I Love Gus Cuek! [End]

By _Bintangg

6.6M 573K 11.1K

|| FiksiRemaja-Spiritual. || Rabelline Maheswari Pradipta. Wanita bar-bar, cuek dan terkadang manja yang terp... More

01.
02.
03.
04.
05.
06.
07.
08.
09.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
End
Info
ABEL S2
ABEL TERBIT?

41.

76.3K 6.5K 49
By _Bintangg

❃ Happy Reading! ❃

Keesokan harinya Abel belum melakukan aktivitas seperti biasa, entah karena apa pun Abel tak tau. Abel kini berada di perbatasan melihat santri yang berlalu lalang, karena sepertinya hari ini terlihat bebas.

Brum Brum Brum

Suara motor saling bersahutan menggalihkan atensi mereka yang dekat dengan Area gerbang karena gerbang pun sedang terbuka.

Abel mendengus saat mengetahui siapa yang datang, Umi Khansa yang di sebelahnya menggeleng melihat kelakuan teman Abel.

"Samperin aja." Ucap Umi,

"Yaudah Umi Abel kesana dulu." Ucap Abel setelah mendapat anggukan Abel segera melenggang menuju temannya yang kini sedang Tepos alias tebar pesona.

"Abel omaigat!" Ucap Zea antusias sambil menghampiri Abel dan memeluknya erat, Abel hampir saja terjungkal jika dia tak bisa menjaga keseimbangannya.

"Udah-udah gak bisa nafas nih." Ucap Abel meregangkan pelukan, Zea mencebikkan bibir kesal lalu tersenyum haru menatap Abel.

"Rabel." Ucap Cakra tersenyum melihat Abel yang baik-baik saja, dan kini berada di depannya Abel menatap ke sampingnya,

"Kenapa kangen ya?" Tebak Abel, Cakra dengan cepat memeluk Abel dengan haru.

"Kalo pergi itu kasih kabar, kan aku khawatir." Ucap Cakra tak ingin melepaskan pelukannya Zea yang tak terima pun menyentak tangan Cakra.

"Udah-udah meluknya!" Ucap Zea menjauhi Abel dari Cakra, Raka yang melihat itu hanya mendengus kesal karena tak bisa memeluk Abel juga.

"Oh iya Bel nih kenalin Bianca, calon tunangan Dika." Ucap Zea mengenalkan, Abel tersentak mendengarnya namun bersikap biasa setelahnya.

"Nama aku Bianca ka, panggilnya Caca aja." Ucap Bianca memperkenalkan, Abel tersenyum sambil mengangguk apalagi melihat wajah lugu Caca.

"Panggil aja Abel." Ucap Abel. Caca mengangguk mengerti.

"Udah lama sama Dika?" Tanya Abel penasaran sambil melihat Yoga yang masih tebar pesona, Remon yang terus berada di dekat Zea, Dika yang terus memakan snack, Reza yang sejak tadi terdiam dan Raka yang sejak tadi memerhatikannya.

"Lumayan, gak tau 2 bulan atau 3 gitu." Jawab Zea. Abel mengangguk mengerti, lalu matanya melihat jajanan kaki lima yang sudah lama tidak dia lihat.

"Jajan yuk!" Ucap Abel pada Zea dan Caca, Zea mengangguk antusias dengan cepat menarik tangan Abel dan Caca.

"Mang mau dong!" Ucap Zea pada tukang cilok khas tasik.

"Mau yang berapa mbak?" Tanya Tukang Cilok ramah.

"Lima ribu aja mang, 3 ya." Ucap Abel.

"Pake saos mbak?" Tanyanya lagi.

"Yang banyak mang!" Ujar Zea menimpali,

"Yang punya aku jangan di pakein saos deh." Ucap Caca.

Abel segera membayar setelah selesai dan menghampiri tukang dagang lainnya.

"Ini namanya apa?" Tanya Caca heran sambil melihat cilok yang di beri bumbu kacang.

"Inwi twu namwanya cwlok!" Ujar Zea tak jelas karena belum selesai menelan.

"Telen dulu!" Ucap Abel melihat kelakuan Zea.

"Cobain deh dijamin enak pol!" Lanjut Abel pada Caca. Caca mencoba dengan ragu

"Wah enak ya!" Ucap Caca setelahnya, mereka berdua hanya mengangguk membenarkan,

"Terus ini namanya apa?" Tanya Caca lagi saat melihat banyaknya aneka macam makanan yang di gulung.

"Lo gak tau apa ini tuh namanya telur gulung, yang ini bihun gulung, ini sosis telur, itu bakso bakar yang itu es kocok terus ada tukang seblak juga nah yang itu—"

"Pokoknya jajanan kaki lima, ramah di kantong dan enak di perut." Potong Abel cepat sebelum mendengar ucapan panjang lebar Zea.

Zea mendengus, "Lo gak pernah jajan ginian apa." Celetuk Zea sambil memakan bihun gulungnya.

Caca menggeleng, "Aku gak pernah di bolehin jajan di pinggir jalan." Ucap Caca polos.

"Lah terus yang lo makan sekarang beli di restoran gitu?" Ucap Zea sambil menatap tangan Caca yang sudah penuh jajanan.

"Iya juga ya." Ucap Caca binggung. Setelah mencoba banyaknya makanan dan minuman dengan di selingi obrolan, mereka kini berjalan menuju Majlis karena sudah mau waktunya Asar.

oOo

"Hai nama aku bianca biasa di panggil caca, aku calon tunangannya Dika temen ka Abel." Ucapnya mengenalkan diri.

"Oh kamu tunangannya dika si tukang makan sama bermulut pedas itu?" Tanya Naila polos.

Caca meringis mendengar penuturan Naila lalu mengangguk "iya." Jawabnya.

"Eh afwan, aku keceplosan." Ucap Naila merasa bersalah karena penuturannya.

Caca mengerjap binggung. "Afwan itu apa?." Tanyanya binggung.

Naila ikut mengerjap juga. "Afwan itu kata maaf dalam bahasa arab." Ucap Naila.

Caca mengangguk. "Ooh Ne." Balas Caca.

"Ne itu apa?." Kini Naila bertanya.

"Nee itu kata iya dalam bahasa korea." Naila mengangguk.

"Kalo bahasa arabnya iya apa?." Tanya Caca.

"Bahasa arabnya Na'am." Jawab Naila.

"Na'am." Ucapnya mengiyakan permintaan maaf Naila. Naila tersenyum mendengarnya.

Kini mata Caca tak sengaja menatap Dika yang baru memasuki majlis dengan menenteng jaket di tangannya dan rambutnga masih basah karena air wudhu.

"Kalo bahasa arabnya aku cinta kamu apa?." Tanya Caca tanpa mengalihkan pemandangan langka di hadapannya itu.

Naila mengerinyit binggung lalu menjawab. "Ana uhibukka fillah." Ucapnya tanpa merasa curiga pertanyaan Caca.

"Ana uhibukka fillah." Gumamnya meniru omongan Naila, lalu bertanya sambil mengalihkan pandangannya ke Naila.

"Kalo terimakasih itu apa?." Tanya Caca lagi.

"Syukran." Jawab Naila terus menjawab lantaran sangat senang jika di tanya.

"Ah Na'am, syukran ukhty." Ucapnya tersenyum manis.

Naila tersenyum. "Afwan." Ucapnya.

Caca menatap naila binggung. "Ko Afwan katanya tadi Afwan itu maaf." Ucap Caca polos dengan raut binggung.

Naila menggaruk kepala yang tertutup mukenah itu. "Iya juga ya ko afwan?." Tanyanya ikut binggung dengan raut polos. Mereka yang mendengar obrolan mereka jadi gemas sendiri karena kepolosannya.

"Jadi kalau ada orang yang mengucapkan شُكْرًا (syukran—terima kasih), kita bisa membalas juga dengan mengucapan شُكْرًا atau bisa juga mengucapkan (afwan), عَفْوًا juga yang sering di pakai untuk mengucapkan permintaan maaf dalam Bahasa arab, bisa juga berarti sama-sama atau bisa juga menjadi balasan kepada orang yang mengucapkan terima kasih." Balas Abel menyela yang akan di omongan Caca.

Caca mendengar dan mengangguk paham. "Syukran." Ucapnya mengerti.

Abel terkekeh kecil. "Afwan ukhty."

"Oh iya nama gue Zea sahabatnya Abel." Zea ikut memperkenalkan diri setelahnya.

Mereka mengangguk.

"Aku Naila sahabat Abel juga di pesantren, ini Rosa dan ini Mbak Sekar." Jawab Naila ramah.

Saat Caca ingin bertanya lagi. Suara adzan berkumandang dan suaranya membuat Zea yang di sebelahnya tersentak.

"Gila suaranya merdu banget." Gumamnya masih bisa di dengar oleh Abel.

Abel mendengus namun tak menjawab, dan mendengar suara adzan yang familiar mengalun merdu di telinganya itu.

"Subhanallah calon imam." Gumam Abel tanpa sadar.

"Halu lo." Gumam Zea karena kesal Abel mendengus mendengar gumamnya. Setelah mendengar adzan selesai mereka membaca doa sesudah adzan dan berdiri memperbaiki shaf.

"Eh mau ngapain kan belum komat?." Tanya Zea binggung.

"Sholat sunnah Qobliyyah dulu, yang bener itu Iqamah bukan komat." Jawab Abel merespon ucapan Zea. Zea mengangguk namun tetap duduk manis sambil menatap ke depan.

[Sholat sunnah qabliyah adalah sholat sunnah rawatib yang dilakukan sebelum sholat fardhu.]

Melihat Zea yang tak bangkit menatapnya heran. "Lo gak sholat?." Tanyanya. Zea menggeleng.

"Engga deh gue sholat wajib aja masih belang-beton." Ucap Zea sekenanya.

Abel mengangguk mengerti karena dia pun pernah merasakannya. Abel melihat kesampingnya Caca dengan serius sholat sunnah itu setelah tadi dia mendengar Naila memberitahu niat sholatnya.

Setelah itu dia ikut sholat dan di lanjut sholat asar yang di imami oleh abinya. Setelah berdoa dan mengamini Zea dengan cepat membuka mukenahnya.

Lalu Zea lebih dulu keluar karena tak ingin berdesakan dengan yang lain.

🔹🔹🔹

Bersambung...

Continue Reading

You'll Also Like

11.7M 934K 59
Follow dulu sebelum baca ! Jangan jadi silent readers! (Terbit di Cloudbookspublishing, tersedia di toko buku online dan gramedia) "Pelajaran saya c...
1.5M 67.5K 57
[Belum di revisi] Cover by @slvee_design ⚠ Awas baper⚠ "Takdir itu milik Allah, namun usaha dan doa adalah milik kita" Kisah tentang Mayra dan El. Ke...
4.9M 294K 60
[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] Hana di deskripsikan sebagai gadis nakal pembuat onar dan memiliki pergaulan bebas, menikah dengan seorang pria yang kerap...
573K 69.7K 19
Lentera Hati - Series keempat Lentera Universe Romansa - Spiritual - Militer "Dejavu paling berat adalah bertemu seseorang yang mirip dengan dia tapi...