Seventeen but Fifteen

Oleh chxcocia

1.8M 240K 16.5K

Kalau saja ia tidak menuruti mamanya untuk pergi ke supermarket, mungkin saat ini ia tidak akan terjebak dida... Lebih Banyak

Prolog : Zora Anindithya
01. Sedikit tentang Qiandra
02. Awalan yang buruk
03. Back to School
04. Berhenti menganggu!
05. Nathanael Gionino
06. Gara-gara susu matcha
07. Orion Cakrawala
08. Giovano Lucian Alskarain
09. Zico Arkana
10. Ia ... masih hidup?
11. She mad
12. He knows
13. Kemajuan pertama
14. Kemajuan kedua
15. Pembalasan untuk Shaga
16. Rencana balas dendam
17. Teman baru?
18. Alfa dan Theta
20. Ana dan teman-teman barunya
21. Nathan mengetahuinya?

19. Permintaan maaf

56K 9.9K 726
Oleh chxcocia

Orion menggigit Ichigo Sandwich yang berada ditangannya dengan tenang. Pria itu tampak menikmati sarapan paginya yang ia beli dari Qiandra saat ini.

Akhir-akhir ini, hampir setiap hari ia sarapan dengan strawberry, entah itu kue ataupun makanan lainnya.

Orion bukanlah seorang maniac strawberry seperti Qiandra, tetapi ia juga bukan tipe orang yang tidak menyukai strawberry. Jadi baginya ini tidak masalah.

Kepala Orion menoleh kesamping begitu menyadari Shaka yang memasuki kelas dengan sebelah tangannya yang juga memegang Ichigo Sandwich.

"Lo beli juga?" Pertanyaan itu seketika keluar dari bibir Orion, ketika Shaka mendekat ke mejanya.

Shaka mengangguk. Ia menaruh tas nya diatas meja. Memang, ia juga membeli bekal yang harganya 70 ribu itu dari Qiandra. Tidak murah memang, tapi tidak apa-apa.

"Fisika lo udah? Bagi dong." Pinta Shaka sembari mengeluarkan buku fisikanya.

"Kenapa ga minta Shaga?" Tapi tak urung cowo itu tetap mengeluarkan bukunya dari dalam laci.

"Males ah, ntar yang ada gue diceramahin," Shaka menatap Shaga yang juga baru masuk kedalam kelas. Tanpa peduli lagi, ia segera menyalin buku tugas Orion ke dalam bukunya.

Shaga hanya menatap sekilas Shaka, kemudian duduk disamping cowo itu. Ia mengeluarkan ponselnya dan sibuk berselancar disana.

"Qiandra suka apa?"

Shaka menoleh pada Shaga. Tangannya yang sedang menulis itu seketika berhenti sebentar. Kemudian cowo itu menatap kebelakang, dimana Orion sibuk dengan ponselnya serta sebelah bangkunya yang seharusnya ada Revan itu kosong. Kursi Ken juga kosong yang artinya dua orang itu belum datang.

Shaga menoleh pada Shaka. "Lo ga tau?"

Shaka kembali menatap Shaga. "Lo nanya gue?"

Shaga berdecak. Shaka tertawa.

"Sorry-sorry, tapi ngapain lo nanya tentang dia?"

Shaga tampak berpikir sebentar. Ia hendak mengeluarkan isi pikiran yang akhir-akhir ini terus mengganggunya, tetapi tidak jadi. Jadi yang keluar dari mulutnya hanyalah, "Kepo!"

Shaka mencelos. Kenapa kembarannya sekarang ini justru ketularan Qiandra?

"Tau ga?" Desak Shaga kembali.

Shaka kembali terfokus pada pertanyaan Shaga. Ia tampak menimang sebentar. Matanya tertuju pada sandwichnya yang hampir habis. "Strawberry?"

"Susu strawberry!"

***

Hanya dengan diterangi sinar bulan, mata Zora sama sekali tidak lepas dari komputer dihadapannya. Jam sudah menunjukkan pukul 2 malam, tapi Zora sama sekali tidak berminat beranjak dari tempak duduknya sekarang.

Kamar itu hening, hanya terdengar ketukan keyboard yang beradu dengan jari-jari manis Zora. Hawa terasa mencekam karena angin malam yang terus masuk dari jendela kamar Qiandra.

Tapi Zora tampak tak peduli. Ia terus-terusan sibuk membedah isi komputer Qiandra. Mencari informasi apapun yang bisa ia dapatkan.

Kali ini ia mengerti, ada satu hal yang perlu ia lakukan dalam tubuh Qiandra ini. Karena dengan hal ini, ia bisa mencapai dua tujuan sekaligus.

Kembali ke tubuh aslinya dan mengancurkan keluarga itu diam-diam.

Ia tidak peduli jika ia akan ribut dengan Qiandra nanti sekalipun. Syukur-syukur jika gadis itu masih hidup sampai sekarang. Ia jadi sedikit penasaran kemana ia sekarang.

Tapi apa pedulinya? Fokusnya kali ini hanya satu, mencari penyebab Qiandra dibenci dikeluarga itu.

Zora menghela nafas. Ia menjatuhkan punggungnya ke senderan kursi, kemudian memejamkan matanya yang rasanya seperti tersisa 1 watt itu. Tangannya bergerak menyeruput susu strawberry yang ada diatas meja.

Hidup Qiandra memang tidak ada gunanya. Memang paling benar ia mati saja. Kalau keluarga gadis itu aslinya waras, mungkin ia tidak perlu bersusah payah untuk kembali ke raga aslinya.

Lihatlah, disekolah ia dibully. Dirumah ia dibenci. Kerjaan sehari-harinya hanya menulis novel. Bukannya ia sibuk melawan ataupun mencoba berbaikan dengan keluarganya, ia justru sibuk dengan dunia fantasinya itu.

Zora membuka matanya, ia kembali menghela nafas kasar.

Tuk! Tuk! Tuk!

Jari telunjuknya beradu dengan meja. Ia tampak berpikir sejenak.

Bagaimana cara ia memulai investigasi kali ini?

Matanya menatap ke sekeliling kamar Qiandra. 90% masih sama seperti ketika ia datang pertama kali ke kamar ini. Fokusnya kemudian terhenti pada setumpuk dus yang berada disudut kamar. Ah, kecuali yang satu ini.

5 Dus susu yang sudah tiba ketika ia pulang sekolah tadi sore. Siapa yang mengirimkan 5 dus susu strawberry ke kamarnya seperti ini?

Kalau bukan karena sticky notes yang tertera dipaling atas dus tersebut mungkin ia akan berpikir bahwa itu adalah pemberian Gio.

Maaf.

Hanya itu yang tertulis disticky notes bewarna kuning itu. Siapa lagi yang mengirimnya kalau bukan Shaga?

Dasar cowo sialan itu! Ia pikir rasa benci dihatinya bisa menguap begitu saja hanya dengan 5 dus susu strawberry sebagai sogokan?

Itu tidak sebanding. Kakaknya bisa membelinya, bahkan lebih. Lagipula, cowo itu sudah terlalu terlambat. Kenapa tidak dari kemarin-kemarin?

Zora menghela nafas. Tapi tak urung gadis itu tetap mengonsumsinya seperti yang ia lakukan saat ini.

Prinsipnya, rezeki tidak boleh ditolak.

Tanpa sengaja sudut ekor matanya menangkap sebuah foto keluarga yang dibingkai dimeja belajar Qiandra.

Mata Zora menyipit.

Foto itu lengkap. Semua orang ada. Dimulai dari Arka, Ghina, Gio, Shaga, Shaka, Qiandra, dan ...

"Haish!"

Zora beralih mengambil ponsel yang tergeletak diatas meja. Jarinya menari-nari diatas ponsel, mencari sebuah kontak yang pasti bisa membantunya.

'Nomor yang anda tuju sedang sibuk. Cobalah beberapa saat lagi.'

Zora berdecak kecil. Ia kembali mencoba menelpon.

'Nomor yang anda tuju sedang—'

Zora kali ini berdecak dengan keras. Apa yang dilakukan orang ini dijam 2 pagi sehingga berani tidak mengangkat telponnya?

"Kalau kali ini ga diangkat, gue—"

'Halo?'

"LO—"

'Kalau ga penting gue mantiin.' Terdengar suara serak dari seberang sana.

"Queena Alskarain. Anak angkat keluarga Alskarain."

Dari seberang sana, tampak Zico menjauhkan ponselnya dari telinganya, menatap username yang tertera diponselnya dengan mata yang tampak sayu.

'Lo Zora, kan?'

"Bukan! Nenek moyang lo!"

Zico terkekeh. Maklum, ia masih tidak terlalu familiar dengan suara baru adiknya ini. Pria itu menatap tubuh asli Zora yang berada diatas brankar, kemudian beranjak keluar meninggalkan kamar itu.

'Anak Alskarain kenapa? Dia gangguin lo?' Zico menutup pintu ruang rawat Zora dengan hati-hati.

"Ngga, tapi bantu gue buat cari asal usul tuh anak. Kalau perlu sampe nenek dari nenek kandungnya lo cari."

Zico mengerutkan keningnya. 'Buat apa?'

"Lo ga ngerasa aneh gitu? Ngapain mereka angkat anak padahal anaknya udah banyak?"

Terdengar kekehan dari seberang sana. Zico tertawa kecil. 'Kenapa ga lo tanya bapak kesayangan lo aja?'

"YA MENURUT LO?!"

Zico sontak menjauhkan ponsel dari telinganya begitu suara Zora melengking menusuk indera pendengarannya.

Zico kembali terkekeh. 'Iya-iya, tapi gue ga janji, nyari data diri orang ga semudah itu.'

Kali ini giliran Zora yang tertawa. "Itu alesannya kenapa gue nelpon lo."

─────────────────────────

Mulai dari sini mungkin updatenya agak lambat. Draft aku udah habis soalnya :D

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

1.6M 114K 76
[Brothership] [Not bl] Setiap orang berhak bahagia, meskipun harus melewati hal yang tidak menyenangkan untuk menuju kebahagiaan. Tak terkecuali Erva...
814K 70.7K 44
Setelah kematian ibunya Rayanza yang tadinya remaja manja dan polos. Berubah menjadi sosok remaja mandiri yang mampu membiayayi setiap kebutuhan hidu...
3.6M 289K 48
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
779K 36.7K 41
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...