Teacher Loves U (Yandere! Oik...

Bởi violeta854

61.3K 7.5K 1K

- 'ketika kamu mencintai seseorang lebih dari yang seharusnya, pasti mereka akan menyiksamu lebih dari seharu... Xem Thêm

及川 徹 {1}
Limmerence {2}
Hey i'm a Manager {3}
Lassitude {4}
Teammate x Manager {5}
Missing {6}
I found him {7}
The one that got away {8}
Forget {9}
Be a good slave {11}
甥 {12}
Nothing wrong {13}
Diatribe {14}
Forgotten friend {15}
Surreptitious {16}
Apocryphal {17}
What a sly teacher {18}
Discussion {19}
Emphasis {20}
Expiate {21}
Instigate {22}
Good Boy {23}
Commit arson {24}
Condolences {25}
Interrogation {26}
White flag {27}
Escape {28}
Surprise! {29}
Pressure {30}
Inappropriate {31}
Sin {32}
Equanimity {33}
Good luck {34}
Boy's development {35}
Wanted {36}

Fate {10}

2K 261 48
Bởi violeta854

???? ?? (??.??) ??

Hari-hari berlalu kamu habiskan di rumah terisolasi itu. Kamu tidak memikirkan cara untuk kabur dari sana, kamu tidak memikirkan bagaimana sekolahmu itu, keluarga mu, dan teman-teman klubmu. Kamu sudah tidak memikirkan lagi tentang entah itu mamamu, Kageyama, yachi, Tsukki dan lainnya yang pasti sedang mencarimu (mungkin kamu tidak ingat saja tentang mereka).

Kamu hanya memikirkan- tidak ada.

Tapi walaupun kamu bisa memikirkan cara untuk keluar dari sana, kamu tau pasti itu tidak akan berhasil. Bahkan walaupun ketika kamu tidak memiliki niat buruk untuk melarikan diri, melainkan hanya meminta untuk di beri sedikit kebebasan, Oikawa tetap tidak memberi ampun.

"(name)-chan, kamu mau kemana?"

"Aku ingin keatas, Aku ingin menghirup udara segar di luar."

Kamu berjalan menaiki tangga menuju pintu lantai atas atau yang bisa disebut juga dengan lantai dasar, lalu mencoba membuka pintunya namun terkunci.

"Oikawa, kenapa pintunya terkunci?"

"Ah maaf (name)-chan, sepertinya memang terkunci"

"Apakah kamu bisa membukakannya untukku? Atau berikan kuncinya saja sebagai gantinya"

Kamu berjalan lagi turun menuju Oikawa yang sedang duduk di kursi membaca buku dewasa.

Kamu mengulurkan tanganmu, memberi isyarat meminta kuncinya.

"Hey?" Kamu berdehem dengan nada bertanya meminta kunci.

Oikawa hanya terdiam.

Dia berdiri dengan kasar menyebabkan kursi yang di dudukinya terjatuh. Dia mencengkram lehermu sembari mendorongmu kasar ke tembok. Menimbulkan benturan yang keras ke dinding dan menyebabkan kakimu tidak lagi menyentuh lantai.

"Akhhgh......"

Kamu memegang dan sesekali memukul-mukul tangan Oikawa yang sedang mencengkram lehermu.

"Siapa yang mengizinkanmu untuk ke atas hah?!" Ucapnya dengan nada berat.

"A-Aku hanya ingin menghirup udara s-segar, ak-"

Oikawa makin memperkuat cengkramannya.

"Akhhh, m-maaf...m-maafkan aku, lepas lepaskan aku lepas!! Ak-Aku tidak akan pergi darimu, aku tidak akan la-".

"Oh baiklah, aku kira kamu ingin pergi meninggalkanku" ucap Oikawa dengan nadanya yang langsung berubah ceria.

Dia melepas cengkramannya dan membiarkanmu terjatuh ke lantai. Dan setelah itu, dia berbalik melenggang pergi meninggalkanmu yang terduduk lemas, dan menuju ke kursinya untuk segera membaca buku lagi.

Aku tidak akan membantahnya lagi....
Aku takut.....
_______________________
???? ?? (??.??) ??

Bagaimanapun setiap saat, Oikawa selalu berada di sisimu. Bahkan ketika kamu ingin ke kamar mandi maka kamu harus izin juga kepadanya,
dan kadang kala dia ikut masuk ke dalam untuk terus mengawasimu.

Itu selalu terjadi ketika sehabis kalian berdua melakukan itu. Entah kenapa, kamu selalu merasa ingin buang air setelahnya.

"Oikawa, aku izin ingin ke kamar mandi"

"Eh bentar bentar, aku ikut!"

Dia bergegas berhenti membaca buku dewasa nya, beranjak bangun dari kasur milik kalian berdua. Lalu berjalan mengikutimu.

Dia ingin ikut masuk denganku?

"Kebetulan aku ingin buang air kecil juga"

Oikawa lalu membuka kunci kamarnya dan kamu mengekorinya menuju kamar mandi.

"Ya, (name)-chan duluan saja, aku terakhir"

Oikawa menyenderkan badannya ke dinding, dengan tangan terlipat dan satu telapak kakinya menyentuh dinding.

Kamu melihatnya sekilas. Lalu menghiraukannya dan dengan cepat membuka celanamu dan duduk di atas toiletnya.

Hening.

Kamu hanya menutup mata dengan ekspresi seperti orang yang sedang berpikir keras, tetapi sebenarnya pikiranmu sangat kosong.

Dan Oikawa hanya berdiri, berdiri dan menatapmu, Itu saja.

Suasana hening tersebut pecah karena kamu telah selesai buang air dan sekarang gilirannya.

Kamu memutuskan untuk menghadap ke tembok, upaya untuk tidak melihatnya.

"Tidak mengapa (name)-chan, jangan malu-malu. Aku juga tidak mengapa dilihat oleh dirimu"

Kamu menggeleng tanpa menoleh kepadanya.

"Em terserahlah"
_______________________
???? ?? (??.??) ??

"(name)-chan"

Kamu menengok kepadanya.

"Apakah kamu ingin pergi ke atas?"

"Ke atas.....?"

"Iya melihat langit luar"

Matamu melebar sedikit dan tanpa basa-basi langsung mengiyakannya.

Ia mengulurkan telapak tangannya kepadamu agar kamu bersedia mengikutinya pergi ke atas.

Dia menarik tanganmu sepanjang perjalanan ke atas menaiki tangga. Dan kamu yang sebelumnya berharap kalau dia mungkin akan membawamu pergi keluar menuju sebalik pintu rumah ini, ternyata saat kalian sampai di pintu tersebut, ia malah melewatinya.

"Eh tunggu, apakah kita tidak pergi ke luar lewat sini?"

"Tidak, kita melihat langit-langit malam dari atas loteng saja"

"Ah, begitu" tuturmu dengan nada yang entah kenapa menjadi murung.
_______________________

"Ayo naik kesini!"

"Kenapa kita tidak bersantai di luar dekat jemuran saja?"

"Tempatnya masih kotor, dan banyak cucian menumpuk di sana"

Kamu lalu mengiyakan jawaban pria itu.

Oikawa lalu membuka pintu berbentuk segiempat yang berada di atas dinding dan membuatnya tergelantung sebentar.

"Aku akan naik terlebih dahulu agar aku bisa membantumu nanti"

Setelah kamu mengangguk, Oikawa menaiki satu persatu anak tangga kayu berbentuk vertikal yang tertempel di pojok dinding-dinding itu.

Setelah ia mencapai puncak, terdapat jeda sebentar untuk ia membersihkan debu yang terhampar di atas loteng tersebut.

"Ayo ke sini, hati-hati ya"

Kamu menaiki salah satu anak tangga dan kakimu tergelincir sedikit.

Licin banget!
Aku merasakan kedua telapak kakiku seperti dibaluri gel lidah buaya

Kamu lalu berusaha menaiki satu persatu anak tangga tersebut dengan kaki dan tangan sama-sama mencengkram dengan kuat kepada pegangan dan setiap injakan yang berbentuk seperti tabung itu.

Setelah kamu berhasil menuju hampir paling puncak, kamu melihat satu tangan milik Oikawa datang seolah memintamu untuk meraih dan berpegangan kepadanya.

Tanpa pikir panjang, kamu meraih tangannya menggunakan kedua tanganmu dan membiarkan ia sendiri yang menarikmu ke atas.

Dan dengan mulus, Oikawa berhasil mengangkatmu ke atas hanya dengan menggunakan salah satu tangannya.

Kamu akhirnya terkapar di atas loteng tersebut untuk beristirahat setelah berhasil menggunakan dan menaiki tangga yang sangat licin tadi.

"Uh akhirnya" gumammu termanggut-manggut.

Kamu membuka matamu.

Matamu takjub melihat keindahan langit malam yang berwarna seperti pastel itu.

Wow
Keren sekali

Langit malam kali ini disuguhi oleh aurora berwarna warni dan titik-titik kecil bintang yang terhampar bebas di angkasa. Terkadang kedua netramu juga dimanjakan oleh bintang-bintang berekor dan beberapa bintang yang lumayan besar atau mungkin planet yang muncul beberapa saat sekali dikarenakan tertutup awan.

Suasana dingin khas malam juga menyelimuti kalian berdua. Suasana dingin yang disertai oleh embun dan angin sepoi-sepoi menambah kenyamanan dan kebetahanmu untuk terus berada di atas loteng ini.

Dan bintang utama pada malam inipun ikut muncul, sebuah bulan berwarna keemasan yang terhampar di langit dengan keindahannya.

"Ini adalah tanggal 21 Juni yang di mana malam ini bakalan menjadi malam terpendek dalam setahun. Malam ini juga biasanya terdapat banyak fenomena alam dan terdapat banyak sekali bintang seperti yang kamu bisa lihat sendiri di langit sekarang ini" jelasnya sembari kalian berdua berbaring memandang langit.

"Oh seperti itu" kamu mengangguk-ngangguk kepadanya walau tidak mengerti apa yang ia bicarakan.

Sejujurnya pemandangan langit ini terlihat sangat indah dan menawan
Apalagi kalau aku harus melihatnya bersama dia.....

"Bulannya indah bukan?" tanya pria berambut coklat itu.

Kamu yang sedari tadi melihat ke angkasa, beralih mengalihkan pandanganmu ke arah pria dengan rambut coklat yang mengembang itu.

Dengan tatapan pelik dan terperanjat, kamu menatap kepada kedua bola mata coklat indahnya yang sedang memandang takjub ke hadapan langit malam.

Kamu menatapnya dengan perasaan heran, kagum, terpukau, dan penuh hasrat kepadanya.

Kenapa.....?
Kenapa dia bisa sangat tampan seperti ini?
Matanya sangat indah, rambutnya sangat harum, dan bau feromon miliknya sangat khas dan unik
Betapa mahakarya Tuhan yang sangat indah.....

"Tentu saja...." kamu mengaku.

Karena terlalu lama menatap kedua mata pria itu dengan perasaan yang makin mendalam detik makin detik. Tanpa kamu bisa sadari, telah terlukis sebuah ronaan merah di kedua pipi dan telingamu.

Kamu dengan cepat membuang mukamu setelah ia berhasil menangkap perbuatanmu dengan tatapan matanya yang sedang melihatmu balik.

Setelah beberapa jam lebih kalian berdua menatap langit bersama, kamu melihat dirinya bersiap untuk bangun dan memberi isyarat kepadamu seolah waktunya sudah habis.

"Ayo bangun"

Kamu mengangguk dan membangunkan dirimu hingga kamu terduduk sebentar.

Dan saat kamu bangun, kamu mulai menyadari bahwa sekarang kamu sedang berada di atas loteng atau bisa disebut juga dengan 'lantai 3'.

Sebuah dorongan untuk dirimu melihat ke bawah adalah suata hal yang normal.

Sangat tinggi!
Padahal tadi aku sempat memikirkan sesuatu untuk pergi dari sini dengan melompat dari loteng
Tapi ini sangat tinggi!
Tapi tunggu-
Untuk apa aku pergi dari sini?

Lama makin lama kamu menatap ke bawah, seluruh badanmu mulai bergetar dan mengucurkan banyak produksi cairan keringat.

Kamu menelan ludahmu.

T̷e̷r̷j̷u̷n̷!̷

Tidak!

T̷e̷r̷j̷u̷n̷!̷

Tidak!

T̷e̷r̷j̷u̷n̷!

Tidak!

B̷i̷l̷a̷ ̷k̷a̷u̷ ̷t̷e̷r̷j̷u̷n̷,̷ ̷
m̷a̷k̷a̷ ̷k̷a̷u̷ ̷a̷k̷a̷n̷ ̷b̷e̷b̷a̷s̷!̷

Aku hanya akan mati
bila aku terjun!

T̷e̷r̷j̷u̷n̷!̷̷
T̷e̷r̷j̷u̷n̷!̷
T̷e̷r̷j̷u̷n̷!̷̷
T̷e̷r̷j̷u̷n̷!̷
T̷e̷r̷j̷u̷n̷!̷̷
T̷e̷r̷j̷u̷n̷!̷
T̷e̷r̷j̷u̷n̷!̷̷
T̷e̷r̷j̷u̷n̷!̷
T̷e̷r̷j̷u̷n̷!̷̷
T̷e̷r̷j̷u̷n̷!̷
T̷e̷r̷j̷u̷n̷!̷̷
T̷e̷r̷j̷u̷n̷!̷
T̷e̷r̷j̷u̷n̷!̷̷
T̷e̷r̷j̷u̷n̷!̷
T̷e̷r̷j̷u̷n̷!̷̷
T̷e̷r̷j̷u̷n̷!̷
T̷e̷r̷j̷u̷n̷!̷̷
T̷e̷r̷j̷u̷n̷!̷
T̷e̷r̷j̷u̷n̷!̷̷
T̷e̷r̷j̷u̷n̷!̷
T̷e̷r̷j̷u̷n̷!̷̷
T̷e̷r̷j̷u̷n̷!̷


Tanpa kamu bakal pikirkan dan duga sebelumnya, secara tiba-tiba Oikawa menjenggut rambutmu dan hal itu membuatmu tersentak.

Eh?

Ia yang seharusnya menenangkan dan menjauhkanmu dari loteng malah bertindak sebaliknya. Ia menjorokkan kepalamu dan hampir setengah badanmu ke ujung tepi loteng yang berhasil membuat kepalamu telanjang tanpa topaan di bagian bawahnya dan secara alami membuat kedua bola matamu melihat mengarah ke tanah dengan leluasa- ah, dan kedua tanganmu juga bergelantungan bebas di udara.

Kamu tersentak dan terdiam sesaat karena serangan kejut yang secara tiba-tiba tadi.

A-Apa ini....?
Oh shit

"Le-Lepaskan" gagapmu sembari tanganmu mencoba meraih rambutmu.

"Kalau aku lepaskan, maka kamu akan jatuh ke bawah. Dan mati" ucapnya santai.

Matamu dengan cepat merasa pusing karena dipaksa untuk melihat ke bawah dengan jarak ketinggian yang lumayan jauh.

Matamu merasa berkunang-kunang dan penglihatanmu mulai terasa buram.

Aku harus apa?
Aku harus apa?
Kalau aku bergerak sedikit maka aku akan jatuh!
Apakah aku akan.....mati?
Aku-

Kamu menelan ludah.

Kamu menutup matamu pasrah- kamu pasrah dengan apa yang akan dia lakukan padamu nanti. Kamu sudah harus ikhlas bila memang kamu terjatuh ke bawah, dan kamu tidak terlalu berharap kalau ia akan menarikmu ke tengah loteng lagi.

Sepertinya tidak apa-apa kalau aku harus terjatuh ke bawah
Mungkin saja ini akhir ha-

Dan dengan tiba-tiba lagi, Oikawa menarikmu ke arahnya dan menjatuhkanmu di atasnya. Ia membuat punggungmu berada di atas dadanya dan kedua tangannya ia gunakan untuk memeluk melingkari pinggangmu.

"Haahhh..." bunyimu terengah-engah.

Setelah kamu berpikir bahwa kamu masih tetap selamat, kamu tidak memikirkan lagi tentang apa yang telah ia lakukan di bawahmu- kamu hanya menarik nafas lega dengan tarikan yang susah untuk diatur dan masih dengan jantung yang berdegup sangat kencang.

"Aku bisa merasakan detakan kencang jantungmu dari sini" bisiknya.

Lebih baik aku diam
Aku takut salah bicara dan ia akan melakukan hal itu lagi kepadaku

"Ayo kita turun"
_______________________
???? ?? (??.??) ??

Ketika kamu tidak ada di pengawasan Oikawa, entah itu saat dia pergi untuk bekerja di sekolah atau membeli persediaan makanan, maka dia akan mengikatmu di ruang eksekusi. Mengikatmu dengan tali yang dilapisi dengan lakban yang tebal sehingga kamu tidak bisa bergerak sedikitpun atau bahkan pergi kemana-mana.

"(name)-chan. aku akan pergi ke sekolah, jadi aku akan mengikatmu dulu ya" ucap Oikawa dengan tali dan lakban di tangannya.

"Tapi ak-"

Oikawa lalu menyumpal mulutmu dengan kain putih yang kotor.

"Iya iya baiklah, aku sudah terlambat. Bye bye (name)-chan"

Bahkan untuk apa mulutku disumpalnya?
Tidak ada orang yang akan lewat juga bukan kesini?

Oikawa bergegas pergi meninggalkanmu sendiri di ruangan eksekusi itu dengan lambaian tangan dan senyuman di wajahnya.

Padahal aku hanya ingin bilang kalau aku takut sendirian terus di sini
Aku merasa seperti pernah kehilangan seseorang di sini
Oikawa, cepat pulang ya, aku menunggumu
Aku takut di sini
Sendirian.....

tempatnya keren juga apalagi kalau- em kalau liatnya bareng- em ekhem....bareng oikawa


btw kemarin ada yang minta double update tapi aku baru liat notifnya pas hari kamis, jadi aku double update sekarang aja deh

Đọc tiếp

Bạn Cũng Sẽ Thích

472K 47.1K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
325K 26.9K 38
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
173K 14.8K 26
Ernest Lancer adalah seorang pemuda kuliah yang bertransmigrasi ke tubuh seorang remaja laki-laki bernama Sylvester Dimitri yang diabaikan oleh kelua...
1M 84.7K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...