SAVAGE QUEEN

By K_Gleo

145K 13.3K 1.3K

#FOLLOW DULU AUTHOR NYA# ##Murni keluar dari otak saya Jika ada kesamaan tempat, tokoh, atau alur yang hampir... More

1. Transmigrasi
2. Pay Back!
3. Radja Atlanta
the cast
4. Terpesona!
5. Mau Gue Tolongin Gak?
6. GELUD!
7. Telephone
8. Party
9. Introduce
10. PINDAH
11. Sejarah Dan Kebenaran
Long Consideration
ASIAN VERSION
12. BOOM
14. Close to you
15. Not Important
16. SNIPER
17. Married
18. Lovely Sist
19. Olahraga
20. Hukuman buat orang ganteng!
ANNOUNCEMENT

13. Piece by Piece

4.8K 590 101
By K_Gleo

Long time no see

Please VOTE COMMENT and SHARE

"GUE GAK MAU TAU, ENTAH LO MAU CARI PEMBUNUH BAYARAN ATAU LO BUNUH DIA PAKE TANGAN LO SENDIRI GUE GAK PERDULI! YANG PENTING GUE MAU DIA MATI, LENYAP, HILANG, POKOKNYA GUE GAK MAU DENGER APAPUN TENTANG DIA LAGI BAHKAN WALAUPUN ITU CUMAN SUARA NAFASNYA!!! NGERTIII!!!"

"nona Grisela, saya menyarankan sebaiknya kita memakai jasa pembunuh bayaran karena lebih aman. Agar identitas nona tidak diketahui. Selain itu saya juga mendengar tentang kelompok pembunuh bayaran terkenal. Mereka menjalankan perintah seperti anjing dan mereka tidak akan pernah melepaskan target mereka, jadi bisa dipastikan bahwa nona Queen tidak akan selamat" Ucap seorang pria diseberang telepon.

"GUE GAK PERDULI! INTINYA PELACUR BAJINGAN ITU HARUS MATI!"

"Tapi nona tentunya tau bahwa biaya untuk misi ini tidaklah sedikit,"

"LO PIKIR GUE PERDULI SOAL BIAYA! LO LUPA SIAPA GUE! GUE, GRISELA WILLIAM GAK SEKALIPUN KHAWATIR TENTANG UANG!"

"Baik nona Grisela, perintah dilaksanakan"

Brakkk...

Grisela melempar ponselnya keatas meja, kemudian beranjak duduk di sofa depan jendela besar yang memperlihatkan langit malam dan pemandangan kota Jakarta dari lantai 7 apartemennya.

Senyuman kejam tersungging di wajah cantik Grisela. Malam itu Grisela duduk disofa depan jendela besar dengan segelas wine ditangannya, memutarnya dengan gerakan anggun, matanya menyorot kedepan dengan penuh kebencian membayangkan wajah Queen.

"Nikmatin hari-hari terakhir lo di dunia bitch! Karena gak lama lagi lo bakalan gue kirim ke neraka with your bitchy mom!" Grisela berbisik kepada kegelapan dan menyumpah serapahi Queen dan ibu kandungnya yang mungkin sudah tenang di alam baka.

* * * * *

Queen baru saja memasuki kelas dan lagi-lagi pemandangan yang belakangan ini sering ia lihat kembali menyambutnya. Pemandangan yang setiap 2-3 kali sehari dalam satu minggu kembali menyambutnya. Tumpukan buket bunga, boneka, kotak-kotak yang entah apa isinya, coklat, paper bag dengan tulisan brand ternama, dan tak lupa tumpukan surat dengan warna mencolok berhamburan memenuhi meja, bangku,laci bahkan lantai tempat duduknya tak luput dari tumpukan barang-barang tidak penting lainnya. Dan benda-benda itu kian bertambah tiap harinya.

"Haaahhh..."

Sraaakk...Brakkk...

Dalam sekali sapuan tangan, tumpukan benda yang memenuhi meja dan bangkunya langsung berhamburan di lantai. Para laki-laki yang ada dikelasnya serta yang mengintip dari jendela lagi-lagi menghela nafas kecewa, tapi tetap saja tekad mereka tidak padam. Sementara para wanita menatap iri kepada Queen, jejeran barang-barang mewah bahkan tidak diliriknya sedikitpun sementara mereka menginginkan barang-barang itu tapi tidak punya cukup uang lagi untuk membelinya.

Queen melirik para wanita yang menatapnya iri lalu kembali membuang muka tidak perduli. Saat Queen sudah menutup matanya tiba-tiba bahunya ditusuk-tusuk pelan oleh seseorang.

"Apa?" Tanya Queen malas. Ia menatap wanita yang kini berdiri di samping kursinya sambil meremas kedua tangan didepan perut, terlihat juga jika wajah manisnya sedikit berwarna merah muda dan ia mengulum bibirnya kedalam, malu-malu.

"Ehh...hai, nama gue Diandra Dandelion, gue duduk didepan lo..."

Queen mengangkat sebelah alisnya saat melihat wanita itu memperkenalkan dirinya, perasaan dia tidak pernah memintanya.
Melihat raut Queen yang seakan berucap "gue gak pernah minta lo buat ngenalin diri" membuat Diandra semakin malu.

"Ehh...gu..gue liat lo ngebuang semua hadiah itu, gu..gue ambil satu bo..boleh?" Diandra bertanya dengan malu-malu

"Mau lo ambil semuanya juga terserah, bagus malahan. Benda-benda itu ngotorin meja gue" Queen berucap malas sambil menopang wajahnya dengan tangan.

Mata Diandra melebar dengan binar bahagia.
"Serius!" Tanya Diandra dengan suara keras lantaran bahagia, membuat semua orang mendengar ucapannya. Dulu ia sempat berpikir bahwa Queen tidak akan baik lagi kepadanya, ternyata ia salah, Queen selalu sama, selalu menjadi orang yang baik dan murah hati. Dulu ia bisa dibilang sebagai satu-satunya teman yang dimiliki Queen tapi semenjak perubahan Queen ia jadi tidak berani lagi dekat dengan Queen. Melihat cara Queen memandang semua orang membuatnya ragu untuk menyapa Queen.

"Hmm..." Sembari berdehem Queen hanya mengangguk malas menanggapi keantusiasan Diandra.

Tiba-tiba meja Queen langsung dikerubungi oleh banyak teman-teman sekelasnya yang perempuan dan mereka semua meminta izin Queen untuk meminta hadiah-hadiahnya.

"Queen, kita-kita juga boleh minta gak?"

"Hmm..." Kurang dari lima menit semua hadiah yang ada di sekitar meja Queen lenyap dan berpindah tangan.
Mereka semua menatap Queen dengan senyuman penuh diwajah.
"Makasih Queeeenn..." Ucap mereka serempak. Queen hanya mengernyitkan kening dan memundurkan kepalanya. Suara mereka terlalu keras, apa tenggorokan mereka tidak sakit berteriak seperti itu?, apakah mereka tidak sayang membuang suara sebanyak itu?

* * * * *

Queen berjalan keluar kelas menuju kekantin, seperti biasanya, sendirian.
Tiba-tiba lengannya diapit oleh seseorang.

"Hai..."

Queen menaikkan sebelah alisnya sambil melihat Diandra dan wajahnya seolah berkata 'ngapain lo?'

"Ehehe...Lo mau kekantin kan? Sama, gue juga mau kekantin. Barengan gak papa kan?" Diandra menyengir, menampilkan gigi kelincinya yang menggemaskan.

Queen tidak ambil pusing dan terus berjalan dengan Diandra yang terus menggandengnya.

Sesampainya di kantin mereka makan dengan Diandra yang menawarkan diri untuk memesankan makanan.

"Lo mau makan apa nanti gue yang pesenin"

"Samain" Queen menjawab acuh tak acuh. Diandra beranjak pergi menuju stan makanan sementara Queen duduk sambil membaca buku "Viereinhalb Jahre (des Kampfes) gegen Lüge, Dummheit und Feigheit" atau singkatnya 'Mein Kampf' buku yang ditulis oleh Adolf Hitler.


Queen masih asik membaca sampai seseorang tiba-tiba mengambil bukunya.

"Baca apaan nweng cantik" Gardi mengedipkan sebelah matanya dengan tujuan menebar pesona.

"Mata lo kenapa? Butuh dicabut?" Tanya Queen santai.

"Buset serem amat si enengnya," Gardi lalu membuka buku yang tengah di baca Queen dan mencoba membacanya.
Saat membuka bukunya Gardi mengernyit bingung lantaran buku ini menggunakan bahasa yang tidak ia pahami.

"Buku apaan nih, hurufnya semrawutan gua gak ngerti" keluh Gardi

"Itu karna lo bego" tiba-tiba seseorang menepuk pundak Gardi dan menyahuti ucapannya.

"Yaahh si setan, ngapain disini lo?" Ucap Gardi kesal kepada Radja yang sudah mengambil tempat duduk di sebelah kiri Queen sementara Gardi disebelah kanan Queen.

"Hellowww epribadeehh, miss me? Alamsyah si manusia tampan tak tertandingi ini?" Alam merentangkan tangannya dan mengeluarkan aura tololnya.

"Hey yo wazup bro" Rio juga ikut duduk dihadapan Gardi disusul oleh Bagas, Raihan, Morgan dan Mario.

"Ini, ini kerajaan syetan ngapain duduk sini, syuh...syuh..." Gardi menggerakkan tangannya seolah-olah mengusir hewan.

"Lo itu yang harusnya minggir. Ngapain duduk disini. Dasar beruang obesitas otak kecil" ucap Alam dengan nada mengejek.

"Heh bandar bokep diem lo, gue gampar pake duit juga tu mulut," Gardi berucap dengan nada songong.

"Gampar adek dong mas...soalnya duit adek dah habis buat beliin anak NGEN motor..." Alam memajukan dadanya mendekati wajah Gardi.

"Jauh-jauh lo jancok!" Gardi bergidik saat melihat Alam menyodorkan dadanya.

"Gua juga dong, soalnya stok duit udah nipis buat beli motor sama belanjain Nia, Ranti, Gigi, Aisyah, Nona, Sari, Ica, Maria, Gita, Ayu, Rahma, Dinda sama Tari kemaren" ucap Rio sambil kembali mengingat-ingat apakah ia melupakan seseorang.

"Lo lupa Sonya, Santi, Riri, Tiara sama tante Nurul" ucap Gardi mengoreksi.

"Oh iya itu juga, tapi tante Nurul udah gue putusin soalnya ternyata tetenya kebanyakan sumpelan ama silikon, masa gue disuruh bayarin operasi plastiknya dia, iyuuuuh... Rio tuh gak suka yang kayak gitu, Rio tuh sukanya yang natural-natural aja," Rio membenarkan ucapan Gardi juga mengoreksinya.

"Naturalnya yang kayak gimana Yoo..." Morgan bertanya

"Yang putih, mulus, yang kalo semut aja ampe kepeleset gitoooh, idungnya mancung, rambut terserah mau panjang mau pendek, bibirnya pink, tetenya gede, bodynya kayak gitar spanyol, beuuuuhhhh... HUH! Itu aja sih gak minta banyak-banyak kok Rio mah. Seneng tuh Rio nya kalo punya cewek kayak gitu," Ucap Rio dengan santainya

"ANAK NGENTOD!!! Itumah yang lo pengen bidadari bangsat!" Umpat Alam didepan wajah Rio

"Heh lo selama ini ngaca dimana? Aer kobokan? Muka lo yang kayak kakek Sugiono ini pengen punya cewek spek bidadari? SADAR TOLOL!" Raihan yang pada dasarnya bermulut pedas pun ikut menimpali.

"Bandar bokep kayak lo pengen yang kayak gitu? Ketawa ampe ngik ngok malaikat Izrail gara-gara lo" Timpal Gardi

"Jahat banget lo pada, ini gue lagi membicarakan masa depan inih"

"Masa depan, masa depan. Masa depan apaan yang ada masa suram iya. Ngehalu aja lo sono bareng anak Wattpad dipojokkan sono!" usir Radja. Sementara Rio hanya menekuk bibirnya lantaran kesal.

"Loh ini neng Queen nya kemana? Mario juga kemana?" Tiba-tiba Alam tersadar bahwa Queen sudah tidak ada ditempat itu lagi.

"Lo semua keasikan ngebacot, noooh... mereka dah pindah dari tadi kesana" Bagas menunjuk meja yang ada pada paling pojok kantin dengan bibirnya

"Kok mamih gak ikutan pindah?" tanya Alam,

"Seneng aja gue ngeliat orang-orang goblok lagi pada debat," ucap Bagas sarkastik

"Ya Allah, mamih kok kejem amat? Ini anaknya loh yang lagi dibully" Rio semakin menekuk wajahnya melihat Bagas yang tidak membelanya

****

Ditempat Queen dan Mario

"Qu...Queen, ini Mario kok duduk disini? Kenapa dia gak duduk bareng anak Kingdom yang lain? Terus, kok dia natap lo mulu? Lo gak risih?" Diandra berbisik kepada Queen, sementara yang ditanya hanya mengangkat bahu tidak peduli

"Ishh..." Kesal Diandra lantaran diabaikan

Tiba-tiba anak-anak Kingdom yang sebelumnya tengah bertengkar dengan Gardi mulai berpindah kemeja yang diduduki oleh Queen, Diandra dan Mario.

"Loh..loh.. Queen! Itu anak-anak Kingdom mau pada kesini semua!" Diandra panik lantaran anak-anak Kingdom mulai bergerak menuju tempat mereka duduk. Queen tetap tidak menjawab. Ia hanya makan dengan tenang sambil sebelah tangan memegang buku yang sedari tadi ia baca.

"Heh triplek bontot! Lo kalo pindah sama neng cakep bilang-bilang dong! Masa mau menang sendiri" Alam datang sambil menabok belakang kepala Mario yang tengah duduk menatap Queen tanpa berkedip

"Iya nih, maruk amat jadi jantan," sambung Rio yang juga baru duduk,

"Hey bro, mirror please. Coba lo ngaca dilayar whatsapp sama dm lo, sama Line juga" Radja langsung menampar Rio dengan kata-kata yang menyakitkan tapi benar.

"Gak usah dipertegas kali Ja," ucap Rio malu

"Kalo gak ditegasin lo gak bakalan sadar-sadar jubaedaaahhh" Gardi ikut memojokkan Rio

BAAANG!

Semua yang ada diatas meja itu kurang dari satu detik melayang beberapa centi diudara lalu kembali menghantam meja menimbulkan bunyi keras yang menarik perhatian.

"Lo semua kalo masih ribut lagi, tenggorokan lo semua gue galih pake ni garpu!" Queen mengangkat garpu didepan bibirnya, ia tersenyum dengan mata menatap tajam, membuat semua yang ada dimeja itu menundukkan kepala masing-masing, dan saat semuanya telah kembali ke ketenangan semula. Queen melanjutkan acara membacanya yang sempat tertunda.

Setelah selesai makan Queen terus saja diikuti oleh makhluk-makhluk ini. Mereka dengan gigih terus mengekori Queen bahkan ketempat paling membosankan di seantero sekolah perpustakaan, mereka tetap dengan gigih mengikutinya, terutama Radja, Gardi, Diandra dan Mario yang terus menempel disisinya, membuatnya risih. Mereka bahkan tidak mengindahkan ancaman yang dilayangkannya. Queen sudah pasrah lebih tepatnya tidak mau peduli lagi dengan tingkah menyebalkan mereka.

Tapi ada hal menarik yang terjadi hari ini yaitu jika ia bertemu dengan Naomi, Camilla ataupun Neyra, dalam jarak pandang 10 meter, mereka akan mengambil jalan berputar dengan kepala tertunduk dan kecepatan tercepat yang bisa mereka tempuh, agar mereka tidak berhadapan ataupun berpapasan dengannya, walaupun jika mengambil jalan memutar itu akan memakan waktu dua kali lebih lama. Queen senang dengan kesadaran mereka untuk tidak muncul dihadapannya. Karena jika ia melihat mereka, ia tidak yakin apakan ingin merobek mulut kotor mereka atau mencongkel mata menyebalkan mereka yang sebelumnya menatapnya dengan tatapan menghina.
Queen juga satu hari ini tidak menemukan Grisela. Ia menjadi agak sedikit curiga tapi tetap menunggu dengan sabar apa yang akan dilakukan adik tercintanya itu kepadanya. Ia agak jadi bersemangat menunggu kelanjutan permainan yang dimulai oleh Grisela dan ibunya.

****

"Nona Grisela, pembunuh yang kita sewa akan melakukan tugasnya hari ini juga!" seorang wanita berpakaian rapi ala seorang sekretaris berdiri dan menundukkan kepalanya didekat Grisela.

"Bagus! Gue tunggu berita kematiannya malam ini!" Ucap Grisela dengan smirk diwajahnya, menunjukkan niar jahatnya.

****

Jam 17.30 Queen baru saja menaiki motornya dan bersiap pulang tapi sepertinya ia memiliki firasat bahwa akan ada permainan menyenangkan yang menunggunya jadi ia berhenti sekitar 15 meter dari gerbang sekolahnya dan menelfon anak buahnya.

"Bawakan Sweetie Schwart kepadaku dalam 5 menit tidak kurang"

Orang diseberang telpon tampak mengerti karena kurang dari lima menit benda manis kesayangan Queen sudah bertengger dengan indah di punggungnya, benda hitam panjang dan berkilau juga cantik tentunya, benda menawan yang menjadi kesayangan Queen.

(Sweetie Schwartz)


Tak lupa dua buah Colt 1911, sebuah pisau Jagdkommando dan sebuah Karambit.

Colt 1911

Jagdkommando

Karambit

Benda-benda itu tersimpan rapi didalam tasnya kecuali Katana yang gagangnya timbul dibalik punggungnya.

Benda-benda ini akan melengkapi permainannya nanti.

Kurang lebih tiga puluh menit berkendara tiba-tiba sebuah mobil Knight XV muncul di samping motor Queen dan berusaha memblokir jalannya. Melihat itu Queen memacu motornya lebih cepat tapi bukan menuju rumah melainkan menuju bangunan terbengkalai yang berada ditikungan depan, yang sekitarnya dipenuhi pohon dan rumput liar.

Knight XV


Saat sampai di tempat itu, Queen turun dari motornya lalu berdiri menghadap ke arah datangnya mobil sambil mengeluarkan Katananya dan mengacungkannya kedepan.

Saat mobil itu berhenti, seorang wanita dengan perawakan tinggi, berkulit putih dan berambut blonde turun dari mobil.

"Welcome..." Ucap Queen dengan suara ramah serta senyuman yang tidak mencapai matanya.


****

"Nona Grisela, sepertinya ada paket untuk anda. Ini sepertinya dari Miss 005A yang anda sewa untuk membunuh nona Queen. Saya tidak berani membukanya karena tertulis anda harus menerimanya sendiri," ucap seorang sekretaris wanita yang dengan hormat kepada Grisela.

"Owhh, udah selesai yah," Grisela tersenyum puas menatap kotak yang berukuran sedang. Sekertaris itu segera pergi saat melihat Grisela akan membuka kotak, ia tidak ingin mengganggu tuannya. Mungkin Miss 005A tidak ingin ia mengetahuinya, seperti sesuatu yang bersifat rahasia antara pembeli dan penjual.

Ia dengan cepat mengambil kotak kepangkuannya dan membuka tutup kotak tidak sabaran.

"AKKKHHHHH!!!!" Grisela melempar kotak jauh, jauh darinya. Ia terkejut hingga wajahnya berubah seputih kertas, menatap ngeri kotak merah maroon yang sebelumnya diikat dengan pita berwarna gold.

"AKHHHHH!AKHHHH!" Grisela lagi-lagi berteriak histeris meremas rambutnya saat sesuatu dalam kotak menggelinding keluar seperti bola.

Sekertaris yang berada tepat didepan pintu masuk ruangan Grisela mendengar teriakkan Grisela jadi ia dengan cepat masuk kedalam ruangan itu, dan saat melihat pemandangan didalam ruangan ia langsung terduduk lemas. Matanya menatap benda yang masih terus menggelinding dan meninggalkan jejak di setiap tempat yang dilewatinya.

"AKHHHHH!!!" Sekertaris itu ikut berteriak histeris seperti Grisela.

BRAAKKK

Dua bodyguard membuka pintu dengan keras menimbulkan bunyi nyaring yang mengisi seluruh ruangan.

Kedua bodyguard itu melihat nona mereka, Grisela sudah terduduk di lantai dengan wajah pucat pasi serta sekertarisnya yang juga sudah terduduk dengan wajah pucat sambil menatap satu benda yang berhenti didepan lemari.

Kedua bodyguard itu kaget melihat benda yang membuat kedua wanita itu ketakutan sampai mati.

Sebuah kepala wanita dengan rambut blonde serta wajah khas Eropa, sedang tergeletak didalam ruangan itu.
Kepala dengan keadaan mulut robek hingga menyentuh telinga, tak lupa pita merah muda yang mengikat dari mulut sampai ubun-ubun mencegah mulut yang robek terus terbuka. Satu bola mata yang sudah dicongkel keluar hingga menggantung serta satunya lagi yang sudah tidak memiliki bola mata. Dan di antara mulut wanita itu disematkan sebuah surat berwarna merah muda dengan gambar hati bertuliskan.

"Hadiah dari lo cantik. Karena gue saudari yang baik, gue ngebagi hadiahnya jadi beberapa bagian. Gue juga dengan sepenuh hati ngehias hadiah buat lo. Gimana? Cantik kan? Tunggu aja sisa hadiah dari lo bakalan gue kirim. Gue akan kirim piece by piece. Tenang aja, itu bakalan sama cantiknya sama hadiah yang pertama, gue bakalan secara pribadi ngehiasnya buat lo. Gimana, seneng kan? Just wait."

Kedua bodyguard itu bergidik ngeri membaca tulisan itu. Ternyata nona Queen tidak selemah lembut kelihatannya, ia tidak sesederhana itu.

Kedua bodyguard itu saling menatap dan kemudian secara bersamaan menatap nona Grisela.

"AKHHHH! NGAPAIN CUMA LIATIN GUE! SINGKIRIN ITU DARI SINI CEPETAN!" Grisela dengan jari-jari gemetar menunjuk kearah kepala yang masih tergeletak dilantai depan lemari.

Kedua bodyguard itu langsung tersadar dan segera salah satunya memasukkan kembali kepala itu kedalam kotak dan membawanya keluar, sementara yang satunya lagi berjalan kearah Grisela dengan surat yang sebelumnya berada di sela bibir wanita blonde itu. Saat bodyguard yang membawa kotak dengan isi kepala manusia itu berjalan kearah pintu, sekertaris yang sebelumnya jatuh terduduk didepan pintu dengan gerakan tertatih menyeret tubuhnya menjauh dari pintu, lebih tepatnya menjauh dari bodyguard yang membawa kotak berisi kepala manusia itu.


Bodyguard yang satunya dengan cepat membantu Grisela berdiri dan mengambilkannya kursi dan setelah Grisela duduk ia memberikan surat yang tadi sudah dibacanya lebih dulu. Grisela tidak memperhatikan jika disela bibir wanita blonde itu ada sepucuk surat berwarna merah muda dengan gambar hati yang mencolok, berwarna merah gelap yang saat disentuh gambar itu lembab dan sedikit lengket, ingin rasanya ia membuang surat itu, tapi Grisela terlanjur penasaran dengan isi didalamnya. Dengan mengumpulkan semua keberanian yang ia punya Grisela membuka surat itu pelan-pelan.

Saat ia membaca surat itu tiba-tiba ketakutan sebelumnya yang sedikit terpulihkan kembali muncul. Membayangkan beberapa potong tubuh kembali muncul didepannya membuat Grisela takut setengah mati, merasa tidak tahan membayangkan potongan kecil tubuh lainnya membuat Grisela tanpa bisa dicegah muntah.
Ia pikir Queen sudah gila mengiriminya potong tubuh manusia dengan ikatan pita. Sekarang rasa penyesalan muncul didalam hatinya.

"Ha.. harusnya gue gak ganggu dia.." tanpa sadar Grisela mengucapkan kata-kata yang ia pikir tertanam jauh didalam hatinya. Dan saat tersadar dengan apa yang ia ucapkan, Grisela rasanya ingin menampar dirinya sendiri. Kemudian kebenciannya kepada Queen malah semakin menjadi, ia semakin bertekad untuk melenyapkan Queen, apapun caranya.

Grisela meremas surat itu, "gue bakalan lenyapin lo jalang! Lo bakal nyusul ibu lo yang gak berguna itu!"

* * * * *

Adolf Hitler

Adolf Hitler ([ˈadɔlf ˈhɪtlɐ]; 20 April 1889 - 30 April 1945) adalah seorang politisi Jerman dan ketua Partai Nazi ( Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei (NSDAP); Partai Pekerja Jerman Sosialis Nasional) kelahiran Austria. Ia menjabat sebagai Kanselir Jerman sejak 1933 sampai 1945 dan diktator Jerman Nazi (bergelar Führer und Reichskanzler) mulai tahun 1934 sampai 1945. Hitler menjadi tokoh utama Jerman Nazi, Perang Dunia II di Eropa, dan Holocaust.

* * *


be a smart reader, yang bisa bedain mana real dan mana yang imajinasi.

See u

Gak bisa janji buat update cepet, jadi jangan berharap.

Continue Reading

You'll Also Like

3.4M 278K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
283K 16.9K 35
JANGAN LUPA FOLLOW... *** *Gue gak seikhlas itu, Gue cuma belajar menerima sesuatu yang gak bisa gue ubah* Ini gue, Antariksa Putra Clovis. Pemimpin...
803K 95.9K 12
"Gilaa lo sekarang cantik banget Jane! Apa ga nyesel Dirga ninggalin lo?" Janeta hanya bisa tersenyum menatap Dinda. "Sekarang di sekeliling dia bany...
504K 54.5K 22
Berkisah tentang seorang Gus yang dikejar secara ugal-ugalan oleh santrinya sendiri. Semua jalur ditempuh dan bahkan jika doa itu terlihat, sudah dip...