Naya tidak memberikan respons. Arhan pikir, Naya juga ikut padanya.

"Oh" gumam Naya pelan saat mengerti maksud Arhan.

"Ditambah lagi, sikap gue setelahnya. Gue sadar, gue makin salah. Sorry, Nay"

"Iyalah salah! Gak jelas juga. Kalau kata Riona, Aa berengsek!" sambar Naya menatap kesal Arhan sebelum melongos seraya beranjak dari duduknya.

"Lo marah?"

"Menurut, Aa? Pikir An-"

"Apa?" Arhan bangkit. Menatap datar Naya yang kini gelagapan karena hampir keceplosan berbicara kasar pada Arhan.

"Ajaran Riona sih" keluh Naya dalam hati.

"Tau ah! Pokonya Naya marah. Masa setelahnya, Aa malah cuekin Naya, bukannya disayang---"

"Iya, Sayang. Makasih" tangan Arhan mengusap pelan puncak kepala Naya, setelahnya Arhan langsung melongos membuat Naya cengong melihat kelakuannya.

Diperhatikannya Arhan yang mengambil handuk lalu berjalan ke arah kamar mandi.

"Katanya marah ke diri sendiri, tapi liat? Kelakuannya nggak mencerminkan hal tersebut. Naya jadi nggak percaya" dumel Naya pada dirinya sendiri.

"Sekarang pinter lo ngedumel?" sindir Arhan tanpa membalikkan badanya.

"Ck. Lagian sikapnya--"

"Terus gue harus apa? Jelasin kan, udah" Arhan menoleh.

"Bujuk kek, atau--"

"Tanpa dibujuk pun, lo bakal luluh dengan sendirinya" sela Arhan dengan percaya diri lalu menutup kembali pintu kamar mandi yang sebelumnya sudah ia buka.

"Penjelasannya cukup dan Naya terharu dengan tanggungjawab Aa. Meski tindakan Aa kali ini, hampir membuat Naya kecewa berat dan sedikit nggak jelas"

•••

Hana menghampiri Arhan yang tengah bersiap di kamar.

"Ar" panggil Hana seraya menutup kembali pintu kamar putranya.

Arhan yang tengah berdiri sembari memasang jam tangan pun menoleh, menatap Hana yang berjalan menghampirinya.

"Kamu yakin?" tanya Hana yang entah keberapa kalinya, seraya membenarkan letak dasi yang Arhan pakai.

Putranya sangat tampan memakai kemeja putih yang dilengkapi dasi serta jas.

"Kamu masih sekolah, Mamah rasa kamu belum waktunya untuk menikah. Mamah takut, yang ada kamu malah menelantarkan Naya"

"Arhan nggak sejahat itu" timpal Arhan seraya menatap Hana.

"Secara finansial, Mamah percaya kamu bisa" karena Arhan yang sudah mengurus cafe milik suaminya yang sekarang menjadi milik putranya, Hana tidak akan meragukan tentang finansial putranya setelah berkeluarga nanti.

"Tapi secara mental? Kamu siap?" Hana bertanya kembali kesiapan Arhan seraya menepuk pelan dada putranya.

"Siap!"

"Apa yang membuat kamu siap?"

"Apalagi, kalau bukan karena ingin memilikinya?"

Hana terdiam seraya menatap Arhan yang tengah menatap balik dirinya.

"Nikah bukan perkara mudah, Ar. Kesiapan dan keinginan tentu berbeda!" tegas Hana.

"Arhan tau, Papah juga sudah memberitahu" tentu, Wira orang pertama yang langsung bertanya tentang niatnya, serta yang pertama memberikan keputusan atas niatnya.

"Berarti kamu... mencintainya?" tenggorokan Hana terasa tercekat saat menanyakan hal tersebut. Selama ini, interaksi putranya dan Naya terbilang minim.

"Apa belum jelas dengan adanya pernikahan ini?"

"Arhan jangan main-main!" Hana terpekik merasa tidak percaya dengan apa yang Arhan katakan. Sepengetahuannya, Arhan--putra tunggalnya--tidak pernah berpacaran.

Tapi, belum pernah berpacaran bukan berarti belum pernah mencintaikan?

"Orang bodoh mana yang menikah tanpa mencintai, Mah?"

•••

Hari yang menebarkan, namun hari yang sudah lama meraka nanti. Yaitu hari pelulusan. Hari ini, pelulusan anak kelas 12 SMA SANTARA akan segera diumumkan.

Sistemnya, semua murid kelas 12 baik anak IPA maupun anak IPS berkumpul didalam ruangan aula duduk sesuai kelas masing-masing.

Para jajaran sekolah, telah duduk di depan sana. Setiap wali kelas masing-masing kelasnya pun, tidak lumut, ikut bergabung dengan mereka.

Acara dibuka oleh MC, yang diberikan tanggungjawabnya pada anak osis. Meski acara hanya melibatkan anak kelas 12, pengurus osis akan tetap terlibat.

Hingga susunan acara, satu-persatu telah dilaksanakan. Kini puncaknya, pengumuman kelulusan anak kelas 12 yang akan disampaikan oleh Bapak kepala sekolah.

"Bapak nyatakan, SELURUH MURID SMA SANTARA ANGKATAN 2020/2021 DINYATAKAN LULUS--"

Semua siswa-siswi langsung bersorak bahagia, hingga kepala sekolah melanjutkan ucapannya, membuat mereka seketika menahan nafas.

"KECUALI... YANG TIDAK MENGIKUTI UJIAN" sorak kebahagiaan kembali terdengar, tawa pun mengudara dari para siswa-siswi. Hingga tangis haru pun dirasakan oleh para wali kelas mereka.

"KITA LULUS GUYS!" teriak Gara penuh haru seraya berpelukan dengan yang lainnya. Rasanya baru kemarin mereka menjadi anak SMA.

"CONGRATULATIONS GUYS"

"Ibu, Naya lulus. Maaf Naya belum bisa mewujudkan impian kita, memiliki rumah" batin Naya sembari mengusap ujung matanya yang berair.

"Selamat, Nay" Naya malah terisak saat Rionala mengucapkan kata selamat untuk dirinya.

"Riona... Makasih, satu tahun setengah udah bareng Naya, Naya harap, Riona nggak akan lupa Naya setelah sukses nanti" Naya takut kehilangan Rionala sebagai sahabatnya, setelah nanti gadis itu sukses meraih cita-citanya, sedangkan dirinya?

"Lo juga harus sukses, sukses jadi Nyonya-nya Arhan" Rionala tersenyum seraya menghapus air mata yang terus mengalir di pipi Naya.

"Gadis baik kayak lo, gue harap selalu dikelilingi orang baik. Tetap jadi diri sendiri, meski semesta--kadang kurang berpihak pada kita"

"Arhan pasti akan selalu lindungi lo dari kejamnya dunia dan kasta" Rionala memeluk Naya yang kini semakin menangis bahkan Rionala pun ikut menangis.

"Hiks. Naya beruntung bisa kenal dan dekat dengan Riona"

"Gue tau"

Kehebohan hampir tidak terkendali, hingga suara MC menginstruksi mereka untuk kembali tenang.

Setelah keheningan mengisi ruangan aula, suara MC memecahkan keheningan tersebut.

"Selanjutnya, pengumuman siswa siswi lulusan terbaik SMA SANTARA angkatan tahun 2020/2021" suara MC kembali terdengar.

"Yakin sih, dari anak IPA" bisik-bisik dari anak kelas IPS--yang lebih dulu pesimis, telah terdengar.

"Siswi lulusan terbaik SMA SANTARA angkatan 2020/2021, jatuh pada RIANA DWI, kelas IPA 1"

"Siswa lulusan terbaik SMA SANTARA angkatan 2020/2021, jatuh pada ARHAN PUTRA WIRA, kelas IPA 5"

"Siswa-siswi lulusan teraktif SMA SANTARA angkatan 2020/2021, jatuh pada JAYREN SYAHREN, kelas IPS 1"

"Akhirnya! Rekor tahun sekarang anak IPS masuk lulusan terbaik!" pekikkan anak-anak IPS terdengar ketika nama Jayren masuk kedalam lulusan terbaik seangkatan.

"Congratulations, Ar" Niska langsung memeluk Arhan setelah lelaki itu kembali dari panggung--menerima piagam serta mendali dan selempang.

"Maen nyosor aja, anjir" celetuk Gara yang awalnya ingin memeluk Arhan begitu lelaki itu sampai di kursi mereka.

"Thanks" gumam Arhan.

"Niska" tekan Arhan saat merasakan pelukan Niska mengerat.

Dengan berat hati, Niska melepaskan pelukan mereka, yang sepertinya akan menjadi pelukan terakhir mereka. Membiarkan Arhan mendapatkan ucapana selamat dari yang lain.

"Bangga gue jadi sahabat lo" ujar Vero sembari memberikan acungan jempolnya.

"Ikut seneng, Ar" Gara memeluk Arhan sebagai mana meskinya sahabat. Begitupun Vero.

"Thanks"

•••

"Pulang sendiri, nggak papa?" tanya Arhan begitu Naya menghampiri dirinya.

"Hah?"

"Pulang sendiri, bisa?" Arhan kembali bertanya.

"Oh, bisa" dengan ragu Naya mengiyakan pertanyaan Arhan.

"Maksud gue. Lo, Niska" jelas Arhan pada Niska yang berdiri di samping kanan Naya, sedikit di belakangnya.

Naya menoleh ke kanan tubuhnya, ia tidak menyadari keberadaannya Niska yang ada di dekatnya.

"Atau nggak, lo sama Vero atau Gara" usul Arhan saat melihat Vero dan Gara berjalan ke arah mereka.

Niska, yang awalnya senyum senang saat mengira Arhan menyuruh Naya pulang sendiri, namun seketika senyum itu hilang saat mendengar klarifikasi Arhan.

"Ayok" ajak Arhan seraya menarik pelan tangan Naya yang malah diam kaku.

"Naik" bisik Arhan lembut setelah memasangkan helm pada Naya.

"Sampai jumpa malam, Ar" teriak Gara saat Arhan sudah melajukan motornya perlahan.

"Yok, balik. Siap-siap buat nanti malam prom night" ajak Vero pada Niska yang dengan malas mengaiyakan ajakan Vero.

...

"Lho, kok?" Naya bingung saat Arhan melajukan motornya ke area parkira mal.

"Kita udah ada lho baju pasangannya" beritahu Naya, takut Arhan lupa.

"Iya" Arhan melepaskan helm miliknya, lalu menaruhnya di spion kanan.

"Terus ngapain dong ke mal?" Naya menyerahkan helm miliknya pada Arhan.

"Nyalon" beritahu Arhan begitu selesai dengan urusan helmnya.

"Hah?" beo Naya yang diabaikan oleh Arhan. Lelaki itu malah menarik pelan tangan Naya agar segera masuk ke dalam mal dan menelusurinya, untuk mencari letak salon langganan Hana.

"Sekarang lo perlu merias diri" ujar Arhan masih berjalan mencari salon langganan Hana seraya menggenggam tangan Naya.

"Padahal cuman pesta satu malam doang, harus banget ke salon" balas Naya yang mengerti alasan Arhan membawanya ke salon.

Pasti karena prom night, tebak Naya.

"Sekalian buat besok"

"Besok?"

"Besok kita berangkat honeymoon" bisik Arhan.

#####

Semoga suka, jangan lupa VOTED and COMMENT. Terimakasih atas support-nyaa kawan.

25 September 2021

Continue Reading

You'll Also Like

165K 6K 41
"Morning Kiss nya belum" Aleta menatap tajam kearah Devano "Jangan mulai deh, aku gamau nanti ketauan lagi terus nikahnya malah dimajuin jadi besok...
13.5K 1K 62
• SQUEL RAYHAN!! PLAGIAT JANGAN DEKET-DEKET! DIHARAPKAN BACA CERITA RAYHAN TERLEBIH DAHULU AGAR KALIAN TIDAK BINGUNG DENGAN ALURNYA! *** Setelah du...
2.3M 177K 81
Tentang kehidupan Vella, gadis SMA yang harus menikah dengan lelaki bernama Arion. Pernikahan yang diawali karena adanya sebuah pesan terakhir dari...
43K 1.1K 26
Cakka Andrean adalah cowok idola di SMA NUSANTARA. Cakka yang terkenal dengan ketampanannya membuat semua teman teman ceweknya terpesona melihatnya...