Loveable Ties (TAMAT)

By Daiiiiii__

777K 61.6K 1.7K

(REPOST-JUDUL SEBELUMNYA ISTRI SETTINGAN) Dijodohkan dalam keadaan terikat hubungan dengan seseorang membuat... More

Prolog
01 | Kontrak
02 | Sepakat
03 | Tunangan
04 | Otw Akad
05 | Luka Batin
06 | Sah!
07 | Bulan Madu
08 | Unmood
09 | Karma is Real
10 | Selamat
11 | Admin Manager
12 | Keasinan
13 | Panas
14 | Makan Siang
15 | Sekali Saja
16 | Minta Maaf
17 | Terkejut
18 | Tiba-tiba Buntu
19 | Budak Cinta
20 | Terkunci
21 | Sang Penggoda
22 | Bimbang
23 | Pop it Amara
24 | Skandal
25 | Amarah
26 | Saran Theana
27 | Merajuk
28 | Takut
29 | Selembar Foto
30 | Tak Menyerah
31 | Ambil Hati
32 | Terungkap
33 | Kesempatan
34 | Make a Wish
35 | Pelukan
36 | Cantik
37 | Putar Waktu
38 | Mengaku
39 | Hukuman Nikmat
40 | His Jealous
41 | Tidak Peka
42 | Kekesalan
43 | Kencan
44 | Bersalah
45 | Kembali Patah
46 | Duo Jail
47 | Penganggu Kecil
48 | Tamu tak Diundang
49 | Serius
50 | Ganteng Doang
51 | Siapa Sebenarnya?
52 | Baik-Baik Saja
53 | Mengalah
54 | Perbuatan Keji
55 | Merona
56 | Butuh Usaha
57 | Pandangan Iri
59 | Terburu-buru
60 | Tak Biasanya
61 | Licik
62 | Menunggu
63 | Pregnant
64 | True Love
65 | Tenang
66 | Berkorban
67 | Sulit
68 | Memohon
69 | Kenangan
70 | Sempurna

58 | Sebuah Pesan

6.4K 606 17
By Daiiiiii__

Sejak insiden kecelakaan itu, Keifani dan dilarang pulang ke apartemen. Walau Lena sudah ditahan oleh pihak kepolisian tetapi papi tidak mengizinkan mereka keluar dari rumah, Darius dan Keifani sudah sebulan lebih tinggal di rumah, meski harus pulang pergi dengan jarak yang jauh. Dia tak pernah lagi mempermasalahkannya, sebab keamanan Keifani bisa terjaga baik.

Weekend ini Keifani dan Darius berencana menemui bunda di Bogor, sudah lama sekali Keifani tidak bertemu bunda. Dia sangat tidur pada perempuan yang melahirkannya di di dunia ini.

"Kita beneran nggak usah bawa buah tangan untuk keluarga di Bogor?" Pertanyaan Darius sejak tadi terus diulang oleh lelaki itu hingga membuat Keifani bosan.

"Kata Bunda nggak usah, Mas. Lagian semua keluarga lagi ke Bandung ngantar Kimi yang mau kuliah, jadi yang di Bogor cuma Bunda dan Mas Coki aja kok."

Darius mengangguk mengalah. "Oke."

Perjalanan mereka ke Bogor sempat terhalang macet akibat kecelakaan, beruntung tak hanya butuh waktu lama Ferrari Darius bisa kembali jalan.

Darius dan Keifani tiba di Bogor sebelum makan siang, suasana rumah sangat sepi tetapi hawanya cukup sejuk. Pantas bunda lebih memilih tinggal di sini ketimbang rumah yang di Jakarta, karena suasananya tenang dan damai.

"Mas, kita ceritanya sama Bunda pelan-pelan ya, aku takut tensi Bunda naik dengar aku hampir ditabrak Lena."

"Iya, Sayang." Darius mengelus rambutnya lembut. "Mas akan bantu jelasin ke Bunda ya." Keifani mengangguk.

Bunda dan Coky---Amri Warinto---kakak sepupu Keifani, menyambut kedatangannya di depan pintu.

Keifani berlari ke arah bunda lalu memeluknya erat. "Bunda, aku kangen banget."

Bunda pun membalasnya tak kalah erat, tangannya beberapa kali menepuk punggung Keifani lembut. "Bunda juga, Sayang." Setelah melepas pelukannya, bunda beralih memeluk Darius.

"Kamu apa kabar, Nak?" tanya bunda kemudian.

"Sehat, Bun. Bunda sehat, kan?" Bunda mengangguk semangat.

"Bunda sangat sehat, Nak."

"Bude, masuk yuk. Kei dan Darius pasti capek," celutuk Coky tiba-tiba.

Bunda menepuk pelan keningnya. "Astaga, Bunda lupa. Yuk, masuk masuk. Kalian pasti lapar, kan? Bunda abis masak."

Keifani mengandeng lengan bunda berjalan beriringan, di belakangnya ada Coky dan Darius yang mengikutinya.

Bau masakan tercium begitu memasuki ruang makan, banyak makanan dihidangkan di atas meja. Salah satunya sup ceker ayam, perkedel kentang, ikan bakar, dan sambal tarasi.

"Gue udah lapar dari tadi, tapi kata Bude belum bisa makan. Nunggu kalian dulu," kata Coky mengambil piring dan mengisinya dengan berbagai makanan.

Keifani dan bunda geleng-geleng kepala melihat kelakuan Coky, sedangkan Darius hanya meringis kecil.

Keifani mengambilkan makanan untuk Darius, lalu untuk bunda, baru terakhir untuknya. Mereka makan diselingi obrolan ringan.

"Lo sih, Kei. Datang pas yang lain ke Bandung," kata Coky disela suapannya.

"Ya gimana lagi, Mas. Gue kan kerja, Mas Darius juga, jadi harus atur waktunya jauh-jauh hari dulu."

Mata Coky beralih pada Darius. "Us, lo suka main game online nggak?"

Darius mendongak, senyumnya dipaksakan karena panggilan Coky untuknya sama seperti Taufik. Jika dia akan menegur Taufik, tetapi tidak untuk Coky. Mana berani dia menegur kakak sepupu istrinya. Dia harus jaga image dong, kalau dulu Darius tak peduli tentang pandangan keluarga Keifani, beda lagi kalau sekarang.

"Game apa, Mas?" Coky menyeringai.

"Mobile Lengend atau PUBG?"

Darius terkadang suka meluangkan waktu untuk main game online ketika lagi suntuk, tetapi bukan tipe yang kecanduan main game online.

"Saya punya semuanya, Mas."

Coky menjetikkan jarinya. "Ya udah, abis makan kita mabar," putusnya semangat.

Darius mengangguk setuju, dia baru saja akan menyuapkan nasi ke dalam mulutnya lantas terhenti melihat ada notifikasi yang masuk pada ponselnya. Sebuah nomor asing, keningnya berkerut bingung, dia menekan layar membuka pesan itu dan seketika tubuhnya menegang.

08134577XXX :
Dar, ini aku Bella. Bisa kita bertemu?

***

Sudah seminggu Darius mendapat pesan WA dari Bella, yang terus saja diabaikannya. Malah nomor itu sudah dia blokir tetapi Bella selalu menggunakan nomor lain hingga akhirnya membuat jengah, mau tak mau dia membalas pesan itu hanya untuk menolak permintaan Bella bertemu.

Darius :
Gue nggak ada waktu, Bell. Dan tolong berhenti hubungin gue lagi.

Darius kira setelah membalas pesan Bella, perempuan itu akan menyerah begitu saja. Ternyata dia salah, Bella malah makin gencar menghubunginya bahkan sampai mengancamnya ke apartemennya. Yang tentu saja ditolak Darius, dia tak ingin mengambil risiko apalagi mengorbankan rumah tangganya yang baru dibangun bersama Keifani.

Dia pikir setelah masalah Lena selesai, hidupnya dan Keifani akan tenang. Tetapi di salah, kedatangan Bella kembali menganggunya sungguh di luar dugaannya.

Darius seketika sadar dia mencintai perempuan gila macam Bella, dan pernah bucin lagi.

Dia berdigik ngeri.

"Mas, coba cium deh." Suara Keifani menyentak lamunannya.

Darius mendekatkan wajahnya lalu... cup. Dia mencium pipi kanan istrinya.

Keifani sontak menjauhkan dirinya. "Lho, kok aku dicium sih, Mas," protesnya panik, matanya menatap sekeliling supermarket yang malam ini tampak ramai.

Pulang kantor tadi, tiba-tiba Darius menjemputnya lalu mengajaknya belanja bulanan bersama.

"Lho, yang tadi minta cium siapa?" tanya Darius polos.

Keifani mendelik. "Ish! Bukan cium aku, Mas. Tapi ini." Dia menunjukkan seikat daun bawang di tangannya.

Darius mengulum senyum. "Oh, cium daun bawang toh. Emang kamu nggak cemburu ya kalau Mas cium-cium daun bawang?"

Keifani memukul lengan kekar Darius manja. "Dih, apaan sih! Nggak jelas banget."

"Yaiyalah, orang cuma cinta Mas aja yang jelas." Keifani merona, Darius semakin gemas menyerang pipi istrinya dengan ciuman tanpa henti. Dia mengabaikan pengunjung yang lain mungkin saja melihatnya.

"Mas," rengek Keifani manja, berusaha melepaskan rangkulan Darius disertai serangan ciuman bertubi-tubi dari lelaki itu. "Nanti orang lihat, kan malu."

Darius menghentikan ciumannya. "Ya udah, cepatan belanjanya baru langsung pulang. Mas mau lanjutin cium kamu di apartemen aja, jadi kamu nggak perlu malu, kan nggak ada orang yang bakal lihat," bisiknya dengan suara serak.

Keifani semakin merona. "Ih, udah ah! Aku mau lanjut belanja dulu, baru kita makan malam. Sesuai janji Mas tadi, nggak lupa, kan?"

Darius menghela napas panjang. "Iya, Sayang. Iya, aku ingat kok." Dia harus bersabar menahannya dulu. "Tapi begitu di apartemen Mas ajak begadang sampai pagi ya."

Keifani mencubit perut Darius dengan wajah memerah.

Setelah belanja bulanan selesai, Ferrari Darius membelah jalanan lumayan ramai.

"Mas, yakin mau pulang ke apartemen?" Bukannya apa, mereka belum pamit pada mami dan papi. Takutnya orangtua mereka malah panik mencarinya.

"Tenang aja, Mas udah kabarin Papi kalau malam ini kita pulang ke apartemen. Kulkas kita harus segera diisi kan, kemarin Mas dan Papi udah bicara empat mata. Mas bilang mau kembali ke apartemen sama kamu secepatnya."

Keifani mengangguk mengerti, pasalnya dia juga cukup lelah dijalanan harus bolak-balik dari rumah ke kantor lalu balik ke rumah lagi. Selain memakan waktu, Keifani juga kasihan melihat Darius kelelahan menyetir mobilnya.

"Jadi, Mas bilang apa ke Papi sampai diizinin pulang ke apartemen?"

Darius menyeringai lebar. "Bilang kalau kita nggak bisa bebas mantap-mantap kalau di rumah."

Keifani sontak memukul pelan bahu Darius, hingga membuat lelaki itu tertawa puas. Istrinya lantas membuang muka ke arah jendela dengan wajah yang masih memerah, baru saja Darius akan menggodanya lagi. Sebuah suara notifikasi masuk ke ponselnya, sebuah nomor asing yang dia hafal di luar kepalanya karena nomor itu sudah sering mengirimkan dirinya pesan.

08543229xxx :
Dar, aku ada di depan apartemen kamu.

***

BERSAMBUNG

Sibell mulai resekkkk, udah kakak yg pelakor sekarang sibell. Apakah dia udah terpengaruh perkataan Lena?


Vote dan komen banyak2 dong 🙏

See you next part

Continue Reading

You'll Also Like

233K 13.1K 63
Karya pertama saya Di larang plagiat⚠️ Zahra adila dirgantara, seorang gadis smp yang kehidupan nya bisa dikatakan menyenangkan, gadis yang memilik...
85.5K 6.9K 65
Perjalanan kisah cinta Gara seorang naval architect muda dengan Arunika mahasiswi magang yang bekerja membantunya. Siapa sangka pertemuan takdir itu...
6.4K 2.8K 86
Blurb : Pernahkah kalian menyadari bahwa ada segelintir orang yang menganggap bahwa manusia hanyalah pengganggu, dan penuh kemunafikan? Manusia umu...
45K 4.9K 53
[complete, revisi] berhenti membuang waktu dengan menyukai ku, pergilah.