Maaf atas typo dan kesalahan lainnya yang tidak disengaja. Mungkin karakter boboiboy dan yang lainnya disini akan sedikit OOC
Boboiboy © Animonsta
Sound yang cocok : tinylight (Ed jibaku Shounen hanako-kun)
Spesial untuk kak SunshineThornie
Maap kak kalau tidak sesuai dengan ekspetasi kakak
Telat lagi😭
Jika kamu tidak suka, kamu bisa menekan tombol back
Happy Reading!
_ ONESHOOT BOYA _
Boboiboy bin Amato
Anak dari Amato&Almarhummah Mira dan juga cucu dari Tok aba ini dikenal sebagai remaja laki laki yang begitu tampan, penuh semangat, baik, pintar, positif aura dan multitalenta
Boboiboy adalah orang yang dikenal dengan kebaikan hati dan keramahannya. Dia sangat baik hati dan selalu tolong menolong.
Maka tak jarang orang orang diakademi rintis (asal sekolahnya) mengenalnya. Terutama para siswi. Dia terkenal akan cowok idaman diAkademi Rintis.
1 tahun bersekolah diAkademi Rintis, menjalani hidup sebagai siswa, mengurus kedai itu Benar benar berharga untuknya. Masa remajanya benar benar terisi dengan indah
Tapi sayangnya
Itu tak bertahan lama
Sebelum sebuah ujian menimpanya
~Rintis Hospital
Boboiboy tidak tau. Rasanya putus asa, kosong dan hampa. Yang dirasakannya apakah dirasakan oleh orang juga?
Didiagnosis terserang penyakit Leukimia di umur 16 tahun
1 tahun terisolasi dirumah sakit, diruangan yang penuh bau obat obatan dan rasa kesakitan
Sungguh
Bukannya dia tak bersyukur, hanya saja rasanya berat, pengab dan sepi
Memang Tok aba dan ayahnya selalu menemaninya. Tapi ada yang terasa kurang. Waktu remajanya ia habiskan diruangan penuh kehampaan
Tak ada yang tau tentang penyakitnya, teman temannya hanya tau dia pindah sekolah tanpa merasa khawatir.
Selama 1 tahun
Pengobatan nya tak menghasilkan apa apa hanyalah kesakitan yang dirasakannya
Duduk dengan lemah dibangku rofftop rumah sakit. Memandang awan yang begitu teduh dan nyaman.
Kembali lagi
Boboiboy hanya bisa menenangkan diri setelah melihat langit yang begitu menenangkan
Tapi sepintas ada satu pemikiran yang lewat
Apakah masih ada harapan untuknya hidup?
CKREK
Suara potret dari kamera membuat boboiboy kaget. Dia segera menoleh pada seseorang yang entah siapa.
Seorang gadis berkerudung pink memakai baju sekolah berdiri disampingnya sambil memegang kamera. Dia tersenyum manis
Gadis itu dengan semangat duduk disebelah boboiboy yang masih mengendalikan rasa kagetnya
"Assalamualaikum, maaf haii perkenalkan namaku Yaya" dengan santai gadis itu berkenalan
Boboiboy terdiam, siapa gadis ini? Tiba tiba muncul?
"Waalaikumsalam"
Dia sepertinya seumuran dengan Boboiboy, memakai baju gamis berwarna magenta muda dengan bagian tangan putih dan kerudung berwarna baby pink. Dilehernya bergantung kamera yang nampak antik
"Ah maaf mengagetkanmu"
"Ah iya tak apa, oh iya perkenalkan nama ku Boboiboy" Suara itu penuh kekosongan, hanya lah suara yang tanpa terisi jiwa. Hazel yang dingin itupun tak ingin beralih dari langit yang nampak sangat tenang
Gadis bernama Yaya itu terdiam, dia ikut memandang langit.
"Yaya kau pasien rumah sakit ini?" Tanya boboiboy tanpa mengalihkan pandangan
"Bukan, aku hanya tukang foto hhe"
Hanya angin yang berhembus pelan. Keheningan yang terjadi membuat suasana menjadi sedikit canggung
"Emm Maaf, boboiboy punya penyakit apa?" Gadis itu bertanya memandang Boboiboy yang nampak terdiam menutup mata menikmati Angin yang menerjang
"Leukimia" biasanya boboiboy jarang menjawab pertanyaan orang yang berkaitan dengan penyakitnya
Kali ini bolehlah Boboiboy membuka tentang apa penyakitnya?
Bahkan hati dan pikirannya?
Dia kesepian
Semangat hidupnya menurun
Dia membuka matanya, hazel yang kosong nampak begitu menandakan kesepian "Apa menurutmu, aku bisa hidup dan sembuh?"
Bodohnya Boboiboy bertanya, tidak mungkin kan? Ah tidak apa Boboiboy siap mati, dia ingin segera bertemu ibunya
Senyum kecut terlihat dibibir tipis Boboiboy "Bodoh sekali aku bertan-"
"Tentu saja bisa"
Boboiboy tersentak, dia menoleh pada Yaya yang tersenyum lembut sambil memegang kameranya
"Asalkan kau tidak patah semangat untuk menjalaninya"
Keduanya terdiam Saling menatap. Karamel dan hazel yang bertatapan itu seolah sedang tarik menarik.
Boboiboy menunduk "Tapi tetap saja aku akan meninggal, bukankah sama saja usaha ku sia sia untuk sembuh?"
"HEYY!" suara galak itu mengagetkan Boboiboy
Tetapi
Itu telah merubah pandangannya
"Kata siapa akan sia sia? Suatu penyakit bisa diartikan sebagai ujian. Anggap ini ujian hidup yang diberikan Allah untukmu dengan spesial. Mungkin yang kita alami sekarang rasa sakit fisik atau mental adalah ujian dan juga penggugur dosa yang Allah berikan. Memang mau bagaimana pun kita akan kembali pada Yang Maha Kuasa. Tapi bukan berarti kita berusaha sembuh, usaha kita akan sia sia. Apa yang kita usahakan bukan hanya tentang penyembuhan tapi yang kita perjuangkan adalah kita bisa atau tidak melewati ujian yang Allah berikan"
Hari itu, dijam 15.00 sore, ditanggal 5 Agustus
Boboiboy bertemu seorang gadis yang benar benar memotivasi dirinya.
.
.
Boboiboy tidak tau
Apa ia boleh senang dengan hal seperti ini?
Bagaimana dia tidak senang? Ruangan yang begitu pengap, sepi dan gelap. Kini terisi oleh cahaya dan juga oksigen baru baginya
"Assalamualaikum, haii"
Di jam yang sama
Dan senyum itu, senyum yang sama seperti hari yang membuatnya terus bersyukur telah dipertemukan dengan gadis didepannya
"Hhe aku tidak mengganggu kan?" Tanya nya dengan ceria sambil membawa sekeranjang buah.
Kali ini dia memakai rok hitam dan atasan sweater orange lembut dipadukan dengan kerudung hitam dan dikaitkan dibahu dengan bross berwarna senada dengan atasan. Kamera itu tampaknya selalu ia bawa kemana mana.
Tampak manis
'eh apa yang kau ucapkan Boboiboy!' Boboiboy sedikit canggung entah apa yang ingin ia ucapkan.
Sudah lama tak ada orang yang menjenguknya.
Yaya, gadis itu berjalan kearahnya. Dia kemudian duduk di kursi sebelah ranjangnya sambil memangku keranjang yang berisi apel.
"Aku datang untuk menjenguk mu. Maaf jika menganggu yaa"
Dia tersenyum dengan manis
Apa salahnya Boboiboy menikmati waktu bersama gadis didepannya?
"Terima kasih telah datang menjenguk, tidak mengganggu kok, justru aku senang, sudah lama tak ada yang menjenguk"
Tidak apa apa jika Boboiboy jujur sedikit kan?
"Ah iya, aku bawakan apelll! Mau kukupaskan?"
Apa kebahagiaan yang dirasakannya bukanlah suatu kebohongan?
Boboiboy tersenyum bahagia, sampai sampai matanya menyipit "Apa boleh?"
Yaya mengangguk dengan semangat "tentu boleh"
Boboiboy tau
Tidak baik percaya ada orang yang baru ia kenal
Tapi kenapa rasanya dia sangat mengenal gadis didepannya?
Siapa gadis bernama Yaya ini sebenarnya?
"Yoshh sudah kukupaskan dan dipotong potongg! Coba Aaaaa"
Yaya menyodorkan satu potong apel padanya dengan semangat. Boboiboy menerima suapan apel itu dengan haru
Hatinya menghangat
Seolah dia menemukan sebuah cahaya di ruang hatinya yang gelap
Tapi apakah cahaya itu akan lenyap?
"Ah iya kau sangat suka memotret ya?" Boboiboy bertanya pada yaya yang memotret apel yang telah dipotongnya.
Yaya menoleh padanya, dia tersenyum dengan hangat "Iya aku sangat suka, terlebih lagi jika itu sangat berharga"
Berharga?
Apa maksudnya?
.
.
Lama kelamaan Boboiboy dan yaya menjadi semakin dekat
Telah ada dua Minggu lebih mereka selalu bertemu. Perawatan yang Boboiboy jalani dengan teratur membuat keadaan kesehatannya semakin baik. Sang Atok dan ayahnya begitu bahagia setelah mendengarnya.
Dijam sama itu, setelah kabar gembira itu
Yaya sama sekali tak hadir
Apa Boboiboy terlalu berharap?
Boboiboy menatap pintu kamar inapnya dengan sedih. Ditemani sang ayah diruangan inap Boboiboy tetap merasa sepi tanpa gadis itu didepannya.
Sang ayah Amato yang memperhatikan anaknya itu memandang nya penuh tanya
"Ada apa Boboiboy? Kau seperti menunggu seseorang?" Boboiboy menoleh lalu dia menunduk sebentar
Sesaat dia mengingat kebersamaannya dengan yaya kemudian tersenyum
"Apa ayah tau? Ada seorang gadis yang selalu menjenguk Boboiboy disini. Dia—"
Belum sempat menyelesaikan ucapannya Sang ayah tersenyum memotong "whoaa anak ayah sudah main cinta cinta-an?"
BLUSHHHH
Pipi dengan warna pucat itu memerah "B-bukan lah"
"Hmm lalu?"
"Dia selalu menyemangati Boboiboy, awalnya Boboiboy rasa boboiboy takkan bisa sembuh dan mati percuma. Tapi Yaya menasehati Boboiboy. Dia mengatakan bahwa yang dijalani Boboiboy sekarang adalah ujian. Ujian hidup Boboiboy sendiri"
Sang ayah mengelus kepala anaknya itu. Merasa terharu dengan perkataan Boboiboy.
Tapi
Matanya melengkung sedih. Amato tak tau, sampai kapan Boboiboy akan ada bersamanya. Amato hanya Berharap satu hal, Boboiboy bisa masih tetap ada bersamanya menikmati waktu waktu nya.
Hingga sang ajal menjemput nya
Cklek
"Assalamu'alaikum"
Amato dan Boboiboy menoleh. Seketika senyum merekah didapati dibibir Boboiboy
"Waalaikumsalam, Yaya!"
Tapi kenapa?
Kenapa Amato terlihat kaget? Bahkan manik karamel Yaya ikut membulat melihatnya?
.
.
Setelah kejadian Minggu kemarin, sang ayah bertemu dengan gadis yang selalu memotivasinya.
Boboiboy merasa ada sesuatu yang aneh?
Seperti kemarin sang ayah bertemu dengan yaya, dia seperti kaget bukan kepalang
Flashback on
"Waalaikumsalam, Yaya!"
Hati boboiboy telah bahagia ketika melihat senyum manis milik gadis diambang pintu itu
Tapi sesaat kemudian wajah manis itu berubah kaget. Boboiboy menoleh pada sang ayah. Ekspresi serupa didapatkannya di wajah keriput ayahnya.
Ada apa sebenarnya?
"Yaya?"
Eh ayahnya mengenalnya?!!
"P-paman selamat s-sore" Yaya menyapa dengan gugup. Dia masuk dengan pelan
"Ayah mengenal yaya?" Boboiboy bertanya dengan heran
"Tentu dia tetangga kita, kau tidak tau?"
"Tetangga?" Beo Boboiboy heran
"Iya, dia tinggal pas sekali disebelah rumah kita"
Yang benar saja, Boboiboy baru tau.
Flashback off
Ah Boboiboy baru tau, Yaya adalah tetangga Nya. Selama beberapa tahun tinggal disana. Boboiboy sama sekali tak pernah melihat Yaya
Yang benar saja, apa ayahnya berbohong?
Tak mungkin, ayahnya selalu jujur
Boboiboy menatap lekat Yaya yang sedang berbicara dengan sang ayah. Ada rasa gugup yang Boboiboy lihat Dimata Yaya.
Ayahnya bilang, Yaya adalah anak dari Makcik Wawa. Tetangganya yang selalu memberinya sekantong biskuit coklat
Sungguh, Boboiboy baru tau tetangganya yang baik hati itu memiliki anak perempuan. Yang dia lihat makcik Wawa selalu bersama seorang anak laki laki kecil.
Jika di perhatikan lagi wajah Yaya memang mirip dengan makcik Wawa.
Tunggu
Perasaan Boboiboy atau hanya salah lihat
Kenapa Yaya terlihat pucat dan kelelahan?
"Yaya? Kau sedang sakit?"Boboiboy bertanya dengan khawatir
"Tidak tuh, aku baik baik saja sangatttt baikkkk" dia menjawabnya dengan senyuman. Tapi kenapa senyum itu terlihat kecut?
"Hei kalau sakit lebih baik jangan bertemu aku dulu. Jangan terlalu memaksakan diri"
Yaya menyilangkan kedua tabgannya didada "Geer sekali. Aku tidak memaksakan diri untukmu tau!"
"Aku tidak bilang soal memaksakan untukku, baka. Ohohoho apa jangan jangan kau naksir pada ku yaa?"
"Hilih Pd"
"Gak papa gak ganteng yang penting PD" pasien khusus itu menampilkan senyum narsis
(Astagfirullah gak ganteng darimana coba😥)
"Pak cepak cepak jederr" dengan malas Yaya menyahut dengan bibir cemberut
"Yang ikhlas dong nyanyi ya!"
Seolah dunia milik berdua. Mereka melupakan seorang pria tua yang duduk di sofa. Dia melihat kebersamaan seorang anak gadis dan anak remajanya tertawa begitu bahagia
Amato tersenyum manis kemudian tanpa suara dia pergi membiarkan kedua remaja pasangannya itu sibuk dengan dunianya.
Kaki jenjang itu menyusuri lantai koridor rumah sakit. Hingga akhirnya dia bertemu dengan taman yang begitu sejuk dipandang.
Pasien yang sedang menikmati udara sejuk dan merenung itu ditemani para suster dan keluarganya masing masing
Hazel Amato melirik seorang wanita yang duduk di bangku taman. Dia mengenalnya, sontak Amato menghampirinya dan menyapanya
"Wawa?"
Wanita itu menoleh padanya. Air mata berderai jatuh mengenai kerudung yang dipakainya.
Pandangannya terlihat putus asa
Sejenak Amato melihat secarik kertas yang dipegang Wawa kemudian Amato menundukkan pandangannya sendu.
"Yaya dan Boboiboy ya?"
.
.
Kita tidak tau pasti siapakah orang yang berjodoh dengan kita
Tapi
Kita tau bahwa kematian telah lebih dulu berjodoh dengan kita
Itu yang boboiboy selalu pikirkan
Diusianya yang memang sedang pesat pesatnya cinta-cintaan, boboiboy terbaring di ranjang rumah sakit.
Diusianya ketika orang orang memikirkan tentang jodoh mereka. Boboiboy memikirkan, kematian yang akan menghampirinya.
Jodoh yah?
Hahh, Boboiboy tak berpikir bahwa dia akan bertemu jodohnya atau tidak
Tapi bolehkah Boboiboy berharap
Gadis yang sedang memotret awan dihadapannya adalah jodohnya?
"Hey kau tidak apa apa terus berdiam di rofftop seperti ini?"
Padahal mereka baru saling mengenal. Kenapa Boboiboy bisa langsung jatuh hati pada gadis yang baru ia kenal selama 3 Minggu lebih
Perhatiannya, kelembutan hati nya, ketegasan mata dan sikapnya itu terlalu memikat.
"Tidak apa apa aku menikmati udara. Justru aku yang bertanya apa kau tidak apa apa? Kau terlihat pucat Yaya"
Sekali lagi Boboiboy bertanya tentang kondisi Yaya. Gadis itu semakin pucat setiap harinya
Ada apa sebenarnya?
"Aku sungguh tidak apa apa, jangan khawatir aku Hanya kecapekan"
"Jikalau kau sedang sakit tak seharusnya kau terus datang kemari"
"Aku tidak apa apa, sungguh Boboiboy"
Ada yang berbeda. Entah kenapa boboiboy rasa, yaya menutupi sesuatu. Yaya terdiam keduanya saling menatap sehingga dia memutuskan kontak matanya.
Keduanya kini sibuk pada pikirannya masing masing. Yaya yang masih memotret dan Boboiboy yang terjebak didalam pemikirannya sendiri
Tak sadar Boboiboy bangkit dia menghampiri tembok pembatas rofftop. Lalu melihat kota dari atas langit itu. Gedung pencakar tinggi, rumah rumah kecil, gunung bisa terlihat dari atas sini
Apa Yaya tidak percaya padanya? Hingga dia menutupi kondisinya?
Atau Yaya hanya tak ingin dirinya khawatir?
Sebenarnya selama ini Yaya menganggap dirinya apa?
Ckrekk
Suara kamera itu berhasil menarik Boboiboy dari pikirannya. Dia dengan pelan membalikkan badan dan tersenyum
"Kau memotret apa? Awan? Burung? Atau sebuah pemandangan?"
Yaya yang sedang melihat hasil jepretan kamera itu tersenyum manis. Pipinya merona dengan tipis
"Kurasaa, sesuatu yang berharga bagiku"
.
.
Boboiboy tau
Dia seharusnya tidak terlalu berharap pada yang namanya manusia
Tapi dia benar benar berharap yaya bisa datang sekarang
Apa yang terjadi?
Sudah 3 hari Yaya tidak datang menjenguknya. Ada apa kira kira. Biasanya gadis penggila kamera itu selalu datang setiap hari
Sang ayah, sedang mencari tau keadaan anak gadis tetangganya itu
Boboiboy terdiam, dia menunggu, menatap langit yang terlihat mendung
Tess
"Ah mimisan lagi"
Cklek
Dengan refleks Boboiboy menoleh, berharap gadis yang biasanya selalu ada disisinya itu hadir
Harapannya patah
Itu ayahnya, amato
Amato menghampiri anaknya, duduk disisi ranjang. Dia menghela nafas. Lalu mengelus kepala Boboiboy
"Mimisan lagi?"
"Iyaa"
Dan setelah itu hanya ada pandangan sendu dari Amato
.
.
"Kau ingin tau kondisi yaya kan nak?" Boboiboy mengangguk dengan cepat
"Kau janji tidak akan shock?"
DEG
"Apa maksud ayah?"
Ruangan yang sama bahkan bersebelahan dengannya, baju yang sama dengan kerudung pink yang menutupi auratnya.
Wajah cantik itu pucat
"Yaya?!"
Gadis bernama Yaya itu tersenyum. Tapi membuatnya terlihat miris dengan lingkaran hitam dibawah matanya dengan jelas
Hazel itu bergetar ketika melihat selang impusan yang menancap pada lengan kiri yang biasanya gadis itu gunakan untuk memegang kamera
"Haii"
Boboiboy dibantu sang ayah duduk di bangku yang disediakan disana.
"A-ahahahaha terbalik ya, sekarang kau yang menjengukku" Yaya dengan canggung tersenyum.
Dia merasakan aura tidak enak dari Boboiboy. Sepertinya laki laki itu marah
"Paman keluar dulu ya Yaya"
"A-ahaha iya Paman"
Setelah itu hanya ada keheningan. Yaya berkeringat dingin. Dia menghela nafas
"Bob—"
Grep
"Kau berbohong"
Suara parau itu membuat nafas Yaya tercekat. Tangan yang tak tertancap jarum impusan itu digenggam erat
"Kau bilang kau baik baik saja, kau berbohong"
Sebuah sandaran kepala ia dapatkan di lengan kanannya yang digenggam. Dia merasa air mengenai baju lengannya
"Kau berbohong"
Yaya terdiam, matanya terlihat kosong. Sebelum tangan yang tertancap jarum impusan itu menyentuh kepala belakang Boboiboy.
"Maafkan aku"
Dan setelah itu hanya ada tangisan dalam diam didalam ruangan yang hampa itu.
Dibalik pintu, pria tua itu sepenuhnya melihat keadaan keduanya. Dia menghela nafas kasar dan menggigit bibirnya sendiri seolah menahan tangisannya
"Aku berharap kalian akan selalu bersama"
.
.
Setelah kejadian kemarin, Boboiboy sama sekali belum ingin bertemu Yaya.
Bukannya dia tak percaya lagi apalagi tak ingin menjadi teman Yaya lagi
Hanya saja entah kenapa rasanya kecewa dan Boboiboy takut
Rasa takut meliputi hatinya, entah apa itu.
Boboiboy terdiam dia terus memandang langit. Kini langit selalu mendung. Hujan selalu membasahi tanah rumah sakit
Apa itu sama seperti hatinya?
Cklek
"Boboiboy!!"
Suara cempreng khawatir, khas India dan suara datar namun khawatir itu terdengar
Boboiboy merasa kenal
Sebelum dia bisa menoleh, sebuah pelukan erat dia dapatkan
"Dey Boboiboy kenapa tak bilang hiks kau sakittt"
"Ya lorp, kenapa tak bilang hiks!"
"Dasar bodoh!"
Rasa haru menyapa hati boboiboy. Sahabat sahabatnya datang menjenguknya
Tak sadar air matanya ikut jatuh
"Hiks kenapa kalian menangis"
"Kau tak pernah bilang tentang penyakit mu bodoh hiks"
"Dey jangan hiks terus panggil bodoh"
"Seharusnya kau bilang pada kami Boboiboy!"
"Nanti jika ada apa apa bagaimana hiks kami tidak tau tentang kondisi mu! Tidak tau keadaannya seperti apa hiks!"
Boboiboy tersenyum tipis ditengah air matanya berjatuhan dengan derasnya
Dan setelah itu hanya ada keempat sahabat kecil yang bercengkrama didalam tangis
Mereka tak menyadari gadis berkerudung pink yang bersandar pada daun pintu. Dia menunduk namun tersenyum
"Setidaknya dia tidak akan lagi kesepian"
.
.
Telah ada 1 Minggu Boboiboy dan yaya tak bertemu.
Rasa rindu cukup melekat dalam hati boboiboy
Meski sahabatnya selalu datang, entah kenapa ada rasa kosong dalam hatinya. Sebenarnya apa yang harus dilakukannya
Dia mungkin kecewa pada Yaya
Tapi kenapa reaksinya harus sebesar itu pada yaya?
Entahlah Boboiboy bingung
Di seperempat malam seperti ini boboiboy belum bisa tidur. Pikirannya penuh dengan gadis bernama Yaya itu
Ada apa? Rasanya cemas membelenggu hatinya
Menghela nafas Boboiboy terdiam menatap ruangannya yang sepi
“itoshii” to ietara
Jika aku mengatakan "Kamu Sangat berharga"
Samar samar, Boboiboy mendengar sebuah lantunan lagu. Dijam seperti ini? Siapa?
Entah kenapa, dia ingin melihatnya
Boboiboy turun dari ranjangnya. Dia melangkah keluar ruangannya. Sepi, hening dan gelap dirasakannya
Hanya ada beberapa suster, perawat dan dokter yang berlalu lalang dihadapannya
kokoro wa karuku naru ka na?
Apakah ini akan membuat hatiku terasa lebih ringan?
Suaranya nampak dia kenal, dia terus berjalan menyusuri koridor. Berusaha mencapai suara tersebut
Apa yang dirasakannya sekarang?
tozashita tobira no mukou de, kasuka na koe ga kikoeteru
Disisi lain dari pintu yang tertutup, aku bisa mendengar suara lemah
Suaranya nampak parau. Langkah demi langkah yang yang dia jalani entah kenapa semakin berat
Rasa sakit di kepalanya dengan hebat menumpuknya
Tapi dia memaksakan diri untuk terus berjalan
fumidasu koto sae mo dekinai kara, kodoku ni yorisotteru
Aku bahkan tak bisa melangkah keluar, jadi aku tetap dekat dengan kesepian
Dia menemukan asal suaranya. Semakin jelas dan semakin terdengar suara yang nampak semakin menahan tangis
Dihadapannya dia berjalan dengan tertatih tatih memegang pegangan disisi dinding
Kerudung pink itu terlihat tercemari darah, hingga dia mendongak
Boboiboy menahan nafasnya. Rasa sakit di kepalanya menambah dengan mual yang dirasakannya
Cemas dihatinya semakin membelit. Dia mendekatinya dengan getar ketakutan
tada massugu na mama negau tsuyosa mo
nakidashisou ni naru moroi jibun mo
Kekuatan untuk menghadapi apa yang aku inginkan dengan jujur
Diriku yang rapuh yang akan nenangis
Berusaha menyelesaikan lagunya. Nampak air mata mengalir bersamaan dengan darah yang mulai merembes dari sisi matanya
BRUGH
Kemudian gadis itu jatuh terduduk Dengan keras. Boboiboy memegang dadanya yang terasa sesak. Boboiboy mempunyai leukimia tidak mempunyai riwayat jantung
Tapi kenapa?
Boboiboy berusaha menggapai gadis dihadapannya. Dirinya telah bersimpuh memegang kepalanya sendiri. Rasanya terlalu jauh
kimi ga inakya shiranakattan da yo
guuzen no naka de unmei wo mitsuketa
Aku tidak akan tahu Jika bukan karena kau
Secara kebetulan aku menemukan takdirku
Dia tersenyum. Air mata dengan darah itu tercampur satu.
Bulan yang menjadi saksi itu hanya bisa menerangi anak Adam dan hawa yang saling terkait namun terjebak suatu benang
Sebelum kegelapan menghampiri pandangannya
kimi ga iru dake de sekai wa kawatta
Hanya dengan kau berada di sini, dunia telah berubah
Dia melihat sebuah senyum
"Terima kasih"
To be Continue
Oneshoot lainnya menyusul
Sayang dan peluk hangat dari ice💙