Let Me Be Your Healer, Mr. Na...

By vioneee12

137K 17.9K 1.2K

"Nakamoto-san, can you let me be your healer?" (HANYA CERITA FIKSI) More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
Special Part (1)
Special Part (2)
Another Special Part (1)
Another Special Part (2)
Another Special Part (3)
Another Special Part (4)
Another Special Part (5)
NEW STORY : JUNG JAEHYUN
RECOVERY | Lee Haechan

Special Part (3)

3.3K 401 17
By vioneee12

"Kau tidak tahu betapa cemasnya aku?!"

"Lihat saja akibatnya, masih bersikeras memakan makanan seperti itu?!"

"Bagaimana jika tidak ada Momoka dirumah?!"

"Siapa yang akan menolongmu?!"

"Tidak bisa jawab, kan? Kau terlalu keras kepala, Yuna!"

Yuna hanya bisa diam seribu bahasa seraya duduk meringkuk dikursi mobil sementara Yuta terus mengomelinya tanpa henti sejak mereka pulang dari rumah sakit beberapa waktu yang lalu.

Masalah dimulai saat pagi hari, Momoka berkunjung untuk memberikan beberapa cemilan ibu hamil yang menyehatkan untuk Yuna.

Tapi setelah beberapa kali membunyikan bel rumah, tidak ada jawaban dari adik iparnya itu.

Ia pun tidak bisa menerobos masuk seperti biasanya karena kata sandi pintu rumah tersebut sudah diganti.

Tentunya untuk mengantisipasi kejadian Momoka yang selalu datang di 'saat yang tidak tepat' agar tidak terulang lagi.

Menelepon adik iparnya itu berkali-kali namun juga tidak diangkat.

Karena cemas, ia memilih menelepon Yuta, sekedar menanyakan keberadaan Yuna.

Meski awalnya ia harus mendapat makian tidak pantas dari adik lelakinya yang memang sedikit durhaka (?) itu karena menelepon ditengan rapat berlangsung.

Kedua kakak beradik itu saling bersikeras, yang satu khawatir kalau terjadi sesuatu dengan penghuni rumah a.k.a Yuna, yang satunya lagi bersikeras berkata kalau mungkin saja istrinya itu sedang mandi atau apapun sehingga ia tidak mendengar Momoka.

Akhirnya setelah cukup lama berdebat, Yuta memberitahu kakaknya itu kata sandi pintu rumahnya.

Dengan telepon yang masih tersambung, Momoka berteriak histeris melihat adik iparnya yang sedang hamil itu, tampak tergeletak terbaring dilantai ruang makan dengan wajah pucat.

Yuna pingsan.

Dan tentu saja hal itu membuat Momoka ikut ketakutan setengah mati.

Tak lama Yuta datang, dan ketiganya langsung pergi kerumah sakit terdekat.

"Siapa yang mengijinkanmu makan ramen dan es krim sekaligus?!"

Yuna menundukkan kepalanya dalam-dalam, ia sungguh takut dengan amarah suaminya itu sekarang.

"Ma-maaf,"

"Tidak ada gunanya minta maaf, Yuna."

"Kau harus memperhatikan dirimu sendiri!"

"Kalau terjadi sesuatu yang lebih buruk dari ini bagaimana?!"

"Aku tidak bisa terus-terusan mengawasimu! Aku juga punya banyak hal yang harus aku kerjakan,"

Yuna ingin menangis saja sekarang, menyesali perbuatannya, tentu saja.

Karena selera mengidamnya yang aneh, saat bangun tidur dipagi hari, Yuna tiba-tiba menginginkan ramen pedas dan es krim secara bersamaan, dengan kondisi perut yang belum terisi apapun sebelumnya.

Tidak menyangka kalau dampaknya akan seperti ini.

Ia hampir saja mencelakai dirinya dan janin yang ada dikandungannya itu.

Yuna diam-diam melirik Momoka yang juga sedang berada dikursi belakang, bisa dilihat kakak iparnya itupun tidak berani mengucapkan sepatah kata pun.

Momoka hanya bisa memberikan isyarat "sabar, ya." kepada Yuna melalui sorot matanya

Bahkan seorang Nakamoto Momoka yang ganas, kali ini tidak bisa berkutik dengan ledakan amarah Yuta sekarang.

....

Yuna hanya bisa pasrah memandang dari jauh Yuta yang sedang sibuk memasukkan semua persedian ramen dan es krim kedalam sebuah kantong plastik berukuran sedang

Saat lelaki itu berkata akan menyingkirkan semua makanan berbahaya itu, dia tentu tidak bercanda, Yuta benar-benar melakukannya, tidak menyisakan satu pun.

Yuta menyadari Yuna yang diam-diam mengintipnya.

"Apa?"

Yuna hanya menggeleng pelan.

Yuna memandangi Yuta yang berjalan begitu saja melewatinya.

"T-tidak baik membuang makanan," Yuna memberanikan diri berbicara, meski setelahnya ia memejamkan matanya rapat seraya menggigit bibir bawahnya, bersiap dimarahi.

"Aku tidak membuangnya,"

Yuna membuka matanya, "Eh?"

"Akan kuberikan ke tetangga,"

Yuna menghela nafas lega, sejujurnya ia sudah sangat sakit hati mengira makanan kesayangannya itu akan dibuang begitu saja.

Tapi diberikan kepada orang lain, itu jauh lebih baik.

"Y-Yuta,"

"Apa lagi?"

"Tidak boleh sisakan satu untukku? H-hanya satu saja,"

"Tidak."

Yuna terduduk lemas dilantai, Yuta benar-benar tidak membiarkannya.

"Selamat tinggal ramen, es krim," lirihnya pilu, memandangi sosok Yuta yang perlahan menghilang bersamaan dengan kantong plastik berisi harta karun terlarang miliknya.

Tidak lama, Yuta kembali kerumah setelah menyelesaikan tugasnya.

Ia cukup dikejutkan dengan melihat Yuna yang sedang  berjalan sambil memboyong bantal dan selimutnya ke kamar tamu.

"Yuna,"

Yuna hanya menoleh sekilas, tanpa menghentikan langkahnya.

Wajah cantiknya pun tampak kusut, dengan mata yang jelas terlihat sembab.

"Ada apa?"

"Menjauh dariku!"

Yuta mengerutkan dahinya, apa lagi ini?

"Jangan dekati aku selama sebulan kedepan,"

BLAM!

Pintu kamar itu tertutup dengan ganas membuat Yuta mematung sempurna.

"A-apa itu?"

"Dia marah? Padaku? Kenapa?"

"Karena makanannya kusingkirkan?"

"H-harusnya aku yang marah disini, kan?"

"Se-sebulan?"

Nakamoto Yuta, menggigiti ibu jarinya dengan pandangan kosong kedepan.

Memikirkan bagaimana hidupnya sebulan kedepan.

Tanpa Yuna.

.....

Yuna merenggangkan otot-otot tubuhnya, ia merapikan rambutnya yang berantakan sehabis bangun tidur.

Berjalan kearah cermin, melihat pantulan dirinya sendiri.

Ia menatap perutnya.

"Lapar, ya? Ingin sarapan apa?"

Yuna mengerjapkan matanya, menyadari sesuatu, "Aku lupa!"

"Aku lupa kalau punya Yuta juga disini,"

"Apa dia sudah bangun?"

Yuna segera berjalan keluar, ingin masuk kedalam kamar yang biasa ditempatinya dengan Yuta, namun terlebih dahulu pintu tersebut dibuka oleh Yuta.

Yuta cukup terkejut melihat Yuna. Tapi ia memilih untuk tidak mengatakan apapun.

"Oh, sudah bangun ternyata,"

"Merindukanku?"

Yuna menggeleng dengan wajah polos, "Aku hampir lupa kalau kau juga ada disini, aku ingin sarapan, tapi kupikir kau juga pasti belum sarapan, kan?"

"Hampir lupa? Sedikit menyakitkan,"

Yuna tersenyum kikuk, "Tadi malam, aku minta maaf, ya?"

"Apa? Tentang tidak boleh mendekatimu selama sebulan?"

"I-itu..."

Yuta tersenyum miring.

"Aku tahu, kau tidak akan bisa, kan?"

"Aku hanya sangat kesal karena tidak bisa makan ramen dan es krim lagi,"

"Intinya sekarang kau akan kembali kekamar ini, kan?"

Yuna menggeleng yang tentu saja membuat Yuta keheranan setengah mati.

"Aku tetap akan tidur dikamar tamu,"

"Kenapa? Kenapa? Kenapa, Yuna?!" tanya Yuta, ia benar-benar frustasi.

"Tapi kau boleh mendekatiku, kok."

"Tetap saja tidak bisa, ada apa denganmu?! Kau masih kesal padaku?! Harusnya disini aku yang marah,"

Yuna diam saja, sampai Yuta menarik tangannya.

Lelaki itu membawanya ke dapur.

Yuta membuka kulkas, ia mengeluarkan sesuatu dari sana.

"Es krim?"

"Es krim ini, kau boleh memakannya,"

"Sungguh?!"

"Tapi tidak dengan ramen, itu sangat dilarang,"

Yuna mengangguk semangat, ia tersenyum manis dan bersiap mengambil es krimnya.

Namun tidak bisa, karena Yuta tiba-tiba menjauhkan es krim itu.

"Yuta?"

"Janji dulu,"

"Apa?"

"Tarik kembali ucapanmu, aku tidak akan memberikan es krim ini padamu kalau kau masih mau tidur dikamar itu!"

"Aku janji! Aku janji akan kembali ke kamar kita! Aku tidak akan kabur lagi, aku janji."

"Apa itu bisa dipercaya?"

"Aku tidak bohong, Yuta. Aku akan kembali sekarang!"

Yuta tersenyum, akhirnya nasibnya terselamatkan.

....

"Bagaimana hasilnya?"

Yuta menghampiri Yuna yang sedang asik makan popcorn sambil menonton televisi.

"Apanya?" tanya Yuna.

Yuta mengetuk-ngetuk pelan pipi Yuna yang menggembung kencang karena mulutnya yang penuh dengan popcorn.

"Habiskan dulu,"

Yuna mengunyah popcornnya dengan susah payah.

"Bukankah tadi kau melakukan pemeriksaan?"

Yuna mengangguk, "Dengan kak Momoka,"

"Jadi?"

"Apanya?"

Yuta menghela nafas, mencoba bersabar.

"Jadi, apa yang kudapat?"

"Oh, itu..." Yuna terdiam sebentar, "Tapi aku sudah janji dengan kak Momoka agar merahasiakannya darimu,"

"UNTUK APA BERJANJI SEPERTI ITU PADANYA?!"

Yuna tersenyum, "Katanya supaya kau terus penasaran sampai bayinya lahir,"

"Yuna, cukup. Katakan padaku sekarang, aku akan jadi ayah dari bayi perempuan atau laki-laki?"

"Memangnya penting?"

Yuta memejamkan matanya sejenak, ia sudah tahu dalang dari semua ini.

Momoka.

Wanita itu selalu berhasil merecoki Yuna agar menurut dengan ketidakjelasan jalan pikirannya itu.

"Yuna, kumohon. Jangan jadi Momoka kedua, orang sepertinya cukup dia saja, jangan ada lagi."

Yuna tersenyum geli, "Hm, bayinya..."

"Apa?"

"Tebak,"

"Choi Yuna."

"Frustasi, ya?"

"Sangat."

Yuna tersenyum lagi, "Kau akan jadi ayah dari bayi perempuan, selamat."

"S-sungguh?"

Yuna mengangguk.

"Ternyata ucapanku waktu itu jadi kenyataan, ya?"

"Kita akan punya putri yang cantik, Yuta."

Yuta meraih tangan Yuna, menggenggamnya erat kemudian memberikan kecupan lembut disana.

"Aku sangat mencintaimu,"

Yuna tersenyum, ia sangat tersentuh.

Meski bukan pertama kalinya Yuta mengatakan hal itu.

Ia sepenuhnya berhasil sekarang.

Menjadi penyembuh bagi lelaki itu.

Mengingat bagaimana perjuangannya, bagaimana ia bertahan, terus berada disamping Yuta.

Mengembalikan separuh dari Nakamoto Yuta yang telah lama hilang.

Yuna berhasil melakukannya.

Fakta bahwa lelaki itu juga sangat mencintainya.

"Tidak mau membalas?"

Yuna terkekeh pelan, "Aku juga sangat mencintaimu,"

Yuta menarik Yuna mendekat, menciumnya dengan lembut, menunjukkan seberapa bahagianya ia sekarang.

Penderitaannya sudah berakhir.

Asal ada Yuna disisinya, semuanya akan baik-baik saja.

Itu pasti.

"Yuta, aku akan mulai memikirkan nama untuk anak kita!"

"Nama? Aku sudah memikirkannya,"

"S-sungguh?!"

Yuta mengangguk, "Yui,"

"Yui?"

"Bagaimana menurutmu?"

Yuna tersenyum, "Nama yang manis, cantik, aku suka."

"Menggambarkan dirimu,"

Deg.

Yuna menundukkan wajahnya.

"Y-Yuta cukup!"

FIN.

Jangan lupa vote + comment buat part terakhir ini, ya?

Terimakasih udah suka sama karya author, gak tau mau bilang apa, intinya author sayang banget sama kalian para pembaca! Luv luv luv!

Lots of love dari istrinya yuta di rl /plak ❤️💔

Thankyou

and

See You

-vioneee12






























Continue Reading

You'll Also Like

Noxious By oliv

Teen Fiction

30K 1.2K 15
[ON GOING] Alea mulai lelah dengan sifat Damar yang semakin lama, semakin jauh dari perkiraannya. Ada banyak hal juga yang membuat Alea mempertimbang...
159K 17.6K 36
Terjebak dalam pilihannya sendiri, Cassandra Park, mencoba berusaha untuk mendapatkan hati suaminya, Jung Jaehyun
89.9K 10.2K 41
Berisi momen-momen manis pasangan Dana dan Mora.
500K 37.2K 59
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.