My Annoying Cute Girl [✓]

By Aobana_Lily28

26.9K 2.7K 265

Choi Beomgyu, gadis dari keluarga konglomerat yang iseng kabur dari rumah karena ingin mencoba yang namanya k... More

CH 00 : PROLOGUE
CH 01 : HER & HIM
CH 2 : THE DIFFICULTIES
CH 3 : ACCIDENT
CH 4 : REASON
CH 5 : ONE ROOFTOP
CH 6 : SUNGCHAN'S ENGAGEMENT
CH 7 : HIDE & SEEK
CH 8 : BURDEN
CH 9 : THEY KNOW
CH 10 : MEMORY (YOU & ME UNDER THE SKY WITH FIREWORKS)
CH 11 : MEMORY (I WON'T LOSE YOU)
>> SIDE STORY (HEEHOON : 1)
CH 12 : MISS-FEVER
CH 13 : STAY WITH ME
>> SIDE STORY (YEONBIN : 2)
CH 14 : SUSPICIOUS
CH 15 : HER SECRET
CH 16 : HIS EX
SIDE STORY (JAKENO : 3)
CH 17 : RUINED PLAN
CH 18 : BROKEN HEART
CH 19 : LITTLE PRINCESS
>> SIDE STORY (JAYWON : 4)
CH 20 : CHOI HOUSE
CH 21 : MRS. KANG
CH 22 : UNSTEADY
CH 23 : SPRING PICNIC
>> SIDE STORY (JICHEN : 5)
CH 24 : UNEXPECTED
CH 25 : ISSUE
CH 26 : CLARIFY
>> SIDE STORY (MARKHYUK : 6)
CH 27 : YEONBIN'S WEDDING
CH 28 : CALM
>> SIDE STORY (NOMIN : 07)
CH 30 : THE END [✓]

CH 29 : FOR A WHILE

587 62 5
By Aobana_Lily28

---
》My Annoying Cute Girl 《
---
-:: TaeGyu ::-
-:: Tomorrow X Together ::-
-:: Fanfiction ::-
---
Disclaimer :
Cerita ini murni hasil pemikiran author
Cerita ini hanya bermaksud untuk menghibur
Cerita ini tidak ada kaitannya dengan kehidupan nyata tokoh-tokoh yang termuat dalam cerita ini
---

Warning!!
-Cerita ini mengandung unsur pertukaran gender. Udah diingetin yah-
-Nggak suka nggak usah baca-
-Mohon hargai hasil karya orang lain-
-Berikanlah kritikan dan saran yang membangun-
-No julid-julid area-
---
Chapter 29 :
::::::
For A While

---

Aula hotel mewah itu terlihat ramai di penuhi oleh para tamu undangan dengan tampilan mereka yang nampak berkelas. Tak berbeda jauh dengan dua bintang utama yang sedang berbahagia akan hari itu. Dengan senyum yang merekah keduanya menyapa para tamu undangan.

"Selamat untuk kalian berdua" kedua menunduk hormat pada tamu-tamu terhormat yang tentunya mereka undang dan berkesempatan untuk hadir.

"Terima kasih sudah sempat hadir".

"Renjun" mendengar suara familiar itu membuat sepasang pengantin itu menolen. Renjun mengembangkan senyumnya saat netranya bertemu dengan wanita yang hampir saja menjadi ibu mertuanya.

"Aunty Taeyong!" gadis itu berseru dan berlari ke arah nyonya Taeyong lalu memeluk erat tubuh wanita itu. "Ku pikir aunty, uncle Jaehyun, paman Taehyung dan bibi Yerin tidak bisa datang" wanita itu terkekeh.

"Yah... karena Mark harus menjaga Haechan dan Saeron  dia tidak bisa datang. Jadi kami bisa datang dan... anggap saja kami yang menggantikan mereka" Renjun mengembangkan senyumnya.

"Yeonjun juga tidak bisa datang. Usia kehamilan Soobin masih sangat rentan, jadi belum bisa bepergian terlalu jauh" Renjun mengangguk paham.

"Tidak apa paman. Aku turut senang untuk kehamilan Soobin" tuan Taehyung dan nyonya Yerin menggelengkan kepalanya.

"Kau juga, semoga kau cepat dapat momongan" gadis itu mengangguk dengan senyumnya. Sementara Renjun sibuk dengan para anggota keluarga Choi dan Jung, suami gadis itu sibuk dengan tamu yang lain. Dia tau kalau istrinya itu perlu ruang untuk berbicara dengan orang-orang yang pernah membahagiakan sang istri.

"Tapi... apa hanya aunty, uncle, paman dan bibi yang datang?" tanya gadis itu membuat empat orang dewasa itu terkekeh.

"Kau kecewa hanya kami yang datang?" celetuk tuan Jaehyun yang langsung ditanggapi gelengan oleh gadis itu.

"Bukan begitu uncle. Hanya saja... aku merindukan mereka".

"Sayang sekali banyak yang tidak bisa datang. Mereka ingin tapi... kau taulah ini sudah tahun terakhir Sungchan, Sunghoon, dan Jisung. Ditambah Beomgyu dan teman-temannya yang lolos kelas akselerasi juga menjadi siswa ujian tahun ini" Renjun mengangguk paham. "Kalau Taehyun... dia sedang sibuk dengan project-nya. Yah... dia berharap tahun ini selesai karena tahun depan dia akan mengurus projet barunya di Jepang. Sekalian menemani Beomgyu di sana".

"Oh, Beomgyu berencana untuk kuliah di Jepang? Katanya Sungchan juga akan ke sana?" mereka mengangguk.

"Untuk keluarga Kang dan keluarga Park, mereka tidak bisa datang karena mempersiapkan pernikahan Heeseung dan Sunghoon yang akan diadakan setelah Sunghoon lulus nanti" manik Renjun mengerjap tak percaya.

"Mereka akan menikah secepat itu?".

"Begitulah. Ku rasa keputusan itu lebih baik, melihat bagaimana dekatnya mereka" gadis itu terkekeh.

"Bagaimana Beomgyu dan Taehyun?".

"Yah, mereka berencana menikah setelah Beomgyu lulus kuliah. Paman yakin juga adikmu itu tidak akan kuliah lama-lama" Renjun mengangguk setuju. Dia tau Beomgyu dan teman-temannya memiliki otak cerdas. Tidak heran kalau mereka bisa cepat menyelesaikan pendidikan mereka.

"Oh ya, sebenarnya kami ke sini dengan paman Seokjin dan bibi Sowon mu. Tapi mereka mungkin sedang berbincang dengan kolega bisnis mereka. Jeno dan Jaemin juga ikut tapi mereka tidak tau kemana" mendengar dua nama itu seketika membuat Renjun murung.

"Aunty tau masih ada beberapa hal yang belum kau bicarakan dengan mereka. Cobalah bicara dengan mereka saat mereka menemui mu hm?" Renjun mengangguk dengan senyumnya. Benar... awal masalahnya dengan Jeno dan Jaemin juga dimulai darinya. Jadi dia harus bisa menyelesaikannya sekarang juga.

"Kami menyapa tamu yang lain dulu yah. Kau harus bahagia dengan pasangan mu kali ini" ujar nyonya Yerin sembari memeluk tubuh gadis itu.

"Terima kasih bibi?" nyonya Yerin mengangguk sebelum merenggangkan pelukannya.

"Kau masih anak mommy, Renjun. Jangan sungkan untuk berkeluh kesah dengan aunty seperti yang kita lakukan dulu" gadis itu mengangguk lalu setelahnya tuan Taehyung, nyonya Yerin, tuan Jaehyun, dan nyonya Taeyong meninggalkan gadis itu.

Gadis itu tiba-tiba tersentak saat tangan seseorang merangkul pinggangnya.

"Ck. Kau mengejutkan ku kak" pemuda itu terkekeh.

"Mereka baik sekali padamu yah? Aku jadi iri" gadis itu terkekeh.

"Kau ini ada-ada saja" sepasang pengantin itu asyik bercengkrama sampai tidak menyadari kalau ada dua orang lagi yang menghampiri mereka.

"Injunie" gadis itu segera menoleh saat mendengar suara itu.

"Nana" gadis yang tampil tidak kalah cantik dan elegan di acara malam ini segera merentangkan tangannya. Membuat si mempelai wanita terkekeh dan segera berhambur ke dalam pelukannya. "Selamat untukmu cantik" si pengantin lagi-lagi terkekeh.

"Geli kalau kau yang mengatakannya Na, tapi terima kasih" Jaemin ikut terkekeh mendengar balasan sahabatnya itu. Renjun menatap Jaemin dan Jeno bergantian. "Ku pikir kalian tidak akan datang".

"Yah... untung sekali acara pernikahan mu pas di saat jadwal ku longgar. Aku bisa meminta dokter yang lain untuk menggantikanku" canda Jaemin membuat Renjun terkekeh. Perhatian Renjun beralih pada pemuda yang sempat mengisi kekosongan hatinya.

"Selamat untuk mu, dan... maaf untuk kata-kata kasar ku waktu itu" Renjun menggelengkan kepalanya.

"Tidak perlu meminta maaf. Aku pantas mendapatkannya. Dari awal seharusnya memang aku tidak mengusik kalian berdua" Jaemin menghela nafasnya.

"Sudahlah... itu sudah lalu. Kita sama-sama memiliki kesalahan dalam hal itu. Jadi... sebaiknya lupakan saja. Apalagi ini hari bahagia mu Injunie".

"Yang Nana katakan benar. Mungkin akan sulit. Tapi... perlahan kita pasti bisa melupakannya, dan biarkan persahabatan kita tetap berlanjut" Renjun mengembangkan senyumnya. Gadis itu semakin merasa bersalah karena mengacaukan hidup dua sahabatnya yang benar-benar peduli padanya.

"Terima kasih... aku benar-benar berterima kasih. Aku bahagia memiliki kalian dalam hidupku" Jaemin mengembangkan senyumnya lalu menarik gadis itu ke dalam pelukannya.

"Aku dan Jeno pun bahagia bisa memiliki sahabat sehebat dirimu Injunie. Jangan menangis... make up mu rusak nanti" Renjun terkekeh mendengar ucapan sahabatnya itu.

Dan begitulah cara mereka menyelesaikan masalah mereka. Meminta maaf dan memberi maaf adalah hal yang terlihat sepele namun sangat sulit untuk dilakukan. Merendahkan ego dengan tujuan mendapat kedamaian... kadang tidak mudah dilakukan. Tapi syukur... mereka bertiga berhasil melakukannya.

Ujian akhir sudah dipenghujung mata. Tentu saja hal itu membuat Beomgyu dan teman-temannya harus lebih banyak belajar untuk persiapan ujian mereka. Dan sekarang, kelima gadis itu tengah berkumpul di sebuah cafe tempat dimana biasanya mereka belajar bersama.

"Ugh... kapan semua ini akan berakhir? Otak ku seperti mau terbakar rasanya" keluh Chenle membuat empat sahabatnya yang lain menoleh.

"Kalau sudah lelah, istirahat saja dulu. Jangan memaksakan diri mu" ujar Sunghoon yang ditanggapi helaan nafas oleh Chenle.

"Ku harap nilai kita tidak ada yang anjlok. Jadi tidak perlu cari universitas lain lagi" ujar Jungwoon yang ditanggapi anggukan setuju oleh Sunghoon, Sunoo, dan Haechan.

"Eiihh... jangan terlalu dibawa serius. Kita sudah belajar keras. Kita pasti bisa".

"Haah... istirahat saja dululah. Daripada makin stress nantinya" ujar Sunoo yang ditanggapi anggukan setuju oleh ke empat sahabatnya.

Kelima gadis itu menutup buku mereka sejenak, sebelum menyantap makanan ringan juga minuman yang tadi mereka pesan.

"Perasaan baru kemarin aku masuk di Big Hit, tapi minggu depan kita sudah ujian" celetuk Beomgyu.

"Kalau begitu pernikahan kak Sunghoon dan kak Heeseung juga makin dekat yakan?" mereka mengangguk setuju. Perbincangan soal pasangan mereka selalu menjadi topik yang menambah semangat mereka.

"Aku masih tidak sangka loh... sebentar lagi kak Hoonie akan menikah. Tapi aku turut senang dengan itu" Sunghoon terkekeh menanggapi ucapan sahabat-sahabatnya.

"Yah... ku harap kalian semua ada saat acara pernikahan ku".

"Sudah pasti kak" sahut mereka berempat.

Tak lama, nampak empat orang gadis yang mendekati meja mereka.

"Whoaa... kalian sedang belajar?" mereka menoleh dan menemukan Yuna bersama tiga sahabatnya. Ketiga gadis itu melambai dengan tujuan menyapa lima gadis itu.

"Iya kak Yuna. Sebentar lagi ujian. Kami harus belajar dengan giat" keempat gadis itu terkekeh mendengar ucapan Sunoo.

"Baiklah. Boleh kami bergabung?" kelima gadis itu mengangguk. Dan berakhirlah kelompok belajar mereka menjadi kelompok gossip.

"Benar-benar tidak di rasa yah. Sudah setahun lebih ini kami dekat dengan kalian" celetuk Ryujin yang ditanggapi kekehan oleh kelima gadis itu.

"Sunghoon sebentar lagi menikah, lalu kalian sebentar lagi kuliah. Apalagi Beomgyu, dia sampai harus terbang ke Jepang" Beomgyu tersenyum geli mendengar ucapan Yeji.

"Yah... walaupun di Korea juga cukup bagus... aku ingin belajar di Jepang langsung untuk jurusan seni ilustrasi" keempat gadis itu mengangguk.

"Kau akan masuk perusahaan mana kalau begitu? Lowongan terbuka lebar untuk pekerjaan mu" Beomgyu menghendikkan bahunya.

"Mungkin membantu bibi Eunha? Kasihan beliau hanya kerja sendiri" mereka terkekeh mendengar ucapan Beomgyu.

"Sekarang benar-benar menjadi menantu kesayangan bibi Eunha yah?" celetuk Yuna membuat gadis itu mengulum senyumnya.

"Oh ya, kak Chaeryeong bagaimana?" pertanyaan Beomgyu yang terkesan tiba-tiba sontak membuat keadaan menjadi hening. Terlebih Yuna, Ryujin, Yeji, dan Lia.

"Kami belum mendapat kabar apapun darinya. Keluarganya pun hilang dari peredaran sekarang entah kemana" jawab Ryujin membuat Beomgyu menjadi murung.

Sadar akan perubahan Beomgyu, Ryujin menepuk asal bahu gadis itu.

"Itu bukan salah mu. Dari awal memang Taehyun tidak memiliki perasaan untuknya" ketiga sahabat Ryujin yang lain mengangguk setuju.

"Ryujin benar. Apa yang dia dapatkan... itulah hasil dari apa yang dia lakukan. Kami juga sudah berusaha untuk menjaga dan selalu memperingatinya. Tapi si brengsek itu berpikir kalau Taehyun menyukai Chaeryeong. Jadi dia memanfaatkannya".

"Dari awal Chaeryeong merebut Taehyun dari Iseul saja sudah salah. Ini benar-benar tidak ada hubungannya dengan mu juga status mu dengan Taehyun sekarang" Lia berujar sementara tiga teman lainnya mengangguk setuju. "Haah... meski kami masih sangat menyayangkan semua ini... tetap saja tidak ada yang bisa kita lakukan bukan? Semua sudah terjadi".

"Kak Lia benar. Jadikan semua sebagai pelajaran. Semoga kita tidak sampai seperti itu. Kau juga Gyu... jangan terlalu dipikirkan. Fokus saja untuk ujian mu" Beomgyu menghela nafasnya sebelum mengangguk mengiyakan ucapan Yuna.

Tak lama dua orang pemuda memasuki cafe itu. Binar bahagia jelas terpancar di wajah kedua pemuda itu.

"Wah... tidak ku sangka akan bertemu dengan adik kesayangan ku di sini" sembilan gadis itu menoleh. Nampak Sungchan dan Jisung yang berjalan mendekati mereka. "Ada beberapa materi yang tidak ku pahami. Dan semua gara-gara kau yang selalu mengajakku untuk membolos" Beomgyu terkekeh.

"Bukannya kakak juga biasanya bolos dengan kak Jisung yah?" Jisung mendengus.

"Kau pikir karena apa dia mengajak ku membolos kalau bukan karena kepikiran kau terus" ujar pemuda itu sembari berduduk di sisi tunangannya. Sunoo sampai mendengus karena pemuda itu memaksanya untuk pindah.

"Permisi kak Ryujin, boleh aku duduk dekat Beomgyu?" Ryujin mengangguk dan segera memberikan jarak antara dirinya dan Beomgyu. Sungchan menarik satu kursi di cafe itu dan meletakkan diantara Beomgyu dan Ryujin, barulah mereka berduduk.

Setelah Sungchan dan Jisung datang, mereka kembali fokus ke tujuan mereka datang ke cafe itu. Dan tentu saja tujuan mereka datang untuk belajar. Sementara Yuna, Ryujin, Yeji, dan Lia beberapa kali tersenyum melihat bagaimana anak-anak tahun terakhir ini belajar dengan serius. Saling memberikan pemahaman, berbagi pendapat, intinya saling memberitau satu sama lain.

Mereka jadi ingat Chaeryeong lagi. Yah... diantara mereka berlima, Chaeryeong lah yang paling cerdas. Fakta bahwa sekarang mereka tidak bersama sahabat mereka itu, cukup membuat mereka sedih. Tapi mau bagaimana lagi. Tidak ada yang bisa mereka salahkan. Semua yang sudah terjadi... sudah menjadi takdir sahabat mereka. Mereka tidak bisa melakukan apapun selain mendo'akan agar sahabat mereka itu dalam keadaan baik sekarang.

Tepat hari dimana ujian terakhir mereka diadakan, Beomgyu melangkahkan kakinya menuju atap sekolahnya. Gadis itu sengaja datang pagi-pagi sekali untuk mengenang hari-hari terakhir di sekolahnya yang penuh kenangan ini.

Rintik salju mulai jatuh. Sekarang sudah masuk di penghujung Januari. Beberapa bulan lagi dia akan meninggalkan negara tempatnya di lahirkan dan tumbuh sampai seperti sekarang untuk waktu yang lama. Gadis itu mengeratkan jaket tebalnya karena angin yang mulai berhembus cukup menusuk kulitnya.

Banyak yang sudah terjadi. Gadis itu masih bertahan meski hampir jatuh berkali-kali. Lari dari keluarganya, hampir melepaskan seseorang yang dicintainya, kehilangan kepercayaan dari banyak orang... tapi dia masih di sini. Masih berdiri dengan tegak dengan tatapan penuh tekad.

"Tuhan... ku mohon tetap tuntun langkah ku" guman gadis itu dengan manik yang terpejam dan tangan yang saling bertaut. Sampai sebuah suara masuk ke dalam indra pendengarannya.

"Kau di sini?" gadis itu menoleh dan mendapati seseorang yang tidak disangkanya akan datang ke tempat itu.

"Kakak? Kenapa bisa ada di sini?" pemuda itu terkekeh dan menunjuk cincin yang dikenakan gadis itu. Beomgyu melirik cincin yang melingkar dijarinya. "Kakak menyimpan alat pelacak di cincin tunangan ku?" dengus gadis itu dan ditanggapi kekehan oleh pemuda itu.

Yah... jujur saja, Taehyun dan Beomgyu sudah tunangan sebulan yang lalu. Jadi status mereka sudah berubah sekarang.

"Itu untuk keamanan mu sayang. Kau mau protes?" Beomgyu mencebik namun tidak bisa memarahi pemuda yang sekarang menyandang status sebagai tunangannya itu.

"Bagaimana aku bisa protes kalau tujuannya untuk melindungi ku hm?" dengus si gadis dan membuat Taehyun terkekeh. Pemuda itu melangkah mendekati tunangannya lalu memeluk erat tubuh mungil gadis itu.

"Haah... apa yang kau lakukan di sini? Tidak kah kau merasa kedinginan?" gadis itu menggeleng.

"Tadi iya. Sekarang tidak" pemuda itu kembali terkekeh dan beberapa kali mengecup pucuk kepala gadis itu. "Oh ya, apa yang kakak lakukan di sini?" Taehyun merenggangkan pelukannya sedikit.

"Hari ini ujian terakhir mu. Aku datang untuk menyemangati mu" Beomgyu terkekeh dan mencuri satu kecupan pada bibir pemudanya.

"Begitu? Kakak manis sekali" mendengar ejekan si gadis membuat Taehyun mendengus dan dengan gencar mengecup seluruh wajah gadis itu dan membuatnya terkekeh geli.

"Aku serius tau. Dan lagi, aku mau bilang..." Beomgyu menatap tanya pemuda itu. "Project ku di sini sudah rampung. Jadi... aku benar-benar akan fokus dengan project ku di Jepang" Beomgyu menatap penuh binar pada Taehyun.

"Benarkah?" pemuda itu mengangguk. "Whoaa... kakak hebat!" Taehyun terkekeh begitu Beomgyu langsung melompat ke pelukannya. "Aku menyayangi kakak".

"Kakak juga menyayangimu Gyumi sayang. Lakukan yang terbaik untuk ujianmu hari ini" Beomgyu mengangguk semangat.

"Tentu kak" Taehyun kembali merenggangkan pelukannya. Maniknya menatap lamat-lamat wajah Beomgyu yang tak hentinya tersenyum akhir-akhirnya.

"Supaya kau makin semangat... kakak ingin memberi mu sesuatu".

"Apa?" Taehyun tidak menjawab namun tangannya bergerak menakup pipi gadis itu. Sedikit mendongakkan kepala gadis itu hingga wajah mereka benar-benar berhadapan.

'Cup'.

Beomgyu mengembangkan senyumnya begitu Taehyun memberi satu kecupan lembut pada bibirnya.

"Oh... ini sesuatunya?" kekeh gadis itu membuat Taehyun kembali menempelkan bibir mereka dan melumat lembut bibir penuh gadisnya.

"Kenapa? Kau tidak suka?" tanya pemuda itu setelah mereka membuat jarak. Beomgyu menghendikkan bahunya.

"Tidak buruk" Taehyun mengusak gemas surai gadis itu karena jawabannya.

"You still annoying, but... why you're so cute?" Beomgyu lagi-lagi terkekeh lalu mengecup pipi pemuda itu.

"Cause I'm your fiance, I'm yours" Taehyun lagi-lagi mengusak gemas surai gadis itu.

"Kau menggemaskan sayang. Tapi sebentar lagi kalian masuk. Semangat untuk hari ini" Beomgyu mengerjapkan maniknya lalu menarik tangan Taehyun dan menatap lamat-lamat arlogi yang melingkari pergelangan tangan pemuda itu.

"Whoaa! Secepat itu?" Taehyun terkekeh.

"Waktu akan terasa berjalan sangat cepat saat kau bersama seseorang yang kau sayangi" Beomgyu mengembangkan senyumnya. "Pergilah. Aku akan menunggu mu di kantin sampai kau pulang" Beomgyu mengerjapkan maniknya.

"Kakak serius?" Taehyun mengangguk.

"Aku tau biasanya teman-teman mu di antar jemput oleh kekasih dan tunangan mereka. Hanya kau sendiri yang tidak pernah. Jadi... biarkan aku menggantinya dengan ini" Beomgyu mau melting rasanya saat mendengar ucapan Taehyun.

"Aish... kakak ini bicara apa. Kakak tidak bisa mengantar dan menjemputku bukan karena tidak mau. Tapi kakak kan sibuk. Di tambah kakak makin sibuk juga karena aku. Kakak tidak perlu repot-repot melakukan ini" Taehyun mengembangkan senyumnya dan membenahi anak rambut gadis itu.

"Aku tidak merasa di repotkan ko. Haah... seandainya kita seumuran mungkin akan menyenangkan yah lulus bersama" si gadis terkekeh.

"Begini juga sudah baik ko. Aku akan pergi ke kelas ku kalau begitu. Sampai nanti kak" Taehyun menganggukkan kepalanya dan setelahnya gadis itu langsung pergi. Taehyun mengembangkan senyumnya. Entah sudah berapa kali Taehyun mengatakann ini, tapi... yang pasti Taehyun selalu bersyukur karena tuhan mempertemukannya dengan Beomgyu dan mempertahankan hubungan mereka sampai sekarang.

"Pahami baik-baik soalnya dan perhatikan baik-baik jawaban kalian. Jangan terlalu terburu-buru. Ingat, kalian akan mengetahui hasil ujian kalian saat kalian memilih pilihan 'submit' diakhir lembar jawaban kalian".

"Baik bu".

Ujian untuk mata pelajaran terakhir pun dimulai. Masing-masing kelas berisi dua puluh orang siswa dari semua jurusan yang ada di Big Hit Art High School. Maka dari itu... tidak akan ada yang bisa menyontek jawaban teman, karena meskipun materi yang diajarkan ada yang sama... sudah pasti sembilan puluh persen soal mereka akan berbeda. Ujian dilaksankan menggunakan komputer jadi mereka akan langsung mengetahui hasil mereka begitu mereka selesai.

Beomgyu jelas serius mengerjakan semua soalnya. Hanya memerlukan waktu setengah jam gadis itu selesai mengerjakan semua soal yang diberikan. Setelah mengecek tidak ada lagi yang perlu diperbaikinya, gadis itu langsung menekan tombol submit dan hasil ujiannya langsung keluar. Tersenyum puas, Beomgyu senang bisa menjawab hampir semua jawabannya.

"Bu, aku sudah selesai!" seru Beomgyu yang ditanggapi anggukan oleh gurunya. Wanita itu juga nampak puas dengan hasil yang didapatkan Beomgyu. Tak lama setelah Beomgyu beres, Sunghoon dan Jungwoon yang memang berada di kelas yang sama dengannya, juga sudah menyelesaikan soal mereka.

Sama seperti Beomgyu, sepertinya usaha belajar mati-matian mereka membuahkan hasil. Tinggal tunggu bagaimana hasil Chenle dan Sunoo juga Sungchan dan Jisung nanti.

"Haah... tidak sia-sia kita belajar sampai otakku seperti mau meledak rasanya. Tapi berkat itu juga aku tidak begitu kesulitan saat menjawab soalnya tadi" Sunghoon mengangguk menyetujui ucapan Jungwoon.

"Mau langsung pulang?" tanya Sunghoon.

"Memang kakak mau naik bus? Kalau mau juga tidak apa sih. Tapi aku tidak tanggung resiko kalau kak Heeseung menceramahi kakak nanti" celetuk Jungwoon. Beomgyu hanya terkekeh menanggapi percakapan dua sahabatnya itu.

Yah... karena hari pernikahan Heeseung dan Sunghoon sudah semakin dekat, Heeseung jadi semakin posesif dan selalu kelewat khawatir dengan tunangannya itu. Ya bagaimana tidak, sudah banyak yang tau kalau gadis itu adalah tunangan dari penerus resmi perusahaan Kang, akan banyak yang mengincarnya nanti.

Akhirnya Heeseung melarang Sunghoon untuk mengendarai kendaraan umum untuk keamanan gadis itu. Jadi, pemuda itu yang berinisiatif mengantar jemput tunangannya sesibuk apapun dia. Kalau sudah terdesak, barulah dia menyuruh supir kepercayaan keluarganya untuk mengantar dan menjemput tunangannya itu.

"Mau ke kantin saja?" tawar Beomgyu dan langsung diiyakan oleh Sunghoon dan Jungwoon.

Tepat saat ketiga gadis itu hendak menuju kantin, Chenle dan Sunoo menghampiri ketiganya dengan senyum bahagia mereka. Benar-benar puas dengan semua jerih payah mereka. Dan sekarang... jadilah mereka berlima melangkah beriringan menuju kantin sekolah mereka.

Sementara di kantin, sekarang banyak di datangi oleh para siswi tahun pertama dan tahun kedua Big Hit Art. Alasannya... mungkin kalian sudah tau. Yah... itu karena mereka terpikat dengan wajah rupawan Taehyun. Banyak dari mereka yang bertanya-tanya perihal siapa pemuda itu dan apa urusannya di sekolah mereka ini sampai tidak berpindah dari posisinya sejak tadi.

Ok, tidak berpindah posisi itu agak berlebihan. Taehyun bergerak juga kok. Sebelumnya pemuda itu sempat membeli beberapa kudapan ringan untuk menemani di sela kebosanannya. Tau kalau tunangannya itu akan keluar siang nanti, jadi pemuda itu mengerjakan beberapa berkas kantornya melalui pad yang selalu dibawanya.

Sementara di pintu masuk kantin. Beomgyu memasuki tempat yang ramainya melebihi hari biasa itu dengan senyum cerahnya, membuat Sunghoon, Jungwoon, Chenle, dan Jisung menatap bingung pada gadis itu, juga pada orang-orang yang tidak biasanya memenuhi kantin sampai seperti ini.

Memang sih siswa siswi tahun pertama dan kedua memiliki waktu senggang selama mereka ujian. Tapi... tidakkah ini berlebihan? Namun mereka segera paham saat Beomgyu berseru ketika menemukan seseorang yang sejak tadi menganggu pikiran gadis itu.

"Kak Tyunie!" gadis itu berseru membuat pemuda itu menoleh. Raut yang tadinya datar... kini berubah melembut seiring dengan si gadis yang makin mendekati pemuda itu.

"Jangan lari Gyu, nanti kau jatuh" gadis itu menghiraukannya dan tetap berlari menghampiri pemuda itu. Sementara empat temannya menggeleng melihat kelakuan sahabat mereka.

"Pantas saja dia kelihatan  semangat sekali dari tadi. Taunya tunangannya sudah menunggunya di sini" ujar Sunoo dengan suara yang sedikit ditinggikan. Bukan tanpa alasan, gadis itu berniat menggoda pasangan TaeGyu juga untuk membuat adik kelasnya patah hati. Dan banyak dari mereka yang langsung pundung mendengar itu.

"Bagaimana ujiannya?" Beomgyu mengangguk antusias.

"Berjalan dengan lancar. Aku bisa tidur nyenyak malam ini" pemuda itu terkekeh kemudian mengusak surai tunangannya itu.

"Tumben kak Taehyun menjemput Beomgyu. Biasanya juga Beomgyu yang pergi ke kantor kakak" ujar Jungwoon dengan raut bingungnya. Taehyun menatap gadis itu sejenak.

"Project ku sudah selesai. Karena aku tidak pernah menjemputnya, jadi aku menggantinya dengan menunggunya sampai pulang hari ini" keempat gadis itu terdiam.

"Maksud kakak, kakak sudah di sini sejak pagi?" Taehyun mengangguk dengan raut datarnya. Sementara Jungwoon, Chenle, dan Sunoo melongo karenanya. Sunghoon sudah tidak heran sih. Diakan sudah biasa dengan TaeGyu.

"Kakak ipar bagaimana? Kau menyelesaikan soal ujianmu dengan baikkan?" Sunghoon mendengus begitu mendengar pertanyaan Taehyun.

"Jangan memanggil ku begitu. Rasanya aneh kalau kak Taehyun memanggilku kakak ipar. Lagipula aku dan kak Heeseung juga belum resmi menikah" mereka tertawa mendengar jawaban Sunghoon. "Oh ya, apa dia sudah pulang?" Taehyun mengangguk.

"Si sialan itu pasti datang menjemput mu hari ini" yah... jangan heran dengan twin siblings toxic satu ini. Sudah biasa mereka.

Sembari menunggu Heeseung, Jay, Jisung, dan Jake menjemput, mereka berenam menyempatkan makan siang di kantin sekolah itu sejenak. Yah... mumpung di traktir oleh salah satu CEO besar kan lumayan... makan gratis mereka.

Beberapa hari setelah pengumuman kelulusan, keluarga Choi, Kang, Jung, Park dan Kim mengadakan acara makan-makan di kediaman keluarga Choi. Yah... itu ungkapan selamat untuk lulusnya Beomgyu dan teman-temannya, juga Sungchan dan Jisung. Jungwoon, Chenle, dan Sunoo seperti biasa, tetap ikut bergabung meski orangtua mereka tidak bisa hadir sekarang.

Seperti biasa, setelah makan mereka akan berkumpul di satu tempat dan bercengkrama satu sama lain. Hal inilah yang membuat keluarga mereka semakin dekat. Yah... meskipun harus diawali dengan adegan baku bantah antara Taehyun dan Heeseung, entah kenapa makin kemari mereka semakin sering adu mulut meski hubungan keduanya terlihat semakin membaik. Kemudian di susul dengan adegan baku hantam antara Beomgyu dan Jeno yang berakhir ditutup dengan amukan nyonya Eunha dan nyonya Taeyong. Heran mereka, tidak bisa sekali kalau empat anak ini tidak bertengkar dulu.

Alhasil Beomgyu memberengut dan memilih untuk fokus memetik senar gitar miliknya, barulah keadaan kembali kondusif.

"Oh ya Gyu, kau ingat malam saat kita memergoki ka Jeno dan kak Nana kencan bukan?" tanya Taehyun membuat Jeno mendengus. Sementara Beomgyu mengangguk.

"Jangan mulai lagi Kang" peringat Jeno. Sementara si bungsu Kang itu menggelengkan kepalanya.

"Aku ingat bahwa aku menjanjikan sesuatu pada Beomgyu malam itu" gadis itu menatap tanya pada tunangannya. Tak berbeda jauh juga dengan yang lain.

"Janji? Janji apa? Perasaan kakak tidak menjanjikan apapun padaku malam itu" ujar si gadis. Taehyun menghela nafasnya.

"Ara. Kau bilang kau merindukannya bukan?" manik Beomgyu membola. "Aku berjanji akan mengajak mu ke sana setelah aku tidak begitu sibuk. Kau ingat?" Beomgyu mengangguk antusias.

"Benar juga. Ya ampun... kenapa aku bisa lupa" Taehyun menggelengkan kepalanya. Tidak heran dia, tapi dia tetap sayang.

"Kalian akan pergi menemui Iseul?" tanya Heeseung yang dijawab anggukan oleh keduanya. "Baguslah. Sekalian berikan undangan ku dengan Sunghoon. Mungkin mereka mau datang" Taehyun menganggukkan kepalanya.

"Umm... apa bunda boleh ikut?" tanya nyonya Eunha yang seketika membuat keadaan menjadi senyap. Beomgyu mengangguk antusias.

"Kenapa tidak. Bunda tau... anakku itu sangat menggemaskan loh. Bunda pasti akan senang melihatnya" mereka terkekeh mendengar ucapan Beomgyu.

"Iya mama bayi. Kau membuat papa ingin cepat-cepat memiliki cucu" celetuk tuan Taehyung membuat Beomgyu mendengus dan yang lainnya terkekeh melihat tingkah gadis itu.

"Papa ini bicara apa? Tinggal tunggu kak Soobin melahirkan kan... setelah itu papa akan punya cucu. Gyu belum bisa beri sekarang. Kalau ku ambil Ara, neneknya bisa mengamuk padaku nanti" ujar gadis itu membuat yang lain semakin terbahak. Si bungsu Choi itu memang kadang aneh-aneh.

"Ya sudah, mama dan papa akan ikut ke tempatnya Iseul nanti. Jadi penasaran dengan anak angkat dari putri kesayangan mama" Beomgyu terkekeh.

Perbincangan hangat mereka terus berlanjut. Sampai langit semakin menggelap karena sebentar lagi akan memasuki waktu malam, barulah mereka kembali ke kediaman masing-masing. Sementara Sunghoon, Jungwoon, Chenle, dan Sunoo menginap di kediaman Choi. Biasalah curi-curi waktu sebelum Sunghoon yang sebentar lagi akan menikah dan Beomgyu yang akan ke Jepang.

Mereka pasti akan merindukan satu sama lain...

Sesuai rencana, di awal musim semi Beomgyu, Taehyun, beserta tuan Taehyung dan Nyonya Yerin, juga tuan Jungkook dan nyonya Eunha, mendatangi cafe milik Iseul dan Jaesun. Tidak banyak hal yang berubah dari cafe itu. Hanya... cafe itu memiliki dua lantai sekarang. Seperti biasa, pengunjung cafenya juga tidak pernah sepi.

Yah... cafe mereka masih tergolong cafe biasa. Namun cukup terkenal bagi orang-orang yang berada di kasta menengah. Dan karena itu mereka cukup terkejut saat tiga mobil mewah itu terparkir di halaman cafe.

Iseul yang baru saja kembali entah darimana bersama putri kecilnya itu ikut menatap bingung tiga mobil itu. Namun senyumnya merekah saat melihat Beomgyu keluar dari salah satu mobil itu.

"Kak Iseul!" seru gadis itu dengan raut cerianya dan langsung berlari menghampiri wanita itu.

"Gyu! Kau kebiasaan sekali. Jangan berlari!" seru Taehyun namun tidak diindahkan sama sekali oleh tunangannya itu.

Sementara orangtua mereka menggeleng melihat kelakuan si gadis. Taehyun hanya bisa menghela nafas lalu menyusul Beomgyu bersama orangtuanya dan orangtua Beomgyu.

"Wah... Ara sudah semakin besar. Masih ingat aku?" balita dalam gendongan Iseul bergerak aktif dan berusaha meraih Beomgyu.

"Mamma Gyu" celoteh bayi itu membuat Beomgyu tertawa gemas dan segera mengambil Ara dari gendongan Iseul. Gadis itu melirik perut Iseul yang sedikit membuncit.

"Oh? Apa sebentar lagi Ara akan memiliki adik?" Iseul mengembangkan senyumnya lalu menganggukkan kepalanya. "Sama dengan kak Soobin kalau begitu" Iseul mengernyit.

"Soobin?".

"Sepertinya usaha mu makin membaik yah?" mendengar seseorang berujar, wanita itu menoleh. Iseul tidak terkejut dengan keberadaan Taehyun. Namun tidak dengan pasangan suami istri Kang dan Choi. Wanita itu buru-buru membungkuk memberi hormat.

"S-selamat sore tuan Kang, tuan Choi, nyonya Kang, dan nyonya Choi".

"Tidak perlu terlalu formal. Lagipula... kau sedang hamil bukan? Jangan menunduk seperti itu. Tidak baik untuk bayi mu" ujar nyonya Yerin membuat Iseul menegakkan tubuhnya dengan sedikit kaku.

Wanita itu sedikit bingung. Kalau pasangan Kang wanita itu tidak heran karena ada Taehyun di sini. Tapi untuk pasangan Choi... ada perihal apa coba pemilik perusahaan paling terkenal itu datang ke cafe sederhana-nya?

"Iseul, ada sia- Oh... mamanya Ara?" mereka menoleh  dan menemukan ibunya Iseul yang kelihatan senang saat melihat Beomgyu. Gadis itu memberi salam sejenak pada wanita itu.

"Apa kabar bibi? Paman dan bibi baik-baik saja kan?" wanita paruh baya itu mengembangkan senyumnya.

"Ya. Kenapa kau tidak pernah ke sini. Ara terus mencari mu loh" Beomgyu terkekeh.

"Kak Taehyun sangat sibuk. Tidak ada yang bisa menemani ku ke sini" wanita itu mencebik.

"Kau bisa datang ke sini sendiri nak. Cukup hubungi Iseul atau Jaesun, mereka akan menjemputmu" si gadis terkekeh dengan anggukannya.

Melihat interaksi Beomgyu yang terkesan sangat baik dengan ibunya Iseul membuat kedua orangtuanya tersenyum tulus. Mereka bersyukur karena mereka berhasil mendidik putri mereka.

Perhatian ibunda Iseul beralih pada lima entitas lain yang sedang bercengkrama dengan putrinya. Cukup terkejut saat mendapati empat orang yang cukup berpengaruh itu ada di sana.

"Uh.. selamat sore nyonya. Aku Choi Taehyung. Papanya Yeonjun ingat?" wanita itu mengangguk. Jelas wanita itu tau. Mereka saja tidak sadar kalau Beomgyu memberengut di belakang sana.

"Hanya papanya kak Yeonjun? Aku tidak dianggap?" pertanyaan Beomgyu sontak membuat Iseul juga ibunya terdiam. Tubuh mereka lemas saat tau bahwa gadis yang terlihat luar biasa humble itu adalah putri konglomerat yang sang dihormati. Oh... jangan lupakan status keluarga mereka yng masih masuk dalam daftar keluarga bangsawan.

"Ya bukan begitu Gyu. Orang-orang kan lebih tau kalau papa itu papanya Yeonjun. Tapi kau tenang saja. Papa lebih menyayangi mu ko ketimbang kakak mu" bujuk tuan Taehyung yang malah membuat putri bungsunya itu semakin memberengut.

"Terserah papa. Kak Iseul, Ara ku bawa ke taman bolehkan?" wanita itu mengangguk. Beomgyu segera pergi ke taman dengan Ara digendongannya.

Perhatian Iseul dan ibunya kembali pada Taehyun juga pasangan Kang dan pasangan Choi.

"Umm... kita bisa bicara di dalam. Silahkan masuk tuan, nyonya" ujar Iseul sembari mempersilahkan mereka untuk masuk. Mereka di bawa ke satu ruangan yang cukup tertutup dan menampilkan pemandangan taman di sini. Jadi... mereka bisa memperhatikan Beomgyu dan Ara dari ruangan itu.

Iseul, Jaesun, dan ibunya Iseul menatap takut-takut pada empat orang berpengaruh itu. Takut kalau makanan yang mereka sajikan tidak sesuai dengan lidah mereka, takut juga akan maksud kedatangan mereka ke cafe mereka.

"Beomgyu dan Ara sedekat itu yah? Sudah berapa kali mereka bertemu?" tanya Yerin setelah menyeruput teh yang dihidangkan oleh pelayan yang bekerja di cafe Iseul.

"U-um... ini kedua kalinya mereka bertemu nyonya" nyonya Yerin mengembangkan senyumnya.

"Haah... aku selalu mengkhawatirkan anak itu karena dia sangat manja. Belum lagi keadaan fisiknya yang mudah sekali terserang penyakit. Tapi... setelah semua ini, aku sadar bahwa aku terlalu meragukannya. Atau mungkin... aku yang masih belum rela kalau putri kecil ku lepas dari pantauan ku sekarang" ujar nyonya Yerin tanpa memutus pandangannya dari Beomgyu yang tersenyum cerah dan asyik bermain dengan Ara.

"Dia hanya manja pada orang tertentu ko bibi. Aslinya anak itu sangat mandiri" ujar Taehyun membuat nyonya Yerin menatap tanya pada Taehyun. "Banyak orang yang tidak akan menyangka kalau dia berasal dari keluarga berada karena sifatnya yang terlalu ramah dan cukup masa bodoh dengan pandangan orang-orang mengenai kasta".

Iseul, Jaesun, dan ibunya Iseul mengangguk setuju. Merekapun sangat terkejut waktu tau bahwa Beomgyu berasal dari keluarga yang sangat dihormati.

"Yah... putri ku sepertinya memang sudah siap memiliki anak" guman tuan Taehyung yang perhatiannya sejak tadi hanya terpaku pada sang anak.

"Sebelumnya aku minta maaf kalau pertanyaan ku ini lancang, sebenarnya... ada maksud apa tuan dan nyonya datang ke sini".

"Aku dan suami ku hanya penasaran dengan putri angkat bayi beruang kami. Dia sering menyinggung soal Ara" jawab nyonya Yerin. "Putri mu menggemaskan Iseul".

"T-terima kasih nyonya".

"Ah, kalian terlalu kaku. Cukup panggil bibi. Anak mu sudah seperti cucuku juga sekarang" Iseul dan Jaesun terdiam. Ternyata anggota keluarga Choi sangat ramah.

"Mumpung ada waktu juga. Lagipula... sebentar lagi anak itu akan berangkat ke Jepang bersama Taehyun. Dia pasti akan  sangat merindukan Ara".

"Oh ya, aku juga mau minta maaf. Aku tidak sempat mengundang kalian saat acara pertunangan ku dengan Beomgyu. Tapi... akan ku pastikan, aku akan mengundang kalian untuk acara pernikahan kami nanti" Iseul dan Jaesun terkekeh.

"Yah... walaupun sebenarnya aku merasa sayang... tapi, tidak apalah. Setidaknya aku ada di hari pernikahan kalian" Taehyun menganggukkan kepalanya.

"Satu lagi..." mereka terdiam dan fokus menatap pada nyonya Eunha. "Pertama... aku ingin meminta maaf untuk apa yang sudah ku lakukan pada kalian beberapa tahun lalu. Aku akan lakukan apapun untuk menebus kesalahan yang sudah ku lakukan" ibunya Iseul menggelengkan kepalanya.

"Tidak perlu nyonya. Setidaknya nyonya sadar kalau hal yang nyonya lakukan itu salah".

"Ibu" tegur Iseul yang merasa ucapan ibunya itu cukup sarkas.

"Aku sudah memaafkan kesalahan nyonya. Lagipula... tuan Jungkook dan nak Heeseung juga sudah banyak membantu kami. Itu sudah lebih dari cukup" nyonya Eunha dapat tersenyum lega sekarang. Wanita itu berharap bahwa hubungannya dengan orang-orang akan semakin baik kedepannya.

"Lalu... ini yang terakhir" tuan Jungkook mengeluarkan sebuah undangan dan memberikannya pada Iseul juga Jaesun. "Sebentar lagi Heeseung akan menikah. Ku harap kalian bisa menghadiri acara pernikahan putra sulung ku" keluarga kecil itu mengembangkan senyumnya.

"Satu kehormatan karena dapat hadir di acara besar keluarga anda tuan. Ku usahakan keluarga kami akan hadir diacara pernikahan putra tuan nanti" tuan Jungkook mengangguk puas.

Setelah itu... perbincangan mereka semakin santai. Tiga keluarga itu menjadi semakin dekat. Sampai mereka melupakan sesuatu.

"Ya ampun! Aku akan panggil Beomgyu. Dia belum makan apapun dari tadi" ujar Taehyun yang langsung bangkit dari duduknya. Pemuda itu segera pergi setelah pamit.

"Putra kalian sepertinya sangat menyayangi Beomgyu".

"Sudah seharusnya begitu. Kalau tidak... mana mungkin aku akan memberikan putri ku padanya" celetuk tuan Taehyung yang ditanggapi kekehan oleh orang-orang di ruangan itu.

Tak lama, Taehyun dan Beomgyu kembali dengan Ara yang kini sudah berada di gendongan Taehyun. Sepertinya... bayi kecil itu juga sudah menganggap Taehyun sebagai papanya.

Senyum Beomgyu kembali mengembang saat memasuki ruangan itu. Gadis itu bahagia karena... semua sudah kembali ke tempatnya sekarang. Nyonya Eunha juga sudah baikan dengan keluarga Iseul.

Setidaknya... tidak ada lagi yang dapat Beomgyu khawatirkan ketika gadis itu akan meninggalkan mereka untuk sementara. Sampai Beomgyu dapat berkumpul dengan mereka lagi... gadis itu berharap bahwa semua tetap baik-baik saja.

-:: TBC ::-

---

Nyahhh...
Jadi makin nggak nyambung...
Tapi sikat ajalah biar cepat selesai...

Semoga suka dan sampai jumpa di next chapter...

Bye... Bye...

-::+×+::-
+

Continue Reading

You'll Also Like

467K 28.9K 26
Bagaimana kisahnya 6 bersaudara bertemu dengan 6 bersaudara lainnya yang berasal dari negeri tirai bambu. Mereka yang awalnya saling membenci berubah...
9.1K 618 10
Renjun kira itu hanya sebatas One Night Stand tapi ternyata hidupnya berubah setelah melewati malam bersama. ❗️harshwords, roughscene Start : 19.12.22
28.7K 881 15
⚠️Area futa ⚠️ Mohon kebijakannya dalam membaca dilarang 18 tahun kebawah membaca ini, bergenre Girl love dan perempuan ber kelamin ganda. Hiatus unt...
1.1M 110K 61
Vyora Angeline Jhonson adalah seorang gadis cantik yang terkenal tidak memiliki akhlak, barbar,suka penasaran dengan hal sesuatu,mudah overthinking,s...