The Wolf

By qissrbl

832K 69.8K 325

Jordan Dandelion seorang Alpha yang memimpin Lightmoon Pack. Ribuan tahun lamanya sendiri tanpa kehadiran Mat... More

Prolog
#1
#2
#3
#4
#5
#6
#7
#8
#9
#10
#11
#12
#13
#15
#16
#17
#18
#19
#20
#21
#22
#23
#24
#25
#26
#27
#28
#29
#30
#31
#32
#33
#34
#35
#36
#37
#38
#39
#40
#41
#42
#43
#44
#45
#46
#47
Epilog
🌙

#14

15.3K 1.5K 6
By qissrbl

Author's Pov

Dikamar yang megah ini hanya terdapat Jordan yang terbaring lemah dan Dean yang duduk disisinya.

Dean terus menatap wajah Jordan yang kini sedang tertidur.

Dengan ragu Dean memegang tangan Jordan, "Maaf ya aku pegang tanpa izin." Dean mengelus tangan Jordan yang lebih besar dari miliknya. Dean sangat menyukai tangan Jordan.

Memperhatikan wajah Jordan dengan teliti, membuat senyum Dean terukir diwajahnya. Bahkan tidak sadar Dean memegang pipi Jordan.

"Tampannya astaga." mengambil kesempatan dalam kesempitan Dean menaruh kepalanya di dada Jordan sambil menatap wajahnya.

"Maaf karena lancang." 

Telunjuk Dean kini menyusuri pelan hidung mancung milik Jordan.

"Baiklah sepertinya aku mulai tidak waras." Dean tersadar apa yang dia lakukan sudah kelewatan, berniat pergi sebelum dirinya menjadi-jadi.

Saat berdiri, langkahnya tertahan dikarenakan seseorang menarik tangannya. Dean terjatuh tepat disebelah Jordan. Sekarang Dean merasakan salah satu tangan melingkar di pinggang nya, dan menariknya keatas tubuh orang itu.

"Jordan. . . kamu sudah bangun?"

Dean gugup, saat ini dirinya sedang tengkurap diatas tubuh laki-laki. Bahkan Dean dapat merasakan hembusan nafas Jordan di wajahnya.

"Aku rela terkena racun setiap hari jika ketika bangun aku melihat kamu, Deana." Jordan tersenyum menatap wajah Deana yang kini berada diatas wajahnya.

"Jordan tolong lepaskan, bagaimana jika ada yang melihat?!"  ucapan Dean dengan wajah merahnya.

Jordan menggeleng pelan, "Tidak akan ada yang berani melangkahkan kakinya kesini."

"Ya walaupun begitu tolong lepas karena," ucapan Dean terhenti karena dia ragu untuk mengatakanya.

Jordan menaikan satu alisnya, "Karena?"

Dean menutup matanya, kemudian menundukkan kepalanya, "Malu. . ." cicit  Dean.

"Malu kenapa? Bahkan aku menyukai saat tangan mungil mu menyentuh tanganku, membelai wajahku. Aku menyukai apapun yang kau lakukan, Deana."

Wajah Dean merah merona, dia terus menduduk malu.

"Aku pikir kamu pasti memiliki banyak kekasih karena mulut manismu itu." kata Dean dengan ketus.

Jordan tertawa kecil, "Aku belum pernah memiliki kekasih, Deana... Dirimu adalah yang pertama dan terakhir untukku."

"Jordan stop berksta man-" belum sempat Dean menyelesaikan perkataannya, Jordan membalikan tubuhnya membuat tubuh Dean berada dibawah dirinya.

"Jordan, apa yang kau lakukan?"

"Deana, aku mencintai mu. Apakah kamu mencintai ku?"

Dean terkejut, terdiam sebentar berpikir, "Entah, aku tidak tahu tapi aku selalu memikirkanmu, dan mengkhawatirkan mu mungkin aku mulai menyuk-" lagi lagi saat Dean belum menyelesaikan perkataannya, Jordan membuat dirinya tidak bisa berkata-kata.

Merasakan sesuatu yang menempel pada bibirnya, membuat Dean membelakan mata. Apa yang sedang dirinya lakukan?

Jordan memperdalam ciumannya dengan lembut, tangannya mendorong cekuk kepala Dean untuk memperdalam ciumannya, dengan lihai lidah Jordan bermain didalam sana. Dean menutup matanya, merasakan kelembutan yang Jordan berikan kepadanya.

Dean memukul bahu Jordan, untuk menandakan bahwa dirinya membutuhkan oksigen.

"Maafkan aku Deana, bibirmu sangat manis dan lembut sampai aku lupa membuatmu bernafas."

Jordan dengan senyum lembutnya, dengan tangan yang mengelus rambut Dean.
Sedangkan Dean yang malu, tidak tahu harus berbuat apa.

"Jordan, kamu berat."

Mendengar itu Jordan terkekeh kecil, dan menyingkir kesamping sisi kasur yang kosong. Akan tetapi tangannya tetap melingkar dipinggang Dean.

Seakan tidak ingin membiarkan Dean pergi.

Dean menghadap kesamping ke arah Jordan, "Kamu menyukaiku?"

Jordan tersenyum simpul, "Tidak hanya suka, aku bahkan mencintaimu Deana."

"Kenapa?"

"Karna kamu adalah takdirku, aku sangat berterimakasih kepada MoonGoddes."

Dean menautkan alisnya, "MoonGoddes?"

"Kau akan tau nanti, Deana."

Tiba-tiba Dean mengambil ponsel nya disaku dan melihat jam, ternyata sudah pukul 5 sore.
Mengingat perjalanan kesini melewati hutan yang lebat, Dean harus segera pulang sebelum langit gelap.

"Sepertinya aku harus kembali, sudah sore dan nanti aku harus melewati hutan yang menyeramkan itu."

Jordan mengacak-acak rambutnya dengan gemas, "Tidak akan ada yang berani menyentuh mu selama ada aku, Deana."

"Kalau hewan buas? Kalo tiba-tiba ada cheetah? Serigala? Ular? Singa?"

"Tidak akan ada."

"Baiklah nanti saja aku kembali."

Dean menatap wajah Jordan, "Coba tunjukan tangan mu."

Jordan mengangkat tangannya, "Ini?"

Dean menarik tangan Jordan kearah pipinya, "Aku suka."

"Dengan senang hati aku melakukannya, bahkan sepanjang haripun aku rela." kata Jordan dengan lembut.

"Dan bibir ini," Dean menyentuh bibir Jordan,  "jangan sampai wanita lain mendengar bibir ini berkata manis padanya."

Jordan mengangguk patuh dan tersenyum, "Tidak akan."

Dan mereka berdua mengobrol sampai lupa waktu.

Sedangkan didepan pintu besar itu, banyak sekali para Omega, Warrior, Beta dan Gamma menunggu diluar tapi tidak ada seorangpun yang berani masuk bahkan mengetuk pintu tersebut.

Datanglah Jane bersama para Witch yang akan melakukan pemeriksaan rutin.

Langkah Jane heran dengan apa yang ada dihadapannya, "Kenapa kalian semua disini?"

"Menunggu Luna yang tidak kunjung keluar dari kamar Alpha, Nona."

Jane membelakan mata, dan menutup mulutnya "Oh tidak, sepertinya pemeriksaan rutin harus kita tunda terlebih dahulu."

Para witch pun pamit undur diri.

"Dan kalian siapkan makan malam untuk Luna." Ucap Jane menunjuk para Omega.

Dan para Omega itu segera menunduk patuh dan pergi.

Jane menghampiri Beta dan Gamma disana.

"Haruskah aku ikut menunggu disini?" tanya Jane.

"Jangan Nona, anda akan lelah." jawab Beta Sabian.

Jane tersenyum lebar, "Ah baiklah baiklah, aku akan mempersiapkan diriku bertemu untuk Luna."

Beberapa jam kemudian, barulah knop pintu tersebut bergerak. Dengan sigap Beta dan Gamma berdiri tegap.

Pintu terbuka sedikit, terdengar kecil suara Dean dari dalam.
"Jordan, aku ingin mengajukan komplain untuk knop pintu yang berat ini."

"Baiklah nanti akan ku ganti ini dengan yang lebih ringan."

Begitu keluar Dean terlihat terkejut melihat banyak sekali orang didepan pintu.
Dean yang tadinya berada didepan kini mundur kebelakang Jordan.

"Kalian semua membuat Deana-ku takut, menyingkirlah." ujar Jordan kepada seluruh Warrior yang berada dihadapannya. Dengan cepat para Warrior  yang sedari tadi menjaga pintu itu pergi dari sana.

"Maafkan saya Alpha, saya ingin membertahu bahwa Nona Jane sudah menyiapkan makan malam."  kata Beta Sabian.

"Siapa Alpha?" tanya Dean.

"Alpha Jordan, De." Rehan yang tiba-tiba menjawab.

Dean membulatkan bibirnya, "Oh nama lengkap Jordan, nama yang bagus apa aku boleh panggil kamu Alpha juga?" Dean menoleh ke arah Jordan.

Jordan menggeleng cepat, "Tidak boleh." kemudian menggenggam tangan Dean, "Lupakan saja, mari kita pergi ke ruang makan, Deana."

# TBC

Continue Reading

You'll Also Like

8.7K 344 13
[ TANGGUNG JAWAB HAK CIPTA BERATAS NAMA SWA_OFFICIAL ] 🔞🔞🔞 GANRE DEWASA DAN ROMANS ⚠️ Ig: Swatheofc CERITA tentang Kisah seorang Anak Laki laki ya...
2.5M 250K 32
"Seperti halnya sang Putri Tidur dalam cerita dongeng Anak-anak, yang harus mendapat ciuman magis dari sang Pangeran, cinta sejatinya, agar terbangun...
18.6K 548 52
[SPIN OFF dari The Cursed Vampire dan Sleeping Mate] "Pergilah ke dunia manusia," ucap Wizard Berta kepada Reynart dengan wajah seriusnya. "Untuk?"...
8.3K 729 7
Perjalanan baru dimulai ketika Bele telah nyaman dengan kehidupan barunya setelah merasakan patah hati terbesar, penyebab rasa sakit itu muncul kemb...