Bagaimana Jika...

By KEVINZCR

18.5K 1.3K 1.6K

2020, Mew - Gulf adalah jodoh. 2019, Gulf tidak mengenal Mew. Mew 2020, berada di masa lalu di tahun 2019. Ta... More

Dua Dimensi Waktu
Demi Penggemar
Dihukum
Terjatuh ke Masa Lalu
Bertemu
Gulf Tanpa Mew
Tidak Mudah
Harapan
(Pesan dari penulis)
Tak Akan Meninggalkan Mu
Merelakan (2)
(Pesan dari penulis)
3 Will Be Free
Tolong...
(Pesan dari penulis)
Seorang Penggemar
Awal Kenal
Sahabat
Psikopat
Secret Of Gulf
Angst
Gulf Tanpa Mew (2)
Berdua
Tergoda
Thanos
Secret of Max / Merelakan (3)
Dua Wajah Gulf
Pria Manis
Siapa Pria Itu?
Save Me(w)!
Let Me Go!
Hurts
Pergi
CERITA PENDEK MEWGULF
Kontes
Kontes (2)
Kontes (3)
Kontes (4)
Kontes (5)
Kontes (7)
Kontes (8)
Kontes (9)
(Pesan dari penulis)
(Pesan dari penulis)

Kontes (6)

174 22 121
By KEVINZCR

Hai semuanya! Kalo aku update nya lama banget, dimaklumi aja ya 🙏

Pastikan sudah membaca Bab sebelumnya.

Selamat membaca 💖

*****

Malam ini.

Gulf teringat saat tadi sore bilang pada Mew, bahwa dirinya sudah putus dengan Bright. Gulf merasa tidak nyaman, karena dirinya sudah berbohong.

"Tapi itu bukan lagi kebohongan, kalau malam ini juga, aku putusin Bright!"

Panjang umur untuk Bright. Karena setelah Gulf menyebut namanya, tiba-tiba ponsel Gulf mendapat panggilan video dari Bright. Mereka berdua pun video call.

Di layar ponsel Gulf, terlihat wajah Bright yang bening dan ganteng banget. Tatapan hangat dan senyum manis dari Bright, tertuju untuk Gulf. Membuat hati Gulf tersentuh dan tidak akan tega menyakiti hati Bright.

Bright : "Gulf, sayangku. Apa kabar?"

Ada rasa bersalah dalam senyuman Gulf. "Kabarku baik. Gimana liburanmu disana? Menyenangkan?"

Bright : "Ya. Ibuku bahagia karena aku ajak berlibur kesini. Aku nggak tau harus berapa banyak lagi bilang terima kasih ke kamu."

Gulf : "Udah cukup kok terima kasihnya."

Bright : "Tapi liburanku nggak lengkap tanpa ada kamu disini, Gulf."

Gulf : "Lain waktu, kita liburan bareng. Oiya, Bright. Ada yang mau omongin ke kamu."

Bright : "Tentang apa?"

Gulf menghela napas. Ia takut menyakiti hati Bright. Apalagi wajah Bright yang nampak polos di layar ponselnya, membuat Gulf tidak tega.

Bright : "Gulf? Mau ngomongin apa?"

"Aku mau bilang..." Gulf sangat ragu. "Kita... kita harus jaga kesehatan! Hehehe..."

"Hah??" Bright pun heran.

"Udah ya, Bright! Aku ngantuk! Bye!" Gulf langsung mematikan panggilan dan menaruh ponselnya di meja. Gulf sangat bingung. Dirinya menyukai Mew, tapi enggak tega mutusin Bright karena takut Bright sakit hati.

Gulf : "Salahku juga! Buat apa aku mengadakan kontes yang membuatku berjodoh dengan Bright! Akhirnya, justru aku menyukai oranglain! Kenapa dulu aku bodoh?!"

Gulf menyandarkan kepalanya. Yang sedikit pusing memikirkan hubungannya dengan Mew dan Bright. "Tapi gimana lagi? Untuk sementara, jalani saja seperti ini. Nanti kalau batinku siap, aku harus bilang sama Bright kalau kita harus putus!"

*****

Keesokan paginya.

Sinar mentari yang cerah memasuki kamar Mew. Membuat pria itu bangun pagi dengan tubuh yang segar.
(btw, Mew kalo bangun pagi, itunya bangun juga nggak? 🤔🌚)

Usai mandi, Mew berganti pakaian sambil bercermin. Pada cermin itu terlihat wajahnya yang sedikit galau. Karena ternyata, Gulf tidak menghubunginya seperti yang Mew harapkan.

Mew : "Mungkin, Gulf tidak benar-benar menyukaiku? Atau dia masih mikirin Bright? Kemarin Gulf bilang sudah putus dengannya?"

Tiba-tiba ponsel Mew berdering. Saat melihat layar ponsel, Mew tersenyum karena Gulf yang menelponnya.

Mew menjawab panggilan. "Halo, Gulf?"

Gulf : "Hai, Mew. Sorry, aku nggak hubungi kamu semalem."

Mew : "It's okay."

Gulf : "Mew, hari ini ada acara, nggak? Jalan yuk?!"

Mew : "Kalo hari ini nggak bisa, Gulf. Aku dan temen-temen dari Yayasan Suppasit ada kegiatan. Atau... kamu mau ikut?"

Gulf : "Kegiatan apa?"

Mew : "Kegiatan sosial di sebuah desa terpencil. Gimana?"

Gulf tersenyum. Hal seperti itulah yang membuat Gulf menyukai Mew. "Kayaknya asik, tuh! Ikut dong?!"

Kemudian, Mew sepakat untuk menjemput Gulf di rumahnya. Mew mematikan panggilan. Senyum cerah terukir di bibir Mew, karena akan bertemu lagi dengan orang yang dia sukai.

Satu jam kemudian.

Kini, Gulf sudah berada didalam mobil yang dikendarai Mew. Perasaan senang karena dekat dengan orang yang disukai, menyelimuti hati mereka.

Gulf : "Oiya, Mew. Kamu bilang akan mengajakku mengikuti kegiatan sosial? Kegiatan apa?"

Sambil menyetir, Mew mulai menceritakan agendanya. "Gulf, kamu tau nggak? 300 km dari Chiang Mai, ada sebuah desa terpencil dimana terdapat 40 orang anak terlantar?"

Gulf menggeleng. "Enggak tau."

Mew : "Jadi gini. Awalnya berita ini viral di sosmed. Karena seorang youtuber bernama Pimrypie, memberikan bantuan kepada anak-anak terlantar di desa itu..."

"...sejak itu, semua orang di negeri ini jadi tau. Betapa sulitnya kehidupan anak-anak terlantar disana. Dan banyak pihak yang mulai memberikan bantuan..."

"...sedangkan Yayasan Suppasit yang aku miliki, berhasil mengumpulkan dana sebesar 500 ribu Baht untuk disumbangkan ke desa itu. Dan itulah kegiatan yang akan kita jalani sekarang."

Mata Mew masih fokus kedepan karena menyetir. Mew heran, kenapa Gulf disampingnya hanya diam? Saat Mew menengok, terlihat Gulf sedang mainin ponselnya. Gulf melakukan transfer dana melalui internet banking.

Gulf : "Mew, aku sudah mencari tau nomor rekening resmi milik Yayasan Suppasit. Barusan aku transfer 500 ribu Baht. Coba kamu cek."

Mew takjub, lalu menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Ia membuka ponselnya dan mengecek internet banking. Benar saja. Dana sumbangan yang awalnya 500 ribu Baht, setelah menerima transfer dari Gulf, bertambah menjadi 1 juta Baht.

Mew : "Wow, Gulf... sumbangan mu banyak banget! Terima kasih banyak, Gulf!"

Gulf tersenyum. "Itulah yang seharusnya dilakukan orang sepertiku."

*****

Mobil yang dikendarai Mew sampai di sebuah bangunan kantor bertuliskan "Yayasan Suppasit". Didepan kantor itu, terdapat sebuah halaman dimana sejumlah mobil terparkir. Teman-teman dari yayasan itu, termasuk Zommarie, berada disana menunggu Mew.

Zommarie dan teman-teman lainnya memandang dengan heran, saat melihat Mew keluar dari mobil bersama Gulf.

Marie : "Mew, sejak kapan kau berteman dengan Gulf? Kau lupa? Dulu kita berdemo untuk memprotes acara kontes yang Gulf adakan. Sekarang kau membawa Gulf kesini?"

"Gulf tidak seburuk yang kita bayangkan. Aslinya, Gulf ini baik, kok," ujar Mew. Lalu, Mew berbicara kepada teman-teman lainnya. "Guys, kedatangan Gulf kesini, untuk bergabung bersama kita dalam kegiatan sosial yang akan kita lakukan hari ini..."

"...dan perlu kalian tau. Gulf sudah menyumbang untuk yayasan kita sebesar 500 ribu Baht. Artinya, jumlah dana sumbangan yang dipegang yayasan kita sekarang menjadi 1 juta Baht!"

"Wow..." beberapa orang pun takjub mendengar jumlah sumbangan yang diberikan Gulf.

Mew : "Jadi aku harap, kita bisa kompak menjalani kegiatan sosial bersama Gulf..."

"...oke, tunggu apalagi? Kita siap berangkat?"

Tidak lama kemudian, Mew, Gulf, Marie, dan teman-teman lainnya, mulai memasuki mobil masing-masing untuk berangkat menuju lokasi. Mew duduk di bangku pengemudi, Gulf di sampingnya, sedangkan Marie dan dua orang teman duduk dibelakang. Mobil Mew dan mobil-mobil lainnya pun melaju.

Mereka berangkat menuju Chiang Mai. Sesampainya disana, menggunakan dana sumbangan 1 juta Baht, mereka berbelanja kebutuhan logistik yang akan disumbangkan. Termasuk menyewa truk untuk mengangkut barang-barang.

Dari Chiang Mai, mereka harus menempuh jarak 300 km untuk menuju Distrik Omkoi. Dimana terdapat Desa Mae Kerb, desa yang hanya dihuni oleh 40 orang anak terlantar tanpa adanya orang dewasa di desa tersebut.

Beberapa truk pun melaju. Salah satu truk itu bukan hanya mengangkut barang-barang, tapi juga Mew, Gulf, Marie, dan teman-teman lainnya yang duduk di bagian belakang truk (dump truk)

Mew tersenyum memandangi Gulf. "Hei, anak orang kaya! Gimana rasanya naik truk?"

Gulf ikut tersenyum, dengan rambutnya yang beterbangan tertiup angin (namanya juga bagian belakang truk, enggak ada atapnya). "Aku belum pernah naik truk! Ternyata seru juga!"

Kalau bukan karena Mew, mana mau Gulf duduk dibelakang truk dan tertiup angin? Tapi Gulf tidak menyangka, ternyata hal itu menyenangkan.

Perjalanan menuju Desa Mae Kerb cukup jauh. Gulf yang duduk disamping Mew tertidur, dan kepalanya bersandar di bahu Mew. Membuat Mew tersenyum senang.

Marie : "Cieee... romantis banget kalian?"

Mew : "Ssstt... jangan berisik. Gulf lagi bobok."

Akhirnya, mereka tiba di tujuan. Truk yang ditumpangi Mew, dan beberapa truk lainnya telah sampai di desa terpencil itu. Beberapa truk itu masing-masing membuka bagian belakang truk dan orang-orang di dalamnya pun turun. Mereka juga menurunkan barang-barang yang akan disumbangkan untuk desa terpencil itu.

Saat itu juga Gulf terbangun. Mew lalu berkata, "Gulf, kalau kamu capek, kamu istirahat aja di truk."

Gulf menggeleng. "Aku ikut kalian aja, untuk ngasih bantuan ke warga desa."

Desa Mae Kerb pun kedatangan orang-orang dari Yayasan Suppasit. Diantaranya termasuk Mew dan Zommarie. Juga seseorang yang ingin ikut membantu yaitu Gulf.

Keadaan di desa itu cukup memprihatinkan. Hanya dihuni 40 orang anak-anak terlantar, tanpa adanya orang dewasa. Dan setiap kali ada relawan yang datang untuk membantu mereka, itulah bekal mereka untuk bertahan hidup.

Usai memberi bantuan berupa bahan makanan dan segala barang yang dibutuhkan, orang-orang dewasa itu juga mengajarkan sedikit ilmu kepada anak-anak terlantar itu. Marie mengajarkan cara memasak, menggunakan peralatan dapur yang mereka sumbangkan. Kemudian, Mew mengajarkan cara membaca kepada anak-anak itu.

Mew tampak seperti guru yang mengajarkan murid-muridnya. Sementara itu, Gulf yang berdiri disamping Marie memperhatikannya dari kejauhan.

Marie : "Gulf, terima kasih sudah memberi sumbangan untuk anak-anak di desa ini."

Gulf : "Sama-sama."

Marie : "Kau tau, seberapa parahnya keadaan mereka sebelum mendapat bantuan dari masyarakat?"

Gulf menggeleng.

Marie : "Keadaan mereka sekarang jauh lebih baik. Dulu, anak-anak terlantar itu hanya bisa makan nasi, pake gula dan cabe, setiap hari. Dan kau tau makanan paling enak yang bisa mereka makan saat itu? Tikus."

Gulf cukup terkejut. Mengetahui keadaan anak-anak terlantar yang memprihatinkan itu.

Marie : "Saat itu juga, mereka nggak tau cara mencuci pakaian dengan bersih. Begitulah. Tidak ada orang dewasa yang mengurus mereka. Dan anak-anak itu seperti tidak punya harapan, tentang mau jadi apa mereka kalau sudah dewasa..."

"...tapi semenjak masyarakat ngasih bantuan untuk anak-anak terlantar ini, keadaan mereka sekarang jadi lebih baik."

Hati Gulf tersentuh. Mata Gulf berkaca-kaca karena kasihan dengan anak-anak terlantar di desa ini. Gulf kembali memandang lurus, kearah Mew yang masih mengajarkan cara membaca kepada anak-anak. Gulf merasa beruntung mengenal Mew. Karena sejak itu, Gulf bisa melihat oranglain diluar sana yang tidak seberuntung dirinya, lalu memberi bantuan kepada mereka. Jika Gulf tidak mengenal Mew, maka Gulf tetaplah anak orang kaya yang menikmati surga kekayaan milik keluarganya, tanpa tau bahwa banyak orang yang membutuhkan.

*****

Malam pun tiba.

Anak-anak di desa itu telah tidur di rumah masing-masing. Sedangkan orang-orang dari yayasan, mendirikan tenda untuk tidur. Satu tenda, dua orang. Marie satu tenda bersama temannya yang wanita. Sedangkan Mew, hanya berdua dengan Gulf didalam tenda.

Mew dan Gulf rebahan dengan posisi miring dan saling berhadapan. Mew memandangi wajah Gulf yang berada tepat di depannya. Begitupun sebaliknya.

Mew : "Gimana hari ini? Capek? Harusnya aku nggak ngajak kamu kesini, Gulf."

Gulf : "Justru aku seneng ikut kamu kesini. Aku bisa ikut ngasih bantuan untuk anak-anak terlantar di desa ini..."

"...P'Mew, aku beruntung mengenal kamu. Aku merasa jadi orang yang lebih baik setelah mengenalmu."

Mew : "Benarkah?"

"Iya," jawab Gulf. Lalu ia menghela napas. Hatinya deg-degan, apa sekarang waktu yang tepat untuk nyatakan cinta?

Gulf : "P'Mew... aku... menyukaimu."

Mew tersentuh mendengar pernyataan Gulf.

Gulf : "P'Mew... mm... mau jadi pacarku?"

Mew berpikir sejenak. "Tapi aku nggak yakin kalo kamu udah nggak ada hubungan sama Bright."

Gulf tersadar. Ia bingung, karena kemarin belum berani bilang putus sama Bright. Tapi sekarang, Gulf sudah berani "nembak" Mew.

Tapi, rasa cinta Gulf terhadap Mew, membuat Gulf terpaksa bilang :

"P'Mew, aku sekarang jomblo. Enggak ada hubungan dengan siapapun. Percayalah."

Gulf mendekatkan wajahnya kearah Mew. Semakin dekat, hingga bibir mereka bertemu. Gulf menciumi bibir Mew penuh kelembutan.





(Bersambung)

*****

Hai, guys!

Ide tentang desa terpencil di Thailand yang dihuni anak-anak terlantar, sumbernya dari sini 👇

Tunggu cerita selanjutnya 💖

Continue Reading

You'll Also Like

94.4K 7.1K 49
cerita fiksi jangan dibawa kedunia nyata yaaa,jangan lupa vote
6.2M 604K 96
Yang Haechan tahu dia dijodohkan dengan laki-laki lugu yang bernama Mark Jung, tapi siapa sangka ternyata dibalik cover seorang Mark lugu Jung terdap...
1.2M 62.5K 66
"Jangan cium gue, anjing!!" "Gue nggak nyium lo. Bibir gue yang nyosor sendiri," ujar Langit. "Aarrghh!! Gara-gara kucing sialan gue harus nikah sam...
179K 28.1K 51
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...