[BL] Pacar Pura-Pura

By rezer234

18.8K 2.1K 348

Ketika Yuuta akhirnya tidak tahan lagi dengan adiknya yang selalu menjodohkannya, dia meminta adik kelasnya y... More

Author's note
1. I am gay and i have a boyfriend
2. One kiss
3.Hapus SMSnya, bodoh
4. Seduction
5. Pose
6. Gojo
7. Pangeran Yuuta
8. Megumi and cat
9. Blowjob ?
10. Yuuta tidak suka blowjob ?
12. Hadiah yang cantik untuk dirimu yang cantik
13. Adopsi

11. Megumi, kenapa kau lepas baju disini ?!

1.2K 138 18
By rezer234


Hari ini ulang tahun Megumi dan Yuuta sudah menyiapkan hadiah untuk adik kelasnya itu.

Satu-satunya masalah kali ini adalah dia bingung bagaimana harus memberikannya. Yuuta mencoba memikirkan apa yang bisa dikatakan lewat telepon, atau bahkan melalui teks untuk memberi kejutan, tetapi tetap tidak bisa memikirkan rencana yang baik. Dan hadiah kali ini benar-benar......

Ah, dia tidak tahu bagaimana cara memberikannya. Tidak mungkin dia mengatakan dia memikirkan Megumi saat melihat hadiahnya kan ?

Bagaimana jika Megumi merasa aneh menerimanya?

Kenapa sih dia mengikuti saran Hina untuk memilih hadiah seperti ini........

Yuuta menggelengkan kepalanya. Daripada memikirkan berbagai kemungkinan buruk yang mungkin tidak akan terjadi, dia pikir lebih bijaksana untuk memberikan hadiahnya ke Megumi sendiri. Dia berharap tidak akan ada rasa canggung di antara mereka setelah ini.

Dia segera menuju kamar Megumi sambil membawa kotak kue dan kotak kecil hadiah bersamanya. 

Dengan perlahan tangannya mengetuk pintunya.

Detik demi detik berlalu, tapi Megumi tidak menjawab. Dia bisa merasakan energi terkutuk Megumi, tapi dia tidak bisa mendengar suara apapun dari dalam.

Apa Megumi tidur ?

Yuuta sedikit khawatir dan dia akhirnya memutuskan untuk mencoba masuk. Dia memutar kenop pintu, kekhawatirannya semakin bertambah ketika menemukan pintunya tidak terkunci.

Bukannya kalau tidur seharusnya dikunci ?

Dia berusaha menahan dorongan kuat dalam dirinya untuk masuk, tetapi gagal. Akhirnya dengan perlahan, dia membuka pintunya.

Dia melangkah masuk sambil mengingatkan pada dirinya sendiri untuk menceramahi Megumi nanti. Bagaimana bisa adik kelasnya tidak mengunci pintu saat tertidur. Bagaimana kalau ada orang yang berniat jahat masuk !

Yuuta meletakkan kotak kue di ruang tamu dan baru saja saja memasuki ruang tengah ketika dia mendengar suara pintu terbuka.

Megumi melangkah keluar kamar dengan keanggunannya yang biasa, wajahnya tampak menagantuk. Pria itu memakai kaos putih kebesaran yang hanya menutupi sampai setengah pahanya, tidak terlihat seperti memakai celana apapun. Atau mungkin celanannya tertutupi kemeja.

Dari jauhpun, Yuuta bisa melihat paha putih mulus Megumi.

Sial.

Yuuta berdiri dengan tangan terlipat di depan dada, kemarahannya memuncak saat melihat penampilan adik kelasnya. Megumi benar-benar beruntung karena dia yang berdiri di sana, dan bukan ....orang cabul yang bisa membunuh atau menyakitinya.

Megumi sendiri melangkah ke ruangan lain, tampak belum menyadari bahwa dia tidak sendirian di asramanya. Pria itu mengambil handuk di dapur sebelum melucuti kemejanya sampai atas kepalanya. 

Yuuta mendapati dirinya tidak bisa mengalihkan pandangannya dari punggung pucat yang dihiasi luka di sana-sini dengan tahi lalat kecil di pinggang. Dan ternyata Megumi memang menggunakan celana boxer....hanya saja sangat pendek.

Terdengar suara gemerisik pakaian dan dia melihat adik kelasnya itu bergerak melepas celananya.

Wajah Yuuta merah padam.

Mengapa Megumi melepaskan pakaiannya di dapur, dia tidak tahu. Tetapi sementara dia masih bisa berpikiran bersih, dia harus berbicara kepada Megumi. Karena jelas adik kelasnya tidak tahu bahwa dia tidak sendirian.

"Megumi!" teriaknya.

Bahu Megumi langsung terangkat. Dia berbalik cepat, menyebabkan lengan bawahnya membentur meja dapur dengan keras.

"Ah!" dia menjerit, keseimbangannya goyah.

Yuuta secara refleks teleportasi ke depan Megumi dan meraih pinggangnya, menangkap tubuh adik kelasnya itu sebelum mengenai lantai dapur.

Megumi mengedipkan mata dengan cepat, dadanya naik turun saat dia menarik napas cepat, Yuuta bisa mendengar detak jantung pria itu dari jarak sedekat ini.

"Yuuta?? Apa-apaan ini??" Mata Megumi melihat kearah tangan Yuuta yang berada di pinnggangnya yang telanjang dan dia langsung memerah. "Apa...apa yang kau lakukan di kamarku? Bagaimana kamu bisa masuk ke sini?"

Yuuta melepaskan tubuh adik kelasnya dan menunjuk ke arah pintu depan, tidak ingin disalahkan walau dia merasa bersalah. "Kau tidak mengunci pintu, Megumi. Aku khawatir karena tidak ada suara dari dalam kamarmu."

Megumi hanya ternganga, tangan pria itu masih di dada telanjangnya. Perut pria itu tidak seperti miliknya yang sixpack. Perut Megumi yang putih mulus itu rata, membuat puting merah muda di dadanya lebih jelas. Yuuta mendapati dirinya menatap puting itu lebih lama dari yang seharusnya. Kejengkelannya muncul lagi memikirkan bahwa ada kemungkinan orang lain untuk melihat ini semua karena pintu yang tidak terkunci.

"Kenapa kamu tidak mengunci pintu, Megumi ?," Yuuta bertanya marah. Dia melihat Megumi memakai pakaiannya lagi dan tidak menjawabnya. "Siapa pun bisa masuk ke sini jika begitu. Bagaimana jika ada orang jahat?"

Megumi tergagap, matanya melotot liar saat kedua tangannya bergerak menutupi wajahnya yang memerah.

Sial. Sangat imut.

"Yuuta. 'Kau' yang masuk ke kamarku tanpa izin! Bagaimana kau bisa marah padaku saat kau yang melakukan hal tidak seharusnya?! Sial..." Megumi marah-marah sampai napasnya terengah-engah. Tangannya masih menutupi wajahnya saat dia melanjutkan perkataannya lagi.

"Aku mohon senpai, jangan lihat aku dulu-"

Yuuta sangat gemas melihatnya.

"Maaf, maaf. Aku tidak akan memperhatikanmu lagi." Dia menjawab. "Kau tidak perlu menutupi wajahmu."

Megumi mengangguk, dengan hati-hati menjauhkan tangannya dari wajahnya, memperlihatkan wajahnya yang memerah seperti kepiting rebus.

Yuuta tidak bisa menghentikan dirinya untuk menatapnya.

"Senpai !"

"Iya, iya. Aku hanya melihat apa wajahmu terluka atau tidak kok. Aku tidak sedang menatapmu, tenang." Alasan bodoh. Kan tangan Megumi yang terluka. Mengapa dia mengecek wajahnya ? Dia hanya berharap adik kelasnya itu bercaya.

Dia melangkah maju dan meraba-raba tulang lengan Megumi dengan hati-hati, membuat Megumi mengernyit kesakitan.

Tangan Megumi tidak terasa retak, mungkin hanya memar, tapi dia bisa melihat rasa sakit di wajah adik kelasnya itu. Dia menggenggam tangan Megumi yang terluka dengan tangannya sendiri, mengabaikan nada protes pria itu saat dia dengan perlahan mengaktifkan teknik penyembuhannya.

"Diam sebentar, Megumi," katanya.

Beberapa detik kemudian dia segera mendapati dirinya terganggu oleh erangan kecil kesakitan yang keluar dari bibir Megumi.

"Ah, Ah,~"

Wajah Yuuta memerah. Kenapa suaranya terdengar seperti desahan, Tuhan ?

Hanya sepuluh detik berlalu dan luka adik kelasnya sudah sembuh sepenuhnya.

"Oh...- wow..." Bulu mata Megumi berkedip, mata pria itu melebar dan wajahnya mendekat kearahnya. "Terimakasih, senpai."

Berada sedekat ini, Yuuta mendapati dirinya menatap bibir merah muda Megumi. Jika dia memajukan kepalanya beberapa inci, mereka akan berciuman.

Dia menyalahkan desahan Megumi tadi atas pikiran anehnya itu.

Tidak menyadari pikiran kakak kelasnya, pandangan mata Megumi malah tertuju ke lantai. Matanya menyipit saat melihat suatu kotak merah kecil yang tergeletak disana.

"Apa itu kotak cincin?"

Fuck.


TBC or not ?

Silahkan Vote jika ingin dilanjut


Hidup jadi Yuuta sepertinya melelahkan ya :)

Continue Reading

You'll Also Like

90.4K 11.6K 37
Jake, dia adalah seorang profesional player mendadak melemah ketika mengetahui jika dirinya adalah seorang omega. Demi membuatnya bangkit, Jake harus...
790K 58.2K 53
"Seharusnya aku mati di tangannya, bukan terjerat dengannya." Nasib seorang gadis yang jiwanya berpindah ke tubuh seorang tokoh figuran di novel, ter...
170K 19.2K 47
#taekook #boyslove #mpreg
74.8K 8.1K 85
Sang rival yang selama ini ia kejar, untuk ia bawa pulang ke desa, kini benar-benar kembali.. Tapi dengan keadaan yang menyedihkan. Terkena kegagalan...