[BL] Pacar Pura-Pura

By rezer234

17.9K 2K 340

Ketika Yuuta akhirnya tidak tahan lagi dengan adiknya yang selalu menjodohkannya, dia meminta adik kelasnya y... More

Author's note
1. I am gay and i have a boyfriend
2. One kiss
3.Hapus SMSnya, bodoh
4. Seduction
5. Pose
6. Gojo
7. Pangeran Yuuta
8. Megumi and cat
10. Yuuta tidak suka blowjob ?
11. Megumi, kenapa kau lepas baju disini ?!
12. Hadiah yang cantik untuk dirimu yang cantik
13. Adopsi

9. Blowjob ?

1.2K 137 61
By rezer234


Satu juta yen....

Megumi menatap gelang dengan hiasan kucing di tangannya. Tubuhnya bergejolak dalam kegembiraan dan kegelisahan. Dia tidak pernah mendapatkan hadiah mahal dari siapa pun selain Gojo. Walaupun dia akrab dengan Itadori dan Kugisaki, mereka juga tidak pernah membelikannya barang seperti ini. Dia tidak mempermasalahkan hadiah murah dari teman-temannya tentu saja, hanya saja itu membuatnya lebih tidak enak hati menerima hadiah Yuta.

Namun, pada saat yang sama, Megumi tidak dapat menyangkal gelombang kebahagiaan yang mengalir melalui dirinya saat menerimanya.

Kakak kelasnya ingat dia suka kucing.

"Aku... tidak tahu harus membalas dengan apa," Megumi berkata pada Yuuta sambil menatap kartu ucapannya. Rasa hangat merayapi hatinya.

Dia melihat Yuta yang tersenyum padanya. Ada secercah binar di mata pria itu.

"Hehe, terima kasih sudah cukup, Megumi."

Tapi ini barang mahal. Kepala Megumi terkulai ke belakang mendengar saran itu. Dia ingin menyanggah perkataan kakak kelasnya tapi menahannya.

"Terima kasih Yuuta," dia tersenyum, rasa senangnya mengurangi rasa ketidaknyamanannya. "Kamu pacar pura-pura terbaik yang pernah ada."

Kegelisahan yang mengganggu itu tidak hilang.

Megumi terus memikirkannya saat dia menjalani harinya, yang berarti dia setengah-setengah melakukan semua hal. Itadori bahkan harus memanggilnya beberapa kali karena mendapati dia melamun.

Dia perlu membicarakan kegelisahannya, tetapi dia tidak tahu harus berbicara dengan siapa.

Dia dan Gojo cukup dekat, tapi tidak mungkin Megumi membicarakan topik tentang seseorang yang memberinya hadiah mahal.

Yang berati tinggal menyisakan pikihan bercerita pada Itadori.

Itadori...dia adalah sahabat sejatinya, pria itu baik dan bisa dipercaya. Megumi tidak ingin bercerita tentang hal sepele seperti ini tapi dia tidak punya pilihan lain jika ingin kegelisahannya hilang.

Dia duduk menatap nomor Itadori lama, ujung ibu jarinya ragu-ragu untuk mengkliknya sementara perasaannya dipenuhi kecemasan.

Setelah beberapa saat, akhirnya ia mengklik tombol telepon. Tawa Kugisaki langsung terdengar saat telepon mereka tersambung.

"Fushiguro, ada apa?"

Itadori dengan Kugisaki ?

Megumi berpikir keras apa yang sedang terjadi saat ia menyandarkan dirinya kembali ke sofa. "Apakah aku menyela kegiatan kalian, Itadori?"

"Tidak." Itadori berkata cepat, menegaskan bahwa dia dan Kugsaki memang tidak sedang melakukan apapun yang penting. Megumi menggigit bibirnya dan mengambil napas dalam-dalam, bersiap untuk perkataannya setelah ini.

"Itadori, apakah kamu pernah mendapat barang mahal dari temanmu ?"

Itadori tidak merespon dan Megumi bisa dengan jelas membayangkan wajah temannya yang bingung karena pertanyaannya di kepalanya.

Setelah keheningan lama, dengan cepat ia mengulangi pertanyaannya. "Apakah kamu pernah mendapat hadiah mahal ? Dan tidak pada hari ulang tahunmu atau Natal atau hari perayaan lain, tetapi di hari-hari biasa hanya karena temanmu mengira dirimu akan menyukai hadiahnya ?"

"Oh!" Itadori menjawab dengan semangat. "Gojo sensei pernah sekali membelikanku kue mahal ketika aku selesai misi, dan rasanya enak sekali. Aku masih bisa menbayangkan rasanya-"

"Tidak, maksudku seperti..." Megumi menyela. "Apakah kamu pernah mendapat sesuatu yang mahal ?"

Itadori terdiam lama, membuat Megumi mengganti pertanyaannya.

"Maksudku apakah kamu pernah membelikan temanmu barang mahal ?"

Kali ini, temannya itu menjawab cepat. "Oh! Kau tahu saat Kugisaki ulang tahun, aku mau membelikan sepetu kets yang disukai Kugisaki. Harganya sekitar lima puluh ribu yen atau semacamnya... oh sial, untung aku tidak membelinya atau aku akan melarat berminggu-minggu-"

Terdengar suara Kugisaki yang tertawa, seperti menyenangi penderitaan Itadori.

Sial ... bahkan barang yang mau dibeli Itadori tidak sebanding dengan harga hadiah yang diberikan Yuuta padanya saat ini.

"Itadori," Megumi berkata lagi, jemarinya mengetuk-ngetuk sebelah gagang teleponnya untuk menarik perhatian temannya. "Anggap saja aku menyukai kucing...ini cuma contoh ya....lalu jika kau tahu, apa kau akan membelikanku kucing di hari non-ulangtahunku ?"

Keheningan lama kembali, dan Megumi mulai khawatir otak Itadori sudah mencapai batasnya sampai suara temannya yang bingung terdengar. "Kau suka kucing, Fushiguro ?"

Bukan itu yang penting, bodoh.

Terdengar helaan panjang Kugisaki sebelum suara gadis itu terdengar di telepon. "Ada apa, Fushiguro?" dia bertanya. "Apakah kamu mendapat hadiah mahal dari seseorang?"

Megumi ingin menyangkal, tetapi memilih mengiyakan. "Ini uh ... anggap saja begitu ?"

Kugisaki menarik napas tajam, suaranya rendah dan penuh konspirasi ketika berbicara lagi. "Fushiguro, apakah yang membelikanmu hadiah seorang pria?"

"Pria?" Nada bicara Itadori terdengar tajam, rendah dan protektif entah kenapa. "Pria apa?"

"Ada pria yang tertarik pada Fushiguro dan membelikannya barang-barang mahal," jawab Kugisaki, suaranya terdengar senang dan penasaran. "Apakah dia dari kelas kita? Siapa namanya ?"

Megumi meringis. Dengan cepat, ia memberitahu temannya bahwa mereka tidak mengenalnya.

"Dia uh...tidak benar-benar seusia kita. Dia sedikit lebih tua ... "

"Apa, sudah bekerja ?" tanya Kugisaki, minatnya terusik.

Megumi menelan ludah, jari-jari tangannya yang bebas mengetuk-ngetuk sandaran sofa dengan cemas. Dia tidak pernah pandai berbohong di depan teman-temannya. "Tidak," dia mengakui, meskipun terbata-bata. "Sedikit lebih muda ... tetapi tetap lebih tua dari kita"

Suara Itadori terdengar lagi, nadanya benar-benar tidak seperti yang biasa didengar Megumi. "Tidak penting usianya, Fushiguro. Kenapa seorang pria membelikanmu barang mahal ? Kalian berkencan ?"

Apa ini ? Apa dia salah ?

Megumi menekuk lututnya ke dada, lengannya yang bebas melingkari lututnya. "Tidak. Kami tidak berpacaran....tapi kami sering jalan bersama ?"

"Oke, berarti kemungkinannya sugar daddy," gumam Kugisaki cukup pelan. Sepertinya gadis itu tidak bermaksud agar Megumi mendengarnya.

Megumi ternganga, sejenak bersyukur mereka melakukan percakapan ini melalui telepon sehingga baik Itadori maupun Kugisaki tidak bisa melihat ekspresinya saat ini.

Ide Kugisaki sungguh gila dan tidak mungkin.

Cara bicara Itadori sekali lagi menjadi keras dan protektif. "Apakah dia mengharapkanmu melakukan hal-hal seperti itu, Fushiguro ?" Dia menggeram, "Apakah pria itu benar-benar sugar daddymu? "

Apa ini ? Kenapa Itadori terdengar marah ? 

Dia bisa mendengar Kugisaki berteriak pada Itadori bahwa dia harus lebih sensitif terhadap Megumi ... dengan kata-katanya ... "Walau kita sedih Fushiguro punya sugar daddy, tidak harusnya seperti itu".

Astaga, wanita ini sangat halu.

"Dia bukan sugar daddyku, Itadori !" Megumi menggeram kesal. Dia bisa merasakan wajahnya memanas dan memerah karena malu, dan secara refleks di melirik ke sekelilingnya untuk memastikan tidak ada siapa-siapa meskipun dia tahu dia sendirian. "Kami tidak pernah melakukan apa-apa berdua" dia berbisik pelan.

"Bagus," Itadori membalas. Megumi bisa mendengar Kugisaki berkata "dasar cowok" lewat telepon.

Kepala Megumi terkulai ke depan dengan erangan berat, wajahnya dibenamkan di lututnya sendiri. "Ini sangat memalukan," gumamnya pada dirinya sendiri.

"Jadi tunggu," kata Kugisaki. "Benar-benar tidak apa-apa? Tidak ada sex, kan berarti ?

Megumi merasa otaknya korslet karena gambaran dirinya dan Yuuta melakukan itu semua. Ingatannya kembali ke sesi foto mereka berdua Minggu lalu.

Tidak !

"Tidak," dia menyanggah cepat, menarik bantal ke bawah kepalanya. "Kami berbagi selfie, tetapi tidak ada yang aneh-aneh. Aku hanya tidak enak karena dia membelikanku barang mahal. Dia memberiku hadiah satu juta yen."

Itadori mengeluarkan nafas tersedak, tapi Kugisaki tetap diam, jadi Megumi melanjutkan perkataannya. "Apakah itu normal?"

"Aku tidak tahu, Fushiguro," kata Kugisaki. "Aku tidak pernah memiliki teman yang memberiku hadiah satu juta yen. Tapi biasanya orang seperti itu menginginkan paling tidak blowjob."

"Blowjob ?"

"Tidak!" Ada suara rebutan gagang telepon, diikuti oleh rengekan Kugisaki "Itadori!" tepat sebelum suara teriakan Itadori terdengar jelas di seberang telepon. "Jangan percaya semua perkataan Kugisaki, Fushiguro. Okey ?"

"Oke," Megumi mengangguk walau tidak tahu blowjob itu apa.

"Aku tutup teleponnya. Aku akan meneleponmu besok," Itadori berkata sebelum sambungannya terputus, membuat Megumi keheranan. Sangat aneh. Kenapa temannya mau meneleponnya besok ? Tapi dia memilih tidak memikirkannya lebih lanjut.

Setelah percakapan mereka yang sama sekali tidak membantu, Megumi hanya mendapati dirinya diganggu dengan keraguan lebih banyak. Tentu, dia sudah membantu Yuuta berpura-pura sebagai pacar palsunya, tetapi pria itu berlaku lebih baik padanya daripada yang seharusnya.

Untuk apa Yuuta membeli hadiah mahal untuknya ?

Apa ini tentang blowjob ?

Akhirnya dia memantapkan hatinya dan mengirim SMS ke Yuuta. Kebutuhan akan jawaban mengapa Yuuta berlaku seperti itu memenuhi otaknya.

Megumi: Selamat malam Yuuta. Apa Yuuta ingin blowjob?


TBC or not ?

Silahkan Vote jika ingin dilanjut


Izin promosi ff Gojo x Megumi baru saya dibawah

Continue Reading

You'll Also Like

48.8K 3.5K 50
"Jika ada yang harus berkorban dalam cinta ini, maka itu cintaku yang bertepuk sebelah tangan" - Dziya Idzes "Sekat-sekat ruang yang tertutup layakn...
53.3K 8.4K 52
Rahasia dibalik semuanya
164K 15.6K 38
Tidak pandai buat deskripsi. Intinya ini cerita tentang Sunoo yang punya enam abang yang jahil. Tapi care banget, apalagi kalo si adek udah kenapa-ke...
51.8K 10.5K 13
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 21+ ‼️ Apa jadinya jika si berandal Jasper Ryker yang dijuluki sebagai raja jalanan, tiap malam selalu ugal-ugalan dan babak...