Carry Love [JohnTen]

By jjaenii_you

263K 27.9K 5.2K

Tentang Johnny Seo seorang Alpha berusaha 29 tahun yang berprofesi sebagai CEO dari brand fashion terkenal da... More

01. Pick Up?
02. Master?
03. Choice
04. Proposal?!
05. Bad Guy
06. Punisment
07. Molla..
08. Touch
09. Home
10. Our Theme
11. Omega Like You
12. Wedding
13. Damn Makgeoli
New : MarkHyuck & HyunJeong
14. New Life
15. Gotta Go
16. For You
17. Why Hyung?
18. Finally, or..?
19. Umpah!
20. Lovesick Boy

21. Problem Solving

4.7K 397 109
By jjaenii_you

Hi Gaes..

lama ya udah gak update, gimana kabar kalian?

untuk update yang lain, menyusul ya.. ini aku kejar ngetik dari pagi cuma dapet 3,9k kata aja. tapi semoga ini bisa menghibur kalian.

maaf ya karena lama banget gak update. Enjoy!





















________###########_________

1 Minggu, akhirnya setelah 1 minggu sejak terakhir Haechan meninggalkan nya yang masih berada di seoul. Sekarang Ten sudah berada di ambang batas.

Suaminya, Johnny Seo. Makin sibuk dan dirinya yang juga sudah di tinggal Haechan makin uring-uring.terlebih lagi Jaehyun yang sejak saat itu langsung mengabaikan nya dan tak ingin mengangkat telfon Ten.

Sungguh Ten ingin menangis sekarang, masih jam 12 siang. Dan Ten yang sedang di meja makan menunggu makanan nya selesai disiapkan oleh bibi yang di tugaskan untuk menjaga nya. Usai siap, Ten hanya menatap makanan itu tanpa minat. Ia butuh teman bicara sekarang.

Menelfon Haechan hanya akan membuat nya semakin rindu kehadiran si manis itu. Menelfon Johnny pun juga pasti hanya akan merepotkan suaminya, gejala kehamilan nya memang semakin parah dengan banyak nya hal ngidam yang selalu ia turuti sendiri selama ia di rumah.

Apalagi Jaehyun. Ia seakan musnah begitu saja dari kehidupan Ten. Tak mau menjawab telfon Ten apalagi berkunjung ke rumahnya. Jaehyun benar-benar marah akan tindakan Ten yang kemarin, dan Johnny juga enggan membujuk adiknya untuk memaafkan Ten, toh menurut Johnny istrinya tidak salah, yang harus memperbaiki nya adalah Jaehyun sendiri.

"Tuan muda, anda harus segera makan. Ingat adik bayi nya pasti juga lapar.." tegur halus dari si bibi perawat

Mata cantik milik Ten mulai berair. Entah karena apa Ten malah menangis lagi. Terisak begitu keras melampiaskan semua kekesalan yang ia tahan. Tidak peduli dengan wajah nya yang seperti bocah 5 tahun merengek mau permen, intinya Ia butuh Johnny sekarang. Ia butuh pelukan suami nya sekarang.

Tapi jika ia paksakan Johnny untuk pulang sekarang. Suami nya itu pasti harus lembur lagi dan akhirnya kurang istirahat. Ten tak ingin Johnny sampai jatuh sakit dan tak mau merepotkan suaminya. Jadi apa yang harus Ten lakukan?

Si bibi yang melihat isakan Ten hanya bisa mengelus lembut bahu sempit Ten. Ia paham dengan hormon kehamilan yang memang membuat mood Ten jadi tidak stabil. Dan setelah bekerja selama seminggu kepada Ten. Ia mulai terbiasa dengan mood swing si omega manis itu.

Walaupun, tanpa Ten tau. Sang boss besar sudah memerintahkan bagi sang bibi secara khusus untuk mengabari setiap moment istrinya di rumah. Apapun! Kapanpun! Dan Dimanapun!

Tentang Ten yang sedang ngidam, sang bibi akan langsung mengabari keinginan Ten kepada sang boss besar. Johnny. Dan tak lama yang di inginkan Ten pun langsung sampai di rumah. Tentu saja Johnny yang mengirimkan nya.

Tentang Ten yang sedang mood swing pun, Tentu Johnny akan tau melalui sang bibi.

Di tempat lain, lebih tepat nya di kantor Johnny.

Si Pria Seo itu hanya bisa menatapa pasrah layar ponsel nya yang tertera pesan dari sang bibi.

"Siang ini, Tuan muda Ten menangis lagi. Ia tidak nafsu makan. saya mencoba membujuknya tapi Tuan Muda hanya menghabiskan seTengah dari makan siang nya. Dan Tuan Muda Ten masih menangis sekarang." begitu isi pesan nya.

Johnny paham keadaan Ten, dengan hormon kehamilan ditambah adik nya yang main kabur tanpa menyelesaikan masalah Membuat Ten jadi merasa bersalah sekarang.

Iya benar, Jaehyun kabur.

Entah kemana adiknya itu sampai orang suruhan nya belum bisa menemukan Jaehyun setelah 5 hari. Adiknya itu memang pandai bersembunyi.

Johnny tau kalau fisik Jaehyun masih baik-baik saja. Namun entah dengan perasaan anak itu. Sejak Haechan memutuskan untuk meninggalkan nya, Jaehyun jadi pendiam dan tak aktif seperti dulu. Dari sejak itu Johnny sadar kalau adiknya telah membuat kesalahan besar sampai akhirnya di tinggalkan.

Dan dari sini pula, Johnny tau makna seorang Lee Haechan bagi kehidupan Seo Jaehyun.

Kalau untuk keberadaan Haechan? Tentu Johnny tau. Ten telah mengatakan semua nya padanya. Dan ia yakin sekarang istri nya pasti merasa kesepian. Johnny melihat ke arah map yang telah di sediakan oleh sekertaris nya mengenai jadwal nya hari ini. Setelah ini ternyata ia hanya punya 1 pertemuan dan setelah ia bisa segera pulang menemui istrinya.

Dan untuk urusan Jaehyun. Hanya ada 1 orang yang bisa menyelesaikan nya.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Haechan berjalan pulang menuju rumah setelah membelikan garam sesuai suruhan Eomma nya.

Matahari yang begitu terik di siang hari tak membuat nya mengeluh, bahkan senyum nya sekarang mulai mengembang ketika melihat seseorang yang ia kenal. Teman masa kecil nya yang begitu heboh menyambut kepulangan nya di jeju.

Nam Dae Reum.

"Haechannie!!" panggil Daereum sambil melambaikan tangan nya penuh semangat.

Daereum sambil mengayuh sepeda nya ke arah Haechan segera berhenti tepat di depan Haechan dan langsung mengambil bawaan Haechan. "Kajja! Aku antar pulang, hari ini terik sekali. Kau bisa kepanasan"

"Pft! Daereum-ah. Kau berlebihan. Lagi pula aku masih harus ke rumah bibi Shin untuk mengambil baju Eommaku" ujar Haechan

"kalau begitu biar aku antar sekalian! Kajja!"

Haechan hanya tertawa, ia memang tak sanggup menolak kebaikan Daereum. Teman nya sejak masa kanak-kanak ini memang tidak pernah berubah. Selalu bersemangat dan penuh energi positif. Tanpa pikir panjang Haechan pun duduk di kuris belakang sepeda Daereum. Mengiyakan ajakan teman nya itu.

Ketika Haechan sudah duduk dengan baik. Daereum langsung mengayuh sepeda nya. "Haechanie, disini menyenangkan bukan? Di banding di seoul. Aku benar-benar kesepian ketika kau merantau kesana. Disini tidak ada teman segila dirimu. Hahaha"

"Ya! Jangan sebut aku gila. Aku ini unik! Kau ini terlalu beruntung karena memiliki teman seperti aku" ujar Haechan

"kalau begitu tetap lah disini. Biar aku tetap menjadi orang yang beruntung." ujar Daereum

Seketika Haechan terdiam.

Ini sudah 1 minggu setelah ia pergi meninggalkan seoul. Ia memang berfikir untuk tinggal lebih lama di jeju atau lebih baik menetap sekalian. Ia masih mencari lowongan kerja di sini karena tempat nya ini hanyalah sebuah desa biasa. Yang juga lumayan jauh jarak nya dari kota besar.

Kebanyakan orang di desa nya bekerja sebagai petani. Begitu pun dengan keluarga nya. Dan Haechan yang pengangguran hanya bisa membantu sebisa nya pekerjaan keluarga nya.

Ia sempat berfikir ingin merantau ke kota lain, selain seoul. Namun dirinya nya masih ingin menenangkan diri. Munafik jika Haechan bilang ia tak ingin kembali ke seoul. Jujur ia sangat merindukan Jaehyun. Namun ia sadar bahwa ia tak pantas untuk merindukan pria seperti Jaehyun. Dirinya tak sepadan dengan pria itu dan Jaehyun juga tak perlu punya urusan lagi dengan dirinya.

Menatap punggung Daereum sendu. Ia tau perkataan Daereum bermaksud lain untuknya. Daereum sudah menyukai nya sejak kecil. Namun Haechan tak punya perasaaan yang sama dengan Daereum. Dan yang membuat nya semakin sulit ketika Daereum menerima penolakan Haechan namun tetap begitu baik padanya.

Membuat Haechan merasa bersalah dan seperti orang yang tak tau malu karena masih bisa menyusahkan Daereum.



Haechan sudah menyerah pada Jaehyun. Ia tak mungkin bisa bersanding dengan orang setinggi Jaehyun.



Jadi? Apa salah nya?



Jika dia membuka hati untuk orang lain yang menyukai nya.?

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Malam hari pun tiba, Johnny yang baru saja sampai di rumah nya tak langsung menemukan Ten seperti biasa.

Wajah nya mengernyit bingung. 1 jam yang lalu bibi penjaga bilang bahwa Ten belum tidur dan masih menonton kartun di ruang tamu. Tapi ketika dirinya pulang ia tak menemukan siapapun. Padahal biasa nya Ten aka menyambutnya seperti anak bocah.

Ia melirik jam yang tergantung di dinding. Masih jam 7 malam. Ini terlalu dini jika Ten sudah tertidur. Ia segera melangkah ke kamar nya dan Ten. Ketika hendak membuka pintu, seseorang sudah lebih dulu membuka nya. Dan itu adalah Boa. Eomma nya.

"Eomma?" Johnny yang bingung langsung melangkah masuk ke kamar melewati Eomma nya. Ia melihat Ten yang membelakangi nya.

Johnny menghampiri sang istri tercinta dan berjongkok di sisi Ten untuk melihat wajah si manis. Hati nya mencelos ketika melihat Ten yang tertidur dengan mata yang agak bengkak. Seperti Ten menangis lama tadi.

"Eomma yang bilang pada bibi untuk berbohong. Dan bukan mau Eomma juga, Ten yang menginginkan nya. Ten bilang ia tak mau terus terusan membuat mu khawatir. Kebetulan Eomma kesini juga karena telfon mu tadi siang sekaligus mau mengecek keadaan Ten." jelas Boa

Boa mendudukan dirinya di sofa yang tak jauh dari ranjang anak-menantu nya itu. Melipat tangan di dada sambil menatap dingin sang putra sulung. Sedangkan Johnny sambil melepas jas nya dan melonggarkan ikatan dasi nya ikut duduk di hadapan sang Eomma. Ia tau kalau Eomma nya sedang ingin menceramahi nya sekarang.

"kau tau apa kesalahan mu?" tanya Boa. Tetap dengan wajah dingin nya.

Johnny mengusap wajah nya kasar, ia sebenarnya agak frustasi menghadapi keadaan ini sendiri. Jika masih ada Jaehyun ia bisa saja melempar tugas nya pada Jaehyun. Tapi sampai sekarang anak itu pun masih betas kabur.

"aku sudah berusaha bu. Jika bisa aku ingin membelah diri saja" gumam Johnny pelan. Ia tak ingin Ten sampai bangun, ia ingin istri nya beristirahat lebih banyak.

Boa menghela nafas pelan. Seperti nya ia harus kembali turun tangan.

"kau memang memenuhi segala kebutuhan ekonomi Ten. Tapi saat ini yang di butuhkan nya bukan nafkah uang, ia juga butuh kau sebagai suami dan juga calon ayah untuk bayi kalian. Jika memang kau tak sanggup kau bisa berikan Ten untuk di titip padaku. Agar ia tak kesepian"

Johnny menatap Eomma nya pasrah kemudian melirik sebentar ke aras istrinya. Eommanya benar, Ten membutuhkan dirinya. Ten itu orang yang sederhana, ia tak akan gampang puas hanya karena harta melimpah Johnny, yang Ten butuhkan adalah Johnny yang selalu siap sedia untuk nya, atau setidaknya seorang teman yang bisa di ajak bicara.

"jika saja si Jaehyun itu bisa bersikap lebih dewasa. Ten tidak akan perlu merasa terbebani seperti ini" dengus Johnny, yang masih menyalahkan Jaehyun atas sikap kekanakan Jaehyun.

"sudah! Kau tak perlu menyalahkan Jaehyun terus, memang nya suami nya Ten itu Jaehyun? ayah akan kembali turun tangan mengurus perusahaan membantu mu. Kau harus bisa membagi waktu sebaik mungkin demi Ten dan calon anak kalian. Sedangkan Jaehyun? Tak perlu kau pikirkan. Eomma yang akan membereskan anak itu. Seperti nya dia benar-benar galau di tinggal Haechan" ujar Boa

"bagaiman Eomma mau mengurusnya, sedangkan kita tidak tau dia dimana?!"

"Kita? Pft! Seo Johnny. Jika kau lupa aku ini adalah Eomma kalian. Aku tau kemana arah pikir anak-anakku ketika kalian kalut seperti ini. Tentu saja Eomma tau dimana keberadaan Jaehyun sekarang. Kau tak perlu urus. Sekarang fokus mu hanya pada Ten. Paham?"

"Eomma tau dimana keberadaan Jaehyun? Tapi kenapa Eomma tak memberitahuku?" protes Johnny. Seminggu ini dia juga ikut di pusingkan karena tingkah Jaehyun, dan ternyata Eomma nya tau dimana adiknya itu.

Boa menyungingkan senyum miring nya "Eomma sengaja membiarkan anak itu. Eomma pikir dia memang butuh waktu sendiri. Tapi seminggu sudah kelewat batas. Eomma yang akan bereskan urusan Jaehyun dan Haechan. Aku sudah punya rencana. Kau tinggal fokus pada Ten. Paham Johnny Seo?"

Akhirnya Johnny bisa bernafas lega. Memang tak salah ia menelfon Eomma nya tadi siang dan memberitahukan semua kesulitan nya. Eomma nya memang orang yang begitu jago. Selalu bisa di andalkan. "baik Eomma, terima kasih.."

"tak masalah anakku.. aku akan pulang sekarang, jangan lupa makan malam. Ten sudah siapkan makanan mu tadi. Jangan susahkan menantu tercintaku dan siapkan makanan mu sendiri"

"Iya, Iya. Tanpa Eomma kasih tau juga akan kulakukan"

"Bagus.. kalau begitu aku pamit sekarang, bye!"

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Hari kembali berlalu. Cahaya hangat di pagi hari mulai membangunkan seorang omega yang terbaring di atas ranjang besar itu. Mata si cantik mulai terbuka mengerjap menerima sinar silau yang agak menususk mata nya. Sedikir merenggangkan tubuh nya pelan karena perut besar nya dan menoleh untuk mengecek sesuatu.

Wajah nya mengernyit ketika tak melihat sang suami pagi ini. Melirik arah jam dan sudah menunjukkan pukul 9. wow! dirinya tertidur lumayan lama juga. Kepala nya jadi agak sakit sekarang karena sudah terlalu lama tertidur.

ternyata menangis selama 2 jam bisa membuatnya sampai tertidur 14 jam. Hari ini masih weekday jadi ia yakin Johnny sudah berangkat kerja. Dengan malas Ten pergi untuk membasuh wajah dan sikat gigi sebentar sebelum turun ke dapur untuk mengisi perut nya.

Ketika sampai di ruang utama ia begitu terkejut melihat suami nya ada di sana. Di sofa kebesaran dekat jendela. Sedang mengopi santai sambil bermain dengan tab nya.

Saking tidak percaya nya, Ten melihat kalender, ia benar, hari ini masih weekday dan sekarang sudah jam 9 lewat. Biasa nya Johnny akan berangkat kerja sejak 1 jam yang lalu. Tapi yang dia lihat sekarang adalah Johnny yang masih bersantai dengan pakaian santai serba putih. Dan suami nya tanpak begitu tampan sekarang.

Tanpa sadar mata Ten mulai kembali berkaca-kaca. Ia tidak bisa menahan rasa senang nya melihat sang suami sekarang. Bahkan ketika di hari lEommar Johnny akan kembali bekerja di ruang kerja nya. Dan akan sangat sulit mendapat aTensi nya.

Jarang sekarang Ten bisa melihat moment ini. Dan mata nya masih menangis senang, Ten berusaha agar tak mengeluarkan suara isakan nya. Johnny yang sejak tadi tak sadar akhirnya sadar juga ketika mata nya mulai beralih pandang dan menemukan Ten yang sedang berdiri mengarah padanya tapi dengan kedua telapak tangan yang menutupi wajahnya.

Johnny dengan segera menhampiri Ten. Dan langsung merengkuh tubuh mungil itu kedalam pelukan hangat nya. "Pagi Istriku.."

"Hiks.. Hiks.. ini nyata.. Hiks.. Johnny Hyung~~ Huaaa~~~"

Ten langsung membalas pelukan sang suami, terisak keras di dada bidang Johnny. Dan Johnny tak bisa menahan tawa kecil nya karena saat ini Ten begitu menggemaskan. "ini masih pagi dan kau sudah menangis. Kali ini apa kesalahan ku?" ledek Johnny. Padahal Johnny tau arti tangisan Ten.

Ten menggeleng gemas, "Huhu.. Hiks.. Hyung, aku rindu, aku sangat merindukan mu.."

Hati Johnny mencelos, istri nya benar-benar merasa di tinggal oleh nya. Sampai teriksak seperti ini, apa Ten selalu menagis seperti ini ketika dirinya tak di rumah?

Sang Alpha mengecup dalam kening sang Mate. Tangan nya terulur mengubah posisi untuk mengendong Ten ala bridal style. "aku tau kau sudah lapar. Begitupun anak kita, aku sudah meminta bibi untuk memasakan sarapan pagi ini dan setelah itu kusuruh dia pulang" ujar Johnny lalu mendudukkan Ten kursi makan.

Pelukan itu terlepas, dan Ten hanya menatap bingung pada suami nya itu. "jika bibi pulang cepat. Lalu aku sama siapa? Aku sendirian disini?" tanya Ten dengan mata siap menangis lagi.

Johnny tersenyum, kedua tangan nya dengan lembut meraih wajah Ten lalu mempertemukan kedua bibir mereka. Mengecup nya dalam lalu melepaskan nya. "ada aku, hari ini aku akan bersamamu. Tidak ada pekerjaan kantor. Maafkan aku selama ini telah menomor duakan dirimu dan baby, aku akan berusaha menjadi suami dan ayah yang baik untuk kalian. Jangan pernah muak padaku Ten, biarkan aku merubah diri menjadi lebih baik lagi"

Ten terharu sungguh, Johnny mengucapkan semua kata-kata nya sambil menatap nya dalam. Ia tau Johnny kesulitan di kantor karena harus mengurus banyak hal sendiri. Ia paham betul kalau suami nya bukan orang sedingin itu.

Ten bangkit dan duduk di pangkuan Johnny, kembali meraih wajah Johnny untuk mengajaknya berciuman kembali. Ia masih ingin menyalurkan semua rasa rindu nya akan sosok suami nya. Walaupun bertemu setiap hari tapi kegiatan inTens seperti ini sangat jarang di lakukan oleh kedua nya akhir-akhir ini. Membuat hormon nya semakin bergejolak rindu akan sentuhan.

Kecipak basah itu terdengar meluas di dapur mewah itu, permainan lidah dan juga tangan Johnny yang tak tinggal diam mengelus setiap jengkal tubuh Ten yang semakin berisi karena kehamilan si omega. Terasa begitu sintal dan seksi di matanya.

Ciuman itu pun berakhir ketika nafas Ten yang mulai terengah-engah. Ten menatap mata Johnny begitu dalam kemudian menampilkan senyum cantik nya "Hyung, terima kasih karena menjadikan ku istrimu. Aku sangat mencintaimu"

Johnny tersenyum, mengecup sekilas leher si omega sedang satu tangan nya sibuk mengelus perut berisi anak mereka. "aku juga mencintaimu sayang.."

"aku berjanji, setelah ini kau akan menjadi urutan pertama. Jangan pernah segan mengandalkan aku karena aku tak suka kau bersedih. Jangan pernah menahana emosi mu sendiri dan biarkan aku mengetahui semua keinginan mu dari mulut mu langsung." ujar Johnny

Ten mengangguk. "Hyung juga harus janji jika Hyung tak boleh memaksakan diri. Tak boleh bekerja sampai larut dan harus lebih sering menyapa baby dan Eomma nya. Janji?" ucap Ten

"aku berjanji" jawab Johnny. "dan satu hal lagi, Ten, jangan merasa bersalah karena Jaehyun. Anak itu pantas mendapatkan nya. Ia tak marah padamu, ia hanya sedang bimbang karena di tinggal oleh Haechan. Jangan menyalahkan dirimu sendiri. Jaehyun akan segera kembali. Eomma akan mengurusnya. Jadi jangan bersedih lagi ya. Semua nya akan kembali membaik. Ini hanya urusan waktu"

"eomma tau dimana Jaehyun? Jaehyun baik-baik saja kan?"

"Tentu, eomma sudah mengatakan nya semalam. Ia akan mengurus masalah Jaehyun. Jangan khawatir. Eomma bisa diandalkan:. tapi Eomma memberiku syarat selama ia mengurus Jaehyun" ujar Johnny yang menarik rasa penasaran Ten

"Apa itu?" tanya Ten dengan raut khawatir. Melihat itu Johnny hanya terkekeh kecil lalu menjawab "Eomma hanya ingin aku berjanji agar aku lebih fokus padamu dan baby. Dengan begitu ia mau membantu kita"

"Eomma.." lirih Ten, ia begitu bersyukur sekarang. Karena telah di anugrahi seorang Eomma mertua yang begitu baik padanya.

"baiklah, kita lanjut permbicangan ini setelah sarapan. Kita punya banyak waktu untuk berduaan saja sekarang. Setelah makan baru kau bisa lanjutkan ceritamu. Okay?"

"Okay Hyung!" ucap Ten bersemangat dan akhrinya mereka menikmati sarapan mereka bersama

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Di tempat lain. Eomma dan anak itu sedang bersitegang di dalam mobil yang sedang melaju menuju sebuah daerah yang entah dimana. Ada banyak kebun yang luas di sisi kiri-kanan nya. Dan mereka tidak lain adalah Boa dan Jaehyun.

Jaehyun membuang wajah nya kesal keluar jendela. Enggan menatap Eomma nya yang sibuk dengan ponsel nya tanpa peduli dengan si bungsu yang ngambek karena di bawa paksa dari tempat persembunyian nya. Dan tiba tiba saja di bawa ke bandara. Entah mengapa si nyonya besar ini tiba-tiba membawa dirinya ke pulau jeju.

"Pak Kim, tolong berhenti di toko kecil itu, aku ingin membeli beberapa buah-buahan disana" ujar Boa tiba-tiba kepada sang supir

"baik nyonya" jawab Pak Kim.

Jaehyun sendiri hanya pasrah dengan tingkah Eomma nya yang memang suka seenaknya. Eomma nya ini walaupun tubuh nya mungil tapi menyimpan jiwa menyamkan disana. Tentu Jaehyun-Johnny bahkan ayah mereka tak akan berani jika Boa sudah bertingkah.

"kau juga turun" ujar Boa pada Jaehyun dan hanya di turuti saja

Boa menatap binar toko kecil di pinggir jalan yang banyak menyediakan strawberry segar dan peach yang segar juga. "kau suka peach kan. Ambil juga untukmu" ujar Boa pada Jaehyun. Namun Jaehyun hanya menatap nya tak minat namun tak berani melawan juga jadi ia hanya mengambil asal beberapa buah peach dan memberikan nya pada si penjual untuk di timbang

Padangan nya mengedar melihat betapa indah nya tempat yang begitu luas dengan persawahan yang membentang luas sedang di sisi lain ada kebun bunga yang juga tampak begitu cantik. Sebenarnya ini tempat yang bagus tapi jika mood sedang buruk jadi tak terasa keindahan nya.

"Bibi Shin. Apa pesanan ku sudah siap?"

Sebuah suara berhasil mengalihkan atensi Jaehyun. Reflek ia menoleh dan melihat ada Haechan disana.

Jaehyun begitu terkejut. Sedangkan Boa tersenyum sebentar lalu berakting seolah ia tak tau. Berpura-pura kaget sambil menyambut Haechan yang datang dengan seseorang disisinya.

"Eoh? Haechanie.. ini pesanan mu, aku berikan lebih. Bonus karena kemarin aku belum selesai mengerjakan nya" ujar si penjual buah-buahan tadi.

"Haechan? Omo! Apa yang kau lakukan disini nak? Apa kabar? Astaga lama tidak berjumpa, aku rindu sekali melihatmu.." ucap Boa menyambut Haechan dengan pelukan. Haechan yang masih bingung dengan situasi ini hanya bisa terdiam dan menyambut pelukan Boa begitu kaku.

Mata nya menatap ke arah lain asal bukan ke Jaehyun, sedangkan Jaehyun mata Jaehyun malah tak bisa lepas dari Haechan. Sesuatu bergejolak dalam dirinya ketika kembali melihat si manis itu setelah lewat seminggu tak bertemu. Entah mengapa tapi ada rasa lega melihat Haechan baik-baik saja.

Tapi. Siapa bocah yang di samping Haechan itu?

Bocah yang di samping Haechan itu, Daereum hanya menatap bingung melihat Haechan berpelukan dengan seorang wanita kaya. Ia penasaran bagaimana Haechan bisa mengenal orang-orang tersebut.

"A-Aku.. rumahku tidak jauh dari sini nyonya" jawab Haechan berusahan lancar tapi akhirnya tetap terbata-bata karena tak sanggup ketika melirik sebentar ke arah Jaehyun dan mata mereka bertemu. Haechan tak sanggup berfikir jernih mengartikan tatapan Jaehyun untuk nya.

"Jinjja? Woah, apa aku boleh berkunjung kerumahmu? Saat ini aku sedang liburan dengan Jaehyun. Ingin melepas penat dari perkotaan. Tak kusangka kita akan bertemu lagi disini. Huhuhu, Haechan aku sangat merindukan kebersaam kita bertiga. Aku, Kau dan Ten" ujar Boa. Dengan akting yang sungguh luar biasa.





Sampai Jaehyun maupun Haechan tidak tau kalau ini semua ada skenario dari Boa.





"Ke-Kerumah? Kerumah ku?" Haechan tremor seketika.

"Iya, Tentu saja. Aku kan ingin melihat bagaimana keluarga mu. Boleh kan Haechanie?" rayu Boa

Daereum yang masih tidak paham pun memberanikan diri untuk mengenalkan diri. "Annyeong haseyo nyonya. Aku Nam Daereum. Salah kenal" ucap Daereum begitu sopan sambil membungkuk

"Omo? Maafkan aku, aku jadi mengabaikan mu. Aku Seo Boa. Dan ini anakku Seo Jaehyun. Salam kenal juga Daereum-ssi" balas Boa ramah

"Daereum-ssi, kau ini teman nya Haechanie ya?" tanya Boa, pura-pura tidak tau padahal sudah mempelajari setiap orang terdekat Haechan di jeju. Memang sengaja bertanya karena ingin melihat ekspresi anak nya

"Ne! Aku sudah berteman dengan Haechan sejak kecil. Kami lumayan dekat nyonya" jawab Daereum tanpa sadar seseorang mencebik akan jawaban nya

'Lumayan dekat katanya? Cih!' bengis Jaehyun dalam hati.

Ia kembali menatap Haechan dan langsung menarik tangan itu "Eomma, aku ingin bicara dengan Haechan sebentar" ujar Jaehyun tanpa babEomma langsung menarik Haechan ke tempat yang agak jauh agar perbicangan mereka tidak di dengar oleh orang lain

"Lee Haechan. Katakan padaku kenapa kau tiba-tiba menghilang dan siapa pria itu?!" desak Jaehyun kesal. Jaehyun mencoba menahan amarah nya tapi perasaan in terlalu menganggu nya. Apa Jaehyun sedang.. cemburu?

"Ka-Karena Su-sudah waktu nya aku pergi.." lirih Haechan

"kata siapa kau bisa pergi begitu saja, eoh? Kau tau betapa frustasi nya aku? Aku mencarimu keberadaan mu dan tak satupun dari mereka yang mau memberitahu padaku. Aku hampir gila karena kau Lee Haechan dan sekarang kau tiba-tiba muncul dengan pria lain! Apa kau sedang mempermainkan aku sekarang?"

"apa katamu? Mempermainkanmu? Aku tidak pernah melakukan itu. Dan kenapa juga jika aku pergi dan bersama Daereum. Tidak ada salahnya kan? Hyung ini kenapa sih, Hyung cemburu ya?"

Kalimat terakhir Haechan berhasil membuat kedua nya terdia. Haechan yang merasa terlalu pede dan keceplosan hingga membuatnya cukup malu sekarang. Memang dirinya ini siapa nya Jaehyun sampai dengan pede nya bertanya seperti itu?

Sedangkan Jaehyun. Ia menelaan ucapan Haechan sebaik mungkin. Semua hal yang di alami nya memang sudah jelas. Sudah cukup 1 minggu yang penuh dengan rasa tersiksa. Semua kekhawatiran dan juga kebimbangan akan Jaehyun selesaikan sekarang. Jaehyun memutuskan untuk menegaskan semua nya.

Lee Haechan. Sayang sekali tapi kau memang tidak menghindar.

Keduanya harus menyelesaikan semua perasaan masing-masing. Iya kan?

Jaehyun mau Haechan kembali padanya.































"Benar. Aku cemburu Lee Haechan. Dan kau harus bertanggung jawab."

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

. To Be Continue..

Continue Reading

You'll Also Like

190K 17.5K 30
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
56.7K 8.4K 20
Renjun mengalami sebuah insiden kecelakaan yang membawa raganya terjebak di dalam mobil, terjun bebas ke dalam laut karena kehilangan kendali. Sialny...
331K 6.3K 14
DON'T BE PLAGIARISM! Jangan lupa krisar, vote, dan follow ya Isinya one shoot atau two shoot jorok dengan pair jaeyong. (anal, boypussy, genderswitch...
169K 17.3K 68
FREEN G!P/FUTA • peringatan, banyak mengandung unsur dewasa (21+) harap bijak dalam memilih bacaan. Becky Armstrong, wanita berusia 23 tahun bekerja...