Lena menatap sekeliling ruang tamu yang luas dengan pandangan kagum, guci-guci serta kristal mahal yang terpanjang di setiap sudut ruangan menambah kesan mewah rumah ini.
Belum lagi lukisan yang tergantung di dinding, beberapa kaligrafi, jam dinding besar, lampu gantung ring LED, meja kaca yang besar, sofa wingchair mewah, dikombinasi epoxy lantai metalic.
Keifani benar-benar beruntung, sayang Bella membuang semua ini dengan kebebasan hidupnya. Lena tahu Darius anak tunggal lelaki yang pastinya akan mewarisi seluruh harta orangtuanya, Keifani akan hidup nyaman selamanya.
Tetapi Lena tidak akan membiarkannya, tentu saja. Dia ditakdirkan untuk merusak kebahagian Keifani. Sebentar lagi perempuan sombong itu akan dibuang oleh mertuanya atau... mantan mertuanya.
Ah, Lena sudah tidak sabar.
"Bisa jelaskan maksud kedatangan Anda?" tanya Irvin tegas.
Lena menyilangkan kakinya, rok span rajut sepanjang lututnya terangkat naik hingga pahanya yang mulus terlihat.
Shalu menjadi geram melihat tingkah murahan perempuan di hadapannya. Namun, dia tak mungkin mengusirnya karena pasti kedatangannya punya tujuan lain. Jadi sebisa mungkin dia menahan diri untuk tidak menarik rambut panjang perempuan.
"Saya datang ke sini hanya ingin menjalin hubungan baik dengan besan, biar gimanapun Keifani kan anak tiri saya." Lena menjawab santai.
"Maaf ya, tapi sayang sekali buat Anda kecewa karena bagi kami hanya Iis besan kami bukan Anda. Setahunya Anda kan cuma istri dari Ayah Keifani atau malah sudah menjadi mantan istri." Shalu tersenyum sinis ketika melihat wajah Lena memerah, entah menahan malu atau marah. Tetapi dia cukup senang karena berhasil menjatuhkan ego perempuan itu.
Lena memilih tetap tenang meski hatinya sudah diliputi rasa amarah yang siap meledak, mengabaikan sindiran Shalu, dia melanjutkan rencananya sesuai tujuan awalnya dia ke rumah ini. "Oh ya, apa kabar sama Darius? Baik-baik saja, kan?"
Pertanyaan tiba-tiba Lena membuat Shalu dan Irvin waspada, mereka yakin kedatangan perempuan pasti ada hubungannya dengan Darius dan Keifani.
Lena melihat perubahan wajah keduanya lantas tersenyum licik. "Ah, salah. Maksud saya apa pernikahannya baik-baik saja?"
Shalu terpancing. "Apa maksud Anda?" teriaknya penuh emosi.
"Mi," tegur Irvin mengelus tangannya menenangkan, dia menghembuskan napas kasar dan menatap tajam Lena yang kini tersenyum mengejek.
Sialan! Perempuan sengaja memancing emosinya.
Siapa yang tidak emosi ketika pernikahan putranya diganggu orang?
"Sabar dong, Mbak Shalu. Saya banyak dengar dari kalangan sosialita jika Mbak Shalu itu perempuan anggun dan lembut, tapi saya jadi ragu setelah melihat Mbak yang penuh emosi dan mudah marah. Saya kan cuma tanya hal yang wajar, kalau memang pernikahan Darius baik-baik saja, Mbak hanya perlu menjawab baik-baik tapi sepertinya pernikahan Darius sedang ada masalah ya atau jangan-jangan sudah ada rencana ingin pisah."
"Diam kamu!" Shalu tidak berteriak tetapi kini sudah berdiri dan siap melompat ke arah Lena yang masih duduk tenang di tempatnya, beruntung gerakannya ditahan dengan sigap menahannya.
Shalu menoleh pada Irvin. "Pi, usir dia dari rumah kita! Mami nggak mau lihat dia!"
Irvin langsung menatap Lena. "Tolong pergi dari rumah saya sekarang dan jangan berani lagi ke sini!" usirnya seperti perintah Shalu.
Lena berdiri anggun, bukannya keluar menuju pintu utama dia malah berjalan pelan mendekat ke tempat Shalu dan Irvin berdiri.
"Urusan saya belum selesai di sini, kalian nggak usah repot-repot mengusir saya! Saya ke sini hanya ingin membuka satu rahasia, berhubung saya lagi berbaik hati, ini." Lena mengambil amplop cokelat dari dalam tas Gucci-nya, lalu menyerahkan itu ke depan Shalu dan Irvin.
Irvin yang sangat penasaran segera mengambilnya, lalu tak lama membukanya.
SURAT PERJANJIAN PERNIKAHAN
Irvin dan Shalu kompak membaca judul di dalam kerta tersebut, mata keduanya terus meneliti surat ini sampai akhirnya menemukan nama Darius dan Keifani di sana. Sontak mata keduanya terbelalak, genggaman Irvin pada kertas itu mengerat hingga kertas itu kusut.
Bahkan tak sadar tubuh Shalu kini sudah melemas di sampingnya, hingga terdengar bunyi benda keras yang jatuh.
Bukk...
"Mami!"
Shalu pingsan di tempat.
***
Darius sibuk mengerjakan laporan di ruangannya ketika Taufik tiba-tiba masuk.
Brak..
"Us, gawat, Us."
Darius mendongak menatap jengah Taufik. "Lo punya kuping nggak? Berapa kali gue selalu bilang kalau mau masuk itu ketuk pintu dulu!"
Taufik mengibaskan tangannya, tanpa disuruh dia duduk di hadapan Darius. "Hape kenapa nggak aktif?"
"Apaan sih? Kalau lo mau ngo----"
"Papi lo nelepon gue bilang kalau Mami masuk rumah sakit," potong Taufik cepat.
Darius menghentikan gerakan dengan jarinya. "Apa lo bilang?!" teriaknya panik.
"Mami masuk rumah sakit," ulang Taufik.
Darius bangkit dari duduknya, melihat ponselnya yang tergeletak di atas meja dengan lesu. Ponselnya mati dan dia tak menyadarinya sama sekali, sial!
Padahal tadi dia masih teleponan sama Papi, terus kenapa tiba-tiba masuk rumah sakit.
"Gue ke rumah sakit dulu." Tanpa menunggu jawaban Taufik, dia mengambil kunci mobil di mejanya. Berlari cepat menuju mobilnya.
Seperti flashback, dirinya pernah merasa ada pada keadaannya ini. Saat mami masuk rumah sakit karena mongok makan akibat marah padanya, dan setelahnya Keifani menyetujui kontrak yang ditawarkan. Tetapi ini, apalagi yang bisa membuat mami tiba-tiba dilarikan ke rumah sakit.
Apa ada masalah? Atau mami sakit karena memikirkan Deana?
Darius mengacak rambutnya dengan tangan kirinya, kepalanya hampir pecah memikirkannya. Sesampainya di rumah sakit, Darius melompat dari mobilnya lalu berlari cepat ke bagian informasi.
"Sus, di mana letak kamar atas nama Shalu Windira?" tanyanya terburu-buru dengan napas ngos-ngosan.
"Lantai tiga VVIP kamar Asoka, keluar dari lift nanti Masnya bisa langsung belok kiri, kamarnya paling pojok," jelas suster itu ramah.
Setelah mengucapkan terima kasih, Darius bergegas menuju lift yang akan membawanya ke lantai tiga. Lantai ini cukup karena dikhususkan untuk pasien dan keluarganya serta beberapa dokter juga suster yang bertugas.
Seperti intruksi suster tadi, Darius berjalan ke arah kiri. Tak perlu tahu nama kamarnya pun dia akan segera tahu, karena melihat Keifani berdiri di depan pintu dengan gelisah.
"Kei."
"Mas?" pekiknya seraya berlari ke arah Darius.
"Kenapa di luar? Keadaan Mami gimana?" tanya Darius beruntun.
Keifani menudukkan kepalanya. "Keadaan Mami udah baikan, waktu di bawah ke sini. Kata dokter, darah tinggi Mami naik, stres juga, makan juga nggak teratur."
"Kenapa bisa?" Keifani menggelengkan tidak tahu.
"Ya udah, kita masuk yuk," ajak Darius menggandeng tangan Keifani masuk ke kamar mami.
Semua mata tertuju pada mereka begitu pintu dibuka dari luar, sebenarnya di dalam hanya Deana, papi, mami, dan sosok tubuh tinggi cenderung kurus duduk di sofa sambil memainkan ponselnya.
Darius sadar siapa sosok itu lantas berseru. "Tama?"
Ditama Yudhatirta anak kedua Shalika yang berusia sembilan belas tahun, dua puluh tahun yang lalu akhirnya Shakila menikah lagi dengan lelaki keturunan Minang.
"Mas Darius." Ditama bangkit dari duduknya, memeluk tubuh tegap kakak sepupunya.
"Kapan datang?" tanya Darius melepaskan pelukannya.
"Baru aja sampai, Mas. Gue kebetulan mau liburan ke sini dan sengaja nggak ngabarin biar kejutan gitu, eh malah gue yang terkejut begitu tahu Mami Sha masuk rumah sakit."
Darius yang sadar kalau maminya sedang dirawat langsung beralih pada ranjang luas di mana mami berbaring, baru saja dia akan mendekat, suara berat dan datar milik Irvin menghentikan.
"Darius, Papi mau bicara!"
Dia akan protes langsung dipotong oleh Irvin. "Papi mau bicara sama kamu dan Kei."
***
BERSAMBUNG
Nah lo, ada yang mau disidang nih 🙊
Kira2 reaksi papi dan mami bakal gimana ya? 🤔😂
Yang udah baca jangan spoiler ya wkwk btw, aku bawa kabar gembira, mas uus sudah ending di karyakarsa yuhuuu leganya kembali aku berhasil menamatkan satu cerita lagi hehe
Yang penasaran sama endingnya cusss ke karyakarsa sekarang karena udah ending harganya 5000 aja yak teman2 😁
Ohiya, untuk epilog dan extra part-nya akan segera aku up juga di sana dengan harga yang berbeda tentunya heheh
Yang masih setia di wp, aku minta vote dan komennya banyak2 ya 🙏
See you next part