Loveable Ties (TAMAT)

By Daiiiiii__

777K 61.6K 1.7K

(REPOST-JUDUL SEBELUMNYA ISTRI SETTINGAN) Dijodohkan dalam keadaan terikat hubungan dengan seseorang membuat... More

Prolog
01 | Kontrak
02 | Sepakat
03 | Tunangan
04 | Otw Akad
05 | Luka Batin
06 | Sah!
07 | Bulan Madu
08 | Unmood
09 | Karma is Real
10 | Selamat
11 | Admin Manager
12 | Keasinan
13 | Panas
14 | Makan Siang
15 | Sekali Saja
16 | Minta Maaf
17 | Terkejut
18 | Tiba-tiba Buntu
19 | Budak Cinta
20 | Terkunci
21 | Sang Penggoda
22 | Bimbang
23 | Pop it Amara
24 | Skandal
25 | Amarah
26 | Saran Theana
27 | Merajuk
28 | Takut
29 | Selembar Foto
30 | Tak Menyerah
31 | Ambil Hati
32 | Terungkap
33 | Kesempatan
34 | Make a Wish
35 | Pelukan
36 | Cantik
37 | Putar Waktu
38 | Mengaku
39 | Hukuman Nikmat
40 | His Jealous
41 | Tidak Peka
42 | Kekesalan
43 | Kencan
44 | Bersalah
45 | Kembali Patah
46 | Duo Jail
47 | Penganggu Kecil
48 | Tamu tak Diundang
49 | Serius
50 | Ganteng Doang
51 | Siapa Sebenarnya?
52 | Baik-Baik Saja
53 | Mengalah
54 | Perbuatan Keji
56 | Butuh Usaha
57 | Pandangan Iri
58 | Sebuah Pesan
59 | Terburu-buru
60 | Tak Biasanya
61 | Licik
62 | Menunggu
63 | Pregnant
64 | True Love
65 | Tenang
66 | Berkorban
67 | Sulit
68 | Memohon
69 | Kenangan
70 | Sempurna

55 | Merona

8.6K 711 10
By Daiiiiii__

"....iya, Mi. Aku pulang sekarang!"

Klik.

"Ada apa?" tanya Sinar yang sejak tadi menyimak pembicaraan Darius ditelepon bersama mami.

"Kei kecelakaan." Darius segera mengambil kunci mobilnya cepat.

"Astaga, kok bisa? Terus keadaannya gimana?" Sinar terus bertanya dengan wajah cemas.

Darius menatap Sinar. "Kata Mami cuma lecet doang sih, gue juga nggak tahu gimana kejadian sebenarnya. Gue balik dulu ya."

Sinar mengangguk. "Iya, nggak pa-pa. Salam buat Kei."

Kini gilirian Darius yang mengangguk, dia berjalan cepat keluar dari ruangannya. Wajahnya diliputi rasa cemas luar biasa, begitu mendapat kabar dari mami kalau Keifani hampir saja ditabrak membuat sarafnya seketika mati dan jantungnya berhenti sejenak.

Tiba di rumah dia berlari masuk. "Kei, Kei."

Mami keluar dari kamarnya berseru. "Kei ada kamar, Dar."

Darius mendekati mami. "Mi, gimana keadaan Kei?" tanyanya panik.

"Kei baik-baik aja." Mami mengelus bahu putranya lembut.

Darius mengangguk, tanpa kata berjalan cepat menaiki dua anak tangga sekaligus. Dia membuka pintu kamarnya perlahan, netranya langsung terpaku pada ranjang di mana Keifani duduk sambil menyandarkan dirinya pada headboard yang sudah ditumpuki bantal. Seperti yang dikatakan mami, Keifani memang baik-baik saja. Hanya saja lengan dan kakinya banyak goresan luka serta lututnya di perban.

Matanya bertemu dengan mata kelam milik istrinya yang kini tersenyum lebar menyambutnya, tak tahan lagi Darius berlari memeluk Keifani. Sadar istrinya meringis, dia merenggangkan sedikit pelukannya.

"Mas takut, Kei. Takut banget," bisik Darius di telinga Keifani.

Keifani mendengar itu tersenyum makin lebar, dia menghidu aroma menenangkan yang menguar pada tubuhnya. "Aku di sini, Mas. Aku baik-baik aja kok."

Darius melepaskan pelukannya lalu kedua tangannya menangkup dua belah pipi Keifani seraya mengelusnya lembut. "Gimana kamu bisa keserempet mobil gini, hem?"

Keifani kembali teringat kejadian sebelum dia diserempet, dia dan Deana berencana membuat cookies cokelat tetapi karena mereka kehabisa stock. Maka, dia menawarkan diri untuk membeli ke minimarket di depan komplek. Deana sudah berniat menemaninya, sayangnya Keifani menolak dan menyakinkan Deana bisa jalan sendirian.

Keifani memilih jalan kaki seperti dilakukannya sewaktu belum menikah dulu, jika dia kehabisan stock cemilan dia pasti akan ke minimarket depan komplek. Suasana sore di komplek selalu ramai apalagi di taman, banyak sekali anak-anak bermain bola dan bersepeda di sana. Senyumnya merekah saat disapa oleh anak-anak yang mengenalnya, serta tetangga dekat bloknya.

Sampai depan komplek dia sudah siap akan menyebrang. Namun, ponsel di tangannya bergetar tanda ada pesan WA masuk. Keifani meliriknya sekilas sebelum membuka grup dari kantornya.

Pasukan Bodrex💊

Bentono Hadjaja : Karokean nyokkk🎤

Cella : Yok, dimans?

Karmila : Yok yok yok, kebetulan gue butuh hiburan nih, sumpah ya, laporan akhir bulan sudah menunggu 😣

Rahmat : Yoai, gila aja! Mumet nih pala gue

Bentono Hadjaja : Di palace aja, atau mau di happy puppy Mampang?

Karmila : Happy puppy aja deh

Cella : Oke

Rahmat : Oke (2)

Bentono Hadjaja : Oke (3)

Cella sedang mengetik....

Keifani bukan lagi fokus pada percakapan teman-kantornya, malah tersenyum membaca nama grup yang dibuat Bentono selaku admin. Ketika temannya bertanya kenapa namanya grupnya sama dengan nama obat sakit kepala, Bentono menjawab santai.

"Ya karena kita memang pasukan yang butuh obat sakit kepala dikala dikejar deadline laporan tiap akhir bulan."

Baru saja dirinya akan menyimpan ponselnya di saku celananya, tubuhnya seperti tersambar oleh benda besar hingga membuatnya terhuyung ke belakang, bahkan Keifani tak bisa mengimbangi badannya sampai sempat bergulung di jalanan.

Dia akhirnya sadar jika tubuhnya di serempet sebuah mobil, beruntung mobil itu sempat oleng dan malah menabrak tiang listrik.

"Gitu ceritanya, Mas."

Darius kembali memeluknya, Keifani dalam pengaruh obat penghilang nyeri pun akhirnya jatuh tertidur dalam pelukan suaminya.

Bahkan Keifani lupa menceritakan siapa pelaku penabraknya.

***

"Pelakunya udah ditahan," ungkap papi setelah keheningan yang panjang, setelah selesai makan malam, papi mengajak Darius bicara empat mata di ruang kerjanya.

Maka, di sinilah mereka duduk berhadapan dihalangi sebuah meja kerja milik papi.

"Pelaku yang menabrak Kei?" tanya Darius.

Papi mengangguk. "Iya, kamu nggak mau pelakunya ditahan?"

"Ah, bukannya gitu, Pi. Tapi gimana kalau kita ambil jalan damai aja, lagian dari cerita Kei sepertinya pelaku nggak sengaja mau menabrak."

Papi mengerutkan dahinya bingung. "Tunggu bentar." tahannya. "Kamu yakin mau pakai jalur damai? Emang Kei nggak kasih tahu kamu siapa nama pelakunya."

Kini giliran alis Darius yang berkerut, memang setelah mendengar cerita Keifani tentang insiden kecelakaan itu dia sempat berpikir untuk melakukan jalan kekeluargaan saja. Karena menurutnya si pelaku itu tidak sengaja melakukannya, bisa saja kan mobilnya beneran oleng atau ada masalah dengan remnya dan masih banyak kemungkinan yang bisa terjadi.

Darius menggeleng polos. "Emang siapa, Pi?"

Dari reaksi yang dilihatnya kemungkinan besar Darius memang tak mengetahuinya, papi menarik napas panjang lalu membuangnya perlahan. Sebelum mengucapkan satu nama yang sudah hampir sebulan ini tidak pernah muncul di hadapan keluarganya.

"Lena."

Tubuh Darius menegang begitu nama itu disebut papi, mengapa dia tak bisa menduganya sama sekali. Bukannya perempuan itu sudah pernah berani mengancamnya.

"Berengsek!" Napasnya memburu, matanya berkilat marah. Perempuan gila itu sudah berani menyentuh istrinya dan dia bersumpah tidak akan memberikan kesempatan untuk lolos, Lena akan menerima akibatnya.

"Gimana masih mau damai sama perempuan gila itu?" tanya papi tersenyum kecil.

"Menurut, Papi?" Darius bertanya sinis.

Papi tertawa pelan. "Ya udah, Papi serahkan semuanya pada kamu. Urus perempuan gila itu, Papi udah gandeng pengacara kondang Saswiyono Hutapea yang akan mendampingi kamu." Papi menyerahkan sebuah map yang berisi barang bukti di tempat kejadian, beberapa foto dari CCTV yang dipasang di sekitar jalan yang menampilkan Lena sedang memantau Keifani sebelum akhirnya melajukan mobilnya ke arah Keifani berdiri.

"Di sana juga ada flashdisk rekamannya, di sana juga ada bukti transaksi pembelian paket sabu dan ganja yang dilakukanya. Saat ditahan tadi sore, Lena dalam keadaan mabuk dan positif habis memakai narkoba."

Darius menatap lekat isi map di tangannya, semua bukti kejahatan Lena memang sudah ada di tangannya. Tinggal menyerahkan pada pihak kepolisian sebagai barang bukti memberatkan hukuman yang akan diterima Lena.

"Baik, Pi. Biar aku yang urus selanjutnya." Darius bangkit berdiri.

Papi mengangguk. "Ya, Papi percayakan semuanya sama kamu."

"Kalau gitu aku balik ke kamar."

"Iya, kamu istirahat saja. Besok kamu pasti akan sangat sibuk, Papi juga mau istirahat."

"Selamat malam, Pi."

"Selamat malam, Son."

Darius melangkah lebib dulu meninggalkan ruang kerja papi, langkahnya mantap menaiki anak tangga menuju kamar di mana Keifani sudah menunggunya. Map di tangannya dia genggam erat hingga bagian pinggir map tampak kusut, wajahnya mengeras menahan segala emosi.

Begitu membuka pintu senyum lebar milik Keifani menyambutnya, Darius lantas membalas senyuman itu. Wajah yang mengeras berganti menjadi lembut saat menatap mata kelam sang istri, dia menyembunyikan map itu di belakang punggungnya.

"Udah selesai ngomongnya?" tanya Keifani ketika Darius sudah berdiri di hadapannya.

"Udah kok, tadi bahas pekerjaan dikit." Darius menunjukkan map di tangannya, Keifani mengangguk mengerti.

"Ya udah, Mas bersih-bersih dulu mau tidur." Keifani mendorong tubuh besar Darius.

"Iya, Sayang." Sebelum masuk ke kamar mandi, Darius menyimpan map itu di dalam lemari terlebih dahulu. "Jangan tidur dulu, kita punya urusan yang belum selesai."

Kening Keifani berkerut. "Urusan apa?" tanyanya bingung.

"Urusan ranjang."

Sontak perkataan Darius menimbulkan warna kemerahan pada dua belah pipinya.

Keifani merona malu.

***

BERSAMBUNG

Asikkkkk mas uus mau mantap2 doloooo, yang lain jangan ganggu ya, harap yang jomlo menyingkir takutnya pada ngiriii 😂
Eh, aku kan juga jomlo 😭😭😭


Jangan lupa vote dan komennya ya 🙏

See you next part

BANTU MAS UUS TEMBUS 200K PEMBACA YUKKKK😁

Continue Reading

You'll Also Like

3.9M 42.3K 33
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
34.4K 3.5K 23
"Sweter kuning jangan sampe lolos"-,Sehun Warning! - Boys Love - Bahasa suka suka author
85.5K 6.9K 65
Perjalanan kisah cinta Gara seorang naval architect muda dengan Arunika mahasiswi magang yang bekerja membantunya. Siapa sangka pertemuan takdir itu...
15.8K 1.1K 41
Pertama kali mendapatkan tawaran untuk menjadi pasangan kontrak selama satu bulan terdengar begitu aneh dan tidak biasa. Orang gila mana yang mau bek...