ACCIDENT

By rosebelles

133K 15.3K 2.8K

[COMPLETED] Kalau bukan karena kejadian itu, gak bakal deh gue nikah sama anak kecil. Mana ada anak kecil ya... More

1 : Kejadian
2 : Gelisah
3 : Ancaman
4 : Keciduk
5 : Sakit
6 : Mual
7 : Tokcer
8 : Rencana
9 : Pernikahan
10 : Pengantin Baru
11 : Di Rumah
12 : Siapa nih?
13 : Wah Pelakor
14 : Ngidam
15 : Aneh
16 : Cemburu
17 : Gairah Bumil
18 : Ganti Rugi
19 : Senam
20 : Baby shower
21 : Tendangan Super
22 : Overthinking
23 : Lahiran
24 : Mami Papi
25 : SuperMan
26 : Liburan
27 : Istri Muda
28 : Pisah
30 : Bonus Chapter : Real Life

29 : Move On

4.2K 427 203
By rosebelles

Rose kira ia akan berhenti menjadi budak korporat saat usianya menginjak 30 tahunan.

Tapi nyatanya, setelah Ryu berumur 2 tahun, ia benar-benar berhenti bekerja sebagai budak korporat.

Jalan hidup kedepannya memang tidak ada yang tahu, karena semua sudah ditentukan oleh Tuhan.

Rose melihat kearah jalanan, memuaskan pandangannya ke segala arah, menikmati hari-hari terakhirnya.

Keluarga kecil mereka akan pindah dari Ibukota ini.

Ibukota yang menjadi tempat kelahiran serta perjalanan hidup mereka sampai sekarang.

Rose mengamati jalanan yang dari dulu biasa selalu ia lewati sejak kecil, tempat makan yang sering didatanginya bersama teman-temannya, gedung tempat kerja yang menjadi saksi bisu susah senangnya dalam dunia pekerjaan.

Semua mereka lewati sebagai salam perpisahan sementara.

Mereka harus move on.

Dan sekarang, mereka bertiga ke tempat terkahir yang akan mereka tinggalkan untuk sementara waktu, Makam Papa.

"Halo Pa" salam Rose pada makam
tersebut.

Jeffrey mulai membersihkan rumput-rumput liar yang mulai tumbuh di atas tanah makam itu. Dengan Ryu yang membantunya sedikit.

"Papa lagi apa disana? Roselin harap, Papa selalu bahagia ya disana" Rose mulai berbicara pada makam Papanya, sedikit bercerita tentang kehidupannya sekarang.

Setelah puas menceritakan sedikit kisah hidupnya, Rose mulai membicarakan terkait kepindahannya, ia bermaksud berpamitan dengan sang Papa.

Jeffrey mengusap bahu Rose yang bergetar karena menangis, mau bagaimana lagi, mereka memang harus pindah karena tuntutan pekerjaan Jeffrey.

Ini salah satu langkah mereka ke masa depan.

"Roselin pamit ya Pa, i will miss you" ucap Rose mencium batu nisan Papanya sebagai salam perpisahan, yang kemudian diikuti Ryu sang anak.

Jeffrey menaburkan bunga diatas gundukan tanah itu, dan berdoa untuk Papa mertuanya diatas sana.

☁️☁️☁️

"Lin, ini serius kamu mau pindah? Mama agak sedih sih gak ada yang bisa Mama gangguin lagi, tapi Mama agak seneng juga soalnya gak kamu repotin lagi" ucap Mamanya sambil menghapus air mata yang keluar sedikit.

Rose memeluk Mamanya dengan sedih, walaupun kelakuan Mamanya ini suka bikin geleng-geleng kepala, tetapi tetap saja ia satu-satunya orangtua kandung yang Rose punya sekarang. Ia juga gak rela ninggalin Mamanya sendirian disini.

"Mama serius gak mau ikut aku aja?" tanya Rose meyakinkan. Karena memang dari awal Rose sudah ingin mengajak Mamanya tapi selalu ditolak.

"Gak Lin, Mama disini aja. Lagian ntar kalau Mama ikut kamu, Salon Mama gimana? Mama masih sayang itu Salon ya"

Rose menghembuskan nafasnya pasrah, emang yang dipikirin Mamanya tuh cuma salon aja.

"Ma, nanti kalau--"

"Shhtt, Lin, ntar kalau Mama ikut, kamu sama Jeffrey gak bebas loh"

Rose mengerutkan keningnya bingung, "Mama ngerasa gak enak sama Jeffrey? Ih dia tuh gak papa kali Ma, malah dia yang nyuruh aku terus untuk ajak Mama"

"Ish, bukan gitu Lin maksud Mama. Emangnya sejak kapan juga Mama ngerasa gak enakan ke kamu sama Jeffrey"

"Lah terus maksud Mama?"

"Kalau Mama ikut, ntar kamu jadi gak bebas dong mau berhubungan intim sama Jeffrey. Mama tau loh kalian berdua suka gituan di dapur" ucap Mamanya yang mencolek dagu Rose untuk menggoda anaknya itu.

"H-hah?" Rose bersemu merah, mengerti maksud Mamanya itu. Malunya bukan main.

"Nakal juga ya anak Mama"

"M-MA!! BERARTI MAMA LIAT DONG" pekik Rose panik.

"Ya, liat sih tipis-tipis"

"T-terus pistolnya Jeffrey?" Rose memelototi Mamanya.

"Oh burungnya maksud kamu? Tenang aja, kan ketutupan meja pantry bagian bawah kalian" jawab Mamanya santai.

Rose sedikit lega, setidaknya Mamanya itu tidak melihat alat kelamin mereka yang bersatu.

Duh Mamanya ini benar-benar, kalau gini sih mending gak usah Rose paksa untuk ikut, biarkan saja orangtua satu ini disini. Pasti kalau dikasih uang juga aman. Paling kalau kangen juga pergi mendatanginya sendiri.

Dari pada tambah melihat yang tidak-tidak nanti.

☁️☁️☁️

Mereka bertiga sudah pindah 3 hari yang lalu, dari Ibukota Jakarta ke Kalimantan. Rose sedikit mengalami culture shock. Perbedaannya sangat terasa sekali.

Kalau Rose saja merasa seperti itu, bagaimana dengan Ryu. Anaknya itu mau masuk sekolah dasar. Memang waktu mereka pindahan sudah disesuaikan saat Ryu lulus dri TK saja. Ryu pasti harus membiasakan dirinya disini, anak itu belum punya teman juga karena rumah mereka sedikit berjauhan dengan tetangga.

Untung saja fasilitas rumah ini lengkap, Jeffrey mendapat privilege karena tergolong punya jabatan di perusahaan. Dengan begitu, Rose dan Ryu tidak terlalu merasa bosan.

Barang-barang yang mereka bawa sudah banyak yang tersusun di tempatnya. Memang tidak banyak dan bukan perabotan besar juga, tetapi cukup melelahkan karena Rose dan Jeffrey hanya berdua mengerjakannya.

Rose memandangi foto pernikahannya yang dipajang dengan bingkai besar di dinding ruang tamu.

Sengaja ditaruh disitu agar saat ada yang bertamu bisa langsung melihatnya, pamer dikit lah foto pernikahan mereka, karena disitu mereka berdua terlihat cantik dan ganteng. Juga dekorasi pesta yang menghiasi terlihat mewah.

Rose tersenyum geli melihatnya, memandangi itu membuatnya jadi bernostalgia dan ngomong sendiri.

"Kalau bukan karena kejadian itu, gak bakal deh gue nikah sama anak kecil"

"Mana ada anak kecil yang bisa bikin anak?"

Jeffrey menyahuti omongan Rose secara tiba-tiba sambil memeluknya dari belakang.

"Sayang ih, ngagetin tau" dengus Rose sebal, ia kaget setengah mati rasanya, karena masih beradaptasi dengan tempat baru, sedikit merasa parno.

"Sorry Mami" Jeffrey mengecup pipi Rose.

"Bener kan yang aku bilang, mana ada anak kecil yang bisa bikin anak?" ucap Jeffrey membahasnya lagi.

"Tapi bagi aku, kamu tuh tetap anak kecil tau" Rose menggoda Jeffrey yang selalu kesal kalau dibilang anak kecil.

"Ck, kenapa sih sayang? Bagian mananya yang kayak anak kecil" tanya Jeffrey mulai merengut dan bibirnya yang dimajukan.

"Eum, bagian ini kali ya yang kecil" Rose mengarahkan tangannya ke belakang untuk menyentuh milik Jeffrey.

Jeffrey mendelik tak terima, enak aja miliknya dibilang kecil.

Sepertinya Istrinya ini mau dibuat tak bisa berjalan karena ulah si kecil itu.

"Kayaknya sekarang kamu harus dikasih bukti deh sayang, biar bisa ngerasain yang kamu bilang kecil itu sebenarnya sebesar apa" bisik Jeffrey ditelinga Rose, diakhiri dengan kecupan sensual.

"Sayanghh.. a-aku udah mandi" Kepala Rose bergerak berusaha menghindari kecupan-kecupan yang diberikan Jeffrey.

"Kalau gitu, temanin aku mandi"

"Gak mau, a-ahh JEFF!" Rose memekik kesal.

Terlambat, karena Rose sekarang sudah digendong Jeffrey untuk dibawanya ke kamar mandi.

☁️☁️☁️

Jeffrey dan Rose baru saja selesai berhubungan intim, mereka melakukan beberapa kali hingga Rose dibuat lemas oleh si kecil.

Dan sekarang mereka duduk bersandar dalam bath up, menikamti aroma lilin terapi yang sudah Jeffrey nyalakan, membuat suasana diantara mereka berdua semakin romantis.

"Gimana? Kamu puas sayang?" tanya Jeffrey menjahili Rose yang kelelahan.

"Hhh puas kok, udah ah jangan lagi. Istirahat dulu kali" ucap Rose sedikit terengah saat mulai merasakan ada yang mengeras lagi dibelahan pantatnya.

"Iya-iya, emang suka gitu kalau dekat kamu"

Tangan Jeffrey mengelusi perut Rose, "Semoga jadi ya sayang, kamu beneran udah berhenti minum pill kan?"

Rose mengangguk, "Iya, aku udah mulai stop pas kamu suruh itu"

"Apa gak masalah kalau kita nambah anak sekarang? Ryu kan mau masuk SD sayang" Ini yang selalu Rose pikir kan semenjak ia berhenti minum pill, ia takut keteteran jika mengurus 2 anak, belum lagi kalau salah satu anaknya nanti tidak mendapat perhatian penuh. Ia tak mau anaknya merasa kurang kasih sayang dari orangtuanya.

"Sayang, kamu tenang ya, kita pasti bisa kok selama berdua, selama kita sama-sama mau ngurus anak kita dengan baik" ucap Jeffrey yang seperti bisa mengetahui isi pikiran Rose, ia membawa tubuh Rose untuk bersandar di dadanya. Menenangkan kekhawatiran Istrinya.

Lagi pula menurutnya jarak usia Ryu nanti dengan adiknya juga lumayan jauh, tidak hanya terpaut 1-2 tahun saja.

"Kita kan gak tau kalau belum dijalanin"

Rose mengangguk mengiyakan, benar kata Suaminya itu.

Jeffrey membawa tubuh Rose keluar dari bath up, sudah lumayan lama mereka di dalam kamar mandi, bisa-bisa malah masuk angin nanti.

Sebelum menghanduki Rose, Jeffrey berlutut dihadapan Istrinya untuk mencium perutnya yang masih rata itu. Ia benar-benar mengharapkan usahanya tadi membuahkan hasil.

"Yang ini made in Kalimantan"

Rose yang mendengar itu langsung tertawa dan mengelus rambut Suaminya.

Baru Jeffrey berdiri untuk mencium bibirnya, tetapi Rose sudah mendorong tubuh Jeffrey untuk minggir dari hadapannya.

HOEKK

Sepertinya yang ini juga hasil made in Ibukota seperti Ryu.










akhirnyaa kelar juga ini story, terimakasih bestie yang udah dukung dan ramein hihi

Sedikit cerita karena awal buat story ini sebenernya gamau terlalu banyak komedinya gitu, malah aku mikirnya si Rose mau dibikin keguguran maapp😭, terus ntar Jeff nya selalu support terus terima apa adanya gitu lah, tapi oleng dikit ada pelakor, yang lebay-lebay pokoknya drama abiss wkwkwk eh tapi jeng jeng jeng malah jadi kayak gini ceritanya, ga kebayang deh kalo beneran ada konflik gitu ga sanggup buatnya dan pasti kalian mengamokk:)

btww @dontapit adalah username twitterku untuk privatter  ⚠️
"Flashback Bali"
aku select ntar karena akunnya aku private jadi kalian harus follow dulu hehe, terus kalian tebak passwordnya ya biar bisa baca, tapi tenang aja ada hint nya kok, masih seputar cerita ini juga jadi yang bener-bener ikutin cerita ini pasti tau deh

siapa mau bonus chapter disini??

jangan sedih karena story ini end, karena aku ada publish story baruuu. Hayuk mampir, thankyou semua❤




Btww mau ingatin sekaligus nyuruh kalian untuk vote Rosé si cewek kesayangan kita di MAMA, kita pastiin Rosé harus masuk top 10 yaa dengan posisi yang aman, pasti pada mau kan si neng cantik dapat piala walaupun cuma satu gitu, tapi kalo bisa semuanya diborong lah ya, pokoknya kita semua harus kerjasama besties

Ayokkk  buruan vote jangan lupa, ntar kalo ada yang gatau gimana caranya bisa tanya ke aku ya atau misalnya punya email banyak tapi ga sempat untuk vote bisa nih kasih ke aku untuk dipakai vote gitu

-Bel

Continue Reading

You'll Also Like

93.9K 8.1K 36
* Menjadi idol tidaklah mudah. Terlebih lagi kau sedang menjalin kasih dengan seorang idol pula. Tapi, pernahkah kau membayangkan bagaimana jika seor...
680K 68.9K 52
Jeon Wonwoo dan Arina Kim terjebak dalam sebuah perjodohan. Kisah klise yang pasaran. Tapi keduanya tidak pernah menyangka perjodohan yang mereka ala...
1M 88.8K 58
Karina Oceana - Jevan Regano
832K 58.6K 37
RE-TYPING : 30 AGUST 2019 "Sesuatu yang berhaga bukankah harus dipertahankan?" -PCY. #16 Dalam Fanfiction 25082017 #19 Dalam Fanfiction 05082017 ...