LUCAS

Door ShintaMnir

1.4K 957 325

Budidayakan follow sebelum membaca!! Typo bertebaran dimana-mana Ketika berbuat sesuatu tanpa pikir panjang m... Meer

prolog
part 1
part 2
part 3
part 4
part 5
part 6
part 7
part 8
part 9
part 11

part 10

28 27 6
Door ShintaMnir

*HAPPY READING*
*
*
*
*
*
*

Setelah sampai dijalan cempaka terlihat beberapa dagangan rusak dan tempat itu seperti kapal pecah dan juga para pedagang yang sedang berdiri tak jauh dari situ.

Itu semua akibat ulang geng Vagos!

Lucas meradang melihat itu. Walau pun ia bukan orang baik tapi setidaknya ia tak suka menindas orang-orang lemah.

Vagos selalu memancing agar Lucas dan para sahabatnya itu mau untuk tauran, balapan dan sebagainya. Tetapi Lucas tak terlalu menghidahkanya pernah 2 kali mereka terlibat perang besar tetapi tetap saja pemenanya adalah Devil's Tribe.

Tak terima dikalahkan mereka terus mengusik DT, selain itu mereka juga pernah mengagalkan pekerjaan DT tetapi masih bisa Lucas toleransi tetapi tidak untuk sekarang. Lucas sudah terlalu berbaik hati membiarkan mereka terus mengusik DT tanpa balasan tapi hari ini jangan harap!!

Lucas menatap geng Vagos dengan tajam, "Dasar pengecut!!" Ucapnya sinis.

"Wahh lihat siapa yang datang" ujar ketua Vagos, DARIUS AXELEN.

"Dihh sok akrap banget," gumang Orion.

"Setelah sekian lama kanapa baru muncul sekarang, hm? Padahal gue udah nunggu buat kalahin kalian." Ejek Darius.

"Halah bacot lo, paling di pukul dikit pingsan." Orion membalas perkataan Darius.

Wakil ketua The Vagos yang mendengar perkataan Orion pun tersulut emosinya, "wah nantangi lo hah!"

"Apa!"

"Maju lo sini anjing!"

"Lo yang maju babi!"

Melihat perdebatan antara Orion dan Rafa, Lucas pun menghentikan mereka berdua dengan perkataan dinginnya yang begitu menusuk hingga ketulang. "Diam!"

Orion dan Rafa yang berdebat pun seketika diam tak berani untuk kembali mengeluarkan suara karna takut di mutilasi oleh Lucas.

"Lo si bego!" Bisik Rey yang berdiri disebelah Orion.

Orion pun mendengus,
"Bodo amat!"

"Gue gak suka berbasa-basi apa mau kalian?" Tanya Lucas.

Darius terkekeh karna Lucas tau maksut dari semua keributan yang ia ciptakan. "Yang gue mau simpel, gue mau kalian tunduk sama The Vagos! Itu doang." Ujarnya santai.

Mendengar itu Lucas tersenyum sinis. "mimpi lo terlaru tinggi, geng sampah lo gak bakal bisa bikin kita semua tunduk!"

"APA LO BILANG!!" Murka Darius tak terima.

"Geng sampah!"

"Anjing lo! Seranggg!"

Perkelahian antar kedua geng itu pun berlangsung sengit. Walau pun tak mengunakan senjata seperti kubuh lawan DT yang memang memiliki skli beladiri yang sangat tinggi itu tak gentar sama sekali.

30 lawan 6?

Bukan sesuatu yang sulit untuk inti dari Devil's Tribe, mereka sudah biasa bertarung melawan banyak orang yang skilnya jauh lebih kuat dari The Vagos jadi itu jadi mereka dengan mudah dapat menumbangkan lawannya.

Bugh

Bugh

Bugh

Krek

Dukk

Bunyi pukulan dan tendangan serta bunyi tulang yang dipatah terdengar memekakan telinga.

"Lo cari lawan yang salah Darius!" Desis Lucas ketika berhadapan langsung dengan ketua dari The Vagos itu setelah menumbangkan 4 orang lawannya.

Darius mengeram marah saat melihat anak buahnya yang sudah tumbang beberapa. "Lo!! Tunjuknya.

"Kenapa hm? Takut berhadapan sama gue!" Ujar Lucas.

"Gue gak pernah takut sama lo!"

Setelah mengatakan itu Darius dan Lucas saling menyerang satu sama lain.

Bugh

Lucas menendang bagian perut Darius ketika dari mendekat dan hendak melayangkan tinjuanya kearah wajah Lucas.

Bugh

Bugh

Argh

Lucas kembali melayangkan pukulan telak sehingga mengenai bagian rusuk dari Darius membuat Darius mengeram kesakitan.

Mendengar erangan ketua mereka akhirnya beberapa anak buah Darius yang masih bisa berjalan mendekat kearah mereka berdua.

"Bawa ketua lo jangan sampai dia mati disini," ujar Lucas pada anak buah Darius.

"TUNGGU PEMBALASAN GUE LUCAS BANGSAT!!" Teriak Darius yang dipapah menjauh dari sana.

"Si anjing udah kesakitan gitu juga masih sempet-sempetnya ngancam." Celetuk Orion.

Tak mengidahkan celetukan Orion Lucas berbalik dan menatap Sean. "Sean, telpon bara buat urusin semua pedagan dan kekacauan disini. Berikan juga uang buat semua pedagan yang dagangannya dirusak sama The Vagos." Perintahnya.

"Siap bos," Sean segera melaksanakan perintah dari Lucas dan menelopon Bara.

"Pulang dan obatin luka kalian, malam kumpul dimarkas," ujar Lucas.

Semua menganguk mengiakan dan segera mengambil motor masing-masing dan pergi dari sana. Diantara semua hanya Lucas yang wajahnya mendapatkan memar sedikit dibagian pelipis sehingan ia tak terlalu memikirkan untuk mengobati luka itu.

********

Avilla, gadis itu baru sudah tiba dirumahnya dari 30 menit yang lalu dan sekarang tengah duduk diatas kasurnya dengan sebuah labtop diatas pangkuannya.

Sadari tadi ia sibuk melihat salah satu bukti rekaman CCTV yang dikirim oleh temannya.

"Meski gak terlihat jelas wajahnya, tapi dari postur tubuh serta jeket yang digunakan gue udah tau dia siapa!" Gumang gadis itu yang menatap tajam kearah video yang masih berjalan.

Setelah video itu selesai ia tonton segera ia mengambil ponselnya dan mengghubungi seseorang.

"Hallo?" Sapaan terdengar dari sipenerima telpon.

"Dari mana kamu dapet rekaman itu?" Tanya Avilla to the poin.

"Ah itu, aku mendapatkannya dari rekaman dasbord mobil yang parkir ditempat itu." Jelasnya.

"Bukannya tak ada seorang pun disana waktu itu? Polisi saja tak menemukan ada orang disana atau mobil yang kau maksud."

"Memang karna mobil itu terparkir agak jauh dan mobil itu pun berwarna gelap sehingga tak ada satu pun yang menyadari keberadaan mobil itu lagian pengemudi mobil itu juga tak menyadari kejadian itu. Dan pergi dari sana setelah buang air kecil dan merokok."

Avilla menganguk mengerti. "Lalu bagaimana kamu bisa tau adanya mobil itu disana?"

Pemuda disebrang telpon terkekeh. "Jangan ragukan kemampuanku honey kau tau bagaimana aku, aku bisa mendapatkan semua itu dengan satu jentikan jari" ujarnya menyombongkan diri.

"Ya aku paham, trimakasih sudah membantu, akan kubayar kau dengan sebotol wine shipwreked heidsieck 1907."

"Wow, wine dengan harga 3,4 Miliar perbotol itu?"

"Ya, kamu akan mendapatkannya sebagai ucapan trimakasih dari ku,"

"Ah jadi tak sabar menantinya, kau selalu tau apa yang ku inginkan honey"

"Ya, kututup telponnya,"

"Ya jika kamu butuh bantuanku tinggal hubungi saja aku"

"Hm"

Avilla pun menutup telponnya dan kembali kekasur. "Aku akan membalas apa yang sudah kau perbuat terhadap orang yang ku sayang, bajingan!" Gumang gadis itu berapi-api.

Setelah itu Avilla terlelap dalam tidurnya.

Pukul 6 sore tiba-tiba ada yang mengetuk pentu kamarnya membuat Avilla terbangun dan melihat siapa yang mengetuk.

Ceklek

Didepan kamarnya bi Marni. "Kenapa bi?" Tanya Avilla.

"Itu didepan ada temennya non Avilla,"

"Temen? Siapa?"

"Gak tau non gih samperin, bibi mau buat minum dulu." Setelah itu bi Marni pergi kedapur dan Avilla pun segera mengecek siapa yang datang kerumahnya.

Tiba diruang tamu seorang lelaki sedang duduk mebelakang, tetapi sepertinya ia mengenali siapa lelaki itu.

"Lucas?"

Mendengar namanya dipangil lekali itu, yang tak lain ialah Lucas pun berbalik menghadap Avilla. "Sorry gangu," ujar Lucas.

Avilla pun hanya tersenyum dan duduk dihapan lucas. "Gak papa, ada apa kesini?" Tanyanya.

"Itu, gue cuma mau balikin kota bekal milik lo," Lucas segera mengeluarkan kotak bekal dan meberikannya pada Avilla.

Melihat itu Avilla menyerit bingung. "Bukannya tadi disekolah lo bilang bakal balikinnya besok ya?"

Lucas yang mendapat pertanyaan itu salah tingkah sendiri, ia juga tak tau kenapa malah datang kesini dan bukannya pulang kerumahnya hanya saja ia seperti ingin melihat wajah Avilla saja. Dan beralasan mengembalikan kotak bekal milik gadis itu.

"Permisi, ini silakan diminum ya," bi marni seperti penyelamat untuk Lucas yang sedang mencari alasan.

"Makasih bi," ucap Lucas sopan. Bi marni pun menganguk dengan senyuman dan berjalan kembali kedapur.

"Minum dulu," ujar Avilla setelah bi marni kembali kedapur.

Lucas pun meminum minuman yang disediakan. Terjadi keheningan beberapa saat sebelum Avilla menyadari adanya luka di pelipis Lucas.

"Ehh itu pelipis lo kenapa?" Tanya avilla sambil berjalan dan duduk disamping pemuda itu.

"Oh ini, abis brantem tadi." Jawab Lucas.

"Dasar lelaki! Tunggu bentar," ujar gadis itu dan bakit dari duduknya kemudia berjalan kearah dapur untuk mengambil kotak P3K.

Setelah itu Avilla mulai mengobati luka dipelipis Lucas.

Mulai dari mengobati luka dipelipisnya hingga selesai Lucas tak sedikit pun mengalihkan pandangan dari wajah cantik milik Avilla dan itu membuat gadis didepannya itu sedikit risih. "Udah selesai." Ujar Avilla untuk membuat Lucas berhenti menatapnya.

"Makasih ya la," ucap Lucas dengan nada lembut.

"Sama-sama."

"Gak ada perlu lagi kan? Balik gih udah magrib." Lanjut Avilla. Bukan maksud mengusir hanya saja ia tak mau menahan Lucas dirumahnya lebih lama.

Lucas menganguk, "iya gue balik dulu, thanks buat sandwichnya dan udah ngobatin luka gue juga."

"Santai," balas gadis itu.

Lucas bangkit dari duduknya dan berjalan kearah luar diikuti Avilla dibelakangnya, bermaksud mengantar lelaki itu hingga gerbang.

"Gue balik dulu ya, sampai jumpa di sekolah besok," Lucas pun mengenakan helemnya dan menyalakan motornya.

Avilla tersenyum.
"hati-hati."

"Bye" kata Lucas dan mulai menjalankan motornya pergi dari rumah Avilla.

Setelah Lucas tak terlihat lagi raut wajah Avilla yang tadinya dihiasi senyuman manis berubah datar dan menatap tajam motor Lucas yang sudah mengilang dari pandangannya.

Gadis itu kemudia berbalik dan melangkah masuk kedalam rumah dan berjalan kearah kamarnya.

Disisi lain Lucas yang sedang mengendarai motornya itu tak berhenti tersenyum, dia senang bisa bertemu dengan gadisnya.

Tunggu, gadisnya?

Lucas terkekeh ketika menyebut Avilla gadisnya. Sepertinya gadis itu mampu membuatnya tertarik dan jatuh dalam pesonanya yang memikat itu.

Dan Lucas tak menyangkal akan hal itu. Ia sepertinya benar-benar jatuh cinta pada gadis itu yang menurutnya tak seperti gadis yang selama ini berusaha mendekatinya. Avilla terlihat berbeda dan sedikit misterius menurutnya.

Ah Avilla bisa membuatnya gila dalam sekejab, walau pun Avilla merupakan mantan dari Brian alias salah satu sahabatnya ia tak peduli toh mereka tak memiliki hubungan lain selain teman jadi tak masalah bukan jika ia menaruh hati pada gadis itu.

Lucas menghentikan lamunanya ketika sudah mulai masuk pekarangan rumahnya yang terlihat sepi. Orang tuannya belum pulang kerja sepertinya.

"Eh aden udah pulang?" Tanya bi ika ketika melihat anak dari majikannya itu berjalan masuk kedalam rumah.

Lucas menghentikan langkahnya dan berbalik menatap bi ika. "Iya bi, Lucas keatas dulu ya mau ganti baju sekalian mandi."

"Gak mau makan dulu? Biar bibi siapin."

Lucas menggeleng
"Nanti aja bi nunggu mama sama papa pulang."

"Oke de, ya udah bibi juga mau lanjut beres-beres."

"Lucas keatas dulu ya bi," pamitnya dan berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.

Tiba dikamarnya Lucas memilih berbaring dikasurnya sebentar sebelum memutuskan untuk mandi dan berganti pakian.

Ketika selesai mandi dan berganti pakian tiba-tiba ponsel Lucas mendapat sebuah pesan dari nomor yang tak dikenalnya.

+6285235****** : LO HARUS TANGGUNG JAWAB ATAS APA YANG UDAH LO LAKUIN 6 BULAN LALU BASTARD!

********
TBC

Ga verder met lezen

Dit interesseert je vast

420K 31.2K 23
[ BUDAYAKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] @rryaxx_x8 Adrea tidak percaya dengan yang namanya transmigrasi. Mungkin didalam novel itu wajar. Tapi bagai...
24.9K 2.4K 17
if you don't like it, skip it INI FIKSI JANGAN DIBAWA KE REAL LIFE. Ga pandai buat deks jdi baca aja ya..
2.4M 207K 68
[FOLLOW SEBELUM BACA] Refara, seorang gadis cantik yang hidup sebatang kara. Sejak kecil ia tinggal di panti asuhan dan memutuskan untuk hidup mandir...
36K 2.9K 14
[BUDAYAKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] @rryaxx_x8 Amora Stephanie putri Gadis cantik, kaya, dan pintar yang hampir dikatakan sempurna. Apapun yang d...